Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seorang inu hamil membutuhkan informasi tentang kehamilannya itu baik ibu yang
mengandung dan janin yang ada dalam kandungannya. Maka perlunya pengawasan dan
pendidikan yang diberikan oleh seorang petugas kesehatan kepada ibu hamil. Petugas kesehatan
ini kemudian dijadikan sebuah program yang disebut Antenatal Care. Program ini sebuah
program untuk menharahkan dan memberikan informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan
seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menujukehamilan yang sehat.
Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu
hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan
minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama,
trimester kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada
baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali
pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) sangat disarankan bagi para ibu hamil
untuk memonitor kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Pemeriksaan kehamilan adalah
serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses
persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar tercapai kehamilan yang optimal.
Asuhan Antenatal Care meliputi pengawasan terhadap kehamilan untuk mendapatkan
informasi kesehatan umum ibu, menegakkan secara dini penyakit yang menyakit kehamilan,
menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan menetapkan resiko kehamilan (resiko
tinggi, resiko meragukan, resiko rendah). (Manuaba, 2008).
Menurut World health organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa masih
tingginya mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara
berkembang. di Negara miskin berkisar 25 30% kematian usia subur disebabkan oleh hal
yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan
ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997). Sementara
1

menurut manuaba (2005), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. menurut Federasi Obstetri
Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (sarwono, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


Dari pembahasan ini kita bisa menarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan antenatal care?
2. Apakah tujuan program antenatal care?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antenatal Care (ANC)


Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh bidan
atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan
memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,
1998). Juga mengetahui kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang
menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan
resiko kehamilan (Manuaba, 2009).

2.2.Tujuan Antenatal Care (ANC)


1. Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi.
7. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat
persalinan, dan kala nifas.
8. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas.
9. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala
nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
10. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Manuaba, I.B.G, 1998)

2.3 Manfaat Antenatal Care (ANC)


Manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran
dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan berbagai kelainan
yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya (Manuaba, 2009). Pemeriksaan antenatal
juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:
1) Bagi ibu
a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati secara
dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.
b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam
menghadapi persalinan.
c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan ASI.
d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba, 1999).
2) Bagi janin
Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi persalinan
prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas suber daya
manusia (Manuaba, 1999).

2.4 Kebijakan Antenatal Care (ANC)


1) Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama
kehamilan. Yaitu :
a) Satu kali pada triwulan pertama
b) Satu kali pada triwulan kedua
c) Dua kali pada triwulan ketiga
d. Standar Pelayanan ANC

2.5 Standar Antenatal Care


1) Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2) Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi
atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS / infeksi HIV,
memberikan pelayanan iminusasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait
lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada
setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan
yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
3) Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan, serta bila kehamilan bertambah memeriksa posisi,
bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4) Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan
semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda serta gejala pre eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang
tepat serta merujuknya.
6) Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman
5

serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping


persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standar
Pelayanan Kebidanan. DepKes RI. 2000).
7. Frekwensi Antenatal Care
Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang
memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Menurut
Dep Kes RI (2003) dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar
adanya minimal yaitu dengan pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan sebagai
berikut : 1). Minimal satu kali pada trimester I ( 0-13 minggu) 2). Minimal satu kali
pada trimester II (14-28minggu) 3). Minimal dua kali pada trimester III (29-36
minggu).
8. Cakupan Antenatal Care
Cakupan pelayanan Antenatal care dapat di pantau melalui kunjungan baru ibu hamil
kunjungan pertama (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu hamil sesuai
standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali
triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga dan keempat untuk melihat kwalitas.
Cakupan kunjungan ibu hamil keempat (K4) adalah cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal care 4 kali sesuai standar disatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu. Pemerintah menetapkan cakupan ANC > 95% (Peranginangin,
2006).
2.6. Pelayanan Anatenatal Care
Menurut Ari, (2009) bahwa dalam penerapan praktek sering dipakai standart minimal
pelayanan antenatal care yang disebut 7T yaitu: (Timbang) berat badan dan tinggi badan,
Ukur (Tekanan) darah. Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian imunisasi TT lengkap,
Pemberian Tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil, Tes terhadap penyakit seksual
menular, Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan.
2.7. Pelaksanaana Pelayanan Anrenatal Care Terkait Evidence Base Dan Prosedur Serta
Permasalahan Yang Sering Muncul.
6

Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam memberikan asuhan kebidanan yang
bertanggung jawab adalah dengan mengacu pada hasil penelitiann yang paling up to date.
Hasil penelitian yang didapatkan besrta rekomendasidari peneliti dijadikan sebagi acuan
dalam memberikan pelayanan. Praktik kebidanan sekarang lebih didasarkan pada bukti
ilmiah hasil penelitian dan pengalaman praktik dari para praktisi dari seluruh penjuru
dunia. Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan yang sistematik, ilmiah dan
eksplisit dari penelitia terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan tentang asuhan pasien
secara individu. Hal ini menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu memerlukan
intervensi. Kajian ulang intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa sebagian
besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa bisa diprediksi atau dicegah.
Menurut MNH ( Maternal Neonatal Health ) asuhan antenatal merupakan prosedur
rutin yang dilakukan oleh petugas kesehatan ( dokter/bidan/perawat ) dalam membina suatu
hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya.
Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah menetapkan program
kebijakan asuhan kehamilan sebagai berikut:
1) Kunjungan ANC minimal 4 kali Kunjungan
No Trimester
1. Trimester I

Waktu
Sebelum
empat (4)
minggu.

Alasan perlu kunjungan


1.mendeteksi masalah yang dapat ditanagni sebelum
membahayakan jiwa.
2.mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia,
dan kebiasaan tradisional yang berbahaya.
3.membangun hubungan saling percaya .
4. memulai persiapan kelahiran dan kesiapan
mengahdapi komplikasi
5.mendorong perilaku sehat ( nutrisi, kebersihan,

2.

Trimester 2

14-28

olahraga, istirahat, seks, dll)


Sama sengan trimester I , ditambah : kewaspadaan

minggu

khusus terhadap hipertesi kehamilan ( deteksi gejala preeklampsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema,

3.

Trimester 3

I.28-36

proteinuria ).
-sama dengan trimester sebelumnya ditambah deteksi
7

minggu

kehamilan ganda.
-sama dengan trimester sebelumnya, ditambah kelainan

II.>36

letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di

minggu

rumah sakit

2) Pemberian suplemen mikronutrien


Tablet yang mengandung FeSO4, 320 mg ( setara dengan zat besi 60 mg ) dan
asam folat 500 gr. Sebanyak 1 tablet per hari segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari ( 3 bulan ). Ibu hamil harus dinasehati agar tidak
meminumnya bersama dengan teh/ kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.
Berdasarkan penelitian yang ada, suplemen mikronutrien berguna untuk mengurangi
angka kesakitan ( morbiditas ) dan kematian ( mortalitas ) ibu hamil secara langsung
yakni dengan mengobati penyakit pada kehamilan atau secara tidak langsung dengan
menurunkan risiko komplikasi saat kehamilan dan persalinan.

3) Imunisasi TT 0,5 cc
Imunisasi adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya untuk
pencegahan ter hadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang
telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
TT
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5

Interval
Kunjungan ANC
pertama
4 minggu setelah
TT 1
6 Bulan betelan TT
2
1 Tahun setelah TT
3
1 Tahun setelah TT
4

Lama Perlindungan
-

% Perlindungan
-

3 tahun

80%

5 tahun

95%

10 tahun

99%

25 tahun / seumur
hidup

99%

4) 10 T dalam pemeriksaan kehamilan dan 4 Terlalu


Pada pemeriksaan kehamilan bidan wajib memeriksa dan memberikan 10 T ( Depker
RI, 2009 ) yaitu:

a.

Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b. Tablet Fe
c.

Tekanan darah

d. Tetanus Toksoid ( suntik TT )


e.

Tentukan status gizi ( mengukur LILA )

f.

Tinggi Fundus Uteri

g. Tentukan presentasi Janin dan DJJ


h. Temu wicara
i. Tes PMS
j. Tes Laboratorium
Bidan juga harus melakukan konseling pada saat kehamilan atau mengadakan
penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya 4 terlalu, yaitu:
a. Terlalu muda
Dimana ibu hamil dengan usia terlalu tua atau kurang dari 20 tahun
b. Terlalu sering hamil
Ibu yang hamil dengan jarak tiap anak kurang dari 2 tahun.
c. Terlalu banyak anak
Ibu hamil dengan jumlah anak lebih dari 4 anak,
d. Terlalu tua hamil
Ibu hamil dengan usia saat kehamilan lebih dari 35 tahun.
4 terlalu dapat mengakibatkan komplikasi pada kehamilan, seperti cacat pada janin,
perdarahan, bahkan sampai kematian ibu dan janin (Manuaba, 2010).
5) Perkiraan hemoglobin pada kehamilan
Dalam kehamilan normal akan terjadi penurunan kadar hemoglobin. Kadar Hb
terendah terjadi sekitar pada umur kehamilan 30 minggu. Oleh karena itu pemeriksaan
Hb harus dilakukan pada kehamilan dini untuk melihat data awal, lalu diulang pada
9

sekitar 30 minggu. Untuk saat ini anemia dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan
dengan kadar Hb <11g%. Pada Trimester I dan III atau Hb <10,5g% pada trimester II.
Apabila hanya terjadi anemia ringan, sebab yang paling sering adalah difisiensi zat
besi dan dapat diobati secara efektif dengan suplementasi besi 60 mg/hari elemental
besi dan 50g asam folat untuk profilaksi anemia. Program Kemenkes RI memberikan
90 tablet bsi selama 3 bulan. Semua ibu hamil yang dapat suplementasi besi harus
menghindari tembakau, teh dan kopi serta dipastikan mereka mengonsumsi makanan
kaya protein dan vitamin C.

6) Perkiraan Tinggi Fundus Uteri


.
Pengukuran Tinggi Fundus UteriTinggi fundus uteri adalah tinggi puncak
tertinggi rahim sesuai usia kehamilan. Biasanya pengukuran inidilakukan saat
pemeriksaan abdomen ibu hamil tepatnya saat melakukan Leopold 1. Dari
pengukuranTFU dapat diketahui taksiran usia gestasi dan taksiran berat badan janin.
Pengukuran TFU menggunakan jari pemeriksa sebagai alat ukurnya, namun
kelemahannya tiap orang memiliki ukuran jari yang berbeda.TFU lebih baik diukur
menggunakan metylen dengan satuan cm, ujung metylen ditempelkan padasimfisis
pubis sedangkan ujung lain ditempelkan di puncak rahim.

a.

TFU untuk mengetahui tafsiran usia kehamilan (UK).

Jika Fundus belum melewati pusat : UK (minggu) = Hasil ukur + 4


Jika Fundus sudah melewati pusat : UK (minggu ) = hasil ukur + 6
b. TFU untuk taksiran Berat Badan Janin.
TBJ ( gram ) = (TFU 12) X 155 gram
Terdapat variasi yang lebar antara operator yang melakukan pengukuran TFU
dengan cara tradisional ( jari tangan ). Menggunakan pita ukur untuk mengukur
jarak antara tepi atas simpisis pubis dengan fundus uteri dalam centimeter adalah
10

metoda yang dapat diandalkan untuk memperkirakan TFU. Jarak tersebut ( dalam
cm ) sesuai dengan umur kehamilan ( dalam minggu ) setelah umur kehamilan 24
minggu.

7) Hipotensi Pada Saat Berbaring Terlentang.


Posisi terlentang mempengaruhi fisiologi ibu dan janin. Setiap ibu hamil
hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan lanjut. Hal ini
disebabkan karena apabila berbaring terlentang akan terjadi penekanan oleh uterus pada
vena pelvis major dan vena cava inferior yang akan mengurangu sirkulasi darah ke
jantung bagian kanan dan akan mengakibatkan pengaliran oksigen ke otak dan akan
mengakibatkan pingsan.
Keadaan tersebut lebih terkenal dengan supine hypotensif syndrome yang dapat
mengakibatkan denyut jantung janin ( DJJ ) abnormal. Namun apabila posisi terlentang
dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil dibawah sisi kiri punggung
bawah.
Secara ringkas penelitian menunjukan hasil:
1. Posisi terlentag mempengaruhi fisiologi ibu dan janin.
2. Setiap ibu hamil hendaknya menghindari posisi terlentang terutama pada kehamilan
lanjut.
3. Bila posisi terlentang dibutuhkan maka dianjurkan untuk meletakkan bantal kecil
dibawah sisi kiri punggung bawah.
2.7. Pelaksanaan Antenatal Care
Menurut Kusmiyati, Wahyuningsi,& Sujiyatini (2008) bahwa pemeriksaan yang sering
dilakukan dirumah sakit atau puskesmas yaitu:
a. Inspeksi
1. Muka : adalah kloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah, udem,

lidah dan gigi.


2. Leher: apakah ada bendungan vena di leher, kelenjar gondok membesar atau kelenjar

limfe membengkak.
11

3. Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan gelanggang susu, keadaan

putting susu, kolustrum.


4. Perut : Perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi linea

alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau
bekas luka
5. Vulva : keadaan perineum, varises, tanda Chadwick, kondylomata, fluor.
6. Anggota bawah : adalah varises, edema, luka dan sikatris pada lipatan paha

b. Palpasi
1. Untuk menentukan besarnya rahim, konsistensinya
2. Bagian-bagian janin, letak, presentasi
3. Gerakan janin
Cara palpasi menurut Leopold (Prawiroharjo & Wiknjosastro, 2005) yaitu:
1. Leopold I Tujuan untuk menentukan tinggi fundud uteri dan untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang berada di
fundus.
2. Leopold II Tujuan untuk menentukan batas samping rahim kiri-kanan dan untuk
menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil.
Caranya : Letakkan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan dimanakan bagian
terkecil bayi .(Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
3. Leopold III Tujuan untuk menentukan bagian terbawah sudah atau belum terpegang
pada pintu atas panggul.
Caranya : Tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara
lembut dan masuk kedalam abdomen pasien diatas simpisis pubis.
4. Kemudian peganglah begian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi
presentasi tersebut. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Caranya :
a.

Letakkan kedua tangan disis bawah uterus lalu

b. Tekan kedalam dan gerakkan jari-jari kearah romgga panggul, dimanakah


tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk .

12

5.

Pemeriksaan ini dilakukan bila kepala masih tinggi, pemeriksaan leopold lengkap
dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan ke VI le atas. (Hidayat,
A.Aziz Alimul, 2008)

6. Leopold IV Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
janin sudah masuk pintu atas panggul.

c. Auskultasi
Uliyah dan Hidayat (2008) mengindikasikan bahwa auskultasi dilakukan menggunakan
stetoskop monoaural untuk mendengarkan:
1. Denyut jantung janin
2. Bising tali pusat, bising rahim, bising usus
3. Gerakan dan tendangan janin
Menurut Saifuddin,B.A. 2006, pelayanan / asuhan standar minimal 7 T adalah sebagai
berikut :
1. Timbang berat badan
Selama kehamilan antara 0,3 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur
kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda 1 kg, selanjutnya pada trimester
II dan III masing masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat
total adalah 9 12 kg. Bila ada kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan
kearah adanya resiko seperti bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar
(Depkes, 1997).
2. Ukur tekanan darah
Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila
tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik 15
mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau
tidak ditangani dengan tepat (Depkes, 1997).
3. Ukur tinggi fundus uteri
Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:
12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 2 jari diatas symphysis.
16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysispusat.
13

20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.


24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.
32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.
36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.
40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat (Mochtar,
1998).
4. Pemberian

imunisasi

TT

Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan sekurangkurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika sebelumnya ibu
pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin
maka TT cukup diberikan satu kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM
pada lengan atas. Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut :
a) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II sedini
mungkin

sebanyak

dua

kali

dengan

jarak

minimal

dua

minggu.

b) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan ulang/boster
satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes RI, 1997).
5. Pemberian

tablet

zat

besi

Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet sehari
sesegera

mungkin

setelah

rasa

mual

hilang.

Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug,
minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh karena
akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi diminum
bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan juga bahwa ada
kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum obat ini, hal tersebut
adalah normal (Depkes, 1997).
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual seperti
HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada
janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit penyakit menular seksual
harus segera ditangani.
14

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan


Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan
keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002). Perlu
diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan
profesional dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi.

15

2.8. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen (Saifudin,


2006) sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan

Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.

Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama
kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.

Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.

Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga medis
lainnya.

Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan kebiasaannya. Suami


perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya yang sedang hamil.

2. Anamnesis

Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari pertama haid
terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus
haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus Naegele.

Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin. Untuk
primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu, sedangkan
multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada kehamilannya 12-14
mingggu.

Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat bayi yang
pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah diderita seperti
penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu ditanyakan riwayat
menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri, kontrasepsi, dan faktor risiko yang
mungkin ada pada ibu

3. Pemeriksaan umum

Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan umum, status
gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva pucat, sklera ikterik,
edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa gigi untuk melihat adanya

16

infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae, abdomen, anggota gerak secara
lengkap.

4. Pemeriksaan Obstetri

Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum pemeriksaan


kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring terlentang dan
pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.

5. Pemeriksaan luar

Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu
sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi
kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum
palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.

Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap.
Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke arah muka ibu,
sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan Leopold I untuk menentukan
tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan dapat diketahui. Selain secara anatomi,
tinggi fundus uteri dapat ditentukan dengan pita pengukur. Bandingkan usia
kehamilan yang didapat dengan hari pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula
bagian janin pada fundus uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat,
sedangkan bokong lunak dan tidak bulat.

Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan posisi


punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan kepala.
Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di bawah.

Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga bagian
kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum masuk PAP
teraba balotemen kepala.

Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural atau
doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-20 minggu,
sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
17

Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin, persentase
janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.

Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack. Perhitungan


penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan pervaginam secara
spontan. Rumus tersebut:

Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) N) X 155.
1. N = 13 bila kepala belum melewati PAP
2. N = 12 bila kepala masih berada di atas spina iskiadika
3. N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina iskiadika.

6. Pemeriksaan dalam

Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan perineum dengan
larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah terdapat luka, varises, radang,
atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan inspekulo. Lihat ukuran dan warna
porsio, dinding, dan sekret vagina. Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan
memasukan telunjuk dan jari tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar
di liang vagina. Periksa adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak,
bentuk, dan ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan
pembukaan servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpasi
bimanual.

Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada kehamilan
8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan 16 minggu sebesar
kepala bayi atau tinju orang dewasa.

7. Pemeriksaan panggul

Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu karena


jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit.
Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang vagina. Arahkan ujung kedua jari
ke promontorium, coba untuk merabanya. Bila teraba, tentukan panjang konjugata
diagonalis. Dengan ujung jari menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh
mungkin, tentukan bagian yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah
spina iskiadika kiri dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah
luruh atau konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum.
18

Arahkan bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut
yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.
8. Pemeriksaan laboratorium

Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit, dan hitung
leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.

2.6

Dampak Ibu tidak Antenatal Care (ANC)


1.

Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu

2.

Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan.

3.

Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara dini.

2.7 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONTAK IBU HAMIL DENGAN


TENAGA KESEHATAN (K1)
(Depkes RI, 2008) (kontak ibu hamil diartikan sebagai kepatuhan dalam pelaksanaan
antenatal care)
1.Faktor internal
a. Paritas
Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari
pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan
kehamilannya.
b. Usia
Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih di percaya daripada
orang yang belum cukup tinggi kedewasaanya, jika kematangan usia seseorang
cukup tinggi maka pola berfikir seseorang akan lebih dewasa. Ibu yang mempunyai
usia produktif akan lebih berpikir secara rasional dan matang tentang pentingnya
melakukan pemeriksaan kehamilan.
2. Faktor eksternal
a. Pengetahuan
Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan
berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas
kesehatan.

19

b. Sikap
Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keteraturatan ANC. Adanya sikap lebih baik tentang ANC ini
mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan dirinya dan janin.
c. Ekonomi
Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, keluarga dengan tingkat
ekonomi yang rendah tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan
kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah,
yaitu ibu hamil akan kekurangan energi dan protein (KEK). Hal ini disebabkan tidak
mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan protein yang
dibutuhkan ibu selama kehamilan.
d. Sosial budaya
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam
memeriksakan kehamilannya. Perilaku keluarga yang tidak mengijinkan seorang
wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya
yang menghambat keteraturan kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
Perubahan sosial budaya terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Apabila adat
ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis
oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.

Tatanan budaya mempengaruhi dalam keputusan ibu dalam memeriksakan


kehamilan pada tenaga kesehatan.

e. Geografis

Letak geografis sangat menentukan terhadap pelayanan kesehatan, ditempat yang


terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi
yang sulit menjangkau sampai tempat terpencil.

f. Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan


seseorang, biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pendekatan ini biasanya
digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang
20

berpengaruh terhadap perilaku, biasanya melalui media massa (Saifudin, A,


2005). Ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang antenatal care dari tenaga
kesehatan, media massa, maupun media elektronik akan meningkatkan
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya melakukan antenatal care, sehingga ibu
dapat teratur dalam melakukan kunjungan antenatal care.
g. Dukungan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti sokongan dan bantuan, disini
dukungan dalam penentuan sikap seseorang berarti bantuan atau sokongan dari
orang terdekat untuk melakukan kunjungan ulang.

Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri antara lain suami
mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami menunjukkan kebahagiaan
pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri, mengantar dan memahami
istrinya, tidak menyakiti istri, berdoa untuk keselamatan istri dan suami
menunggu ketika istri dalam proses persalinan (Harymawan, 2007).

Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan


oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan. Pengertian antenatal care adalah perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan
kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa
kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.
Sedangkan tujuan pelaksanaan

21

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedimi
mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Pada setiap kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.
3.2 Saran
Di harapkan kepada mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu yang hamil
normal dengan baik dan benar. Dan kepada ibu hamil lebih baik sering melakukan
pemeriksaan sedini mungkin agar mengetahui perkembangan janin yang dikandungnya dan
apa saja yang dibutuhkannya baik diri sendiri maupun janinnya

22

DAFTAR PUSTAKA
1.

http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/tujuan-pelayanan-antenatal-careanc.html

2.

http://asuhankebidanand3.blogspot.com/2013/01/antenatal-care-anc.html

3.

http://midwiferyeducator.wordpress.com/2010/01/08/antenatal-care/

4.

http://www.kajianpustaka.com/2013/07/antenatal-care.html

5.

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-anc-ante-natal-care.html

6.

http://zahra-zahrasblog.blogspot.com/2012/03/makalah-anc.html

7.

http://arivaibeta.blogspot.com/2010/10/makalah-antenatal-care.html

23

Anda mungkin juga menyukai