Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN

DESAIN KONSTRUKSI SUMUR

Oleh :
Zaenuri Umam
111.140.110
Plug 3

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2016

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Desain Konstruksi Sumur


Yogyakarta, 6 Oktober 2016

Disusun oleh:
Nama

: Zaenuri Umam

NIM

: 111.140.110

Prodi

: Teknik Geologi

Fakultas

: Teknologi Mineral

Mengetahui,
Penulis

ZAENURI UMAM
111.140.110

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat serta karunianya
sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun sebagai suatu laporan untuk melaporkan kegiatan
pembuatan desain konstruksi sumur juga sebagai hasil dari pengerjaan tugas.
Pada kesempatan in, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Asisten laboratorium Hidrogeologi yang telah memberikan bimbingan
hingga selesainya laporan ini.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak, agar penyusunan laporan
berikutnya lebih sempurna.
Penyusun mengharapkan, semoga laporan ini dapat berguna khususnya bagi
diri sendiri dan para pembaca umumnya.

Yogyakarta, 5 Oktober 2016


Praktikan

Zaenuri Umam
111.140.110

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................2
KATA PENGANTAR................................................................................... 3
DAFTAR ISI.............................................................................................. 4
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... 6
DAFTAR TABEL........................................................................................ 7
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................8
1.1.Latar Belakang.................................................................................... 8
1.2.Maksud dan Tujuan.............................................................................. 9
1.3.Batasan Masalah..................................................................................9
1.4. Alat dan Bahan.................................................................................. 9
BAB II. DASAR TEORI............................................................................. 10
2.1. Desain Konstruksi Sumur....................................................................10
2.2. Akuifer.......................................................................................... 13
2.3. Interpretasi Log Geofisika dalam Desain Konstruksi Sumur.........................15
BAB III. PEMBAHASAN...........................................................................18
3.1. Persyarataan Teknis Desain Konstruksi Sumur..........................................18
3.1.1. Jenis Akuifer..............................................................................18
3.1.2. Penentuan Lubang Sumur..............................................................18
3.1.3. Penentuan Panjang Screen.............................................................18
3.1.4. Penentuan Penempatan Pompa Submersible.......................................18
3.1.5. Penentuan Pemasangan Gravel Pack.................................................18
3.1.6. Penentuan Pemasangan Grouting.....................................................19
3.2. Daftar Harga Peralatan.......................................................................19
3.3. Perhitungan Anggaran Biaya................................................................20
BAB IV.KESIMPULAN.............................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 24
LAMPIRAN............................................................................................ 25

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain Konstruksi Sumur..............................................................13


Gambar 2. Jenis-jenis akuifer........................................................................15

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar harga peralatan......................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagian besar (71%) dari permukaan bumi tertutup oleh air. Sekalipun air
jumlahnya relatif konstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersikulasi akibat
pengaruh cuaca, sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologis. Dari
siklus hidrologis ini dapat dilihat adanya berbagai sumber air tawar yang dapat
pula diperkirakan kualitas dan kuantitasnya secara sepintas. Sumber-sumber air
tersebut adalah (i) air permukaan yang merupakan air sungai dan danau. (ii) air
tanah yang tergantung kedalamannya bisa disebut air tanah dangkal atau air tanah
dalam. (iii) air angkasa, yaitu air yang berasal dari atmosfir, seperti hujan dan
salju (Situmorang, 2007).
Di zaman sekarang, banyak dilakukan pembangunan besar-besaran di kotakota besar maupun kota kecil. Penebangan pohon dan penggundulan hutan telah
marak terjadi dimana-mana. Penggundulan hutan tersebut dilakukan untuk
membuka lahan, pembuatan jalan, pembuatan pemukiman, dan sebagainya. Hal
tersebut menyebabkan terganggunya infiltrasi air meteorik ke dalam lapisan tanah,
sehingga keterdapatan air tanah pada masa kini semakin sulit ditemukan. Salah
satu faktor yang mengganggu infiltrasi air meteorik ke dalam tanah adalah, di
beberapa tempat, lapisan tanah telah ditutupi oleh aspal dan semen. Sehingga air
meteorik yang jatuh tidak akan terinfiltrasi, melainkan akan mengalami run-off
menuju daerah yang lebih rendah.
Berkaitan dengan semakin sulitnya mencari keterdapatan air tanah, maka
pada praktikum hidrogeologi ini diadakan pembelajaran mengenai desain
konstruksi sumur. Pembuatan desain konstruksi sumur ini, diharapkan bisa
membantu untuk mengatasi masalah kesulitan untuk mencari keterdapatan air
tanah secara efektif, efisien, dan tidak mengeluarkan biaya yang begitu besar.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari desain konstruksi sumur adalah membuat suatu desain
konstruksi sumur yang berkualitas dan efektif namun biaya yang dikeluarkan
tidak terlalu besar. Tujuannya adalah agar menghasilkan sumur yang tahan lama
dan memiliki kualitas kerja yang baik.
1.3. Batasan Masalah
Pengerjaan desain konstruksi sumur pada praktikum hidrogeologi ini
dilakukan berdasarkan data log geofisika berupa log spontaneous potensial (SP),
log gamma ray (GR), dan Log Resistivity. Tidak terdapat data litologi, jenis dan
ketebalan akuifer dari data hasil pemboran, sehingga semua informasi yang
dibutuhkan didapatkan berdasarkan interpretasi litologi dari ketiga data log
geoofisika yang berada pada daerah yang akan dijadikan lubang sumur.
1.4. Alat dan Bahan
1. Lembar kerja yang berisi contoh cutting dari log geofisika
2. Kalkulator
3. Drawing pen
4. Pensil warna
5. Penggaris
6. Tabel daftar harga material konstruksi

BAB II
DASAR TEORI
2.1. Desain Konstruksi Sumur
Desain konstruksi sumur dilakukan berdasarkan data yang didapatkan dari
data pemboran, yaitu lokasi, kedalaman serta ketebalan akuifer, jenis litologi yang
ditembus dan kondisi akuifer, muka airtanah dan kualitas air tanah. Untuk
menghasilkan kosntruksi sumur yang optimal, terdapat beberapa aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu log litologi dan log geofisika, interpretasi litologi dan fluida
berdasarkan log geofisika, dan dasar pembuatan desain konstruksi sumur.
Untuk keperluan pemilihan jenis casing/pipa yang akan dipasang kedalam
sumur, perlu diperhatikan beberapa sifat fisis, yaitu ketebalan casing, jenis baja
serta komposisi kimianya, tensil serta bending, berat pipa, galvanisasi,
pengendalian mutu, dan lain-lain.

Penentuan Jenis dan Diameter Pipa Jambang dan Pipa Naik


Penentuan kedalaman pemasangan pipa jambang umumnya didasarkan
pada kondisi setempat, dengan memperhatikan aspek-aspek lain sebagai
berikut:
Pengaruh terhadap sumur gali penduduk di sekitar sumur yang dibor
Kemungkinan penurunan muka air tanah pada waktu pemompaan
Lokasi keterdapatan lapisan yang impermeable untuk penempatan ujung
pipa bawah jambang.

Penentuan Jenis, Diameter, dan Panjang Saringan


Untuk dapat mengefisiensikan sumur, dimana

kapasitas jenis dan

penurunan muka air tanah selama pemompaan dapat dicapai bersamaan


secara optimal, pada lapisan akuifer bebas, saringan harus dipasang pada
bagian bawah akuifer dengan panjang kurang lebih sepertiga dari tebal

akuifer.. sementara pada akuifer tertekan, untuk mendesain sumur dengan


efisiensi kapasitas jenis mencapai 90% sampai 95%, panjang saringan
yang harus dipasang adalah sesuai dengan ketebalan akuifer yang
ditembus. Namun, dengan memperhatikan unsur biaya, maka pemasangan
sarngan sepanjang 75% dari ketebalan akuifer masih cukup efisien.

Kriteria Pemasangan Kerikil Pembalut


Pemasangan ini bertujuan untuk membuat lapisan dengan koefisien
permeabilitas tinggi di sekeliling saringan pada rongga annulus, dimana
partikel-partikel halus dari akuifer yang terbawa dapat tersaring sehingga
air dapat mengalir ke dalam sumur melalui zona ini tanpa membawa pasir
dan dengan kehilangan tinggi-tekan (head loss) dapat diabaikan.
Adapun persyaratan kerikil pembalut adalah :
Kriteria Besar Butir
Bertujuan

untuk

mencegah

terjadinya

pemompaan

pasir

(air

mengandung pasir 0 dari dalam sumur dan agar tidak menimbulkan


kerusakan pada sumur, pompa ataupun pada intilasi lainnya.
Kriteria Hidrolik
Keadaan aliran pada zona kerikil pembalut harus mirip dengan aliran
pada akuifer maupun saringan. Hal ini bertujuan untuk menghindari atau
memperkecil

kehilangan tinggi tekan

(head loss) yang dapat

mengakibatkan meningkatnya biaya operasi pemompaan, serta untuk


memelihara saringan dari kemungkinan terjadinya instruksi atau korosi.
Kriteria Mekanis
Merupakan criteria yang diberlakukan dengan anggapan bahwa
pemboran dilakukan dengan menggunakan lumpur/bentonite. Untuk
membersihkan mud cake dari dinding lubang bor agar akuifer dapat
terbuka penuh, kegiatan pembersihan dan penyempurnaan sumur (well
development) harus dilaksanakan.
10

11

Kriteria Kimia
Kerikil pembalut tidak harus mengandung material yang dapat larut atau
mempengaruhi kualitas air.
Penentuan interval kedalaman pemasangan kerikil pambalut, terutama
didasarkan atas kekentalan serta kondisi akuifer-akuifer yang akan
disadap. Pada daerah dimana terdapat lapisan akuifer yang mangandung
asin. Interval ini akan ditutup dengan casing. Namun jika keseluruhan
akuifer yang ditembus mengandung air tawar, biasanya seluruh akuifer
dibawah akuifer bebas diisi kerikil pembalut. Sedangkan perhitungan
volume kerikil pembalut tersebut didasarkan pada anggapan bahwa
diameter lubang lurus.

Prosedur Konstruksi
Tahapan konstruksi dan penyempurnaan sumur biasanya dilaksanakan
berurutan secara langsung (tanpa selang waktu) dengan urutan :
Pemasangan pipa jambang dan atau pipa naik, berikut pemasangan
saringan
Pemasangan kerikil pembalut
Pengujian kelulusan sumur
Grouting casting
Beberapa metode pemasangan saringan yang lazim digunakan adalah :
Metode pasang tarik (pull back)
Metode lubang terbuka (open hole)
Pemasangan kerikil pembalut dilakukan dengan memasukkan pipa
penghantar berdiameter 25 mm sampai 50 mm ke dalam rongga annulus
mencapai kedalaman yang direncanakan, selanjutnya diangkat secara

12

bertahap

sesuai

dengan

kemajuan

pemasangan

kerikil

yang

dilaksanakan.
Tahap berikutnya adalah uji kelurusan sumur, terutama ditujukan untuk
pipa jambang. Peralatan yang biasa dipakai adalah dummy berupa pipa
sepanjang 12 meter yang dilengkapi oleh ring pada kedua ujungnya
dengan diameter 8 mm yang lebih kecil dari diameter dalam casing yang
di uji.
Tahap akhir dari kegiatan konstruksi sumur adalah penyemenan yang
bertujuan untuk memperkuat kedudukan pipa konstruksi dan menghindari
kontaminasi sumber-sumber air yang tidak diinginkan.

Gambar 1. Desain Konstruksi Sumur

2.2. Akuifer
Menurut Fetter 1994, terdapat beberapa istilah mengenai perilaku batuan
terhadap air tanah dalam kaitannya terhadap kemampuan batuan tersebut untuk
menyimpan air tanah, perilaku batuan tersebut adalah:
1. Akuifer

13

Ada beberapa pengertian akuifer berdasarkan pendapat para ahli, Todd


(1955) menyatakan bahwa akuifer berasal dari bahasa latin yaitu aqui dari
kata aqua yang berarti air dan kata ferre yang berarti membawa, jadi
akuifer adalah lapisan pembawa air. Herlambang (1996) menyatakan
bahwa akuifer adalah lapisan tanah yang mengandung air, di mana air ini
bergerak di dalam tanah karena adanya ruang antar butir-butir tanah.
Berdasarkan kedua pendapat, dapat disimpulkan bahwa akuifer adalah
lapisan bawah tanah yang mengandung air dan mampu mengalirkan air.
Hal ini disebabkan karena lapisan tersebut bersifat permeable yang mampu
mengalirkan air baik karena adanya pori-pori pada lapisan tersebut
ataupun memang sifat dari lapisan batuan tertentu. Contoh batuan pada
lapisan 10 akuifer adalah pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping rekahan.
2. Akuitar
Akuitar adalah formasi geologi yang semi kedap, mampu mengalirkan air
tetap dengan laju yang sangat lambat jika dibanding dengan akuifer.
Meskipun demikian dalam daerah yang sangat luas, mungkin mampu
membawa sejumlah besar air antara akuifer yang satu dengan lainnya.
3. Akuiklud
Akuiklud adalah lapisan batuan yang jenug (dapat menyimpan air) tetapi
tidak dapat meloloskan air dalam jumlah yang berarti. Contoh lempung,
shale, tuf halus, silt dan berbagai batuan yang berstruktur lempung.
4. Akuifug
Akuifug merupakan formasi kedap yang tidak mengandung dan tidak
mampu mengalirkan air.
Menurut Krussman dan Ridder (1970), berdasarkan kadar kedap air dari
batuan yang melingkupi akuifer terdapat beberapa jenis akuifer, yaitu: Akuifer
terkungkung (confined aquifer), akuifer setengah terkungkung (semi confined
aquifer), akuifer setengah bebas (semi unconfined aquifer), dan akuifer bebas
(unconfined aquifer).
14

Akuifer terkungkung adalah akuifer yang lapisan atas dan bawahnya


dibatasi oleh lapisan yang kedap air. Akuifer setengah terkungkung adalah akuifer
yang lapisan di atas atau di bawahnya masih mampu meloloskan atau dilewati air
meskipun sangat kecil (lambat). Akuifer setengah bebas merupakan peralihan
antara akuifer setengah terkungkung dengan akuifer bebas. Lapisan bawahnya
yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan lapisan atasnya merupakan material
berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih dimungkinkan adanya
gerakan air. Akuifer bebas lapisan atasnya mempunyai 12 permeabilitas yang
tinggi, sehingga tekanan udara di permukaan air sama dengan atmosfer. Air tanah
dari akuifer ini disebut air tanah bebas (tidak terkungkung) dan akuifernya sendiri
sering disebut water-table aquifer.

Gambar 2. Jenis-jenis akuifer

2.3.Interpretasi Log Geofisika dalam Desain Konstruksi Sumur


Jenis jenis log yang digunakan antara lain log spontaneous potensial
(SP), log gamma ray (GR), dan log resistivity.
1. Log spontaneous potensial (SP)
Kurva SP adalah rekaman beda potensial antara sebuah elektroda yang
bergerak dalam sumur dan sebuah elektroda lain yang ditanam di
permukaan tanah. Pada zona lempung, kurva SP menunjukkan garis lurus
yang disebut Shale Base Line (volume lempung formasi).

15

Pada formasi yang permeable, kurva SP menjauh dari garis lempung


biasa berkembang positif atau negatif tergantung jenis kandungannya.
Pada zona permeable yang cukup tebal, kurva SP mencapai suatu garis
konstan. Pada lapisan permeable mengandung air asin, defleksi SP akan
berbentuk negatif (ke arah kiri dari garis SBL), sedangkan pada lapisan
permeable yang mengandung air tawar, defleksi SP ke arah positif (ke arah
kanan garis SBL). Pada lapisan permeable yang mengandung air payau,
defleksi SP mendekati SBL.
Kegunaan dari log SP:
a.
b.
c.
d.

Mndeteksi lapisan permeable


Menentukan jenis litologi
Menentukan resistivitas air formasi
Menentukan volume serpih pada lapisan permeable

2. Log Gamma Ray (GR)


Log GR merupakan suatu catatan terhadap kedalaman dari
radioaktivitas alamiah suatu formasi. Sifat kradioaktivitan tersebut berasal
dari peluruhan unsur-unsur di dalam batuan seperti Uranium dan
Potassium.
Log GR secara khusus digunakan untuk menentukan jenis litologi.
Pada batuan yang impermeable memiliki sifat radioaktivitas yang tinggi
sehingga harga GR pun tinggi (ke arah kanan), sedangkan batupasir yang
bebas serpih dan batuan karbonat mmiliki harga GR yang rendah (ke arah
kiri).
Kegunaan log GR:
a. Mengidentifikasi litologi
b. Menghitung volume serpih
c. Korelasi antar formasi pada beberapa sumur pemboran

16

3. Log Resistivity
Log resistivity merupakan log elektrik yang digunakan untuk:
a. Mendeterminasi kandungan fluida dalam batuan reservoir
b. Mengidentifikasi zona permeable
c. Menentukan porositas

17

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Persyarataan Teknis Desain Konstruksi Sumur


Untuk melakukan desain konstruksi sumur, terdapat beberapa persyaratan
teknis yang harus dipenuhi yang berkaitan dengan jenis akuifer, penentuan lubang
sumur, pnentuan panjang screen, penentuan penempatan pompa submersible,
penentuan pemasangan gravel pack, penentuan pemasangan grouting.
3.1.1. Jenis Akuifer
Jenis akuifer yang digunakan dalam pemasangan desain konstruksi sumur
adalah akuifer tertekan dimana terdapat lapisan dengan litologi lempung pada
bagian atas dari lapisan dengan litologi pasir. Alasan digunakan akuifer tertekan
karena tekanan yang dihasilkan dari akuifer ini ketika di pompa akan
menghasilkan tekanan yang besar dan debit yang dihasilkan pun akan besar.
3.1.2. Penentuan Lubang Sumur
Lubang sumur harus tegak lurus permukaan tanah dengan diameter
keseluruhan lubang bor (termasuk cor beton) adalah 13, diameter tanpa cor beton
adalah 12, diameter pipa jambang adalah 12, dan setelah diberi reducer diameter
menjadi 8.
3.1.3. Penentuan Panjang Screen
Panjang screen yang digunakan adalah 75% dari ketebalan akuifer dan
dilakukan pembulatan ke atas jika hasil dari perhitungan bukan merupakan
kelipatan dari 4 menjadi kelipatan dari 4.
3.1.4. Penentuan Penempatan Pompa Submersible
Penempatan pompa submersible berada 2 meter dibawah muka air tanah
terendah atau muka air tanah pada musim kemarau. Hal ini dimaksudkan agar bila
terjadi penurunan muka air tanah pada musim kemarau, air masih dapat di pompa.

18

3.1.5. Penentuan Pemasangan Gravel Pack


Gravel pack dipasang pada sisi-sisi (sekeliling) screening. Hal ini
dilakukan untuk mencegah masuknya partikel-partikel halus dari akuifer sehingga
air dapat mengalir tanpa membawa pasir dan dapat memperkecil penurunan muka
air tanah pada saat pemompaan di dalam sumur.
3.1.6. Penentuan Pemasangan Grouting
Grouting dipasang pada sepanjang pipa jambang (dibawah cor beton
sampai diatas reducer) dan pada ruang kosong antara lempung penyekat pada
bagian bawah dan atas screening.
3.2. Daftar Harga Peralatan
Tabel 1. Daftar harga peralatan

19

20

CATATAN :

Diameter lubang bor 10

Pembesaran lubang bor dari 10 ke 12

Tinggi reducer 2 meter

3.3. Perhitungan Anggaran Biaya


1 Pipa Jambang
Panjang pipa jambang 38,5 meter
Harga permeter : 650.000,Harga total : 38,5 x 650.000 = 25.025.000
2 Reducer 10 ke 8
Yang dibutuhkan 1 buah
Harga per satuan : 900.000,Harga total : 900.000
3 Pipa Black Steel 8 tebal 5,84 mm dengan centralizer
Panjang casing total : 43.5 meter
Harga permeter : 550.000,Harga total : 43,5 x 550.000 = 23.925.000
4 Screen
Jumlah screen : 23
Harga persatuan (per 4 meter) : 1.200.000
Harga total : 23 x 1.200.000 = 27.600.000
5 Volume Filter pack
D1 = 10 inchi = 0,254 m
r = 0,127m
D2 = 8 inchi = 0,2032 m
r = 0,1016m
V = Volume 10 Volume 8
V= 3,14 x (r)2 x t 3,14 x (r)2 x t
= (3,14 x (0,127) 2 x 92)(3,14 x (0,1016) 2 x 92)
= 4,6593 2,9819
= 1,6774
Harga per m3 = 400.500
Harga total = 1,6774 x 400.500 = 671.798
6 Volume grouting
- Volume grouting pada pipa jambang
D1 = 12 inchi = 0,3048 m
r = 0,1524 m
D2 = 10 inchi = 0,254 m
r = 0,127 m
V = Volume 12 Volume 10
V= 3,14 x (r)2 x t 3,14 x (r)2 x t
= 3,14 x (0,1524) 2 x 38,5 - 3,14 x (0,127) 2 x 38,5
= 2,8077 1,9498
= 0,8579
Harga per m3 : 450.000,Harga total : 0,8579 x 450.000 = 386.055
- Volume grouting dibawah reducer
D1 = 10 inchi = 0,254 m
r = 0,127 m
21

D2 = 8 inchi = 0,2032 m
r = 0,1016 m
V = Volume 10 Volume 8
V= 3,14 x (r)2 x t 3,14 x (r)2 x t
= 3,14 x (0,127) 2 x 33,5 - 3,14 x (0,1016) 2 x 33,5
= 1,6966 1,0858
= 0,6108
Harga per m3 : 450.000,Harga total : 0,6108 x 450.000 = 274.860
7 Bottom cup 8
Yang dibutuhkan 1 buah
Hargaper satuan : 400.000,Harga total : 1 x 400.000 = 400.000
8 Pipa Coloum Medium GIP 4 @4 m
Panjang terukur 32 meter
Harga/ satuan : 300.000,Harga total : 32 x 300.000 = 9.600.000
9 Pompa submersible
Yang dibutuhkan 1 buah
Harga/ satuan : 88.000.000,Harga total : 1 x 88.000.000 = 88.000.000
10 Lempung Penyekat
D1 = 10 inchi = 0,254 m
r = 0,127m
D2 = 8 inchi = 0,2032 m
r = 0,1016m
V = Volume 10 Volume 8
V= 3,14 x (r)2 x t 3,14 x (r)2 x t
= 3,14 x (0,127) 2 x 1 - 3,14 x (0,1016) 2 x 1
= 0,050 0,032
= 0,018 x 10 (banyaknya lempung penyekat)
= 0,18
Harga per m3 : 400.000,Harga total : 0,18x 400.000 = 72.000
11 Cor Beton
D1 = 13 inchi = 0,3302 m
r = 0,1651m
D2 = 10 inchi = 0,254 m
r = 0,127m
V = Volume 13 Volume 10
V= 3,14 x (r)2 x t 3,14 x (r)2 x t
= 3,14 x (0,1651) 2 x 1 - 3,14 x (0,127) 2 x 1
= 0,085 0,050
= 0,035
Harga per m3 : 690.000,Harga total : 0,035x 690.000 = 24.150
Total Biaya = Rp. 176.878.863

22

BAB IV
KESIMPULAN
Pada perencanaan pemboran Desa Sabrang Lor digunakan satu jenis
akuifer yaitu akuifer tertekan (confined aquifer) pada litologi batupasir. Dengan
desain konstruksi sumur yang membutuhkan biaya sebesar Rp. 176.878.863
Dengan rincian :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Pipa jambang
Reducer
Pipa black steel
Screen
Gravel pack
Grouting
Bottom cup
Pipa Coloum
pompa submersible
lempung penyekat
cor beton

= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp
= Rp

25.025.000
900.000,00
23.925.000
27.600.000
671.7982
660.915
400.000,00
9.600.000
88.000.000,00
72.000
24.150

Lithologi yang dipakai sebagai aquifer berupa batupasirkarena memiliki


porositas dan permeabilitas yang baik.Grouting dilakukan untuk memperkuat
kedudukan pipa konstruksi dan menghindari kontaminasi sumber-sumber air yang
tidak diinginkan.
Penggunaan filter pack berguna untuk menyaring air yang terpompa dari
akuifer pada jalur bor. Adapun penggunaan screen yang bertujuan untuk
menyaring air tanah sehingga lebih bersih pada saat dipompa ke permukaan.

23

DAFTAR PUSTAKA
Asisten Hidrogeologi. 2016. Buku Panduan Praktikum Hidrogeologi. UPN V
Yogyakarta.
Anonim. 2011. Desain Konstruksi Sumur. Universitas Sumatera Utara.
Hidayat, Acep. 2014. Mekanika Fluida dan Hidraulika. Universitas Mercubuana.

24

LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai