Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen umum dalam
sistem pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga yang menjadi objek atau
sasaran manajemen adalah sistem yang berlangsung (Notoatmodjo, 2007).
Manajemen

pelayanan

kesehatan

berarti

penerapan

prinsip-prinsip

manajemen dalam pelayanan kesehatan agar sistem dan pelaksanaan


pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan baik dan efisien, sesuai dengan
prosedur, teratur, dapat menempatkan orang-orang yang terbaik pada bidangbidang pekerjaannya, dan yang lebih penting lagi adalah dapat membuat
konsumen puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.
Pelayanan kesehatan mencakup semua pelayanan yang bertumpu pada
diagnosis suatu penyakit dan perlakuan yang harus diberikan, atau sistem
promosi, perawatan dan restorasi kesehatan. Hal ini mencakup pelayanan
kesehatan yang bersifat personal dan non personal. Pelayanan kesehatan
merupakan fungsi yang paling mudah nampak dari semua sistem kesehatan,
baik kepada pengguna maupun masyarakat umum. Penyediaan layanan
mencakup semua input yang dapat mendukung pelayanan kesehatan seperti
berbagai input dana, staf, peralatan dan obat - obatan.
Berkaitan dengan hal tersebut, untuk membangun suatu sistem
manajemen strategi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, perlu
adanya berbagai program di bidang kesehatan tertentu dengan tujuan
memberikan dampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Perencanaan dan pelaksanaan program - program kesehatan tersebut perlu
diawasi oleh pengawas, baik dari institusi pemerintah maupun dari kalangan
politisi dan juga dari lembaga independen. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa program kesehatan dapat dijalankan sesuai dengan
rencana yang sudah disepakati di awal.
Dalam hal ini, Dinas Kesehatan memiliki peran yang cukup besar
dalam merencanakan program-program kesehatan tersebut, berdasarkan

hukum peraturan daerah Kabupaten Karanganyar nomor 2 tahun 2009 tentang


organisasi dan tata kerja Dinas Kabupaten Karanganyar, Dinas Kesehatan
merupakan suatu

instansi pemerintah dalam unsur pelaksanaan otonomi

daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh seorang kepala
dinas dan berkedudukan di bawah naungan Bupati. Tugas pokok kepala
Dinas Kesehatan adalah membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintah daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan. Selain itu, perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang kesehatan meliputi promosi dan kesehatan
institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar,
maka Bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Fakultas

Kedokteraan Universitas Sebelas Maret bekerja sama dengan Dinas


Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar memberikan kesempatan pada
dokter muda untuk mengetahui tugas DKK dimana para calon dokter
diharapkan dapat mengenal dan mempelajari tugas-tugas DKK secara
struktural dan fungsional. Hal ini perlu untuk menyadarkan para dokter muda
bahwa tugas dokter tidak hanya berperan sebagai peran fungsional
melainkan juga harus dapat berorganisasi dan bekerjasama secara struktural
demi mencapai suatu tujuan bersama yaitu tercapainya tahap kesehatan yang
optimal bagi masyarakat.
B. Tujuan
1. Menjelaskan manajemen serta pengorganisasian program kesehatan yang
ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
2.

Menjelaskan profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.

3. Menjelaskan program di masing-masing bidang di Dinas Kesehatan


Kabupaten Karanganyar:
a. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

b. Bidang Bina Kesehatan Keluarga


c. Bidang Pelayanan Kesehatan
d. Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Institusi
C. Manfaat
1. Mengetahui manajemen serta pengorganisasian program kesehatan yang
ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
2. Mengetahui profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
3. Mengetahui program di masing-masing bidang di Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar:
e. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
f. Bidang Bina Kesehatan Keluarga
g. Bidang Pelayanan Kesehatan
h. Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Institusi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Kabupaten Karanganyar
1. Keadaan Geografi
3

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari 35 Kabupaten


Provinsi Jawa Tengah yang terletak 1100400-1000700 bujur timur dan 70280
- 70460 lintang selatan. Ketinggian rata-rata 511 meter diatas permukaan
laut, beriklim tropis dengan temperatur 220 C 310 C. Dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sragen
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Jawa Timur
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan
Wonogiri
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Surakarta dan Kabupaten
Boyolali
Ketinggian wilayah sampai dengan 100 meter diatas permukaan
laut, meliputi Kecamatan Jaten dan Kebakkramat (8,11%). Ketinggian
101-500 meter di atas permukaan laut, meliputi Kecamatan Jumantono,
Karanganyar, Tasikmadu, Colomadu, Gondangrejo, Mojogedang, dan
Kerjo (45,32%), sedangkan ketinggian 501-1.000 meter diatas permukaan
laut, meliputi Kecamatan Jatiyoso, Jatipuro, Matesih, Tawangmangu
(sebagian),

Ngargoyoso

(sebagian),

Karangpandan

dan

sebagian

kecamatan Jenawi (36,59%). Dan ketinggian 1.000 meter di atas


permukaan laut, meliputi sebagian Kecamatan Tawangmangu, Ngargoyoso
dan Jenawi (9,98%). Luas wilayah seluruhnya 773,8 km2 atau 2,73% luas
Propinsi Jawa Tengah.
2. Keadaan Penduduk
a. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Perkembangan penduduk dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil (Disdukcapil), Kabupaten Karanganyar tahun 2015 mempunyai
jumlah penduduk sebesar 870.679 jiwa. Penyebaran penduduk masih
belum merata.Kepadatan penduduk di daerah perkotaan secara umum
lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan. Kecamatan dengan
penduduk terpadat yaitu Kecamatan Colomadu dengan kepadatan
3.869,57 jiwa per km. Keadaan ini disebabkan karena Colomadu
merupakan daerah perkotaan yang mempunyai pelayanan dan fasilitas
4

yang mudah terjangkau. Sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan


Jenawi dengan kepadatan 462,82 jiwa per km. Hal ini disebabkan
karena Jenawi merupakan daerah pedesaan dan lereng gunung yang
jauh dari pusat kota.
Sementara itu, jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan
Karanganyar sebanyak 81.388 jiwa dan jumlah penduduk terendah di
Kecamatan Jenawi sebanyak 25.955 jiwa. Data jumlah penduduk
menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk menurut Kecamatan Kabupaten Karanganyar
Tahun 2015
Luas Wilayah (km2)

Jumlah Penduduk

Jatipuro

40,36

35.147

2.

Jatiyoso

67,16

40.414

3.

Jumapolo

55,67

43.674

4.

Jumantono

53,55

48.225

5.

Matesih

26,27

44.807

6.

Tawangmangu

70,03

46.794

7.

Ngargoyoso

65,34

34.660

8.

Karangpandan

34,11

42.521

9.

Karanganyar

43,03

81.388

10.

Tasikmadu

27,60

60.182

11.

Jaten

25,55

76.648

12.

Colomadu

15,64

60.520

13.

Gondangrejo

56,80

69.499

14.

Kebakkramat

36,46

60.044

15.

Mojogedang

53,31

64.356

16.

Kerjo

46,82

35.845

17.

Jenawi

56,08

25.955

Jumlah

773,8

870.679

No.

Kecamatan

1.

Sumber: Disdukcapil Kabupaten Karanganyar


b. Sex Ratio Penduduk
Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat
dari perkembangan ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk
laki-laki dengan penduduk perempuan. Hal ini menggambarkan
5

bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan jumlah


penduduk perempuan.
Grafik 2.1. Sex Ratio Penduduk Kabupaten Karanganyar

435.548

453.1
31

Sumber: Disdukcapil Kabupaten Karanganyar

c. Struktur Penduduk Menurut Golongan Umur


Struktur penduduk Karanganyar menurut golongan umur dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2. Struktur Penduduk menurut Golongan Umur di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2015
Golongan Umur

Jumlah penduduk

0-4 tahun
60.579
5-14 tahun
136.825
15-44 tahun
395.507
45-64 tahun
205.995
65 tahun keatas
71.773
Total
870.679
Sumber :Disdukcapil Kabupaten Karanganyar
Tabel 2.3. Kelompok Usia Produktif di Kabupaten Karanganyar tahun
2015

Kelompok Usia

Jumlah Penduduk

0-14 tahun
15-64 tahun
65 tahun keatas

197.404
601.502
71.773

Jumlah

870.679

Sumber :Disdukcapil Kabupaten Karanganyar


Dari kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok usia dengan
persentase terbesar adalah kelompok usia produktif yang menggambarkan
aset sumber daya manusia yang sangat potensial yaitu antara usia 15-64
tahun, dimana pada tahun 2015 sebanyak 69,08 % dari seluruh jumlah
penduduk.
3. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan
Sesuai kesepakatan para kepala daerah diharapkan anggaran
kesehatan memperoleh 15% dari APBD dan menurut UU nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa anggaran kesehatan
pemerintah dialokasikan minimal 5% APBN dan 10% APBD diluar
gaji. Namun, belum banyak daerah yang dapat memenuhi angka
tersebut.
Di Kabupaten Karanganyar, alokasi anggaran bidang kesehatan
pada tahun 2015 dapat dibandingan sebagai berikut:
Tabel 2.4 Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan Kabupaten
Karanganyar Tahun 2015
Alokasi Anggaran
APBD Kab / Kota

Rupiah

a. Belanja Langsung
b. Belanja Tidak Langsung
APBD Propinsi
Dana

Tugas

71.695.596.000
46.575.817.000

Pembantuan 374.135.000

(TP) Prop
APBN

a. Dana Alokasi Umum

b. Dana Alokasi Khusus

4.886.708.000

c. Dana Dekonsentrasi

d. Dana

Tugas

Pembantuan

Kab/Kota
2.530.954.000
Pinjaman / Jibah Luar Negeri
(PHLN)
Sumber Pemerintah Lain
126..063.210.000
Total Anggaran Kesehatan
Sumber : Sub Bagian Keuangan

b. Angka Beban Tanggungan


Angka

beban

tanggungan

diperoleh

dari

perbandingan

banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan


diatas 65 tahun) dengan banyaknya usia produktif (usia 15-64 tahun).
Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur tersebut maka
angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten
Karanganyar tahun 2015 sebesar 44,75. Angka ini meningkat
dibanding tahun 2014 sebesar 43,64.. Artinya, setiap 100 penduduk
usia produktif menanggung sekitar 45 orang penduduk tidak produktif.
4. Tingkat Pendidikan
Grafik 2.1 Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2014

Sumber : Disdikpora Kabupaten Karanganyar


Dari tabel diatas, jumlah penduduk terbanyak berpendidikan SD/MI dan yang
paling sedikit penduduk yang tamat S2/S3. Angka melek huruf laki-laki
sebesar 95,5 % sedangkan angka melek huruf perempuan sebesar 85,3%.
Kondisi ini menunjukkan bahwa laki-laki lebih diprioritaskan dalam
mendapatkan pendidikan daripada perempuan, meskipun jumlah penduduk
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.
B. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar adalah Dinas
Pelaksana Pemerintah Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada di bawah Bupati. DKK Karanganyar mempunyai
tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka
pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang kesehatan.
DKK Karanganyar sebagai dinas pelaksana kesehatan tingkat
kabupaten membawahi 21 puskesmas yang tersebar di dalam 17 kecamatan,
yaitu: Puskesmas Jatipuro, Puskesmas Jatiyoso, Puskesmas Jumapolo,
Puskesmas Jumantono, Puskesmas Matesih, Puskesmas Tawangmangu,
Puskesmas Ngargoyoso, Puskesmas Karangpandan, Puskesmas Karanganyar,
Puskesmas Tasikmadu, Puskesmas Jaten I, Puskesmas Jaten II, Puskesmas
Colomadu I, Puskesmas Colomadu II, Puskesmas Gondangrejo, Puskesmas

Kebakkramat I, Puskesmas Kebakkramat II, Puskesmas Mojogedang I,


Puskesmas Mojogedang II, Puskesmas Kerjo, dan Puskesmas Jenawi.
1. Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2
Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten
Karanganyar, maka tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar adalah sebagai berikut :
a. Pelaksana urusan Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan yang
bertanggung jawab kepada Bupati.
b. Membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan
(Perda No. 2 tahun 2009; Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar,
2015).
Dalam menyelenggarakan dan melaksanakan tugas tersebut,
Kepala Dinas Kesehatan memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Merumuskan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah
di bidang kesehatan yang terdiri dari promosi dan kesehatan institusi,
pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan.
b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan
umum di bidang kesehatan yang terdiri dari promosi dan kesehatan
institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan.
c. Membina dan melaksanakan tugas di bidang kesehatan yang terdiri
dari promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina
kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
serta kesekretariatan.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya (Perda No. 2 tahun 2009; Profil Kesehatan
Kabupaten Karanganyar, 2015).
2. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
Dalam perannya sebagai pemegang kewenangan pelaksana dan
penanggung jawab di bidang kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten

10

Karanganyar memiliki visi dan misi yang digunakan sebagai dasar dalam
pelaksanaan tugas-tugasnya. Dengan motto bertanggung jawab, teratur,
terukur, dan terpadu maka visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar adalah sebagai berikut :
a. Visi
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar adalah sebagai
motor penggerak terwujudnya Karanganyar sehat yang mandiri, yang
bertujuan agar masyarakat Kabupaten Karanganyar yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, mampu memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam pelaksanaannya didukung
oleh sumber daya manusia, pembiayaan, obat dan perbekalan
kesehatan, sarana dan prasarana yang tersedia di Kabupaten
Karanganyar (Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar, 2015).
b. Misi
Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar untuk
mewujudkan visi tersebut dan mendukung visi Pemerintahan
Kabupaten Karanganyar di bidang kesehatan adalah:
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan melalui
kerjasama antar pemangku kepentingan dan pemberdayaan
masyarakat dalam mewujudkan budaya hidup sehat
2) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
3) Mewujudkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel
4) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
berkeadilan (Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar, 2015).
3. Tugas dan Fungsi Struktural di Dinas Kesehatan Kabupaten
a. Kepala Dinas
Tugas: membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintahan
Daerah di Bidang Kesehatan berdasarkan azas otonomi dan tugas
pembantuan
1) Merumuskan program kegiatan Dinas berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
2) Mengarahkan tugas bawahan sesuai dengan bidang tugasnya baik
secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas

11

3) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik secara


langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh
hasil kerja yang optimal
Fungsi:
1) Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah
di bidang kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi,
pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian
penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan
umum di Bidang Kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan
institusi,

pelayanan

kesehatan,

pengendalian penyakit

bina

kesehatan

keluarga,

dan penyehatan lingkungan serta

kesekretariatan
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan yang
meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan,
bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan serta kesekretariatan
4) Pembinaan terhadap Unit Pelaksana teknis dalam lingkup Dinas
Kesehatan
5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya
b. Sekretaris
Tugas Umum: membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan,

membina

dan

mengendalikan

kegiatan

perencanaan, keuangan, umum, dan kepegawaian di lingkungan Dinas.


Tugas Khusus :
Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
(RKA)/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen

Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA)


Mengkoordinasikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi

Pemerintah

(LAKIP)

Pertanggungjawaban Bupati
Melaksanakan bimbingan

Dinas,

teknis

Laporan

fungsi-fungsi

administrasi perkantoran sesuai pedoman (LKPJ)


12

Keterangan
pelayanan

Sub-bagian
1) Kepala Sub Bagian Perencanaan
Tugas Umum : Membantu Sekretaris dalam menyusun program
kegiatan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan Dinas
Tugas Khusus :
Menyiapkan konsep naskah dinas bidang perencanaan
Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA)/ Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen Pelaksanaan

Perubahan Anggaran (DPPA)


Menyiapkan bahan Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi
Pemerintah

(LAKIP)

Dinas,

Laporan

Keterangan

Pertanggungjawaban Bupati (LKPJ) dan laporan sejenisnya


2) Kepala Sub Bagian Keuangan
Tugas Umum: membantu Sekretaris dalam melaksanakan urusan
administrasi keuangan dan pelaporan pertanggungjawaban Dinas.
Tugas Khusus :
Menyiapkan proses pencairan dana dan pengelolaan

administrasi keuangan
Melaksanakan pengendalian dan verifikasi serta pelaporan

keuangan di lingkungan Dinas


Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

dasar pengambilan kebijakan


3) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaiaan
Tugas Umum : membantu Sekretaris dalam melaksanakan
pengelolaan

urusan

administrasi

perlengkapan/perbekalan,

umum,

dokumentasi,

rumah

perpustakaan

tangga,
dan

kearsipan, serta pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas.


Tugas Khusus :
Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk
keperluan rumah tangga Dinas sesuai dengan kebutuhan,

anggaran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku


Melaksanakan inventarisasi barang kekayaan Dinas untuk tertib
administrasi

serta

melaksanakan

pemeliharaan

inventaris agar dapat digunakan dengan optimal

13

barang

Membuat laporan rutin tentang peremajaan pegawai, Daftar


Urut Kepangkatan (DUK), nominatif pegawai, dan laporan
kepegawaian lainnya demi terciptanya tertib administrasi

kepegawaian
Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala,

diklat pegawai, dan urusan kepegawaian lainnya


c. Kepala Bidang Promosi dan Kesehatan Institusi
Tugas Umum: membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang
Promosi dan Kesehatan Institusi yang meliputi promosi kesehatan,
pengembangan UKBM dan kesehatan institusi serta pengembangan
perlindungan jaminan kesehatan
Tugas Khusus :
Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan, pengembangan UKBM
dan kesehatan institusi serta pengembangan perlindungan jaminan
kesehatan
Merumuskan pengadaan sarana untuk kegiatan promosi kesehatan,
pengembangan UKBM dan kesehatan institusi serta pengembangan
perlindungan jaminan kesehatan
Merumuskan bahan pembinaan dan fasilitasi dalam pelaksanaan
kegiatan promosi kesehatan, pengembangan UKBM dan kesehatan
institusi serta pengembangan perlindungan jaminan kesehatan
Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
promosi kesehatan, pengembangan UKBM, dan kesehatan institusi
serta perlindungan jaminan kesehatan
Sub-bagian
1) Kepala Seksi Promosi Kesehatan
Tugas Umum : membantu Kepala Bidang Promosi dan Kesehatan
Institusi dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan seksi
Promosi Kesehatan
Tugas Khusus :
Menghimpun dan mengolah data serta informasi yang
berkaitan dengan promosi kesehatan

14

Menyiapkan bahan pengembangan media promosi dan


informasi sadar hidup sehat, bahan pembinaan masyarakat pola

hidup sehat dan peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan


Menyiapkan rencana peningkatan pendidikan tenaga penyuluh
kesehatan dan pesan/misi-misi kesehatan yang efektif dan

komunikatif melalui semua media yang ada


Menyiapkan bahan peningkatan kemampuan SDM dalam

memanfaatkan sarana dan metode promosi kesehatan


2) Kepala Seksi UKBM dan Kesehatan Institusi
Tugas Umum : membantu Kepala Bidang Promosi dan Kesehatan
Institusi dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan
Seksi UKBM dan Kesehatan Institusi
Tugas Khusus :
Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama lintas program
dan lintas sektor dalam pengembangan UKBM dan kesehatan

institusi
Menyiapkan bahan pelaksanaan pendidikan/pelatihan kegiatan
pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam Bidang

Kesehatan
Menyiapkan

bahan

monitoring

dan

evaluasi

dalam

pengembangan UKBM dan kesehatan institusi


3) Kepala Seksi Pengembangan Perlindungan Jaminan Kesehatan
Tugas Umum : membantu Kepala Bidang Promosi dan Kesehatan
Institusi dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan seksi
Pengembangan Perlindungan Jaminan Kesehatan
Tugas Khusus :
Melaksanakan pembinaan, bimbingan dan

pengawasan

perlindungan jaminan kesehatan


Melaksanakan koordinasi pelaksanaan

verifikasi data kepesertaan jaminan perlindungan kesehatan


Menyiapkan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan perlindungan jaminan kesehatan


d. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

15

inventarisasi

dan

Tugas Umum: membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan,


mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan di Bidang
Pelayanan Kesehatan yang meliputi Upaya Kesehatan Dasar dan
Rujukan, Kefarmasian dan NAPZA, serta Akreditasi, Sertifikasi dan
Lisensi
Tugas Khusus :
Melaksanakan kegiatan di Bidang Pelayanan Kesehatan yang
meliputi upaya kesehatan dasar dan rujukan, kefarmasian dan

NAPZA, serta akreditasi, sertifikasi dan lisensi


Melaksanakan pembinaan upaya pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan di Rumah Sakit, Puskesmas dan Unit Pelayanan Kesehatan

Swasta
Merumuskan bahan rekomendasi pemberian ijin operasional sarana
dan tenaga pelayanan kesehatan swasta, apotek dan tempat-tempat

penjualan/distribusi obat
Merumuskan bahan rekomendasi perijinan di Bidang Kesehatan
Melaksanakan pembinaan dan pengawasan produksi, distribusi dan
penggunaan obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika dan alat

kesehatan di lembaga pelayanan kesehatan Pemerintah dan Swasta


Sub-bagian
1) Kepala Kepala Seksi Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukan
Tugas Umum : membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, dan pengendalian kegiatan seksi Upaya
Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Tugas Khusus :
Menyiapkan bahan pembinaan

manajemen

dan

teknis

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di Rumah Sakit,

Puskesmas dan pelayanan kesehatan swasta


Melaksanakan pemilihan tenaga kesehatan teladan di wilayah

kerja Dinas Kesehatan


Menyiapkan
bahan

bimbingan

terkait

penanganan

penyimpangan manajerial dan teknis kesehatan pada lembaga


pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah dan swasta
berdasarkan ketentuan yang berlaku
16

Menyiapkan bahan bimbingan upaya pengembangan lembaga


pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah dan swasta sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku


Menyiapkan bahan pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) pada lembaga pelayanan kesehatan dasar milik

pemerintah dan pelayanan kesehatan swasta


2) Kepala Seksi Kefarmasian dan NAPZA
Tugas Umum : membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi,

pembinaan,

dan

pengendalian

Kefarmasian dan NAPZA


Tugas Khusus :
Menyiapkan bahan penyusunan

kegiatan

formularium

Seksi

obat

di

Puskesmas dan jaringannya sebagai pedoman penggunaan obat


Menyiapkan bahan pemantauan dan pengendalian penggunaan
obat di puskesmas serta lembaga pelayanan kesehatan

pemerintah dan swasta lainnya


Menyiapkan bahan pemantauan, bimbingan dan pengendalian
produksi, distribusi dan penggunaan sediaan farmasi, obat
tradisional, alat kesehatan, zat adiktif pada makanan dan

minuman
Melaksanakan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang
obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan

dan zat adiktif pada makanan dan minuman serta NAPZA


Menyiapkan bahan rekomendasi pendirian apotek dan toko
obat, Pedagang Besar Farmasi (PBF), Penyalur Alat Kesehatan,

Produsen Alat Kesehatan Skala Rumah Tangga


3) Kepala Seksi Akreditasi, Sertifikasi dan Lisensi
Tugas Umum : membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
dalam melaksanakan penyimpanan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan dan pengendalian kegiatan Seksi Akreditasi,
Sertifikasi dan Lisensi.
Tugas Khusus :

17

Menyiapkan bahan akreditasi, sertifikasi dan lisensi pada unitunit

pelayanan

kesehatan,

tenaga

kesehatan,

sarana

produksi/distribusi makanan, minuman dan alat kesehatan


Menyiapkan bahan pemantauan pelaksanaan akreditasi,
sertifikasi dan lisensi kepada unit-unit pelayanan kesehatan,
tenaga

kesehatan,

sarana

produksi/distribusi

makanan

minuman, alat kesehatan


Menyiapkan bahan rekomendasi perijinan di Bidang Kesehatan
Melaksanakan akreditasi, sertifikasi dan lisensi kepada
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan tenaga lainnya,
distribusi makanan minuman dan alat kesehatan, baik negeri
maupun

swasta

yang

memberikan

pelayanan

kepada

masyarakat bersama dengan instansi terkait.


e. Kepala Bidang Bina Kesehatan Keluarga
Tugas Umum : melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi mulai
dari merumuskan, koordinasi, monitoring, laporan, dan evaluasi
kegiatan.
Tugas Khusus:
Melaksanakan kegiatan upaya kesehatan ibu dan anak, perbaikan
gizi masyarakat, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi

remaja serta kesehatan lanjut usia (lansia)


Merumuskan bahan pembinaan teknis dan administrasi dalam
pengelolaan kegiatan upaya kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi
masyarakat, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi remaja
serta kesehatan lanjut usia (lansia)

Seksi
1) Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak
Tugas Umum : melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi
mulai dari merumuskan, koordinasi, monitoring, laporan, dan
evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus

18

Menyiapkan bahan pembinaan teknis pelayanan kesehatan ibu


dan anak ke Puskesmas dan Unit Pelayanan Kesehatan yang

diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta


Menyiapkan bahan pelatihan teknis program kesehatan ibu dan

anak
Melaksanakan inventarisasi dan pengkajian tentang kematian

ibu maternal dan kematian bayi


Melaksanakan pelayanan kesehatan ibu dan anak
Menyiapkan bahan pembinaan teknis dan pelatihan teknis

kesehatan ibu dan anak


2) Kepala Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat
Tugas Umum : melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi
mulai dari merumuskan, koordinasi, monitoring, laporan, dan
evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus
Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan upaya pencegahan,
penanggulangan dan perbaikan gizi keluarga, masyarakat dan

institusi
Menyiapkan bahan peningkatan surveilans gizi keluarga,

masyarakat dan institusi


Menyiapkan bahan pembinaan teknis upaya peningkatan
pelayanan gizi masyarakat di Puskesmas, Puskesmas Pembantu
dan Posyandu serta lembaga pelayanan kesehatan lainnya

3) Kepala Seksi Reproduksi Remaja dan Lansia


Tugas Umum : melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi
mulai dari merumuskan, koordinasi, monitoring, laporan, dan
evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus
Menyiapkan bahan pembinaan teknis Kesehatan Reproduksi
Remaja dan Lanjut Usia (KRR dan Lansia) ke Puskesmas dan
Institusi Pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan
swasta

19

Menyiapkan bahan peningkatan SDM kesehatan dalam


pelayanan kesehatan keluarga berencana dan kesehatan

reproduksi remaja serta kesehatan lansia


Memberikan pelayanan kesehatan keluarga berencana dan

kesehatan reproduksi remaja serta kesehatan lansia


f. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
Tugas Umum : melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi mulai
dari merumuskan, koordinasi, monitoring, laporan, dan evaluasi
kegiatan.
Tugas Khusus :
Merumuskan bahan koordinasi pelaksanaan kegiatan pencegahan,
pengamatan penyakit menular dan tidak menular, pemberantasan
dan penanggulangan kejadian luar biasa dan penyakit akibat

bencana serta penyehatan lingkungan


Menganalisa data dan informasi berkaitan dengan kegiatan
pencegahan, pengamatan penyakit menular dan tidak menular,
pemberantasan dan penanggulangan kejadian luar biasa dan

penyakit akibat bencana serta penyehatan lingkungan


Merumuskan bahan perencanaan sarana kebutuhan untuk kegiatan
pengamatan, pencegahan penyakit menular dan tidak menular,
pemberantasan dan penanggulangan kejadian luar biasa dan

penyakit akibat bencana serta penyehatan lingkungan


Merumuskan bahan pengkajian dan pengembangan kegiatan yang
berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan dengan Instansi/ Badan/ Peguruan

Tinggi serta pihak swasta dan masyarakat


Merumuskan bahan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
Teknis Surveilans Epidemiologi Penyakit dan cold chain serta
pengelola

penyehatan

lingkungan,

Manajemen

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Seksi
1) Kepala Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit

20

Program

Tugas Umum : melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi


mulai dari merumuskan, koordinasi, monitoring, laporan, dan
evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus :
Menyiapkan bahan surveilans penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi dan penyakit tidak menular


Mengelola sistem informasi geografi dan epidemiologi dalam
rangka pencegahan penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi dan penyakit tidak menular


Mengelola jaringan surveilans epidemiologi di wilayah
kabupaten dengan propinsi maupun pusat dalam pengamatan

dan pencegahan penyakit


Menyiapkan bahan publikasi berkala bidang pencegahan dan

pemberantasan penyakit
Mengelola sarana imunisasi dan distribusi kepada unit

pelayanan kesehatan
Menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama lintas program
dan sektoral dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengamatan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan penyakit

tidak menular
Menyiapkan bahan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

Teknis Surveilans Epidemiologi Penyakit dan Cold Chain


2) Kepala Seksi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit
Tugas Umum : melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi
mulai dari merumuskan, koordinasi, monitoring, laporan, dan
evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus :
Menyiapkan bahan surveilans penyakit menular yang tidak
dapat dicegah dengan imunisasi dan penanggulangan Kejadian
Luar Biasa dan penyakit akibat bencana secara rutin dalam

wilayah kabupaten
Mengelola sistem informasi geografi dan epidemiologi dalam
rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta

21

penanggulangan kejadian luar biasa sesuai pedoman yang

berlaku
Mengelola jaringan informasi dalam wilayah kabupaten dan
kegiatan komunikasi dengan propinsi maupun pusat dalam
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
penanggulangan kejadian luar biasa sesuai pedoman yang

berlaku
Mengelola publikasi berkala pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular serta penanggulangan kejadian luar biasa

sesuai pedoman yang berlaku


Menyiapkan bahan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)
teknis surveilans epidemiologi penyakit, entomologi dan

tatalaksana penyakit
Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan pemberantasan dan
pengendalian penyakit, serta melaksanakan pengendalian

vektor penyakit
3) Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan
Tugas Umum : melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi
mulai dari merumuskan, koordinasi, monitoring, laporan, dan
evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus :
Melaksanakan inventarisasi data yang berkaitan dengan
kegiatan pengawasan hygiene dan sanitasi perumahan dan
lingkungan,

tempat-tempat

umum,

lingkungan

kerja,

penyehatan air, penyehatan udara, pengamanan limbah padat


dan cair rumah tangga, penyehatan lingkungan rumah sakit,
penyehatan sarana kesehatan, penyehatan makanan dan

minuman dan penyehatan lingkungan khusus


Menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan hygiene dan
sanitasi perumahan dan lingkungan, tempat-tempat umum,
lingkungan

kerja,

penyehatan

air,

penyehatan

udara,

pengamanan limbah padat dan cair rumah tangga, penyehatan


lingkungan

rumah

sakit,

22

penyehatan

sarana

kesehatan,

penyehatan makanan dan minuman dan penyehatan lingkungan

khusus
Menyiapkan bahan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM)

sanitarian
Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat
dalam peningkatan hygiene dan sanitasi perumahan dan
lingkungan,

tempat-tempat

umum,

lingkungan

kerja,

penyehatan air, penyehatan udara, pengamanan limbah padat


dan cair rumah tangga, penyehatan lingkungan rumah sakit,
penyehatan sarana kesehatan, penyehatan makanan dan
minuman dan penyehatan lingkungan khusus

g. Kepala UPT Instalasi Perbekalan Farmasi


Tugas Umum : melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dinas dan melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi mulai dari
menyusun, koordinasi, monitoring, laporan, dan evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus :
Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan

kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan


Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan

pendistribusian obat publik dan perbekalan kesehatan


Melaksanakan pengamatan terhadap mutu secara organoleptis dan
khasiat obat secara umum baik yang ada dalam persediaan maupun

yang akan didistribusikan


Melaksanakan pencatatan dan pelaporan mengenai persediaan dan

penggunaan obat publik dan perbekalan kesehatan


Melaksanakan pembinaan dan pengendalian penggunaan obat

publik dan perbekalan kesehatan


Melakukan evaluasi terhadap pengelolaan obat publik dan

perbekalan kesehatan
h. Kepala UPT Laboratorium Kesehatan

23

Tugas Umum : melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional


dinas dan melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi mulai dari
menyusun, koordinasi, monitoring, laporan, dan evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus :
Membuat perencanaan kebutuhan sarana laboratorium
Memberikan pelayanan laboratorium kesehatan
Melaksanakan pemeriksaan laboratorium kualitas air bersih dan air

minum, makanan minuman dan kualitas lingkungan serta penyakit


Membuat laporan hasil-hasil pemeriksaan laboratorium
Mengelola sarana prasarana laboratorium
Melaksanakan pembinaan kegiatan laboratorium di Puskesmas
Menyiapkan bahan kerjasama kemitraan dengan laboratorium
provinsi dan laboratorium

rujukan lainnya

dalam rangka

peningkatan dan pengembangan kapasitas laboratorium


Merencanakan kebutuhan sarana laboratorium
Menyusun proposal penelitian kesehatan
i. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas)
Tugas Umum : melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional
dinas dan melaksanakan kegiatan yang bersifat organisasi mulai dari
menyusun, koordinasi, monitoring, laporan, dan evaluasi kegiatan.
Tugas Khusus :

Melaksanakan konsultasi kepada atasan dan koordinasi dengan


instansi terkait dan atau unit lain di lingkungan kerja, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, utuk memperoleh sinkronisasi dan
kesatuan gerak dalam pelaksanaan tugas

Memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh karyawan

Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan sesuai peraturan


perundang-undangan yang berlaku untuk tertib administrasi
keuangan dan untuk kelancaran pelaksanaan tugas

Melaksanakan pengadaan perlengkapan kantor sesuai perencanaan


dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
ketertiban dan kelancaran pelaksanaan tugas

24

Melaksanakan

pengadaan

alat

tulis

kantor

sesuai

perencanaan/kebutuhan untuk kelancaran pelaksanaan tugas

Melaksanakan urusan rumah tangga secara teratur dan sistematis


agar tugas berjalan dengan baik dan sesuai perencanaan yang telah
ditetapkan

Melaksanakan inventarisasi terhadap barang-barang milik unit


kerja untuk tertib administrasi

25

Susunan Organisasi

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

SEKRETARIS

Sub
Bagian
Perencana
an

BIDANG
PROMOSI
DAN
KESEHATAN
INSTITUSI

BIDANG BINA
KESEHATAN
KELUARGA

BIDANG
PELAYANAN
KESEHATAN

Seksi Promosi
Kesehatan
Seksi UKBM dan
Kesehatan Institusi
Seksi
Pengembangan
Perlindungan
Jaminan Kesehatan

UPT IPF

Sub
Bagian
Keuangan

Seksi Upaya
Kesehatan Dasar
dan Rujukan
Seksi
Kefarmasian
dan NAPZA
Seksi Akreditasi,
Sertifikasi, dan
Lisensi

UPT
Laboratorium

26

Seksi
Kesehatan Ibu
dan Anak
Seksi
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Seksi
Kesehatan
Reproduksi
Remaja dan
Lansia

Sub Bagian
Umum &
Kepegawaia
n

BIDANG
PENGENDALIAN
PENYAKIT DAN
PENYEHATAN
LINGKUNGAN
Seksi Pengamatan
dan Pencegahan
Penyakit
Seksi
Pemberantasan dan
Pengendalian
Penyakit
Seksi
Penyehatan
Lingkungan

UPT
Puskesmas

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kegiatan yang Dilakukan
1. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Bimbingan dari bidang P2PL ini disampaikan oleh Bapak Fatkul
Munir, S.KM, M.Kes. Beliau memberikan bimbingan mengenai Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit di wilayah DKK Karanganyar
serta mengenai dasar epidemiologi penyakit menular.
Bidang P2PL ini terdiri dari 3 seksi, yaitu Seksi Pengamatan dan
Pencegahan,

Seksi

Lingkungan,

dan

Seksi

Penanggulangan.Seksi

Pengamatan dan Pencegahan berperan lebih dalam imunisasi dasar


danlanjutan,serta dalam penanggulangan vaksin. Seksi Lingkungan lebih
menaruh focus dalam menyehatkan lingkungan seperti memperhatikan
air, makanan, kandungan yodium dan

sebagainya.Sementaraitu, Seksi

Penanggulangan lebih bergerak dalam penanggulangan penyakit-penyakit


yang timbul baik kasus baru maupun kasus yang berulangseperti TB dan
diare.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar,
penyakit menular yang masih terdapat di Karanganyar antara lain Demam
Berdarah Dengue (DBD), Tuberculosis Paru (TB Paru), diare, dan
HIV/AIDS.
a. Tuberculosis Paru (TB Paru)
Kasus TB paru terjadi merata di semua kecamatan Kabupaten
Karanganyar dengan tingkat penemuan BTA tertinggi di Puskesmas
Gondangrejo dan terendah di Puskesmas Kebakramat II.
Pelayanan kesehatan di tingkat kabupaten/kota merupakan tulang
punggung dalam program pengendalian TB. Setiap kabupaten/kota
memiliki sejumlah FPK primer berbentuk Puskesmas, terdiri dari
Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM), Puskesmas Satelit (PS) dan
Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM). Di seksi P2M TB bertanggung
jawab atas pemantauan program, register dan ketersediaan obat
(Kemenkes, 2011). Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar telah
27

melakukan pembinaan kepada beberapa Puskesmas di Karanganyar


mengenai pelaksanaan program Gerdu TB (Gerakan Terpadu TB)
untuk mempercepat akselerasi pengendalian TB melalui penjaringan
kepada suspek TB. Selain itu juga telah melakukan pelatihan kepada
staff Puskesmas

mengenai program TB seperti pelatihan cara

penemuan suspek, pelatihan cara mendiagnosis, dll.


Sistem Pelaporan Program TB
TB adalah penyakit menular yang wajib dilaporkan. Setiap
fasilitas kesehatan yangmemberikan pelayanan TB wajib mencatat dan
melaporkan kasus TB yang ditemukan/diobati sesuai dengan format
pencatatan dan pelaporan yangditentukan. Data yang telah dicatat
kemudian dilaporkan ke Dinas Kesehatan setiap bulan dan kemudian
dilaporkan ke pusat pada akhir tahun. Pencatatan menggunakan
formulir standar secara manual didukung dengan sistem informasi
secara elektronik, sedangkan pelaporan TB menggunakan sistem
informasi elektronik.Sistem pencatatan-pelaporan TB secara elektronik
menggunakan Sistem Informasi TBTerpadu (SITT) yang berbasis web
dan

terintegrasi

dengan

sistem

informasi

kesehatan

secara

nasional(Kemenkes, 2014).
b. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Adanya kasus DB yang masih tinggi, DKK Karanganyar membentuk
kelompok pekerja penanggulangan (Pokjanal) di tingkat kabupaten,
desa, dan puskesmas untuk mengoptimalkan penanggulangan dan
penanganan

DBD

pada

masyarakat.

Pertugas

Pokjanal

akan

memberikan penyuluhan dan gerakan di kantor, sekolah, dan


lingkungan masyarakat. DKK Karanganyar juga telah mentiapkan
jadwal pelaksanaan PSN di berbagai tempat. Selain itu, DKK
melakukan supervisi dan asistensi teknis ke puskesmas dan rumah
sakit dan komponen surveilans DBD di wilayahnya, melaksanakan
pelatihan surveilans kasus DBD, monitoring dan evaluasi kasus DBD.
Sistem Pelaporan Kasus DBD

28

Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada Kepala


wilayah/Daerah padatingkat pemerintahan yang sama dan kepada
POKJANAL DBD pada tingkat pemerintahan yang setingkat lebih
tinggi sekurang-kurangnya setiap 3 bulan (Kemenkes, 2011).
c. Diare
Strategi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena
diare antara lain: 1) melaksanakan tatalaksana penderita diare yang
standar di sarana kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare
(LINTAS DIARE) yaitu pemberian oralit dengan osmolaritas rendah,
zinc, pemberian ASI/makanan, pemberian antibiotika hanya sesuai
indikasi, dan pemberian nasihat; 2) Meningkatkan tatalaksana
penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar; 3)
Meningkatkan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini) dan penanggulangan
KLB Diare; 4) Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif;
5) Melaksanakan monitoring dan evaluasi (Kemenkes, 2011).
Sistem Pelaporan Kasus Diare
Ada tiga cara pengumpulan dan pelaporan data diare yaitu:
1) Laporan rutin, Dilakukan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit
melalui SP2TP (LB), SPRS (RL), STP dan rekapitulasi diare.
Karena diare termasuk penyakit yang dapat menimbulkan wabah
maka perlu dibuat laporan mingguan (W2). Untuk dapat membuat
laporan rutin perlu pencatatan setiap hari (register) penderita diare
yang datang ke sarana kesehatan, posyandu atau kader agar dapat
dideteksi tanda-tanda akan terjadinya KLB/Wabah sehingga dapat
segera dilakukan tindakan penanggulangan secepatnya. Laporan
rutin ini dikompilasi oleh petugas RS/Diare di Puskesmas
kemudian dilaporkan ke Tingkat Kabupaten/Kota melalui laporan
bulanan (LB) dan STP setiap bulan.Petugas/pengelola Diare
Kabupaten/Kota

membuat

rekapitulasi

dari

masing-masing

Puskesmas dan secara rutin (bulanan) dikirim ke tingkat Provinsi


dengan menggunakan formulir rekapitulasi Diare. Dari tingkat
Provinsi direkap berdasarkan kabupaten/kota secara rutin (bulanan)
29

dan dikirim ke Pusat (Subdit Diare, Kecacingan & ISPL) dengan


menggunakan formulir rekapitulasi Diare.
2) Laporan KLB/wabah, Setiap terjadi KLB/wabah harus dilaporkan
dalam 24 jam (W1) dan dilanjutkan dengan laporan khusus.
3) Pelaporan data melalui studi kasus, pengumpulan data ini dapat
dilakukan satu tahun sekali, misalnya pada pertengahan atau akhir
tahun. Tujuannya untuk mengetahui base line data sebelum atau
sesudah program dilaksanakan dan hasil penilaian tersebut dapat
digunakan untuk perencanaan di tahun yang akan datang.
d. HIV/AIDS
Sebagai salah satu ujung tombak melakukan sosialisasi dalam
pencegahan dan memberikan pemahaman dan pengetahun yang baik
dan benar tentang HIV/AIDS, KPA Karanganyar telah membentuk
Warga Peduli AIDS (WPA), di 10 desa, tersebar di beberapa
kecamatan.WPA berisi berbagai unsur masyarakat, seperti karang
taruna, remaja masjid, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK dan lainlain. WPA antara lain berada di Desa Dawung dan Ngadiluwih,
Kecamatan Matesih, Desa Jumapolo dan Jatirejo Kecamatan
Jumapolo, lalu Desa Sambirejo, Tugu dan Tunggulrejo Kecamatan
Jumantono.Selain KPA, Dinas Kesehatan (Dinkes) juga telah
melakukan sosialisasi pembentukan WPA, terutama di wilayah
perkotaan.
Sistem Pelaporan Kasus HIV/AIDS
Mekanisme pelaporan dilakukan dari mulai tingkat Fasyankes
sampai ke tingkat pusat. Data individual pasien di input oleh tingkat
Fasyankes. Tutup buku pada tingkat Fasyankes adalah setiap tanggal
25 pada bulan pelaporan. Pada setiap tanggal 30 pada bulan pelaporan,
data dari Fasyankes dilaporkan ke dinkes kabupaten. Data yang
dilaporkan adalah data laporan bulanan manual sesuai dengan format
pada buku pedoman nasional monitoring dan evaluasi program
pengendalian HIV dan AIDS. Pada dinkes kebupaten, laporan dari
seluruh Fasyankes yang ada diwilayahnya dilakukan rekapitulasi dan

30

dilaporkan ke dinkes propinsi setiap tanggal 5 setelah bulan pelaporan.


Dinkes propinsi melakukan rekap laporan dari seluruh kabupaten/kota
yang ada di wilayahnya dan dilaporkan ke pusat setiap tanggal 10
bulan setelah bulan pelaporan (Kemenkes, 2012).
2. Bidang Bina Kesehatan Keluarga (Binkesga)
Bimbingan dari bidang Bina Kesehatan Keluarga disampaikan oleh
Ibu Rita Sari Dewi, S. KM, M.Kes. Beliau memberikan bimbingan tentang
program-program yang dilaksanakan oleh bidang Bina Kesehatan
Keluarga dan juga mengenai sistem pelaporan suatu kasus dari DKK.
Bimbingan yang dilakukan berupa diskusi.
Program yang dilaksanakan oleh bidang Bina Kesehatan Keluarga
(Binkesga) antara lain mengenai:
a. KIA yang dievaluasi dari angka kematian ibu, bayi, dan balita
dengan data sebagai berikut
1) Angka Kematian Ibu (AKI)
Program penanganan dari kejadian ibu hamil yang tinggi
adalah dengan pelaksanaan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC)
dan diikuti dengan digalakkannya pemeriksaan kesehatan pada fase
K1 hingga K4 hingga lengkap. Kendala yang dihadapi pada
program ini adalah kurangnya kesadaran ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya hingga tuntas serta peran keluarga
yang belum optimal dalam mendukung upaya kesehatan ibu hamil.
Penanganan yang kurang cepat dalam beberapa kasus tertentu
seperti kehamilan risiko tinggi juga menjadi kendala dalam
tercapainya program ini.
Selain itu, program pencegahan Angka Kematian Ibu Hamil
yang direncanakan oleh DKK Karanganyar melalui kelas ibu hamil
untuk memberikan edukasi mengenai proses keahmilan hingga
persalinan.
2) Angka Kematian Bayi (AKB)
Berkaitan dengan angka kematian bayi, program kesehatan bayi
dan anak, DKK Karangnayar program penanggulangan yang
dimulai dari kunjungan neonatus, kunjungan neonatus lengkap
hingga penanganan komplikasi neonatus serta kunjungan bayi.
31

Kendala yang dihadapi adalah mengenai kepatuhan dan kesadaran


orang tua dalam memeriksakan bayi secara rutin.
3) Angka Kematian Balita (AKABA)
Program yang disusun oleh DKK Karangnayar adalah dengan
kegiatan kelas ibu balita di Puskesmas yang memberikan edukasi
mengenai imnusasi, ASI, PMT, hingga tumbuh kembang anak yang
diharapkan dapat meningkatkan kesehatan anak.
Kendala yang dihadapi, adalah masih banyaknya pemahaman
yang kurang tepat mengenai pola asuh balita. Angka kematian
balita juga terkait dengan penerapan MTBS oleh tenaga kesehatan
yang belum optimal. Sehingga, sebagai langkah pencegahan yang
utama adalah melalui pembekalan MTBS pada tenaga kesehatan
dan bidan wilayah setempat agar kejadian balita yang sakit dapat
ditangani secara tepat.
b. Gizi masyarakat
Program gizi masyarakat yang dilakukan di wilayah kerja DKK
Karanganyar meliputi :
1) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan bayi
2) Dalam pemberian makanan tambahan diberikan pada saat
pelaksanaan posyandu dan kunjungan bayi dengan gizi kurang
selama 90 hari dan kemudian dievaluasi.
3) Pelaksanaan SKDN dalam memantau

keberhasilan

Upaya

Peninjauan Gizi Kurang (UPGK) di tingkat Posyandu atau Desa.


4) Pemberian Garam Beryodium dala upaya pencegahan kejadian
Gangguan Akibat Kekurangan Iod (GAKI) di beberapa wilayah
pegunungan di Kabupaten Karanganyar
5) Pemberian Tablet Penambah Darah pada ibu hamil yang diberikan
pada saat pemeriksaan ANC
6) Survei rutin ke institusi pendidikan seperti sekolah dasar dalam
memantau kejadian gizi kurang dan penyakit yang menyebabkan
gizi kurang seperti cacingan.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program gizi
masyarakat adalah pemberian PMT yang tidak sepenuhnya dikonsumsi
oleh pasien tapi juga oleh keluarga pasien. Kendala lain

juga

mengenai perbandingan cakupan wilayah dengan jumlah tenaga

32

kesehatan yang melaksanakan program. Kurangnya pengetahuan


masyarakat terhadap konsumsi pentingnya garam beryodium serta
masih kurangnya pemahaman tentang penggunaan garam yang
mengandung yodium.
3. Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Institusi (Promkesi)
Bimbingan dari bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Institusi
disampaikan oleh Ibu Sariati. Beliau menjelaskan tentang seksi-seksi yang
ada di bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Institusi. Bimbingan
yang dilakukan berupa diskusi.
Bidang Promosi Kesehatan dan Kesehatan Institusi terdiri dari tiga
seksi

yaitu

Seksi

Promosi

Kesehatan,

Seksi

Upaya

Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan Kesehatan Institusi, serta Seksi


Program Pemeliharaan Jaminan Kesehatan (PPJK). Seksi Promkes
berfungsi untuk menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan promotif
dan preventif. Seksi UKBM
meningkatkan

tingkat

dan Kesehatan Institusi berfungsi untuk

kesehatan

masyarakat

dengan

mengadakan

posyandu, poswindu, poliklinik kesehatan desa, dan Usaha Kesehatan


Sekolah (UKS). Seksi PPJK mengatur tentang jaminan kesehatan di
wilayah kerja DKK Karanganyar.
Program unggulan pada seksi Promosi kesehatan adalah Program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga. Tujuan
dari pelaksanaan program ini adalah untuk membudayakan perilaku PHBS
di masyarakat. PHBS tatanan rumah tangga untuk wilayah Jawa Tengah
memiliki 16 indikator, diantaranya adalah:
a. Variabel KIA dan Gizi; persalinan nakes, ASI eksklusif, penimbangan
balita, gizi seimbang
b. Variabel Kesling; air bersih, jamban, sampah, sampah, kepadatan
hunian, lantai rumah
c. Variabel Gaya hidup; aktivitas fisik, tidak merokok, cuci tangan,
kesehatan gigi dan mulut, miras/narkoba
d. Variabel upaya kesehatan masyarakat;

Jaminan

Pemeliharaan

Kesehatan (JPK), dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

33

Berdasarkan data hasil kajian PHBS Tatanan Rumah Tangga yang


dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun
2015 dari 172.259 rumah yang

dipantau, jumlah rumah tangga yang

berperilaku hidup bersih dan sehat mencapai 84%, meningkat dari tahun
sebelumnya yaitu 83,2%.
Dari 16 indikator PHBS, yang masih menjadi masalah utama
adalah ASI eksklusif dan perilaku merokok. Masih rendahnya perilaku
pemberian ASI ekslusif dikarenakan msih kurangnya kesadaran ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif, hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah
ibu yang bekerja dan tidak sempat memberikan ASI pada anaknya
sehingga ibu-ibu tersebut memilih untuk memberikan susu formula
sebagai pengganti ASI disaat para ibu sedang bekerja. Upaya untuk
menyelesaikan masalah ASI eksklusif adalah dengan dilakukannya
penyuluhan mengenai pentingnya ASI eksklusif. Dalam upayanya untuk
membudayakan PHBS, seksi promosi kesehatan melakukan edukasi dan
penyeberan informasi kesehatan dengan berbagai media diantaranya radio,
spanduk, leaflet, dan poster. Selain itu penyebarluasan informasi mengenai
kesehatan juga dilakukan oleh petugas promkes di setiap puskesmas di
Karanganyar
Seksi UKBM dan Kesehatan Institusi memiliki berbagai kegiatan
yang digunakan sebagai wadah dalam upayanya untuk meningkatkan
tingkat kesehatan masyarakat seperti

posyandu, poswindu, Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS), Pos UKK di kelompok-kelompok petani dan


pengrajin, poliklinik kesehatan desa (PKD), Saka Bhakti Husada dan Pos
pesantren. Kegiatan Posyandu ada di setiap dusun, dan pelaksanaannya
biasanya sebulan sekali. Dalam kegiatan ini sasarannya adalah anak balita.
Hal ini berbeda dengan Poswindu yang sasaran kegiatannya adalah anak
usia remaja hingga usia 44 tahun (usia produktif). Untuk saat ini poswindu
yang ada baru 44 buah di seluruh kabupaten Karanganyar. Kemudian
untuk UKS ada di sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Kegiatan

34

UKS antara lain berupa penjaringan kesehatan anak sekolah, lingkungan


sekolah, dan pemberian obat cacing.
Seksi PPJK mengatur tentang jaminan kesehatan di wilayah kerja
DKK Karanganyar. Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Peserta jaminan
kesehatan ada 2 macam yaitu Penerim bantuan iuran jaminan kesehatan
(PBI) dan bukan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (non PBI).
Sumber dana PBI bisa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
maupun pemerintah kabupaten. Sedangkan sumber dana non PBI berasal
dari peserta mandiri maupun pemberi kerja. Dalam pelaksanaan jaminan
kesehatan, DKK Karanganyar juga bekerjasama dengan Rumah sakit baik
milik pemerintah maupun swasta yang ada disekitar kabupaten
Karanganyar agar jika masyarakat Karanganyar ingin berobat ke rumah
sakit dapat memilih ke rumah sakit terdekat dari tempat tinggalnya.
4. Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes)
Bimbingan dari bidang pelayanan kesehatan disampaikan oleh ibu
Dwi Rusharyanti, drg .Beliau menjelaskan mengenai program-program
yang terkait dengan bidang pelayanan kesehatan serta seksi-seksi yang ada
di bidang pelayanan kesehatan. Bimbingan yang dilakukan berupa diskusi.
Bidang pelayanan kesehatan terdiri dari tiga seksi yaitu :
a. Seksi upaya kesehatan dasar dan rujukan
Pada DKK Karanganyar, seksi kesehatan dasar dan rujukan
mempunyai tugas pokok yaitu menjamin pelayanan difasilitas-fasilitas
dasar dan rujukan. Salah satu contoh fasilitas kesehatan dasar adalah
Puskesmas, upaya kesehatannya terdiri dari upaya kesehatan
perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Sebagai
UKP puskesmas memberikan pelayanan pengobatan terhadap pasien
yang datang berobat. Sebagai UKM puskesmas misalnya dapat
melakukan surveilans, pencatatan, dan pelaporan. Kemudian jika ada
kejadian luar biasa, puskesmas dapat melakukan penyelidikan
epidemiologi. Selain puskesmas, contoh lain dari UKP adalah klinik

35

kesehatan dan rumah sakit. Sedangkan DKK termasuk dalam


penyelenggara UKM. Namun dalam pelaksanaan operasionalnya
didelegasikan ke Puskesmas
b. Seksi ke Farmasian dan NAPZA
Seksi kefarmasian dan NAPZA bertugas untuk melakukan
pemantauan, bimbingan dan pengendalian produksi, distribusi dan
penggunaan sediaan farmasi, obat tradisional, alat kesehatan, zat
adiktif pada makanan dan minuman baik yang ada di pelayananpelayanan kesehatan, Laboratorium, Klinik Instansi, sekolah maupun
rumah

makan/restoran.

Selain

itu,

seksi

kefarmasian

juga

melaksanakan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang obat,


bahan obat, obat tradisional, kosmetik, alat kesehatan dan zat adiktif
pada makanan dan minuman serta NAPZA di sekolah dan institusi.
Tugas lain seksi farmasi dan NAPZA adalah menyiapkan
rekomendasi pendirian apotek dan toko obat, pedagang besar farmasi
(PBF), penyalur alat kesehatan, dan produsen alat kesehatan skala
rumah tangga. Seksi kefarmasian juga bertugas menyiapkan obat-obat
dan vaksin yang nantinya akan didistribusikan ke puskesmaspuskesmas.
c. Seksi Akreditasi, sertifikasi dan lisensi
Seksi ini bertugas untuk : (1) menyiapkan bahan akreditasi,
sertifikasi dan lisensi pada unit-unit pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan, sarana produksi/ distribusi makanan, minuman dan alat
kesehatan (2) menyiapkan bahan pemantauan pelaksanaan akreditasi,
sertifikasi, dan lisensi kepada unit-unit pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan, serta produksi/ distribusi makanan, minuman dan alat
kesehatan, (3) melaksanakan akreditasi, sertifikasi dan lisensi kepada
pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan tenaga lainnya, distribusi
makanan minuman dan alat kesehatan baik negeri maupun swasta yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat bersama dengan instansi
terkait. Salah satu contoh kegiatan yang termasuk dalam seksi ini
adalah perijinan rumah makan, dan perijinan produksi makanan

36

Selain memberikan materi mengenai seksi-seksi yang terdapat


pada pelayanan kesehatan, ibu Dwi Rusharyanti, drg. juga memberikan
materi tentang Subsistem Kabupaten Karanganyar:
a. Upaya kesehatan ; dibagi menjadi dua yaitu upaya kesehatan
perseorangan (UKP) dan upaya kesehatan Masyarakat (UKM). Pada
UKM, lebih ditekankan promotif, preventif dan pemberdayaan
masyarakat.
b. Pembiayaan kesehatan ; pemerintah daerah memfasilitasi masyarakat
untuk lebih mudah dalam menerima pelayanan kesehatan yaitu dengan
memberikan

jaminan

kesehatan

daerah

khusus

untuk

warga

Karanganyar yang tidak mampu dan belum mempunyai kartu BPJS.


c. Sediaan farmasi, alat kesehatan, makanan : menyangkut perijinan
kepada unit-unit pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, serta
produksi/ distribusi makanan, minuman dan alat kesehatan lainnya di
Dinas Kesehatan Karanganyar
d. Sumber daya manusia kesehatan
e. Manajemen informasi dan regulasi kesehatan
f. Pemberdayaan masyarakat : terciptanya desa siaga, sehat dan sejahtera

37

BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas, membawahi sekretaris dan bertanggungjawab kepada Bupati
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar memiliki beberapa bidang, yaitu
bidang Pengendalian Penyakitdan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Bina
Kesehatan Keluarga (Binkesga), Pelayanan Kesehatan (Yankes) serta
Promosi Kesehatan dan Kesehatan Institusi (Promkesi), dimana masingmasing bidang memiliki tugas pokok dan fungsinya masing-masing
3. Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu subsistem yang ada di
Kabupaten Karanganyar. Untuk masyarakat yang tidak mampu dan belum
mempunyai kartu BPJS, pemerintah daerah menyediakan fasilitas berupa
jaminan pemerintah daerah agar masyarakat lebih mudah dalam menerima
pelayanan kesehatan
4. Pada subsistem upaya kesehatan, upaya kesehatan dibagi menjadi UKP
dan UKM, dimana pada UKM, lebih ditekankan upaya promotif, preventif
dan pemberdayaan masyarakat
B. Saran
1.

Optimalisasi kinerja masing-masing bidang DKK Karanganyar, terutama


pada bidang yang pencapaiannya belum sesuai target

2.

Peningkatan sosialisasi BPJS dalam rangka mendukung Universal


Health Coverage pada tahun 2019

3.

Peningkatan upaya promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat


untuk seluruh wilayah Kabupaten Karanganyar

38

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar (2014). Profil kesehatan Kabupaten


Karanganyar 2014. Karanganyar: Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah (2014). Profil kesehatan Provinsi Jawa
Tengah 2014. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Kementerian Kesehatan RI (2009). Kebijakan dalam Penanggulangan IMS, HIV,
dan AIDS. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI (2011). Situasi Diare di Indonesia. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI (2011). Strategi Nasional Pengendalian TB DI
Indonesia 2010-2014. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Kementrian Kesehatan RI (2011). Modul Pengendalian Demam Berdarah
Dengue. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan.
Kementerian Kesehatan RI (2012). Pengisian Form Manual Pencatatan Program
Pengendalian HIV-AIDS, dan IMS. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI (2014). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan.
Notoatmodjo S(2007). Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni Cetakan Pertama.
Jakarta: Rineka Cipta.
Paham Sistem Jaminan Sosial Nasional (2014). http://library.fes.de/pdffiles/bueros/indonesien/11023.pdf - Diakses Mei 2016.
Pemerintah Kabupaten Karanganyar (2009). Peraturan Daerah Nomor 2 tahun
2009: Organisasi dan tata kerja dinas daerah Kabupaten Karanganyar.
Karanganyar

39

Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2004 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan


Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah (2004).
Satuan

Kerja
Perangkat
Daerah
Dinas
Kesehatan
(2011).
http://www.karanganyarkab.go.id/20110105/dinas-kesehatan- Diakses Mei
2016.

Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional


(2004).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (2004).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(2009).

Lampiran

40

41

Anda mungkin juga menyukai