Anda di halaman 1dari 6

Journal Reading

Vitamin D Deficiency as a Strong Predictor of Asthma


in Children

Oleh:
Mutiara Khalida, S.Ked

04084821517021

Ni Komang Leni Wulandari, S.Ked

04084821618028

Pembimbing:
dr. Yulia Iriani, Sp.A (K)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP Dr.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading

Vitamin D Deficiency as a Strong Predictor of Asthma in Children


Oleh:
Mutiara Khalida, S.Ked

04084821517021

Ni Komang Leni Wulandari, S.Ked

04084821618028

Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
RSUP Dr.Mohammad Hoesin Palembang periode 13 September 2016 20 November
2016.

Palembang, Oktober 2016


Pembimbing

dr. Yulia Iriani, Sp.A (K)

PICO VIA

1. Population
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah 1.274 anak
yang berusia dibawah 16 tahun, terdiri dari 671 anak yang didiagnosis menderita
asma oleh dokter ahli imunologi pediatri di Klinik Alergi Imunologi Pediatri,
Hamad General Hospital di Qatar dan kelompok kontrol terdiri dari 603 anak
yang diidentifikasi dari pusat pelayanan kesehatan primer dipilih secara acak
sederhana dari anak-anak sehat, tidak menderita asma, dan tidak mengonsumsi
obat-obatan pada saat penelitian yang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan
primer dari Oktober 2009 hingga Juli 2010. Kelompok kontrol dipilih dengan
mencocokkan usia, jenis kelamin dan ras. Jumlah anak yang bersedia menjadi
sampel penelitian ini adalah masing-masing sebanyak 483 kelompok penderita
asma dan 483 kelompok kontrol.
2. Intervention
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi pada subjek penelitian.
3. Comparison
Pada penelitian ini dilakukan analisis perbandingan pada kelompok
studi, yang terdiri dari 483 kelompok penderita asma, dan kelompok kontrol
yaitu 483 anak sehat dan tidak mengkonsumsi obat selama penelitian,
mengenai hubungan kadar 25-hydroxyvitamin D (25-OHD) pada anak yang
menderita asma dan anak sehat untuk mengidentifikasi tingkat defisiensi dan
insufisiensi vitamin sebagai prediktor asma yang kuat pada anak.
4. Outcome
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa terdapat korelasi positif
mengenai defisiensi vitamin D sebagai prediktor terkuat terhadap kejadian
asma. Keadaan defisiensi kadar vitamin D (OR 4.82; IK 95% 2.41 -8.63;
p<0.001) merupakan prediktor utama terhadap kejadian asma pada anak-anak.
Defisiensi vitamin D tingkat sedang ditemukan pada 41.8% dari kelompok
penderita asma dan 25.1% dari kelompok kontrol, sementara 26.3% dari anak

penderita asma mengalami defisiensi vitamin D berat dibandingkan dengan


11% pada kelompok kontrol. Riwayat keluarga akan defisiensi vitamin D
merupakan faktor risiko yang berkontribusi secara signifikan untuk hampir
semua anak-anak penderita asma (p=0.011). Bersamaan dengan defisiensi
vitamin D, penderita asma juga memiliki kadar fosfor (p<0.001) dan
magnesium (p=0.001) yang rendah namun kadar alkalin fosfatase serum
(p<0.001) dan IgE serum (p<0.001) yang meningkat. Sebagian besar anakanak dengan asma mendapatkan paparan cahaya matahari yang lebih sedikit
(66.7 %, p=0.006) dan aktivitas fisik yang lebih sedikit (71.3%, p<0.001).
5. Validity
a. Apakah fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian?
Ya, fokus penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengukur kadar vitamin D serum pada anakanak penderita asma dan untuk membandingkannya terhadap kontrol
yaitu anak-anak sehat bukan penderita asma. Selain itu, penelitian ini
juga melibatkan pengumpulan data mengenai asupan diet (terutama
vitamin D), riwayat penyakit alergi (jika ada), status sosiodemografi
(usia, jenis kelamin, tempat tinggal), status sosioekonomi (pendapatan
rumah tangga), pendidikan dan pekerjaan orang tua, kekerabatan serta
ukuran morfometri (tinggi dan berat badan).
b. Apakah subjek penelitian diambil dengan cara yang tepat?
Ya. Subjek penelitian pada penelitian ini sebanyak 483 kelompok
penderita asma sebagai kelompok studi dan 483 anak sehat dan tidak
mengkonsumsi obat selama penelitian sebagai kelompok kontrol.
Pengambilan sampel menggunakan kuesioner yang diisi oleh orangtua
dari semua anak-anak mencakup pertanyaan-pertanyaan yang luas, yang
memuat data demografi, kebiasaan pemberian makan anak dan asupan
vitamin D. Dilakukan pengukuran kadar vitamin D (25-hidroksivitamin
D), kalsium, fosfor, alkalin fosfatase, magnesium, kreatinin, dan hormon
paratiroid serum. Subjek dengan serum yang mengandung kurang dari
20 ng/ml vitamin D dianggap mengalami defisiensi. Tiap subjek

menjalani anamnesis rinci secara berkala dan teratur, pemeriksaan fisik


yang komprehensif dan pemeriksaan laboratorium yang sesuai, yang
meliputi pemeriksaan hitung jenis, IgE serum, uji cukit kulit,
pemeriksaan foto polos thoraks dan pemeriksaan fungsi paru.
Pengambilan sampel menggunakan analisis regresi logistik multivariat
dengan menggunakan inklusi forward dan delesi backward digunakan
untuk menilai hubungan antara variabel dependen dan independen dan
untuk menyesuaikan variabel yang berpotensi menjadi variabel perancu
dan menentukan urutan pentingnya suatu faktor risiko (determinan)
untuk asma.
c. Apakah data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian?
Ya, data yang dikumpulkan sudah sesuai dengan tujuan penelitian.
Data yang diambil mengenai mengenai asupan diet subjek (terutama
vitamin D), riwayat penyakit alergi (jika ada), status sosiodemografi
(usia, jenis kelamin, tempat tinggal), status sosioekonomi (pendapatan
rumah tangga), pendidikan dan pekerjaan orang tua, kekerabatan serta
ukuran morfometri (tinggi dan berat badan). Selain itu dilakukan
pengambilan darah dan pengukuran vitamin D Serum dengan
mengambil sampel darah vena dan serum untuk dilakukan analisis
Hidroksivitamin-D-25 [25(OH)D] serum. Sampel yang diberi perlakuan
kemudian diuji dengan menggunakan teknik competitive binding
radioimunoassay.
d. Apakah penelitian ini mempunyai jumlah subjek yang cukup untuk
meminimalisir kebetulan?
Ya, penelitian ini tidak membutuhkan besar subjek minimal.
e. Apakah analisa data dilakukan cukup baik?
Ya, analisis sudah dilakukan dengan cukup baik dengan
menggunakan analisis. Analisis regresi logistik multivariat dengan
menggunakan inklusi forward dan delesi backward untuk menilai
hubungan antara variabel dependen dan independen dan untuk

menyesuaikan variabel yang berpotensi menjadi variabel perancu dan


menentukan urutan pentingnya suatu faktor risiko (determinan) untuk
asma. Signifikansi statistik antara dua variabel kontinyu ditentukan
dengan menggunakan uji Student-t; uji Mann-Whitney digunakan untuk
data non-parametrik.
6. Importance
Apakah penelitian ini penting?
Peneliti tidak mencantumkan effect size yang diharapkan. Namun
mengingat tujuan penelitian ini untuk mengukur kadar vitamin D serum
pada anak-anak penderita asma dan untuk membandingkannya terhadap
kontrol yaitu anak-anak sehat bukan penderita asma dimana angka kejadian
anak yang menderita asma mencapai lebih dari 300 juta orang mengalami
penyakit ini di seluruh dunia. Disertai bukti epidemiologis yang
menyatakan bahwa terdapat epidemi defisiensi vitamin D di seluruh dunia
dan kurangnya vitamin D telah dihubungkan dengan peningkatan insidensi
asma dan peningkatan keparahan asma pada anak-anak maka penelitian ini
cukup memenuhi aspek importance.
7. Applicable
Apakah penelitian ini dapat diaplikasikan?
Hasil penelitian ini telah dianalisis dengan teori-teori yang ada sebelumnya.
Penjelasan mengenai populasi baik target ataupun terjangkau dijelaskan dengan
baik didalam jurnal, begitu pula dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Oleh karena
itu penelaah berkesimpulan bahwa hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan.
Metode penelitian ini juga dapat diterapkan. Selain itu, penelitian ini mampu
diterapkan di daerah lain mengingat metode penelitian ini dapat diterapkan di
Indonesia dimana masih minimnya pemberitahuan mengenai konsumsi vitamin D
terutama pada anak untuk mencegah faktor resiko terjadinya asma akibat
defisiensi vitamin D dan tidak menghabiskan biaya banyak serta tidak
bergantung pada keadaan sosial budaya. Dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian utama mampu untuk diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai