Percobaan tertunda, adalah percobaan yang perbuatan pelaksanaannya terhenti pada saat
mendekati selesainya kejahatan. Misalnya, seorang pencopet yang telah mengulurkan dan
memasukkan tangannya dan telah memegang dompet dalam tas seorang perempuan, tiba-tiba
perempuan itu memukul tangan pencopet itu, dan terlepas dompet yang telah dipegangnya. Juga
terdapat pada contoh orang telah membidik dengan senapan terhadap orang yang hendak
dibunuhnya, dengan tiba-tiba ada orang lain memukul tangannya dan terlepaslah senapan dari
tangannya. Pada kasus ini benar-benar percobaan kejahatan yang dapat dipidana, seluruh syarat
atau unsur dari Pasal 53 ayat (1) KUHP telah terpenuhi.
tetapi hanya luka-luka saja, tidak dapat dikualifisir sebagai penganiayaan yang menimbulkan
luka berat. Karena dari sudut batin sungguh berbeda antara pembunuhan dengan penganiayaan.
Pada pembunuhan sikap batin ialah kehendak selalu ditujukanpada hilangnya nyawa (kematian)
korban. Tetapi pada penganiayaan kesengajaan hanya ditujukan pada penderitaan fisik belaka,
bisa sematamata rasa sakit atau bisa juga pada rasa sakit berupa luka-luka. Jika kesengajaan
penganiayaan sekedar pada rasa sakit semata-mata disebut dengan penganiayaan biasa (Pasal
351 KUHP), sedangkan apabila kesengajaan itu ditujukan pada rasa sakit yang berupa luka berat,
disebut dengan penganiayaan berat (Pasal 354 KUHP). Oleh sebab itu orang yang berkehendak
untuk membunuh, yang perbuatan pelaksanaannya (misalnya menusuk), ternyata hanya lukaluka saja, tidaklah dapat menjadi tindak pidana lain yang selesai, misalnya penganiayaan biasa
yang menimbulkan luka berat (Pasal 351 ayat 2 KUHP). Kasus itu tetap percobaan pembunuhan
(Pasal 338 jo. 53 KUHP), dan tidak dapat disebut penganiayaan yang menimbulkan luka berat.