Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Laksmi Luvita Dewi (011401050)
Willy Doan Hutabarat (011401235)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang mana atas rahmat dan karuniaNya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penganggaran Modal ini tepat
pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan / kekurangan baik dalam pengetikan maupun proses penyusunan makalah ini.
Untuk itu penyusun mohon maaf.
Untuk lebih menyempurnakan makalah ini, penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang dapat membangun sehingga akan membuat makalah ini semakin baik. Akhir kata,
penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penganggaran modal adalah istilah yang sering kita dengar pada saat berhubungan
dengan uang. Tapi seringkali istilah penganggaran modal disalah tafsirkan sebagai alat untuk
menghitung keuntungan saja, padahal penganggaran modal (capital budgeting) bukan hanya
sekedar itu saja.
Maka dari itu kita harus memahami betul pengertian dari penganggaran modal
(capital budgeting) agar penafsiran tidak hanya terbatas pada mencari keuntungan saja tetapi
melakukan keputusan investasi yang akan berdampak bagus pada jangka panjang maupun
jangka pendek bagi perusahaan.
Di suatu perusahaan, seorang manajer keuangan harus paham betul dengan capital
budgeting ini sebab seorang manajerlah yang akan memutuskan investasi atau penanam
modal ini dapat diinvestasikan agar berdampak baik pada perusahaan.
BAB 2
PEMBAHASAN
panjang
Keputusan Capital Budgeting akan berpengaruh pada jangka waktu yang lama sehingga
akan kehilangan fleksibilitasnya.
Contoh : pembelian sebuah aktiva yang memiliki umur ekonomis 10 tahun akan
mengunci perusahaan selama periode 10 tahun, karena perluasan aktiva
didasarkan atas penjualan yang diharapkan dimasa depan. Maka keputusan
untuk membeli sebuah aktiva yang akan habis dalam jangka waktu 10 tahun
membutuhkan perencanaan penjualan selama 10 tahun.
2. Penanggaran modal yang efektif akan menaikkan ketepatan waktu dan kualitas dari
penambahan aktiva.
Contoh : perusahaan berusaha beroperasi mendekati kapasitas sepanjang waktu , selama
4 tahun, PT A telah mengalami permintaan secara besar-besaran secara tibatiba yang bersifat tidak rutin sehingga perusahaan terpaksa menolak
permintaan tersebut. Oleh karena itu PT A merecanakan untuk menambah
kapasitas produksi dengan menyewa gedung tambahan dan membeli peralatan
produksi yang baru yang diperlukan untuk kegiatan produksi, untuk itu
diperlukan waktu 6-8 bulan agar kapasitas produksi dapat digunakan , namun
pada saat itu perminttan mulai menurun, karena perusahaan lain mempunyai
kapasitas yang mencukupi. PT A mulai merencanakan meramalkan permintaan
secara tepat dan merencanakan kebutuhan kapasitasnya satu tahun sebelumnya
atau
lebih
maka
perusahaan
mampu
mempertahankan
dan
bahkan
digunakan prosedur yang lebih sederhana. Perusahaan biasanya mengkategorikan proyek dan
kemudian menganalisis dalam setiap kategori dengan cara yang berbeda
1. Penggantian : pemeliharaan bisnis
Kategori ini terdiri dari pengeluaran untuk mengganti peralatan yang usang atau
rusak yang digunakan dalam membuat produksi yang menguntungkan. Proyek
penggantian ini diperlukan jika perusahaan ingin melanjutkan usahanya. Isu satu-satunya
disisni adalah
a.
b.
Pada umumnya jawabannya adalah YA, sehingga keputusan pemeliharaan dibuat tanpa
melalui proses keputusan yang rumit
2. Penggantian : pengurangan biaya
Kategori ini termasuk pengurangan untuk mengganti peralatan yang usang,
tujuannya adalah untuk menurunkan biaya tenaga kerja, bahan dan input lannya seperti
listrik. Keputusan ini adalah bijaksana dan secara wajar biasanya menggunakan analisis
terperinci
3. Ekspansi produk atau pasar yang ada
Kategori ini termasuk pengeluaran untuk meningkatkan output produk yang sudah
ada, atau memperluas outlet ritel atau fasilitas distribusi dalam pasar yang sekarang
dilayani. Keputusan ini lebih kompleks karena memerlukan peramalan eksplisit tentang
pertumbuhan permintaan
selalu diperlukan analisis yang terperinci dan keputusan akhir biasanya dibuat oleh pihak
direksi sebagai bagian dari rencana strategis perusahaan
5. Proyek pengamanan dan atau lingkungan
Kategori ini meliputi pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi permintaan
pemerintah, perjanjian tenaga kerja atau polis asuransi. Pengeluaran ini disebut investasi
wajib dan biasanya
berbeda
satu
sama
lain.
Sehubung
dengan
proyek-proyek
yang
sedang
2.6.
Kebaikan
Kelemahan :
Rumus:
Laba Tunai
Investasi Yang
Ditutup
Rp. 23 juta
Rp. 18 juta
Rp. 21 juta
Rp. 36 juta
Rp. 25 juta
Rp. 23 juta
Rp. 18 juta
Rp. 21 juta
Rp. 18 juta
Rp. 80 juta
Kesimpulan : Dalam jangka waktu 3,5 tahun investasi sudah dapat kembali sebelum masa umum
ekonomisnya habis.
B. Net Present Value (NPV)
Metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash flow. (mempertimbangkan
nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi sekarang dengan arus kas keluar yang akan diterima
pada masa yang akan datang).
Rumus :
NPV
= PVNCF PVNOL
Langkah langkah :
1)
Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau Required Rate Of
Return.
2)
3)
4)
5)
2)
Kelemahan :
Dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya, nilai tunai netto tidak dapat
digunakan sebagai pedoman.
Contoh:
Mr Frenky merencanakan untuk menginvestasikan dananya untuk pembelian Mesin Giling
seharga Rp. 300.000.000,- . Mesin tersebut diperkirakan berumur 5 tahun tanpa nilai residu pada
akhir tahun. Atas dasar aliran kas masuk bersih diperkirakan sebesar Rp. 65.000.000 per tahun,
dengan tarif kembalian 10% per tahun.
Berdasarkan informasi tersebut, keputusan apa yang harus diambil dari investasi tersebut, jika
digunakan Present Value Method ?
Tarif Kembalian.
Rp. 65 juta
Rp. 65 juta
Rp. 65 juta
0,909
0,826
0,751
Rp. 59.085.000
Rp. 53.690.000
Rp. 48.815.000
4
5
Rp. 65 juta
Rp. 65 juta
Jml Nilai Tu-
0,683
0,621
Nai Kas Bersih
Rp. 44.395.000
Rp. 40.365.000
Rp. 246.350.000
Rata-Rata Kembalian
Investasi
D. Profitability Index
Membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima diwaktu yang akan
datang dengan arus kas keluar.
Rumus :
Profitability Index
PV. Proceed
PV.outlay
2.
Rumus :
ARR
Investasi
jika ARR > 100%, investasi diterima
jika ARR < 100%, investasi ditol
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, Penganggaran Modal (capital budgeting) sangatlah
penting dalam menentukan alur kas,investasi dan penanaman saham. Dimana bila
perhitungan atau keputusan untuk pengambilan penganggaran modal tepat, maka
keuntungan bagi perusahaan akan meningkat sesuai dengan perhitungan. Dan sangatlah
penting bagi manajer keuangan untuk sangat hati-hati dalam mengambil keputusan
dengan keadaan keuangan suatu perusahaan.
PENDAHULUAN
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum berinvestasi, salah satunya adalah
apakah investasi tersebut akan mempengaruhi perusahaan kearah yang positif atau sebaliknya.
Selain itu, perlu dipertimbangkan juga berapa modal yang diinvestasikan dan apakah investasi
itu mendatangkan laba atau tidak. Untuk mengetahui apakah investasi yang akan ditanamkan itu
dapat direalisasikan atau tidak, maka diperlukan suatu analisa atau studi mengenai kelayakan
usaha tersebut. Studi kelayakan bisnis atau studi kelayakan usaha dapat diartikan layak atau
tidaknya suatu bisnis atau usaha untuk dilaksanakan. Layak (tidak layak) suatu bisnis adalah
perkiraan bahwa bisnis atau usaha tersebut akan menghasilkan laba (tidak menghasilkan laba)
sesuai dengan harapan.
Manfaat dari studi kelayakan usaha adalah untuk menghindari kerugian yang besar bila
suatu usaha dilakukan oleh investor. Dengan menggunakan studi kelayakan usaha, maka dapat
diketahui berapa lama investasi yang ditanamkan akan kembali dan berapa keuntungan yang
didapatkan. Selain itu studi kelayakan usaha tidak hanya diterapkan untuk usaha yang relatif
besar, pada usaha kecil menengahpun dapat diterapkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Kasmir dan Jakfar (2010 : 6) menyebutkan, Studi Kelayakan Bisnis (SKB) adalah Suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Menurut Umar (2003 : 25), proses analisa setiap aspek saling berketerkaitan antara satu
aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintergasi.
Sebagai misal, ketika seorang peneliti tengah menganalisis aspek keuangan, hendaknya ia
memanfaatkan hasil analisis aspek-aspek lain, walaupun tetap dimungkinkan mencari data yang
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhannya lasngsung dari lapangan. Aspek Pasar:Kutub pertama
dari model lingkungan bisnis adalah aspek pasar. Pengkajian aspek-aspek penting dilakukan
karena tidak ada proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang
dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara lain untuk
mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market-share dari produk
bersangkutan. Aspek Pemasaran: Pemasaran adalah kegiatan perusahaan yang bertujuan
menjual barang atau jasa yang diproduksi perusahaan ke pasar. Oleh karena itu, aspek ini
bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Aspek Teknis dan
Teknologi: Studi aspek teknis dan teknologi akan mengungkapkan kebutuhan apa yang
diperlukan dan bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan. Aspek Sumber
Daya Manusia: Aspek sumber daya manusia merupakan aspek penting yang perlu dianalisis.
Aspek SDM dibagi ke dalam dua bagian. Pertama: peran SDM dalam pembangunan proyek
bisnis. Kedua: peran mereka dalam operasional rutin bisnis setelah selesai dibangun. Aspek
Manajemen:Studi aspek manajemen dilaksanakan dua macam. Pertama: manajemen saat
pembangunan proyek bisnis. Kedua: manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin. Aspek
Keuangan: Dari sisi keuangan, proyek bisnis dikatakan sehat apabila dapat memberikan
keuntungan yang layak dan mampu memnuhi kewajiban finansialnya. Aspek Persaingan dan
Lingkungan Eksternal Lainnya: Aspek persaingan dan lingkungan eksternal lainnya,
merupakan kondisi-kondisi di luar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat
dikendalikan.
Metode Penilaian Investasi
1. Metode Payback Period (PP)
Payback Period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
suatu investasi dengan menggunakan aliran kas masuk neto (proceeds) yang diperoleh. Martono
dan Harjito (2010 : 141)
Rumus menghitung Payback Period (PP) menurut Kamir dan Jakfar (2010 : 98):
Jika proceed yang dihasilkan tiap tahun sama :
Investasi
PP =
Kas bersih / Tahun
Dimana kas bersih (proceed) = EAT + Depresiasi
Jika proceed yang dihasilkan tiap tahun beda :
Investasi
=
xxx
Proceed tahun ke-1 =
(xxx)
Sisa Investasi
xxx
Proceed tahun ke- 2 =
(xxx)
Sisa Investasi
xxx
x 1 tahun
Dan seterusnya sampai investasi tidak dapat dikurangi dengan proceed tahun selanjutnya, lalu :
Sisa Investasi
x 1 tahun
Proceed tahun selajutnya
Ketentuannya adalah :
Jika payback period > umur ekonomis, investasi ditolak
Jika payback period < umur ekonomis, investasi diterima
Menurut Sjahrial (2007 : 62), ada beberapa kelemahan yang terdapat pada metode Payback
Period adalah :
1. Tidak memperhatikan konsep nilai waktu dari uang, karena rupiah yang diterima tahun
pertama dinilai sama dengan rupiah pada tahun selanjutnya.
2. Tidak memperhatikan aliran kas bersih setelah periode pengembalian.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2010 : 99), untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak
dari segi PP, maka hasil perhitungan tersebut harus sebagai berikut :
PP sekarang lebih kecil dari umur ekonomisnya,
Dengan membandingkan rata-rata industri unit usaha sejenis,
Sesuai dengan target perusahaan.
2. Metode Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang.
Rumus menghitung Net Present Value (NPV) menurut Kamir dan Jakfar (2010 : 100), adalah
sebagai berikut :
NPV = Kas
bersih
x 100%
Ketentuannya adalah :
Jika PI > 1, investasi diterima
Jika PI < 1, investasi ditolak
4. Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan metode penilaian investasi untuk mencari
tingkat bunga (discount rate) yang menyamakan nilai sekarang dari aliran kas neto (Present
Value of Proceeds) dan investasi (Initial Outlays). Pada saat IRR tercapai, maka besarnya NPV
sama dengan nol.
Rumus menghitung Net Present Value (NPV) menurut Kamir dan Jakfar (2010 : 102), adalah
sebagai berikut :
NPV1
IRR = i1 +
NPV1 NPV2
x ( i2 - i1 )
Keterangan :
i1
i2
NPV1
NPV2
Ketentuannya adalah :
Jika IRR > Tingkat bunga, investasi diterima
Jika IRR < Tingkat bunga, investasi ditolak
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara langsung terhadap objeknya, dengan mendatangi tempat usaha
tersebut unuk mengetahui lokasi tempat usaha, kegiatan yang berjalan, dan mendapatkan datadata primer yang akurat.Wawancara dilakukan langsung dengan pemilik usaha untuk
mendapatkan dan melengkapi data sekunder, serta informasi yang akurat tentang ruang lingkup
kegiatan usaha Dealer Chanel Multi WIJOYO MOTOR. Data sekunder didapat langsung dari
pemilik usaha, yaitu berupa data aspek non keuangan dan aspek keuangan. Data sekunder juga
didapat dari media internet untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penulisan, yaitu
berupa data tingkat inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan tingkat suku bunga dari Bank
Indonesia (BI).
Alat analisis yang digunakan:
Dalam memperhitungkan estimasi pendapatan, taksiran rugi laba, perhitungan proceeds, dan
perhitungan penilaian investasi penulis menganalisis masalah dengan mendeskripsikannya
menggunakan tabel.
Dalam penulisan ilmiah ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Payback
Period (PP), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of
Return (IRR), dengan estimasi laba 3 (tiga) tahun ke depan periode awal tahun 2013 sampai
akhir tahun 2015.
PEMBAHASAN
Perhitungan Penilaian Investasi
a. Payback Period (PP)
Payback Period dari investasi yang diusulkan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
Jumlah Investasi
Rp 197.875.000,Proceeds tahun ke-1
( Rp 100.048.746,5 )
Investasi yang belum tertutup
Setelah akhir tahun ke-1
Rp 97.826.253,5
Karena sisa tidak dapat dikurangi proceed tahun ke-2, maka sisa proceed tahun ke-1 dibagi
proceed tahun ke-2 :
PP
=
Rp 97.826.253,5 x 12 bulan
Rp 125.484.276,4
=
9,4
Jadi, investasi diperkirakan dapat kembali dalam kurun waktu 1 tahun 9 bulan.
Keputusan : Karena Payback Period (PI) lebih kecil dari umur ekonomis yang diisyaratkan
maka investasi tersebutditerima.
= 100.048.746,5
E.A.T
Depresiasi
2013
92.513.746,5 7.535.000
2014 117.949.276,4 7.535.000
2015 146.355.072,5 7.535.000
Total PV Kas Bersih
Discoun
t Factor PV Kas Bersih
(DF) 6%
100.048.746,5 0,943
94.345.967,95
125.484.276,4 0,890
111.681.006
153.890.072,5 0,840
129.267.660,9
335.294.634,8
Kas Bersih
(Proceeds)
= Rp 335.294.634,8
= ( Rp 197.875.000,- )
NPV
= Rp 137.419.634,8
Keputusan : Hasil NPV adalah positif yaitu sebesar Rp 137.419.634,8 maka investasi diterima.
c. Profitability Index (PI)
PI
335.294.634,8
PI
1,7
x 100%
197.875.000
Keputusan : Karena PI > 1 yakni sebesar 1,7 maka investasi tersebut dinilai menguntungkan
sehingga investasi tersebut diterima.
d. Internal Rate of Return (IRR)
Mencari rata-rata kas bersih :
100.048.746,5+125.484.276,4+153.890.072,5 = 126.474.365,1
3
Memperkirakan besarnya PP, yaitu :
PP
=
197.875.000
= 1, 564
126.474.365,1
Dalam tabel A-2 (di Lampiran 3), tahun ke-3 diketahui discount factor yang terdekat dengan
angka 1,564 adalah 1,609 sebesar 39%.
Secara subjektif tiap discount dikurangi 2% menjadi 37% sehingga NPV-nya dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Perhitungan Net Present Value dengan DF 37%
Tahun
Kas Bersih
DF
PV Kas Bersih
(Proceeds)
37%
2013
100.048.746,5
0,730
73.035.584,95
2014
125.484.276,4
0,533
66.883.119,32
2015
153.890.072,5
0,389
59.863.238,2
199.781.942,5
= 199.781.942,5 - 197.875.000
= 1.906.942,5
DF
(Proceeds)
38%
2013
100.048.746,5
0,727
72.735.438,71
2014
125.484.276,4
0,525
65.879.245,11
2015
153.890.072,5
0,381
58.632.117,62
Tahun
PV Kas Bersih
197.246.801,4
= 197.246.801,4 - 197.875.000
= - 628.198,6
Tahu
n
Kas Bersih
2013
100.048.746, 0,73
5
0
2014
2015
(Proceeds)
DF
PV
Kas DF
PV Kas Bersih
37% Bersih
38%
125.484.276, 0,53
4
3
153.890.072, 0,38
5
9
Bunga 38%
0,72
73.035.584,9
7
5
0,52
66.883.119,3
5
2
0,38
59.863.238,2
1
72.735.438,71
199.781.942,
5
197.246.801,41197.875.0
00
65.879.245,11
58.632.117,62
Total PV Investasi
197.875.000
NPV
C1
1.906.942, C2
628.198,6 )
5
Interpolasi
37%
Initial Investment
38%
PVIFA
199.781.942,5
PVIFA
199.781.942,5
197.875.000 (-)
197.246.801,41 (-)
2.535.141,1
1.
906.942,5
IRR
NPV1
IRR = i1 +
NPV1 NPV2
IRR = 37 +
2.535.141,1
= 37 + 0,752%
= 37,752%
x ( i2 - i1 )
1.906.942,5
x 1%
Keputusan :
Karena IRR yang dihasilkan sebesar 37,752% lebih besar daripada tingkat bunga yang
digunakan sebagai biaya modal sebear 6%, maka investasi diterima.
PENUTUP
Pembukaan cabang baru pada Dealer Chanel Multi WIJOYO MOTOR ini layak untuk
dijalankan, karena modal yang ada dipergunakan untuk pembukaan cabang baru dinilai dapat
memberikan keuntungan bagi penanam modal dilihat dari Net Present Value (NPV), Payback
Period (PI), Profitability Indeks (PI), dan Internal Rate Of Return(IRR).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode Net Present
Value (NPV),Payback Period (PI), Profitability Indeks (PI), dan Internal Rate Of Return (IRR)
maka penulis menyarankan agar pembukaan cabang baru Dealer Chanel Multi WIJOYO
MOTOR tersebut dilanjutkan dengan memperhatikan aspek-aspek yang telah dibahas di bab 4,
yakni aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, aspek ekonomi
dan sosial, dan aspek keuangan. Diharapkan pula kepada pemilik untuk lebih meningkatkan
penjualannya dengan cara memperluas jaringan, memperbanyak karyawan freelance dan
mediator.
DAFTAR PUSTAKA
Dadjim Sinaga, Studi Kelayakan Bisnis Dalam Ekonomi Global, Edisi Asli, Penerbit Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2008.
Dermawan Sjahrial, Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Asli, Penerbit Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2007.
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2003.
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit Kencana Prenada
Media
Group, Jakarta, 2010.
Martin,
J.
William
Petty,
David
F.
Scott
Jr., Prinsip
dan
Penerapan
Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Penerbit Indeks, 2008.
Martono dan D. Agus Harjito, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit
EKONISIA,
Yogyakarta, 2010.
Suad
Husnan
dan
Suwarsono
Muhammad, Studi
Kelayakan
Proyek,
Edisi
Keempat,
Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005.
http://www.bi.go.id
http://www.bps.go.id