Anda di halaman 1dari 4

Laporan Modul 1 MG 2212

Crushing (Peremukan)
Indra Bagoes R.A. / Kelompok 3 / Sabtu, 03-04-2010
Asisten: Satori (12506034)

Laboratorioun Pengolahan Bahan Galian


Program Studi Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Abstrak Praktikum Modul I Tujuan dari crushing (peremukan) adalah untuk mengetahui mekanisme peremukan seta
prinsip kerja alat. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui variabel operasi yang terdapat dalam peremukan. Pada
percobaan peremukan ini akan dilakukan peremukan feed yang berupa campuran bijih kasiterit dan bijih kuarsa.
A. Tinjauan Pustaka
Humprey Tahap pertama pada proses pengolahan bijih
adalah mengecilkan ukuran bijih dengan cara mekanik
yaitu peremukan dan penggerusan yang dikenal dengan
sebutan kominusi. Tujuan dari kominusi adalah
mengecilkan ukuran bijih agar siap untuk diproses lebih
lanjut sekaligus untuk memisahkan mineral berharga dari
mineral pengotornya (gangue mineral).
Crushing (peremukan) dilakukan untuk mengecilkan
ukuran bijih menjadi sekitar 25 mm, kemudian dilanjutkan
dengan menghaluskan bijih yang dikenal dengan sebutan
grinding. Crushing dan grinding lebih jauh dapat dibagi
menjadi beberapa tahap seperti primer, sekunder, tersier,
atau bahkan kuartener. Tahapan-tahapan tersebut tidak
harus dilakukan semua bergantung pada keadaan bijih
yang akan diremukan dan alat-alat yang digunakan.
Tahap-tahap operasi peremukan yaitu peremukan tahap
pertama (primer) menggunakan Jaw Crusher, Gyratory
Crusher, peremukan tahap dua (sekunder) menggunakan
Cone crusher, Roll Crusher, dan peremukan tahap ketiga
(tersier) menggunakan Cone Crusher.
Tingkat pengecilan ukuran yang dicapai oleh setiap mesin
digambarkan sebagai reduction ratio, yang secara umum
ditetapkan sebagai ukuran umpan dibagi dengan ukuran
produk. Pada kenyataannya, kedua ukuran tersebut harus
dapat
ditetapkan,
dan
walaupun
jumlahnya
memungkinkan, biasanya ditetapkan sebesar 80% dari
jumlah ukuran lolos dari distribusi ukuran kumulatif.
B. Data Percobaan
1. Feed
I
II
H P H P
I
7 2 9 2
II 5 2 7 2
1
III 8 1
1
2
IV 7 2 9 1
V 6 2 9 1
Berat: 300 gram
2. Konsentrat
I
I
II

H
8
11

III
IV
V
H P H P H
9 5 5 1 8
7 4 7 1 6
1
7 2 8 2
0
5 1 5 1 2
6 2 7 0 8

II
P
1
3

H
10
13

P
2
1

III
H P
3 1
9 3

P
5
2
2
2
4

IV
H P
4 1
6 2

V
H
6
7

P
1
4

III
5 2 7
IV
5 2 5
V
8 2 5
Berat: 200 gram
3. Middling
I
H P
I
5 1
II
5 2
III
2 2
IV
5 2
V
3 1
Berat: 34 gram
4. Tailing
I

2
2
2

II
H
5
8
5
6
6

P
1
2
1
2
2

II

5
9
7

2
4
3

7
3
4

1
2
1

III
H P
12 4
6 2
4 1
7 3
3 1

IV
H P
7 4
5 2
3 1
6 3
2 1

III
H P
14 5
8 3
6 2
9 4
5 2

IV
H P
9 5
7 3
5 2
8 4
4 2

H P H P
I
7 2 8 3
II
7 3 11 4
III
4 3 8 3
IV
7 3 9 4
V
5 2 9 4
Berat: 50 gram
Keterangan:
H = Hitam
= Kasiterit (SnO2)
P
= Putih
= Kuarsa (SiO2)

6
5
8

1
1
2

V
H
5
7
2
5
3

P
5
2
3
2
1

V
H
7
9
4
7
5

P
6
3
4
3
2

C. Pengolahan Data
1. Langkah Kerja
a. Jaw Crusher
Kerikil ukuran 4-5 cm

Siapkan sebanyak 5 kg

Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong

Amati cara kerjanya

Masukkan umpan

Amati hasil peremukan

Ayak dengan seri 25 mm, 12,5 mm, 3#, 8# dan 14#

Timbang per fraksi ayakan

Buat grafik distribusi


b. Roll Crusher
Hasil peremukan Jaw Crusher

Jalankan Jaw Crusher dalam keadaan kosong


Amati cara kerjanya

Atur jarak roll sebesar 1,5 cm

Masukkan umpan

Amati hasil peremukan

Ulangi percobaan dengan jarak roll yang berbeda


yaitu 1 cm dan 05 cm

Ayak dengan seri 25 mm, 12,5 mm, 3#, 8# dan 14#

Timbang per fraksi ayakan

Buat grafik distribusi


2.

Rumus-rumus Dasar
a. Kadar:

Persen berat=
b.

berat mineral per fraksi


100
berat mineral keseluruhan

Reduction Ratio:

RR=

nfree
10 0
nfree +n assoc

Dengan
nfree
= jumlah mineral yang terbebas
nassoc = jumlah mineral yang berasosiasi
dengan mineral lain
jumlah mineral yang dipakai bergantung
pada mineral yang akan kita cari derajat
kebebasannya
Berat mineral kasiterit di dalam tailing
F
= Berat mineral kasiterit di dalam feed
3.

Perhitungan dan hasil perhitungan


a. Jaw Crusher
b. Roll Crusher dengan r = 1,5 cm
c. Roll Crusher dengan r = 1,0 cm
d. Roll Crusher dengan r = 0,5 cm
e. Kurva distibrusi
f. P80 untuk Jaw Crusher
g. RR80 =

D. Analisa Hasil Percobaan


Dari hasil perhitungan, kita dapat melihat derajat liberasi
dan kadar dari kasiterit dan kuarsa masing-masing pada
feed, konsentrat, middling dan tailing.
Dari derajat liberasi, derajat liberasi mineral kasiterit pada
konsentrat, middling dan tailing menjadi lebih kecil
daripada derajat liberasi kasiterit dari pada feed. Lalu
kadar kasiterit juga menurun dari feed yang mempunyai
kadar paling tinggi dan kadar seterusnya turun pada
konsentrat, middling dan tailing.
Menurut teori, kadar pada konsentrat harusnya lebih tinggi
daripada kadar di feed. Lalu, derajat liberasi pada
konsentrat harusnya lebih tingi dari derajat liberasi pada
feed. Pada hasil percobaan, derajat liberasi dari konsentrat
lebih sedikit daripada derajat liberasi pada feed dan
kadarnya menjadi menurun. Kemungkinan hal ini
disebabkan karena terjadi pemisahan yang kurang
sempurna antara konsentrat dengan middling. Sedangkan

pada middling dan tailing, derajat liberasinya menurun


berarti sudah sesuai dengan teori.
Recovery dari proses pemisahan ini adalah 66,447%.
Recovery ini masih terhitung kurang baik meskipun sudah
cukup tinggi. Hal ini mungkin terjadi seperti yang telah
disebutkan karena pemisahan yang kurang sempurna.
Namun, efisiensi alat ini adalah 94,67%. Efisiensi alat ini
sudah sangat tinggi, namun perlu ditingkatkan
performanya sehingga bisa menghasilkan recovery yang
lebih tinggi.
E. Jawaban Pertanyaan
1. Gape adalah jarak mendatar pada mulut jaw crusher
yang diukur pada bagian mulut jaw crusher dimana
umpan yang dimasukkan bersinggungan dengan
mulut jaw crusher. Bagian mulut jaw crusher yang
berfungsi sebagai tempat penerimaan umpan biasa
disebut mouth.
Setting adalah bagian dari jaw crusher yang mengatur
agar lubang ukuran sesuai dengan yang dikehendaki.
Angle of nip adalah sudut yang dibentukdengan garis
singgung yang dibuat melalui titik singgung antara
jaw dan bebatuan.
2. Reduction Ratio adalah perbandingan ukuran ayakan
yang meloloskan sejumlah umpan dengan ukuran
ayakan yang meloloskan sejumlah hasil peremukan.
Limiting Reduction Ratio adalah perbandingan
ukuran ayakan terbesar yang dapat dilakukan untuk
meloloskan umpan dengan ukuran ayakan terbesar
untuk meloloskan hasil peremukan.
Reduction Ratio 80% adalah perbandingan ukuran
ayakan yang meloloskan 80% umpan dengan ukuran
ayakan yang meloloskan 80% hasil peremukan.
3. Jaw Crusher memiliki empat tipe berdasarkan
desainnya, yaitu Blake, Overhead Pivot, Overhead
Eccentric, dan Dodge. Perbedaan dari keempat tipe
tersebut adalah dalam hal ukuran, power, kecepatan
putarnya, dan karakteristik dan aplikasinya.
4. Choke crushing adalah proses penghancuran material
dimana penghancuran material dilakukan oleh
permukaan roll dan juga oleh sesame material.
Contoh: Roll Crusher.
Arrested crushing adalah proses penghancuran
mineral dimana penghancuran mineral hanya
dilakukan dengan bantuan jaw saja. Contoh: Jaw
Crusher.
5. Peremukkan mimineral membutuhkan energi yang
cukup besar yang melebihi kekuatan dari partikel.
Cara untuk meremukkan partikel bergantung pada
kondisi alamiah partikel dan gaya yang diberikan
kepada partikel tersebut. Gaya yang diberikan dapat
berupa gaya tekan (kompresi) yang menyebabkan
remuknya partikel. Gaya ini dapat diberikan baik
secara cepat maupun secara lambat, dan dapat
mempengaruhi remukkan secara alamiah. Selain itu,
partikel mineral juga dapat menjadi pelaku gaya
geser seperti saat dua partikel mineral saling
bergesekan satu sama lain. Mekanisme remuknya
material terbagi menjadi tiga macam, yaitu abrasion,
cleavage, dan shatter.

Abrasion terjadi jika energi yang diberikan tidak


cukup besar untuk meremukan partikel secara
signifikan. Cleavage terjadi jika energi yang
diberikan hanya cukup untuk membuat sebagian kecil
partikel mencapai titik remuk, dan hanya
menghasilkan sedikit partikel dengan ukuran yang
mendekati ukuran aslinya. Shatter terjadi jika energi
yang diberikan cukup baik sesuai dengan yang
dibutuhkan partikel untuk pecah. Pada kondisi ini
terbentuk partikel dengan jumlah besar dan memiliki
ukuran yang bermacam-macam.
6.
7.

8.
a.

b.

Ukuran dari semua alat crusher dinyatakan oleh


besarnya nilai gape, angle of nip, setting, width, dan
mouth.
Efisiensi pemisahan dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu:
Laju pengumpanan
Laju pengumpanan tidak boleh terlalu cepat maupun
lambat. Bila laju pengumpanan terlalu cepat, maka
partikel bias saja terlempar keluar lintasan maupun
terjadi pengerumunan. Bila laju perngumpanan
terlalu lamban, maka akan dibutuhkan waktu yang
lama untuk mengolah feed sehingga kurang efisien.
Selang ukuran umpan
Semakin besar selang ukuran umpan, maka efisiensi
makin tinggi. Hal ini dikarenakan bila suatu umpan
memiliki selang ukuran yang besar, maka partikelpartikel mieral yang terdapat pada feed akan
mengalami gaya yang lebih jelas berbeda. Sehingga
pemisahan lebih efisien karena feed akan lebih
mudah terpisah.

c.

% solid umpan
% solid umpan tidak boleh terlalu besar maupun
terlalu kecil. Bila terlalu besar, partikel akan
berkerumun sehingga pemisahan terjadi dengan
kurang baik. Bila % solid terlalu kecil, maka akan
dibutuhkan feed dalam jumlha yang lebih banyak
sehingga kurang efisien. % solid umpan memiliki
efisiensi yang tonggi di sekitar 25-50 %.

F. Kesimpulan
Humprey spiral adalah alat pada pengolahan mineral yang
bergungsi untuk memisahkan mineral berdasarkan berat
jenisnya. Mineral yang memiliki berat jenis besar akan
terlempar mendekati pusat spiral dan mineral yang
memiliki berat jenis kecil akan terlempar menjauhi pusat
spiral.
Percobaan kali ini memisahkan kasiterit dan kuarsa.
Kasiterit memiliki berat jenis yang besar sehingga akan
terlempar mendekati pusat spiral. Kadar kasiterit dalam
konsentrat adalah 90,0795%, perolehannya 66,447%. dan
efisiensi alat 94,67%.
G. Daftar Pustaka
http://nurmansyah-putra.blogspot.com/2009/05/humpreyspiral.html
http://www.outokumputechnology.com/files/Technology/D
ocuments/Physical%20Separation/Technical
%20Papers/HINDSETIMPROVEGRAVITY.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Hydrocyclone
Kelly, Errol G. & David J. Spottiswood. 1982.
Introduction to Mineral Processing. Hal. 259-262. USA:
John Wiley & Sons.

H.Lampiran
Industri yang menggunakan Humprey spiral contohnya adalah Outokumpu, Florida, USA.

Anda mungkin juga menyukai