Nama
G
: Marine Almira
NIM : 041311333291
Kelas
:P
Nama
A
: Linda Widyana
NIM : 041311333281
Kelas
:P
BAB I
Sejarah, Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia
C.
digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri (Chaer, 1998: 1).
Lambang yang digunakan dalam sistem bahasa adalah bunyi, yaitu bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena lambang yang digunakan berupa
bunyi, hal yang dianggap primer dalam bahasa adalah bahasa yang diucapkan, atau
yang sering disebut bahasa lisan. Oleh karena itu, bahasa tulisan yang walaupun
dalam dunia modern sangat penting, hanyalah bersifat sekunder.
Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau
berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam proses berpikir, bahasa
selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan simpulan.
D.
komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Fungsi ini adalah fungsi dasar bahasa
yang belum dikaitkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Dalam kenyataan seharihari, bahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan hidup masyarakat yang di dalamnya
sebenarnya terdapat status nilai-nilai sosial. Oleh karena itu, bahasa perlu diberikan
label secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu.
E.
perlu dicakup oleh kebijakan nasional dalam bidang kebahasaan adalah fungsi dan
kedudukan bahasa nasional kita, bahasa Indonesia. Fungsi bahasa di dalam hubungan
ini adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa
itu dalam kedududkan yang diberikan kepadanya. Kedudukan bahasa adalah status
relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai
sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan (Halim, (ed.), 1980:21).
Sebagai lambang kebanggan nasional, bahasa Indonesia memancarkan nilanilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Fungsi yang ketiga, bahasa Indonesia
memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya
dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita
dan rasa nasib yang sama. Fungsi keempat, bahasa Indonesia sering dirasakan
manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling
berhubungan dalam segala aspek kehidupan.
F.
Bab V
Terampil Menulis Kalimat Efektif
C. Karakteristik dan Ciri-ciri Kalimat Efektif
Menurut Alhadiah, dkk. (2003: 116) menyatakan agar kalimat yang ditulkis
dapat memberi informasi kepada pembaca secara tepat seperti yang diharapkan oleh
penlis naskah , maka perlu memperhatikan beberapa hal yang merupakan
ciri-ciri kalimat efektif, yaitu kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk,
penekanan dalam kalimat, kehematan dalam mempergunakan kata, dan kevariasian
dalam struktur kalimat.
Sedangkan, ciri-ciri kalimat efektif, menurut Widjono (2007: 161) adalah (1)
keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur; (2) kesejajaran
bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal; (3) kefokusan pikiran
sehingga mudah dipahami; (4) kehematan penggunaan unsur kalimat; (5) kecermatan
dan kesantunan; dan kevariasian kata dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran
bahasa.
Secara umum kalimat efektif mempunyai karakteristik berikut.
1. Kesepadanan
Karakteristik kalimat efektif adalah memiliki unsur penting atau pokok,
minimal unsur subjek, predikat, serta unsur pendukung lainnya, yaitu objek
keterangan yang saling melengkapi serta membentuk kesatuan tunggal.
Kesatuan struktur antara pikiran dan bahasa yang digunakan diperlihatkan
dengan keutuhan gagasan atau ide. Kesatuan ini dapat dicirikan oleh empat
hal seperti di bawah ini.
a. Hadirnya subjek (S) dan predikat (P)
Suatu kalimat harus memiliki S dan P yang jelas. Ketidakjelasan dapat
timbul karena adanya kata depan yang terletak di depan subjek.
Contoh kalimat yang tidak efektif :
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu
keselamatan umum.
Contoh kalimat yang efektif :
Keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu
keselamatan umum.
3. Ketegasan
Ketegasan merupakan suatu penekanan atau penegasan pada ide pokok
kalimat. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat
sebagai berikut.
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (awal kalimat)
Contoh kalimat tidak efektif :
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh kalimat efektif :
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya ialah harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi
kalimat.
b. Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh kalimat tidak efektif :
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Contoh kalimat efektif :
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
Contoh :
Saya suka kecantikan Anda, saya suka akan kelembutan Anda.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh :
Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
e. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan
partikel lah, -pun, dan kah.
Contoh :
Kamipun turut dalam kegiatan itu.
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif artinya hemat dalam menggunakan kata,
frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi
kaidah tata bahasa. Penggunaan kata yang berlebih dapat menyebabkan
pengaburan maksud kalimat. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
untuk dapat melakukan penghematan, antara lain sebagai berikut.
a. Penghilangan subjek yang sama pada anak kalimat
Agar kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda, kalimat tersebut harus dibuat
selengkap mungkin atau memanfaatkan tanda baca tertentu.
Contoh :
Lukisan Basuki Abdullah sangatlah terkenal.
Pada kalimat tersebut terdapat tiga kemungkinan ide yang dikemukakan,
yaitu yang sangat terkenal adalah lukisan karya Basuki Abdullah, atau lukisan
diri Basuki Abdullah atau lukisan milik Basuki Abdullah. Pemakaian tanda
koma juga dapat digunakan untuk memerjelas ide dalam kalimat tersebut.
Misalnya :
a. Lukisan, Basuki Abdullah sangat terkenal.
b. Lukisan Basuki Abdullah, sangat terkenal.
4. Kalimat Bermakna Tidak Logis
Kalimat efektif harus dapat diterima oleh akal sehat atau bersifat logis.
Kalimat berikut tergolong kalimat yang tidak logis.
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah selesailah makalah ini.
Apabila diperhatikan lebih seksama kalimat ini tidak masuk akal. Seseorang
untuk menyelesaikan makalah harus bekerja dulu dan tidak mungkin makalah
itu dapat selesai dengan hanya membaca alhamdulillah.
Berikut ini merupakan contoh kalimat yang benar.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa
karena dengan izin-Nya jualah makalah ini dapat diselesaikan.
5. Kalimat mengandung Pleonasme
Kalimat Pleonasme adalah kalimat yang tidak ekonomis karena terdapat
kata-kata yang sebetulnya tidak perlu digunakan. Menurut Badudu (1983: 29)
timbulnya gejala pleonasme disebabkan oleh (1) dua kata atau lebih yang
sama maknanya dipakai sekaligus dalam suatu ungkapan; (2) dalam suatu
ungkapan yang terdiri atasu dua patah kata, kata kedua sebenarnya tidak
diperlukan lagi sebab maknanya sudah terkandung pada kata pertama; dan
(3) bentuk kata yang dipakai mengandung makna yang sama dengan kata lain
yang dipakai bersama-sama dalam ungkapan itu.
Contoh kalimat yang mengandung Pleonasme :
Fitra meneliti tentang teka-teki bahasa Minangkabau.
Kata tentang (preposisi lainnya) yang terletak antara predikat dan objek tidak
boleh digunakan karena objek harus berada langsung di belakang predikat.
Seharusnya :
Fitra meneliti teka-teki bahasa Minangkabau.
6. Kalimat dengan Struktur Rancu
Kalimat rancu adalah kalimat yang kacau susunannya. Menurut Badudu
(1983: 21) timbulnya kalimat rancu disebabkan oleh (1) pemakai bahasa tidak
menguasai benar struktur bahasa Indonesia yang baku yang baik dan benar;
(2) pemakai bahasa tidak memiliki cita rasa bahasa yang baik sehingga tidak
dapat merasakan kesalahan bahasa yang dibuatnya; dan (3) dapat juga
kesalahan itu terjadi tidak dengan sengaja.
Contoh kalimat tidak efektif :
Dalam masyarakat Minangkabau mengenal sistem matriakat.
Kalimat tersebut disebut kalimat rancu karena kalimat tersebut tidak
mempunyai subjek. Kalimat tersebut seharusnya diubah menjadi Masyarakat
Minangkabau mengenal sistem matraikat
E. Implementasi Kalimat Efektif
Karangan ilmiah laporan kerja, surat lamaran, atau jenis komunikasi lain,
seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Kesalahan kalimat
dapat berakibat fatal, seperti salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya.
1. Kesalahan Struktur
a. Kalimat aktif tanpa subjek
b. Menempatkan kata di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah
fungsi menjadi keterangan.
c. Tanpa unsur predikat, menempatkan kata yang di depan predikat, dengan
kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.
d. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif
langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan.
e. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.
f. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.
g. Salah urutan, adalah penematan subjek, predikat, objek, dan keterangan
yang kurang tepat.
2. Kesalahan Diksi
1) Diksi kalimat salah jika ada hal berikut.
a. Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu frasa : agar supaya,
adalah merupakan, dan sebagainya.
b. Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu : dimana,
yang mana, dan sebagainya.
c. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan : tidak hanya
tetapi seharusnya tidak hanya tetapi juga.
d. Menggunakan kata secara berpasangan secara idiomatik yang tidak
bersesuaian. Misalnya, sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
2) Diksi atau kalimat yang kurang baik (kurang santun)
a. Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya : aku dan saya,
b. Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya
menurut saya ....
Bab VI
Terampil Menulis Paragraf
D. Fungsi Paragraf
Menurut Widjono (2007: 175) menjelaskan bahwa paragraf bisa berfungsi sebagai
berikut.
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk satuan
pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun
secara logis dalam satu kesatuan.
b. Menandai peralihan gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari
beberapa paragraf.
c. Memudahkan pengorganisasian
gagasan
bagi
penulis
dan
jenis
karangan
yang
disampaikan
dengan
Bab VII
Terampil Menulis Makalah Ilmiah dan Tugas-tugas Kuliah di Perguruan Tinggi
C. Sistematika Penulisan Makalah
Menulis makalah perlu memperhatikan adalah bagaimana penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar, susunan kalimat yang mudah untuk dipahami, dan
kalimat-kalimat yang tidak bertele-tele.
Kutipan dibagi menjadi dua macam, yakni kutipan langsung dan tidak
langsung. Kutipan tidak langsung adalah
pendapat atau uraian dari buku atau sumber lain yang penyajiannya dengan
bahasa sendiri. Sedangkan, kutipan langsung adalah kutipan dari buku atau
tulisan yang haeus sama dengan aslinya, baik susunan kata-katanya maupun
tanda bacanya.
2. Penomoran
Penomoran dalam penulisan makalah adalah penomoran bab dan bagianbagiannya.
3. Penulisan daftar pustaka
Semua tulisan yang dikutip dari orang lain harus dituliskan dalam daftar
pustaka. Teknik penulisan daftar pustaka adan yang menggunakan model
Harvard (author-date style) ataupun model yang lain.
Bab IX
Terampil Berbicara dalam Forum Ilmiah
B. Memahami Aneka Forum Ilmiah
Hakikat forum ilmiah adalah pertemuan yang mempunyai isi, muatan, dan tujuan
keilmuan. Bentuk forum ini dapat berupa seminar, konferensi, simposium, workshop,
semiloka, dan kongres. Agenda-agenda ilmiah tersebut biasanya diadakan oleh
berbagai lembaga atau instansi terkait yang menyelenggarakan pendidikan atau
praktisi. Forum-forum ilmiah yang dikemukakan diatas dapat menjadi ajang latihan
berbicara bagi mahasiswa dan dosen.
C. Bersikap Santun dalam Forum Ilmiah
Orang Jawa mengatakan, ajining diri gumantung ing lati lan ajining raga gumantung
ing busana. Makna yang terkandung dari filsafat tersebut adalah harga diri
seseorang bergantung pada tutur kata dan busana. Seorang mahasiswa atau dosen
harus memiliki sifat keteladanan dalam menyampaikan ide dan gagasan dalam forum
ilmiah. Penyampaian ide dan gagasan harus menggunakan cara dan strategi yang
dapat menghargai pendapat orang lain. Misalnya, menyampaikan ide dengan (1)
angkat tangan; (2) sebutkan nama dan NIM (mahasiswa), instansi (untuk dosen); (3)
kemudian ucakan terima kasih atas kesempatan yang diberikan; (4) sampaikan ide
atau gagasan tanpa harus menyinggung atau merugikan orang lain; (5) ucapkan
terima kasih dan mohon maaf kepada moderator apabila ada kesalahan dalam
menyampaikan pendapat.
D. Menguasai Materi dalam Forum Ilmiah
Menguasai materi adalah hal yang pertama kali dilakukan mahasiswa dan dosen
dalam mengikuti forum ilmiah. Beberapa langkah dapat dilakukan untuk menguasai
materi seperti, membaca berbagai materi, membaca media cetak dan elektronik,
membaca jurnalm membaca lingkungan dan masyarakat sekitar, serta sering berlatih
untuk menuangkan dalam bentuk tulisan.
Bab X
Mengenal Skripsi, Tesis, Disertasi dan Artikel Jurnal Ilmiah
B. Mengenal Skripsi, Tesis, dan Disertasi
1. Skripsi
Skripsi adalah tulisan ilmiah yang harus ditulis mahasiswa untuk menempuh
jenjang sarjana (S-1) di sebuah perguruan tinggi. Penulisan skripsi akan
dibimbing satu atau dua dosen yang kompeten dalam bidangnya. Sistematika
penulisan skripsi secara umum adalah (1) halaman judul, (2) surat
pernyataan, (3) halaman pengesahan, (4) abstrak, (5) kata pengantar, (6)
daftar isi, (7) daftar tabel, (8) daftar gambar, (9) pendahuluan, (10) kajian
teori dan pustaka, (11) metode penelitian, (12) analisis data dan pembahasan,
(13) simpulan dan saran, (14) daftar pustaka, dan (15) lampiran.
2. Tesis
Tesis adalah tulisan ilmiah yang ditulis mahasiswa yang telah lulus S-1 pada
prodi tertentu untuk menempuh jenjang magister (S-2) di sebuah
pascasarjana, baik di Indonesia maupun luar negeri.
Seorang mahasiswa S-2 yang dibimbing satu atau dua dosen pembimbig akan
diuji sebagai bentuk pertanggungjawaban di depan enam orang penguji yang
ditunjuk oleh lembaga masing-masing. Secara umum, sistematika penulisan
tesis tidak berbeda dengan penulisan skripsi, namun biasanya masing-masing
perguruan tinggi memiliki buku panduan tersendiri.
3. Disertasi
Disertasi adalah tulisan ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa yang telah lulus
S-1 dan S-2 pada prodi tertentu untuk menempuh jenjang doktor (S-3).
Dalam penulisan disertasi, mahasiswa akan dibimbing oleh dua atau tiga
orang dosen yang kompeten dalam bidangnya
2.
3.
4.
5.
Nama Penulis
1. Tanpa kata oleh dan tanpa gelar apapun.
2. Dibubuhi nama lembaga, alamat, dan kontak guna keperluan korespondensi.
Pembubuhannya boleh langsung di bawah nama penulis atau diletakkan di
catatan kaki setelah judul utama.
Abstrak atau Intisari
1. Berupa latar belakang, metode, teori yang digunakan, dan hasil yang
diperoleh (disarankan menggunakan bahasa Inggris demi keperluan lembaga
abstrak).
2. Dibubuhi keywood berupa tiga buah kata kunci yang digunakan dalam
penelitian.
Bodi atau Bagian Isi
1.
2.
3.
4.
Pendahuluan.
Materi inti dan metode.
Hasil penelitian.
Pembahasan hasil penelitian.