PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar
dengan konsisten lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali sehari atau lebih) dalam satu
hari (Depkes RI 2011). Menurut Muslimah (2010) diare merupakan suatu
kondisi buang air besar tidak normal yaitu lebih dari tiga kali sehari
dengan konsisten tinja yang encer dengan atau tanpa disertai darah atau
lendir akibat dari proses inflamasi pada lambung atau kusus.
Survei mobiditas yang dilakukan oleh subdit Diare, Departemen
Kesehatan dari tahun 2000 sampai dengan 2010 terlihat kecenderugan
insiden naik. Pada tahun 2000 IR penyakit diare 301/1000 penduduk,
tahun 2006 naik menjadi 374/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi
423/1000 penduduk. Kejadian luar biasa (KLB) diare juga masih sering
terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang masih tinggi (DepKes RI,
2011).
Kematian pada anak dinegara berkembang terjadi dengan perkiraan
1,3 milyar dan 3,2 juta pertahun. Secara keseluruhan anak-anak ini
mengalami rata-rata 3,3 diare per tahun, tetapi dibeberapa tempat dapat
lebih dari 9 juta pertahun. Sekitar 80% kematian yang berhubungan
dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Diare infeksi pada
pendidikan
kesehatan.
hanya orang tua dirumah, bahkan menjadi salah satu kegiatan rutin yang
diajarkan para guru di taman kanak-kanak sampai dengan Sekolah Dasar.
Kenyataannya perilaku hidup sehat ini belum menjadi budaya masyarakat
kita dan biasanya hanya dilakukan sekedarnya.
Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit. Tangan yang
kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan virus pathogen
dari tubuh, feses atau sumber lain ke makanan. Oleh karena itu kebersihan
tangan dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas yang tinggi,
walaupun hal tersebut sering disepelekan. Pencucian dengan sabun sebagai
pembersih, penggosokan, dan pembilasan dengan air mengalir dan
menghanyutkan
partikel
kotoran
yang
banyak
mengandung
D. Ruang Lingkup
`
Penelitian
ini
termasuk
dalam
bidang
keperawatan
dasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cuci Tangan Pakai Sabun
1. Definisi
Tangan adalah salah satu pengahantar utama masuknya kuman
penyakit ketubuh manusia. Cuci tangan dengan sabun dapat
mengahambat masuknya kuman penyakit ketubuh manusia melalui
perantara tangan. Tangan manusia yang kotor karena menyentuh feses
mengandung kurang lebih 10 juta virus dan 1 juta bakteri. Kuman
penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat terlihat secara kasat mata
sehingga sering diabaikan dan mudah masuk ketubuh manusia.
Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan pakai sabun
namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya dengan benar
pada saat yang penting (DepKes, 2009).
a. Faktor infeksi
1. Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama
diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang
antara lain:Infeksi oleh bakteri: Escherchia coli, salmonalla
thyposa, vibrio cholera (kolera), dan serangan bakteri lain
yang
jumlahnya
berlebihan
dan
patogenik
seperti
untuk
menyebabkan diare.
peristaltic
menyerap
usus
yang
makanan
mengakibatkan
yang
kemudian
d. Faktor psikologis
Keadaan psikologis seseorang dapat mempengaruhi kecepatan
gerakan peristaltik usus yang akhirnya mempengaruhi proses
penyerapan makanan yang dapat menyebabkan diare.
4. Jenis Penyakit Diare
Menurut DepKes (2000), berdasarkan jenisnya dibagi menjadi
empat yaitu:
a. Diare Akut
Diare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
(umumnya kurang dari 7 hari). Akhirnya adalah dehidrasi,
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi
penderita diare.
b. Disentri
Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat
disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan
kemungkinan terjadinya komplikasi pada mukosa.
c. Diare persisten
Diare persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari
secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat
badan dan gangguan metabolism.
d. Diare dengan masalah lain
Anak yang menderita diare (diare akut dan diare peristen) mungkin
juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi
atau penyakit lainnya.
5. Tanda-tanda Diare
Menurut Ngastisyah (2005) gejala diare yang sering ditemukan
mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu
makan berkurang, tinja mungkin disertai lendir atau darah, gejala
muntah dapat timbul sebelum dan sesudah diare. Bila penderita benyak
oleh
infeksi
virus.
Infeksi
bisa
secara
tiba-tiba
yang sakit di rumah, terutama cara membuat dan memberi oralit, tandatanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk membawa anak
kembali berobat serta metoda yang efektif untuk mencegah diare
(Suraatmaja, 2007).
8. Pencegahan Diare
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara
umum yakni: pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention) yang
meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat
kedua (Secondary Prevention) yang meliputi diagnosis dini serta
pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (tertiary
prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi
(Nasry Noor, 1997).
C. Anak Sekolah Dasar
1. Pengertian
Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 7-12 tahun, memiliki
fisik lebih kuat memiliki sifat individual serta aktif dan tidak
bergantung pada orang tua. Biasanya pertumbuhan anak putri lebih
cepat dari pada anak putra (Moehji, 2003 dalam Alif Nurul, (2014).
2. Karakteristik Anak Sekolah
a. Pertumbuhan tidak secepat bayi
b. Gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen (tanggal)
c. Lebih aktif memilih makanan yang disukai
d. Kebutuhan energi meningkat karena aktifitas meningkat
e. Pertumbuhan lambat
Moehji (2003) dalam Alif Nurul, (2014).
3. Perkembangan Motorik
Seiring bertambahnya berat dan kekuatan badan maka pada masa
ini perkrmbangan motorik menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak terlihat makin
pandai meloncat dan makin cepat untuk berlari, serta makin mampu
menjaga keseimbangan badannya (Wong, 2004).
4. Perkembangan Kognitif Anak Usia Sekolah
Menurut teori Piaget dalam Alif Nurul (2014), pemikiran anak usia
Sekolah disebut juga pemikiran operasional konkrit (concrete
operational thought), artinya aktifitas mental yang difokuskan pada
objek-objek peristiwa nyata atau konkrit. Dalam masa ini, anak telah
mengembangkan tiga macam proses yang disebut dengan operasioperasi, yaitu :
a. Negasi (negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak
memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang
satu dengan benda atau keadaan yang lain.
b. Hubungan timbal balik (resiprok), yaitu anak pada masa ini telah
mengetahui sebab akibat dalam suatu keadaan.
c. Identitas, yaitu anak sudah bisa mengenal satu persatu deretan
benda yang ada. Dalam masa ini anak mampu mengetahui suatu
perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan tersebut ditunjukkan.
Jadi, pada tahap ini anak telah memiliki struktur kognitif yang
memungkinkannya dapat berfikir untuk melakukan sesuatu
tindakan tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Bedasarkan dari tinjauan serta kerangka teori, maka dikembangkan
suatu kerangka konsep penelitian. Variabel independen adalah variabel
yang menjadi sebab penelitian, variabel independen dalam penelitian ini
adalah cuci tangan pakai sabun dan variabel dependen variabel yang
dipengarihi atau yang menjadi akibat, yang menjadi variabel dependen
adalah kejadian diare (sugiyono, 2009) kerangka konsep ini sebagai
berikut:
Kerangka Konsep Penelitian dapat dilihat pada diagram berikut ini
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel independen
variabel dependen
Cuci tangan pakai
Kejadian diare
sabun
B. Definisi operasional
Definisi operasional dirumuskan untuk akurasi, komunikasi, dan
replikasi (Nursalam, 2009)
No
Variabel
Definisi
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
1.
Cuci
tangan Salah
pakai sabun
satu Checklist
Kuisioner
tindakan sanitasi
>75%
dengan
menjawab
membersihkan
pernyataan
yang benar
2. Tidak, bila
jemari
skor>75%
menggunakan air
menjawab
dan sabun oleh
pernyataan
manusia
untuk
dengan
menjadi
bersih
benar.
dan memutuskan
(Hiayat,
rantai makanan
2.
Kejadian
diare
encer
atau
cair
Kuisioner
2007)
1. Diare,
bila Ordinal
menderita
diare
2. Tidak diare,
sehari.
bila
tidak
menderita
diare
(Hidayat,
2007)
C. Hipotesis
Ada hubungan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare
pada anak di SD 94 Palembang
BAB IV
MITODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian
kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian
yang mempelajari dinamika korelasi antara variable independen
(kebiasaan cuci tangan pakai sabun) dengan variable dependen
(kejadian
diare)
dengan
cara
pendekatan,
observasi
dan
N
1 + N (d)2
n = 83
1+83(0,1)2
n = 83
1+83 (0,01)
n = 83
= 56,33 siswa
1,83
n = 45,3 = 45 siswa
Adapun pembagian masing-masing kelas adalah sebagai berikut:
n=
jumlah siswa jumlah sampel
jumlah populasi
a. Kelas 4
n = 24
45 = 13 siswa
83
b. Kelas 5
n = 29
45 = 16 siswa
83
c. Kelas 6
d.
29
45 = 16 siswa
83
Sampel pada penelitian ini adalah kelas 4 sebanyak 13 siswa,
kelas 5 sebanyak 16 siswa, kelas 6 sebanyak 16 siswa, dengan total
keseluruhan kelas IV-VI sebanyak 45 siswa.
beberapa
pertanyaan
yang
yang
di
duga
berhubungan
atau
berkolerasi
bentuk
uji
hubungan
menggunakan
tingkat
value ( 0,05 ) ,
penelitian
dengan
cara
tidak
memberikan
atau