Anda di halaman 1dari 4

10/18/2015

PrintPreviewHal3340STIAPANCAMARGAPALU

Jakarta,18Oktober201504:18WIB

Hal3340
EVALUASIKEBIJAKANBERASMISKINTERHADAPEFEKTIVITASPEMENUHAN
KEBUTUHANMASYARAKATMISKINPADAKANTORKELURAHANTALISEKECAMATAN
MANTIKULORE
Oleh:
Deviyanti
ABSTRAK
Tujuan penelitian mengetahui Evaluasi Kebijakan Beras Miskin Terhadap Efektivitas
Pemenuhan Kebutuhan Masyarakat Miskin Pada Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore.
Dasar penelitian adalah survey, tipe penelitian yaitu deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan
datayangdigunakanadalahpengamatan,wawancara,penyebarankuesionerdandokumentasi.
Populasi sebanyak 370 KK, Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive
sampling berjumlah 45 orang, teknik analisis data menggunakan Deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukan parameter evaluasi kebijakan dari faktor kecukupan, responsivitas,
ketersediaan beras dan mutu beras miskin dapat dinilai kurang baik, lain halnya dengan
efektivitas,pemerataanmanfaatdanketepatan,kesesuaianjumlahdanhargadinilaibaikkarena
sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh pemerintah. Faktor penghambat dari aspek
responsivitas, kecukupan dan ketersediaan pangan, sedangkan faktor pendukung, kelurahan
menjualberassesuaidenganhargadanjumlahyangditetapkanolehpemerintah.
KataKunci:EvaluasiKebijakan,BerasMiskin.
I.PENDAHULUAN
Bila dicermati persoalan ketahanan pangan, tak lepas dari kondisi perekonomian disuatu
negara. Karena secara logis, seseorang yang hidupnya sudah sejahtera atau mapan
perekonomiannya tentu dapat mengatasi permasalahan kebutuhan pangan dalam
kehidupannya.Sepertiapayangtelahdiuraikantersebutsalahsatukebutuhan pokok manusia
untuk kelangsungan hidup adalah pangan karena merupakan kebutuhan vital manusia seperti
yang diamanatkan UU Pangan No. 7 Tahun 1996 tentang ketahanan pangan, Hak untuk
memperoleh pangan bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan hak asasi manusia yang paling
hakiki.Olehkarenaitu,setiapwargamasyarakatberatmemperolehbahanpanganyangcukup
dalamkondisiapapun.Namundemikian,kewajibanuntukmewujudkanketahananpangantidak
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Meski
demikian, negara harus selalu berupaya mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup untuk
warganya,terutamakelompokmasyarakatmiskin.
HalinijugadiperkuatdenganUUPanganNo.18Tahun2012revisidariUUNo.7Tahun1996.
UndangUndang tentang pangan ini dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi
penyelenggaraan pangan yang mencakup perencanaan pangan, ketersediaan pangan,
keterjangkauan pangan, konsumsi pangan dan gizi, keamanan pangan, label dan iklan pangan,
pengawasan, sistem informasi pangan, pengawasan, sistem informasi pangan, penelitian dan
pengembanganpangan,kelembagaanpangan,peransertamasyarakatdanpenyidikan.Namun
http://stiapancamarga.ac.id/id/print/content/140

1/4

10/18/2015

PrintPreviewHal3340STIAPANCAMARGAPALU

dalam kenyataan, sampai sekarang belum membuahkan hasil yang memuaskan, bahkan
masyakarat semakin termarjinalkan terhadap keputusan yang di buat oleh pemerintah yang
berhubungandenganmasyarakatmiskin,ataukahkalauadakebijakanyangdianggapexcellent
berkaitan dengan masyarakat miskin, tetapi pada tingkat implementasi kurang konsisten dan
kurang bermutu, seakan pembuatan kebijakan yang saling berkaitan dan kurang memiliki
moralitasdariparaaktoryangterlibat,sehinggatidakpernahterselesaikandenganmutualistik
dalammenanganisetiappersoalanpublik,khususnyamasyarakatmiskin.
Kebijakan penyaluran beras untuk keluarga miskin lebih ditekankan pada program bantuan
kesejahteraansosialbagikeluargamiskin.Tujuannyaadalahterbantunyadanterbukanyaakses
pangankeluargamiskindenganbahanpanganpokokyaituberaspadatingkathargaRp.1.600,
per kg dengan jumlah maksimal 15 kg per rumah tangga miskin per bulan pada wilayah
distribusi.
Berdasarkan pada petunjuk pelaksanaan program beras untuk keluarga miskin (Raskin) dan
program kompensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak (PKPSBBM) bidang pangan
tahun 2003, yang dikeluarkan oleh Badan Urusan Logistik (BULOG), disebutkan bahwa
orientasi program beras untuk keluarga miskin (Raskin) lebih ditekankan pada program
bantuan kesejahteraan sosial atau bantuan perlindungan sosial bagi keluarga miskin. Sasaran
dariprogramRaskinadalahterbantunyadanterbukanyaaksespangankeluargamiskindengan
bahan pangan pokok yaitu beras, pada tingkat harga bersubsidi ditempat dan jumlah yang
ditentukan, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan di
tingkatrumahtangga.
Namun sebagaimana layaknya sebuah kebijakan pemerintah terdahulu program beras untuk
keluarga miskin (Raskin) rentan terhadap penyimpangan. Kebijakan pemerintah untuk
memberikanbantuanpangankepadakeluargamiskinseringkalitidaksesuaidenganharapan
dan tidak tepat sasaran. Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan penulis dilapangan
terdapat ketidakpuasan penerima beras miskin karena tidak meratanya pembagian beras
miskin kepada yang berhak menerima hal itu dilihat dari adanya keluhan, pengaduan dari
masyarakat karena ketidakadanya keadilan (diskriminatif) dalam proses pembagian beras
miskin.
II.METODEPENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore Kota Palu tahun 2013.
Penelitianinimenggunakandasarpenelitiansurvey.
Jumlahpopulasidalampenelitianiniadalah370orang.Sampeldalampenelitianinisebanyak45
orang.Penarikansampelinimenggunakanpurposivesamplingyaitumemilihorangorangyang
di harapkan dapat memberi informasi dan mengetahui permasalahan yang diteliti sehingga
dapatmemberikandatayangdiinginkan(Sugiyono,2004:91).
Pengumpulan data dilakukan pada awal April hingga Juni 2013, peneliti terlebih dahulu
melakukan observasi untuk memperdalam masalah penelitian. Setelah itu, peneliti membuat
kuesioner dan menyebarkannya pada responden. Kuesioner penelitian terdiri atas 2 (dua)
variabel.Variabelpertama(X)menurutSubarsono(2009:126)yaituEvaluasikebijakanterdiri
atas 5 (lima) indikator yaitu efektivitas, kecukupan, pemerataan, responsivitas, ketepatan.
Variabel kedua (Y) menurut UU RI No. 7 Tahun 1996 tentang pangan yaitu Pemenuhan
Kebutuhan terdiri atas 4 (empat) indikator yaitu ketersediaan beras, kesesuaian jumlah,
kesesuaianmutudankesesuaianharga.
Hasil kuesioner dibuat dalam tabel frekuensi dan persentase. Hasil dari tabel frekuensi dan
persentase diverifikasi dengan mewawancarai responden dan informan kunci, diverifikasi
kembali hasil itu dengan observasi peneliti, dilakukan dokumentasi demi mendukung hasil
penelitian.Hasilanalisadatainikemudiandijadikandasaruntukpengambilankesimpulandan
saranpenelitian.
http://stiapancamarga.ac.id/id/print/content/140

2/4

10/18/2015

PrintPreviewHal3340STIAPANCAMARGAPALU

III.HASILDANPEMBAHASAN
Berdasarkan olahan data tabel frekuensi dan persentase terhadap variabel (x) evaluasi
kebijakan yang diukur berdasarkan efektivitas, kecukupan, pemerataan, responsivitas,
ketepatan, menunjukan bahwa efektivitas berjalan dengan baik (64,44%) . efektivitas
pendistribusian beras miskin dapat tercapai dengan baik setaip bulannya walau pun terdapat
halhal yangkurang diinginkan tetapi dapat diminimalisir pada aspek lain. Sebaliknya pada
parameterkecukupanmasihdalamkategoritidakbaik(51,11%)karenadampakatauevaluasi
kebijakan beras miskin belum dapat memecahkan masalah dalam masyarakat miskin karena
belummemberikankepuasankepadamasyarakatmiskin.
Kemudiandariparameterpemerataanjugamasihdalamkategorikurangbaik(55.56%)karena
pendistribusian beras miskin belum dibagi merata kepada kelompok masyarakat yang
membutuhkannya,inikarenaadanyasikapdiskriminasiolehaparatdalampenentuanpenerima
Raskin. Selanjutnya dari parameter responsifitas yang juga masih dalam kategori kurang baik
(57,78%) dikarenakan pihak aparat masih sangat kurang merespon baik apa bila terdapat
keluhakeluhandarimasyarakatyangberkaitandenganpendistribusianRaskinkarenaaparatur
belum mempunyai kemempuan dan pengetahuan yang memadai dalam menaggapi masalah
yang ada. Dan yang terakhir dari parameter ketepatan yang di kategorikan baik (62,22%)
karena dampak dari kebijakan Raskin dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dan bisa
menekan pengeluaran rumah tangga karena harga yang diperoleh jauh lebih murah sehingga
sangatbermanfaatbagimasyarakat.
Berdasarkankesimpulandiatas,makahipotesispenelitibahwaevaluasipendistribusianRaskin
tidakberjalandenganbaikkarenaparameterkecukupan(hasilyangdicapaidapatmemecahkan
masalah)dandariparameterpemerataanmanfaatbelumberjalandenganbaikinidikarenakan
pihak RT/RW serta kelurahan tidak konsisiten dalam pelaporan jumlah masyarakat miskin
sehingga terjadi kesalahan dalam penentuan penerima Raskin dan juga adanya sikap
diskriminatif dari aparat dalam penentuan penerima Raskin sehingga terjadi keluhan serta
keberatan dari masyarakat yang mengakibatkan responsivitas yang belum dapat memuaskan
maayarakat karena masih rendahnya kemampuan danpengetahuan aparat dalam menaggapi
masalahyangada.
Hasilolahandatatabelfrekuensidanpersentaseterhadapvariabel(y)pemenuhankebutuhan
masyarakatmiskinyangdiukurmelaluiparameterketersediaanpanganyangcukup,kesesuaian
jumlah, kesesuaian mutu, kesesuaian harga, menunjukan bahwa ketersediaan pangan dinilai
kurangbaik(55,56%)halinidapatterjadi karena jumlah pagu pangan (beras) yang ada tidak
sesuai dengan jumlah masyarakat miskin sehinnga masih banyak masyarakat miskin yang
belummerasakanmanfaatdariRaskin,halyangsamajugaterjadidalamparameterkekesuaian
mutu yang juga dikategorikan kurang baik (48,89%) karena berkualitas rendah sehingga
masyarakatyangmengkonsumsimerasakecewa,haliniberbandingterbalikdenganparameter
kesesuainjumlahyangdikategorikanbaik(60,00%)danjugaparameterkesesuaianhargayang
mendapatpredikatbaik(55,56%)karenamasyarakatmemperolehberasmiskinsesuaidengan
ketentuan pemerintah yaitu 15 kg per rumah tangga miskin per bulan, dengan kisaran harga
Rp.1.600, per kg pada wilayah distribusi. Hasil uji keempat parameter di atas dapat
disimpulkan bahwa pemenuhan kebutuhan masyarakat miskin dapat dikategorikan kurang
baik.Dari4(empat)parameterterdapat2(dua)indikatoryangdinilaibaikdan2(dua)dinilai
kurangbaik.
Melihat kesimpulan diatas, maka hipotesis tantang pemenuhan kebutuhan masyarakat miskin
yangmasihkurangbaiktidakdapatterbantahkan,Halinidapatdilihatdariketersediaanpangan
yang kurang sehingga masih banyak masyarakat miskin belum memperoleh beras miskin,
begitujugadengankesesuaianmutuberasyangdinilaikurangbaikkarenaadanyakeluhandari
masyarakatsaatmengkonsumsiberastersebutdikarenakanmutuyangkurangbaik.
IV.KESIMPULAN

http://stiapancamarga.ac.id/id/print/content/140

3/4

10/18/2015

PrintPreviewHal3340STIAPANCAMARGAPALU

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore
dapatdisimpulkansebagaiberikut;1)Evaluasikebijakanmengenaiefektivitaspendistribusian
Raskin dikategorikan baik karena pendistribusian beras untuk keluarga miskin dapat tercapai
dengan baik dan berpengaruh positif terhadap ketepatan, kesesuaian jumlah, dan juga
kesesuain harga karena masih memiliki tingkat kesesuaian yang telah ditetapkan pemerintah
dan kebijakan ini masih cukup membantu dalam menghemat pengeluaran rumah tangga
penerima raskin; 2) Dari aspek kecukupan dan pemerataan manfaat masih dikategorikan
kurangbaikkarenamasyarakatmasihbelumpuasakibatadanyasikapdiskriminasidariaparat
kelurahan dalam pendataan dan penentuan rumah tangga penerima Raskin yang
mengakibatkan tidak meratanya manfaat Raskin kepada kelompok masyarakat yang
membutuhkannya. Hal ini disebabkan ketersediaan pangan/beras yang masih sangat kurang
danjauhdarijumlahrumahtanggamiskinyangadadiKelurahanTaliseKecamatanMantikulore
yang berdampak pada keluhankeluhan serta protes dari masyarakat yang mengakibatkan
Responsivitasmasihdalamkategorikurangbaikkarenaaparatbelummempunyaikemampuan
yang memadai dalam menanggapi masalah, keluhan mengenai kesesuaian mutu yang masih
dalamkategorikurangbaikkarenaberasyangdibagikanmasihberkualitastidakbaiksehingga
menimbulkanketidakpuasanmasyarakatyangmengkonsumsinya.
Berdasarkan temuan penelitian, peneliti menyampaikan beberapa saran kepada pihakpihak
terkait sebagai berikut; 1) Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program Raskin di
Kelurahan Talise Kecamatan Mantikulore hendaknya dilakukan upayaupaya seperti,
memverifikasidatamengenaijumlahRumahtanggaPenerimaRaskin,menambahjumlahpagu
Raskin dengan menyediakan dana raskin daerah, menyediakan dana talangan dan
meningkatkan kualitas layanan; 2) Perlunya dilakukan kerjasama antara pemerintah daerah,
instansi terkait dan masyarakat dalam mengevaluasi keefektifan program Raskin agar dapat
menghindaripenyimpangandilapangan.
DAFTARPUSTAKA
Subarsono,A.G,2009.AnalisisKebijakanPublik,KonsepTeoridanAplikasinya.PustakaPelajar.
Sugiyono,2001.MetodePenelitianAdministrasi.Alfabeta,Bandung.
,2004.MetodePenelitianAdministrasi.Alfabeta,Bandung.
UndangUndangDasarRI1945.
UndangUndangRINomor7Tahun1996TentangPangan
UndangUndangRINomor18Tahun2012TentangPangan

Print

http://stiapancamarga.ac.id/id/print/content/140

Close

4/4

Anda mungkin juga menyukai