Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi
masalah utama di negara berkembang dan negara maju.

Menurut World

Health Organization (WHO) batas normal tekanan darah adalah 120-140


mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang
dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90
mmHg. Hipertensi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh.1
Berdasarkan Data Statistik Kesehatan Dunia WHO tahun 2012, hipertensi
menyumbang 51 persen kematian akibat stroke dan 45 persen kematian akibat
jantung koroner. Hipertensi yang tidak diobati dapat menyebabkan kebutaan,
irama jantung tidak beraturan, dan gagal jantung. Selain itu, menurut Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992 dan 1995 hipertensi ( penyakit
kardiovaskuler ) merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia.
Di Indonesia, berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2013 prevalensi
hipertensi berdasarkan pengukuran tekanan darah menunjukkan penurunan
dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013. Asumsi terjadi
penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat pengukur tensi yang berbeda
sampai pada kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke fasilitas
kesehatan.2
Berdasarkan data prevalensi hipertensi pada umur 18 tahun tahun 2013,
Sulawesi selatan termasuk 10 besar provinsi dengan prevalensi hipertensi
terbesar yaitu 28,1 %. Prevalensi terbanyak terjadi pada kelompok umur diatas
75 tahun dan paling banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan. Mayoritas
terjadi pula pada masyarakat dengan pendidikan yang rendah, tidak bekerja

dan kelompok menengah bawah dengan prevalensi berturut turut 42 %, 29,2


%, 27,2 %. 2
Dan berdasarkan data survey yang dilakukan salah satu puskesmas di
makassar Sulawesi selatan, yaitu Puskesmas Tarakan didapatkan hipertensi
sebagai penyakit yang paling banyak terjadi di wilayah puskesmas tersebut.
Ini menjadi dasar dibutuhkannya perhatian dan peningkatan kepedulian
dalam penanganan hipertensi. Hipertensi terdiri atas hipertensi esensial yang
merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi. Sisanya adalah hipertensi
sekunder, yaitu tekanan darah tinggi yang penyebabnya dapat diklasifikasikan,
diantaranya adalah kelainan organik seperti penyakit ginjal, kelainan pada
korteks adrenal, pemakaian obat-obatan sejenis kortikosteroid, dan lain-lain.
Faktor risiko hipertensi antara lain adalah: faktor genetik, umur, jenis
kelamin, etnis, stress, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok.
Hipertensi bersifat diturunkan atau bersifat genetik. Individu dengan riwayat
keluarga hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi. Obesitas juga dapat meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini
disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah
sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Asupan garam yang tinggi akan
menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouretik yang secara
tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah. Kebiasaan merokok
berpengaruh dalam meningkatkan risiko hipertensi walaupun mekanisme
timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti.
Berdasarkan hal tersebut , kelompok kami akan melakukan observasi
langsung untuk mengetahui dan menganalisis penyebab hipertensi di
Puskesmas Tarakan dan dapat memberikan informasi sebagai referensi dalam
menurunkan kejadian hipertensi di Puskesmas Tarakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada laporan ini
adalah :

1. Bagaimana prevalensi angka kejadian Hipertensi penduduk di sekitar


area kerja Puskesmas Tarakan ?
2. Bagaimana dokter serta perawat melakukan pengobatan dan konseling
terhadap pasien hipertensi.
3. Bagaimana analisis masalah serta plan of action yang dapat dilakukan
untuk menurunkan kejadian hipertensi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk mengetahui seberapa besar angka kejadian Hipertensi pada penduduk
di wilayah puskesmas tarakan.
2. Tujuan Khusus :
a. Dapat mengetahui bagaimana peran Puskesmas Tarakan dalam
mengidentifikasi pasien yang terkena hipertensi
b. Dapat mengetahui bagaimana peran Puskesmas Tarakan melakukan
pengobatan dan konseling terhadap pasien hipertensi serta pengendalian
terjadinya hipertensi.
c. Dapat menganalisis masalah serta melakukan plan of action dalam
menurunkan kejadian hipertensi.
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
subyek penelitian kejadian hipertensi dan penanganannya.
2. Manfaat Bagi Puskesmas Tarakan
Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan tentang kejadian
hipertensi pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tarakan dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

3. Manfaat Bagi Peneliti


a. Melalui laporan ini kelompok kami dapat menerapkan dan memanfaatkan
ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam membuat analisis masalah di masyarakat

b. Dapat mengetahui dan melakukan perencanaan ( plan of action ) untuk


mengendalikan terjadinya hipertensi di masayarakat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik yang tingginya tergantung
umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas
tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan stress yang dialami. Hipertensi juga
sering digolongkan sebagai, ringan, sedang, atau berat, berdasarkan tekanan
diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah diastol 95-104, hipertensi sedang
bila tekanan diastolnya 105-114, sedangkan hipertensi berat bila tekanan
diastolnya >115.
Hipertensi dengan peningkatan tekanan sistol tanpa disertai peningkatan
tekanan diastole lebih sering pada lansia, sedangkan hipertensi dengan
peningkatan tekanan diastol tanpa disertai peningkatan tekanan sistol lebih sering
terdapat pada dewasa muda. Hipertensi dapat pula digolongkan sebagai essensial
atau idiopatik, tanpa etiologi spesifik, yang paling sering dijumpai. Bila ada
penyebabnya, disebut hipertensi sekunder.
Adapun istilah hipertensi benigna dan maligna tergantung perjalanan
penyakitnya. Bila timbulnya berangsur, disebut benigna, bila tekanannya naik
secara progresif dan cepat, disebut hipertensi maligna, dengan banyak komplikasi
seperti gagal ginjal, CFA, hemoragik retina, dan enselopati.
Tabel Hipertensi menurut kelompok umur berbeda-beda
Kelompok Usia
Bayi
Anak 7-11 th
Remaja 12-17 th
Dewasa 20-45 th
45-65 th
>65 th

Normal (mmHg)
80/40
100/60
115-70
120-125/75-80
135-140/85
150/85

Hipertensi
90/60
120/80
130/80
135/90
140/90 sampai 160/95
160/95

The seventh Report of the Joint National Commitee on Detection,


Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII) 2003 telah
memperbaharui klasifikasi, definisi, serta stratifikasi risiko untuk menentukan
prognosis jangka panjang.
5

Table 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7


Klasifikasi Tekanan
TDS (mmHg)
TDD (mmHg)
Darah
Normal

<120

dan

<80

Prahipertensi

120-139

atau

80-89

Hipertensi derajat 1

40-159

atau

90-99

Hipertensi derajat 2

100

atau

100

B. Etiologi Hipertensi

Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Hipertensi pada yang berusia <35 tahun dengan jelas menaikkan insiden

penyakit arteri koroner dan kematian premature.


Jenis Kelamin
Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun
pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai
meningkat, sehingga pada usia >65 tahun insiden pada wanita lebih

tinggi.
Ras
Hipertensi pada orang yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada
orang yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada
ras kulit hitam. Misalnya, mortalitas pasien pria hitam dengan diastole
115 atau lebih 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih dan 5,6

kali bagi wanita putih.


Pola Hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah
diteliti tanpa adanya hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat
pendidikan rendah, dan kehidupan dan pekerjaan yang penuh stress
berhubungan dengan insiden hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas
dipandang sebagai faktor resiko utama.

Bila berat badannya turun,

tekanan darahnya sering turun menjadi normal. Merokok dipandang


sebagai faktor resiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner.
6

Hiperkolesteronemia dan hiperglikemia adalah faktor-faktor utama untuk

perkembangan aterosklerosis, yang berhubungan erat dengan hipertensi.


Diabetes Melitus
Hubungan antara diabetes melitus kurang jelas namun secara statistik
ternyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner.
Penyebab utama kematian pasien diabetes melitus adalah penyakit
kardiovaskular, terutama yang mulainya dini dan kurang kontrol.

Hipertensi dengan diabetes militus meningkatkan mortalitas.


Hpertensi sekunder
Hipertensi dapat terjadi akibat penyakit yang tidak diketahui. Bila faktor
penyebab dapat diketahui, maka faktor penyebab dapat diatasi, tekanan
darah dapat kembali normal. Pada bentuk sekunder dari hipertensi,
penyakit parenkim dan penyakit renovaskular adalah faktor penyebab
paling umum. Kontrasepsi oral telah dihubungkan dengan hipertensi
ringan yang berhubungan dengan peningkatan sebstrat rennin dan
peningkatan kadar angiotensin II dan aldosteron.

C. Patofisiologi
Mekanisme

yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan struktural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar
berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa
oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer.
Renin

Angiotensin I

Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)

Angiotensin II

Sekresi hormone ADH rasa haus

Stimulasi sekresi aldosteron dari


korteks adrenal

Urin sedikit pekat & osmolaritas


Ekskresi NaCl (garam) dengan
mereabsorpsinya di tubulus ginjal
Mengentalkan

Menarik cairan intraseluler ekstraseluler

Konsentrasi NaCl
di pembuluh darah

Diencerkan dengan volume


ekstraseluler

Volume darah

Tekanan darah

Volume darah

Tekanan darah

Gambar 1. Patofisiologi hipertensi.(Sumber: Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009)


D. Manifestasi Klinis
Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu: sakit kepala,
epistaksis, pusing, dan tinnitus yang di duga berhubungan dengan naiknya tekanan
darah,ternyata sama seringnya dengan penderita terjadi pada penderita tekanan
rendah. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, depresi, dan
nokturia,ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak diobati. Terdapat empat
komplikasi dari hipertensi adalah; stroke, infark miokard, gagal ginjal, dan
encelopati.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pastikan adanya hipertensi: pemeriksaan tekanan darah berulang di

tempat praktek, atau pencatatan selama 24 jam


Cari penyebab sekunder: penyakit ginjal ( pemeriksaan urine dipstick,
pemeriksaan kadar keratinin,ukuran ginjal,pencitraan arteri renalis non
invasive

dengan

MRI).

Singkirkan

kemungkinan

koarktasio

( pemeriksaan klinis, tonjolan iga pada foto torax): hipokalemi (sindrom

cushing dan coon) : peokromositoma.


Lakukan pemeriksaan organ target: EKG, USG jantung (untuk mencari
massa ventrikel kiri), fungsi ginjal, jantung( kecuali amlodivin)

F. Terapi
Terapi untuk mengurangi resiko stroke , dan mengurangi separuh resiko koroner.

Terapi Menyeluruh
Faktor resiko kardiovaskuler lain juga harusditangani, misalnya merokok,
control diabetes, kolesterol (sering diindikasi terapi statis.
Terapi Non-farmakologis
Modifikasi gaya hidup (penurunan berta badan, mengurangi konsumsi
garamdan alcohol, olahraga teratur) mungkin cukup untuk hipertensi
ringan. Terapi farmakologis bila TD terlalu tinggi pada beberapa kali

pencatatan atau pada pemantauan TD 24 jam.


Terapi Farmakologis
Penelitian klinis luas jangka panjang menunjukkan penurunan mortalitas
yang jelas karena terapi hipertensi terutama penurunan angka kejadian
stroke, juga karena penurunan angka kematian jantung mendadak dan
infark miokard. Manfaat terapi berhubungan dengan deraja hipertensi,
semakin berta hipertensi semakin berat dampak terapi.Namun demikian,
dampak terapi bahkan dirasakan pada hipertensi ringan bila resiko
kerusakan organ target tinggi atau bahkan telah terjadi resiko kerusakan
tersebut (misalnya pada manula, penderita diabetes, riwayat MI, dll)
resiko menurun sejalan dengan menurunnya tekanan darah.

10

BAB III
PROFIL PUSKESMAS TARAKAN
A. Keadaan Geografis
Puskesmas Tarakan berada dalam wilayah kecamatan Wajo, dengan wilayah
kerja meliputi 4 kelurahan yaitu kelurahan Malimongan dengan luas 0,41 km2,
kelurahan Malimongan Tua 0,41 km2, kelurahan Mampu 0,4 km2, dan kelurahan
Butung 0,27 km2
Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Tarakan adalah:
1.
2.
3.
4.

Sebelah utara berbatas dengan Jl.Nusantara


Sebelah selataan berbatas dengan Jl.Yoss Sudarso
Sebelah timur berbatas dengan Jl.Satando
Sebelah barat berbatas dengan Jl. Banda

B. Keadaan Demografis
Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tarakan sebanyak 17.839 jiwa di
4 kelurahan. Jumlah penduduk di Kecamatan Wajo pada bulan desember 2013

11

adalah 35.127 jiwa dimana penduduk laki-laki sebanyak 17.657 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk wanita sebanyak 17.470 jiwa.

C. Tingkat Pendidikan Dan Mata Pencaharian


Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tarakan bervariasi
mulai dari tingkat perguruan tinggi, SLTA ,SLTP, Tamat SD, tidak tamat SD,
hingga tidak sekolah. Adapun mata pencaharian penduduk sebagian besar berturutturut adalah PNS,ABRI, pedagang, buruh harian dan lain-lain.

D. Upaya Kesehatan

Poli Gigi

KIA

P2M

DAP UR

WC

KAMAR PERIKSA

LAB
KAMAR SUNTIK

KAMAR KARTU

KAMAR OBAT

Denah Lantai I
Ruang Ka.PKMM

R.TU

R.Petugaas PHBS, Gizi

Wc

AULA/ KANTOR

12

Denah lantai II
Puskesmas Tarakan memiliki 14 ruangan yang terdiri dari ruangan
pengambilan kartu, ruang pemeriksaan dokter, ruang pengambilan obat, ruang
suntik, laboratorium, ruang pemeriksaan gigi dan mulut, ruang KIA dan KB,ruang
P2M, ruang kepala Puskesmas, ruang Aula, Dapur dan 2 buah WC.
Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tarakan sebanyak 22 orang,
jumlah Posyandu aktif sebanyak 16 Posyandu, Jumlah kader posyandu sebanyak
75 Orang. Jumlah Kadero aktif 54 Orang.
Tabel 1
Jumlah Tenanga Kesehatan yang ada di Puskesmas Tarakan

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jenis Tenaga
Dokter Umum
Dokter Gigi
Bidan
Perawat
Perawat Gigi
Sanitarian
Pelaksana Gizi
Laboran
Asisten Apoteker
Tenaga Teknis
Jumlah

Jumlah
2
2
4
6
2
1
1
1
1
2
22

Berikut adalah struktur organisasi Puskesmas Tarakan:

Kepala
Puskesmas

Unit
Pencagahan
Peberantas
an penykit:
Imunisasi

Unit
PEmelihar
aan Kes
Rujukan:

TB Paru

KIA
KB

Kusta/Diare

Gizi

DHF

UKS

Unit
Pemelihar
aan
Kes.Rujuk
an:
Kes.Gigi &
Mulut
Pelayanan
Darurat

Unit
Lingkunga,
Penyuluhan
& PSM:

Tata Usaha
Bendahara
Unit
Inventaris

Unit
Perwatan:
Pelayanan
Kartu

Kamar Periksa

Perkesmas

Kamar Tindakan

Unit
Pelaksana
Khusus:

Farmasi
Kesehatan Mata
Laboratorium

Kes.Lingkung
an

PKM/Posyand

Penunjang:

13Kesehatan Jiwa

E. Visi Dan Misi Puskesmas Tarakan


1. Visi Puskesmas Tarakan
Puskesmas Tarakan menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang bermutu,
terjangkau dan berorientasi kepada keluarga dan masyarakat agar trcapai
Indonesia Sehat 2015.
2. Misi Puskesmas Tarakan
a. Menyelenggarakan pelayanan

kesehatan

bermutu,

paripurna

dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat.


b. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
sehingga masyarakat bisa mandiri.
c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelayanan
kesehatan.
d. Meningkatkan kesejahteraan pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan.
e. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan dalam pengembangan kesehatan masyarakat.
Visi dan misi tersebut dilakukan dengan cara melaksanakan:
a. Enam Upaya Kesehtan Wajib, yaitu:
1) Upaya Promosi Kesehatan
2) Upaya Kesehtan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Upaya pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobatan
b. Lima Upaya Kesehatan Pengembangan, yaitu:
1) Upaya Kesehata Sekolah
2) Upaya Perawatan Kesehtan Masyarakat
3) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5) Upaya Kesehtan Mata
6) Upaya Kesehtan Pengobatan Tradisional
F. Alur Pelayanan Puskesmas Tarakan

14

Pasien Datang

Pengambilan
Kartu

Pemeriksaan
Penunjang

Poliklinik Umum

Laboratorium

KIA

Dengan Tindakan

Poliklinik Gigi
Kamar Tindakan

Imunisasi
Apotek

Gambar Alur Pelayanan Di Puskesmas Tarakan

1.
a.
b.
c.
d.

Tempat Pengambilan Kartu dan Kamar Kartu


Menerima pasien
Menyediakan dan memberikan kartu bagi pengunjung baru
Menyediakan dan memberikan buku control pada pasien
Pencatatan dan pelaporan jumlah pasien yang datang berkunjung ke

puskesmas
2. Poliklinik Umum/Kamar Periksa
Sepuluh diagnose terbanyak pada fasilitas kesehatan Puskesmas Tarakan bulan
September 2014 :
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama Penyakit
Hipertensi
ISPA
Osteoarthritis
Common cold
Dyspepsia
Dermatitis
Gangguan jaringan lunak
Diabetes Melitus

Jumlah Kasus
72
45
41
32
25
21
18
18

15

9
10

Hiperkolesterol
Faringitis

10
8

3. Poliklinik Gigi
4. Kamar Tindakan
Adapun tindakan yang dilakukan berupa:
a. Ganti perban
b. Cross insisi
c. Hecting dan aff hecting
d. Sirkumsisi
e. Merawat luka
5. Apotek
Melayani setiap hari senin-sabtu mulai pukul 08.00-12.00, kamar obat diawasi
oleh seorang apoteker. Kegiatan di Apotek:
a. Tempat pengambilan obat
b. Mengatur pengadaan obat sesuai Kebutuhan
c. Membuat laporan tentang pemakaian Obat
6. P2M (Pemberantasan penyakit Menular)
a. Menginformasikan benar tidaknya laporan dari masyarakat tentang wabah
penyakit yang ada dan timbul didaerah tertentu
b. Melaksana posyandu secara rutin
c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada Masyarakat
d. Pelaksana kegiatan ini juga berupa penyuluhan kesehtan kepada
masyarakat baik di puskesmas dan di posyandu
7. KB (Keluarga Berencana)
a. Penyuluhan KB
b. Penggunaan Alat kontrasepsi
8. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
Di puskesmas Tarakan, kegiatan di KIA dilakukan setiap hari senin dan sabtu
pada pukul 08.00-12.00, dimana ibu-ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya
baik yang baru memeriksakan pertama kali maupun berulang.
9. Imunisasi
Kegiatan imunisansi dilakukan sekali dalam seminggu, yaitu pada hari kamis
pada pukul 08.00- 11.30. kegiatan ini diikuti ibu-ibu yang mempunyai bayi
berusia 1 bulan-1 tahun.

16

Hal utama yang diperhatikan sebelum pemberian imunisasi adalah


penyimpanan vaksin yang benar sehingga vaksin yang diberikan nanti masih
dalam kondisi baik dan tidak membahayakan.
Adapun jenis vaksin: Freezer, DPT,BCG,Polio,Campak,Hepatitis B Tunggal.
10. Gizi
a. Penimbagan berat badan balita
b. Pemberian makanan tambahan
11. Laboratorium
a. Pemeriksaan urine, GDS, tes kehamilan
b. Pemeriksaan golongan Darah
G. Data 10 Penyakit terbanyak di Puskesmas Tarakan bulan September
2014
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Penyakit
Hipertensi
ISPA
Osteoarthritis
Common cold
Dyspepsia
Dermatitis
Gangguan jaringan lunak
Diabetes Melitus
Hiperkolesterol
Faringitis

Jumlah Kasus
72
45
41
32
25
21
18
18
10
8

H. Standar Pelayanan Minimal Hipertensi menurut WHO ( A Global Brief


On Hypertension )
1. Penyuluhan untuk mengurangi konsumsi alkohol
2. Penyuluhan untuk melakukan aktifitas fisik yang adekuat
3. Penyuluhan untuk mengurangi intake natrium / garam
4. Penyuluhan untuk mengurangi penggunaan rokok terutama diatas usia 15
tahun
5. Pemberian terapi obat obat antihipertensi
6. Konseling dan pengendalian tekanan darah dan gula darah.

17

BAB IV
KRITERIA
A. Kriteria A : Besar Masalah ( Nilai 0-10 )
No Masalah ( Indikator SPM) Target (%)
1
Pengendalian faktor resiko
a. Penyuluhan
untuk 95

Cakupan (%)

Selisih (%)

75

20

80

10

80

10

80

15

tahun
Pemberian terapi obat 100

90

10

obat antihipertensi
Konseling

75

20

mengurangi

konsumsi

alkohol
b. Penyuluhan
melakukan

untuk 90
aktifitas

fisik yang adekuat


c. Penyuluhan
untuk 90
mengurangi

intake

natrium / garam
d. Penyuluhan
untuk 95
mengurangi
penggunaan

rokok

terutama diatas usia 15

pengendalian

dan 95
tekanan

darah dan gula darah.

BESAR MASALAH
Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval menggunakan rumus
sebagai berikut:
Kelas N = 1 + 3,3 log n

18

= 1 + 3,3 log 6
= 1 + 3.3 ( 0,77 )
= 1 + 2,54
= 3, 54
=4
Interval

= ( nilai tertinggi nilai terendah )


Jumlah kelas
20 10
4
=
= 2,5

MASALAH ( INDIKATOR SPM)

BESAR MASALAH

NILA

TERHADAP PENCAPAIAN

10-

PROGRAM
Interval
12,6- 15,2 17,8

12,5

15,1

17,1

20,3

2,5
1

HIPERTENSI
Pengendalian faktor resiko
a. Penyuluhan untuk mengurangi
konsumsi alkohol
b. Penyuluhan untuk

Kelas
7,5

10
X

10

melakukan X

2,5

aktifitas fisik yang adekuat


c. Penyuluhan untuk mengurangi X

2,5

intake natrium / garam


d. Penyuluhan untuk mengurangi
penggunaan
2

rokok

diatas usia 15 tahun


Pemberian terapi obat

terutama
obat X

2,5

antihipertensi

19

Konseling dan pengendalian tekanan

10

darah dan gula darah.


B. Kriteria B : Kegawatan Masalah ( Nilai 1 5 )
No Masalah ( Indikator SPM)

Keganasan

Tingkat

Biaya yang Nilai

Urgensi dikeluarkan
1

HIPERTENSI
Pengendalian faktor resiko
a. Penyuluhan
untuk 3,54

3,36

3,63

alkohol
b. Penyuluhan untuk melakukan 3,27

3,63

3,18

3,36

aktifitas fisik yang adekuat


c. Penyuluhan
untuk 4

3,8

3,36

3,72

3,72

3,54

3,69

mengurangi

konsumsi

mengurangi intake natrium /


garam
d. Penyuluhan
mengurangi

untuk 3,81
penggunaan

rokok terutama diatas usia 15


2

tahun
Pemberian terapi obat obat 4,45

4,72

2,9

antihipertensi
Konseling dan

2,54

3,54

No Masalah ( Indikator SPM)


Kemudahan Penanggulangan
HIPERTENSI
1
Pengendalian faktor resiko
a. Penyuluhan
untuk 2+3+2+2+2+3+2+3+2+2+2

NILAI

pengendalian 4,09

tekanan darah dan gula darah.

C. Kriteria C : Kemudahan Penanggulangan ( Nilai 1 5 )

mengurangi

2,27

konsumsi

alkohol
20

b. Penyuluhan untuk melakukan 4+3+3+3+4+4+2+3+3+3+3

3,18

aktifitas fisik yang adekuat


c. Penyuluhan
untuk 3+3+2+2+2+3+2+3+4+4+4

2,91

mengurangi intake natrium /


garam
d. Penyuluhan
mengurangi

untuk 4+3+2+2+1+2+5+2+2+2+2

2,45

penggunaan

rokok terutama diatas usia 15


2

tahun
Pemberian terapi obat obat 3+3+3+2+4+4+4+4+4+4+4

3,55

antihipertensi
Konseling dan

3,45

pengendalian 3+3+3+3+3+3+4+4+4+4+4

tekanan darah dan gula darah.


D. Kriteria D : PEARL Faktor
No Masalah ( Indikator SPM)
P
HIPERTENSI
1
Pengendalian faktor resiko
e. Penyuluhan untuk mengurangi 1

Hasil kali

konsumsi alkohol
f. Penyuluhan untuk melakukan 1

aktifitas fisik yang adekuat


g. Penyuluhan untuk mengurangi 1

intake natrium / garam


h. Penyuluhan untuk mengurangi 1

obat 1

pengendalian 1

penggunaan rokok terutama


2

diatas usia 15 tahun


Pemberian terapi obat

antihipertensi
Konseling dan

tekanan darah dan gula darah.

E. Penilaian Prioritas Masalah


1. Penyuluhan untuk mengurangi konsumsi alkohol

21

NPD

= (A + B)C

=(10+3,63)2,27

= 30,94

NPT

= (A + B)C .D = (10+3,63) 2,27 x 1 = 30,94

2. Penyuluhan untuk melakukan aktivitas fisik yang adequat


NPD
= (A + B)C =(2,5+3,36)3,18
= 18,63
NPT

= (A + B)C .D = (2,5+3,36)3,18 x 1 = 18,63

3. Penyuluhan untuk mengurangi intake natrium


NPD

= (A + B)C

=(2,5+3,72) 2,91

= 18,1

NPT

= (A + B)C .D =(2,5+3,72) 2,91 x 1 = 18,1

4. Penyuluhan untuk mengurangi penggunaan rokok terutama di atas usia 15


tahun
NPD

= (A + B)C

NPT

= (A + B)C .D = (5+3,69)2,45 x 0

=(5+3,69)2,45

= 21,29
=0

5. Terapi obat-obatan pemberian obat antihipertensi


NPD

= (A + B)C

=(2,5+4)3,55

= 15,97

NPT = (A + B)C .D = (2,5+4)3,55 x 1


= 15,97
6. Konseling pengendalian tekanan darah dan gula darah
NPD = (A + B)C =(10+3,54)3,45
= 46,71
NPT = (A + B)C .D = ( 10+3,54)3,45 x 1 = 46,71
F. Prioritas Masalah
1. Konseling pengendalian tekanan darah dan gula darah
2. Penyuluhan untuk mengurangi konsumsi alkohol
3. Penyuluhan untuk mengurangi penggunaan rokok terutama diatas usia 15
tahun
4. Penyuluhan untuk melakukan aktivitas fisik yang adekuat
5. Penyuluhan untuk mengurangi intake natrium
6. Pemberian obat obatan anti hipertensi
G. Identifikasi Masalah Konseling pengendalian tekanan darah dan gula
darah

22

KOMPONEN

KEMUNGKINAN PENYEBAB

INPUT

MAN

MASALAH
Sumber daya

MONEY

kurang
Tidak adanya pengalokasian dana

MATERIAL

khusus untuk konseling


Kurangnya pamflet atau poster
yang

manusia

mempromosikan

yang

tentang

Hipertensi.
Kurangnya pendekatan petugas

METODE

kesehatan kepada masyarakat dan


follow up yang rutin karena tidak
adanya

sarana

digunakan
Kurangnya

MARKETING

sosialisasi

yang

dapat

penyuluhan
yang

atau

disampaikan

petugas pada masyarakat tentang


LINGKUNGAN

hipertensi
Tingkat

pengetahuan

dan

kesadaran

masyarakat

masih

rendah
PROSES

tentang

faktor

risiko

P1

hipertensi
Tidak ada masalah

P2

Tidak tercapainya target WHO

P3

Tidak ada masalah

H. Dimensi Mutu

NO
A

DIMENSI MUTU

YA

TIDA
K

TIDAK
BERLAK

PRESENTASE

Akses pelayanan

23

a. Apakah pelayanan kesehatan 1

100 %

100 %

100 %

100 %

petugas 1

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

100 %

a. Apakah jumlah trmpat duduk 1

100 %

mudah di jangkau ?
b. Apakah transportasi menuju
pelayanan kesehatan mudah ?
c. Apakah
biaya
pelayan
kesehatan terjangkau ?
d. apakah waktu pelayanan tepat
waktu ?

Hubungan antar individu


a. Apakah

memperlakukan anda secara


baik ?
b. Apakah

petugas 1

menggunakan bahasa yang


mudah dimengerti
c. Apakah

petugas

mendengarkan

dengan

seksama keluhan anda ?


d. Apakah petugas memberikan
pengertian atau penjelasan
yang baik mengenai keadaan
anda ?
e. Apakah

petugas

tidak

mengerjakan hal lain saat


melayani anda ?
f. Apakah ibu puas dengan
pelayanan petugas ?
C

Kenyamanan

24

di ruang tunggu memadai ?


b. Apakah
keadaan ruang

100 %

a. Apakah petugas menanyakan 1

100 %

100 %

100 %

a. pelayanan kesehatan yang 1

100 %

100 %

100 %

100 %

bekerja 1

100 %

100 %

pemeriksaan nyaman, bersih


dan tidak pengap?

Kompetensi teknis
identitas

anda

lengkap ?
b. Apakah

dengan

dokter

turun

langsung memeriksa ?
c. Apakah petugas melakukan
pencatatan

hasil

pemeriksaan lengkap ?

Informasi
diberikan ?
b. Apakah pasien memahami 1

penjelasan petugas ?
Efisiensi
a. Apakah

petugas

tempat 1

pelayanan kesehatan selalu


ada saat anda datang pada jam
kerja ?
b. Apakah prosedur pelayanan
rumit ?
c. Apakah

petugas

sesuai tugasnya selama jam


kerja ?
d. Apakah petugas datang tepat 1
waktu ?
25

Kontinuitas
a. Apakah anda mendapatkan 1
kartu

berobat

yang

100 %

harus

dibawa ketika periksa kembali


ke puskesmas ?

I. Analisis Penyebab Masalah


A. Sumber daya manusia yang kurang
B. Tidak adanya pengalokasian dana terkhusus untuk konseling tekanan
darah dan gula darah.
C. Kurangnya pamflet atau poster yang mempromosikan tentang Hipertensi.
D. Kurangnya pendekatan petugas kesehatan kepada masyarakat dan follow
up yang rutin karena tidak adanya sarana yang dapat digunakan.
E. Kurangnya penyuluhan atau sosialisasi yang disampaikan petugas pada
masyarakat tentang hipertensi
F. Tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat masih rendah tentang
faktor risiko hipertensi
J. Tabel Compaired Comparison
A
A
B

Total

A
B

D
D

E
E

F
F

2
1

E
D

F
F

0
1

C
D
E
F

Total

vertikal
Total

horizontal
Total

15

26

K. Tabel Kumulatif
F
D
E
A
B
C
JUMLA

5
4
3
2
1
0
15

5/15 x 100%
4/15 x 100%
3/15 x 100%
2/15 x 100%
1/15 x 100%
0/15 x 100%

33,3 %
26,7 %
20,0 %
13,3 %
6,7 %
0%
100%

33,3 %
60,0 %
80%
93,3 %
100 %
100 %

Berdasarkan nilai kumulatif untuk menyelesaikan suatu masalah yang


berupa rendahnnya konseling pengendalian tekanan darah dan gula darah, cukup
menyelesaikan 2 penyebab karena penyebab tersebut belum mencapai 80%,
diantaranya adalah:
1. Tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat masih rendah tentang faktor
risiko hipertensi
2. Kurangnya pendekatan petugas kesehatan kepada masyarakat dan follow up
yang rutin karena tidak adanya sarana yang dapat digunakan

Rencana kegiatan :
A. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada warga mengenai faktor resiko
hipertensi dan komplikasi yang dapat diakibatkan dari hipertensi.
B. Menyebarkan pamflet atau poster tentang hipertensi di lingkungan
masyarakat
C. Follow up petugas kesehatan secara langsung ke masyarakat yang beresiko
dan yang telah terkena hipertensi untuk mengontrol tekanan darah dan gula
darah serta penyediaan sarana berupa tempat pelaksanaan kegiatan tersebut.
D. Memberikan edukasi kepada keluarga yang menderita dan beresiko terkena
hipertensi.
L. Kriteria Mutlak
KEGIATAN

INPUT

OUTPU

27

KETERA

T
MA

MONE

METHO

MARKETIN

MATERIAL

NGAN

Dapat
dilakukan
Dapat
dilakukan
Dapat
dilakukan
Dapat
dilakukan

M. Kriteria Keinginan
Mudah (60)

Berkembang (40)

Berkelanjutan (20)

6X60=360

6X40 =240

6X20 = 120

720

6X60=360

6X40 =240

6X20 = 120

720

6X60=360

6X40 =240

6X20 = 120

720

6X60=360

6X40=240

6X20 = 120

720

Berdasarkan kriteria mutlak dan kriteria keinginan, maka ada 4 rencana


kegiatan di atas yang dapat dijadikan rencana kegiatan / Plan of Action (POA),
yaitu :
1. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada warga mengenai faktor
resiko hipertensi dan komplikasi yang dapat diakibatkan dari hipertensi.
2. Menyebarkan pamfet atau poster tentang hipertensi di lingkungan
masyarakat.
3. Follow up petugas kesehatan secara langsung ke masyarakat yang
beresiko dan yang telah terkena hipertensi untuk mengontrol tekanan

28

darah dan gula darah serta penyediaan sarana berupa tempat


pelaksanaan kegiatan tersebut. .
4. Memberikan edukasi kepada keluarga yang menderita dan beresiko
terkena hipertensi.

PLAN OF ACTION
N
O

KEGIATAN

TUJUAN

SASAR

WAKT

INDIKATOR

AN

TARGET

PIC

SUMBE

KE

DANA

29

1.

Melakukan

Meningkatkan

penyuluhan

Masyara

dan pengetahuan

kat

Novem

Melakukan

Kepala

Puskesm

ber

penyuluhan

puskes

as

sosialisasi kepada dan kesadaran

2014 dan

mas

(APBD

warga

April

sosialisasi

dan

dan

2015

minimal

1 penang

APBN)

mengenai masyarakat

faktor

resiko tentang bahaya

hipertensi

dan hipertensi dan

kali

komplikasi yang memaksimalka


dapat diakibatkan n
dari hipertensi.

dalam gung

sebulan

jawab

kinerja

progra

petugas

kesehatan
dalam
pencegahan
2.

Menyebarkan
pamflet

Masyara

atau informasi

poster

kat

tentang kepada

hipertensi

3.

hipertensi.
Menyediakan

Novem

Menyediakan

ber

pamflet

2014 poster

di masyarakat

Kepala

dan puskes
pada mas

April

setiap RW (di dan

2015

Posyandu)

lingkungan

sehingga dapat

masyarakat.

meningkatkan

gung

kesadaran

jawab

masyarakat

progra

tentang bahaya

hipertensi
up Untuk

Follow

Masyara

Novem

petugas kesehatan mengendalikan kat yang ber


secara
ke

langsung tekanan darah beresiko


masyarakat pada

yang beresiko dan yang beresiko terkena

Melakukan

Kepala

sebulan

dalam mas
dan dan

tersedianya

paneng

yang telah terkena maupun yang hipertens

tempat

gung

hipertensi

khusus dalam jawab

mengontrol

untuk telah

terkena i.

hipertensi

2015

penang

as
(APBD
dan
APBN)

Puskesm

follow up 1 puskes

2014 kali

pasien dan telah April

Puskesm

pelaksanaan

as
(APBD
dan
APBN)

progra

30

tekanan darah dan sehingga dapat

kegiatan

gula darah serta meningkatkan

tersebut.

penyediaan
sarana

kualitas
berupa hidupnya.

tempat
pelaksanaan
4.

kegiatan tersebut.
Memberikan
edukasi
keluarga
menderita
beresiko
hipertensi.

Untuk

Masyara

Novem

Melakukan

kepada meningkatkan

katyang

ber

edukasi 1 kali puskes

beresiko

2014 sebulan

mas

(APBD

dan

April

dan

dan

2015

penang

yang kesadaran
dan masyarakat

terkena tentang bahaya menderit

Kepala

penyakit

gung

hipertensi.

hipertens

jawab

progra

Puskesm
as

APBN)

DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (2012).

31

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan


RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.
At a Glance Medicine, hal 140
Dr. Jan Tambayong, Buku Patofisiologi, hal 93-95
Dr. Jan Tambayong, Buku Patofisiologi, hal 97

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN

32

33

Anda mungkin juga menyukai