Anda di halaman 1dari 5

RESUME

ORGANISASI TINGKAT JARINGAN


disusun oleh:
Rizka Trian Palupy
1306100
Sel
Secara umum sel-sel di dalam tubuh akan berhubungan dan berikatan satu sama lain dan tetap
berada pada tempat asalnya. Di dalam tubuh, sel-sel biasanya tidak menempel rapat satu
sama lain melainkan terdapat rongga dengan jarak minimal 20 nm, rongga ini berisikan
cairan interestial dan serat-serat tertentu. Beberapa sel berhubungan dengan sel-sel lainnya
melalui desmosom, tight junction, dan gap junction.

Gambar 1. Berbagai Hubungan Antara Dua Sel


(Jadika, 2012)
Secara umum sel-sel di tubuh terbagi menjadi empat jenis berdasarkan fungsinya,
yaitu: 1) Sel epithel untuk membatasi permukaan luar tubuh, membatasi organ-organ dalam
berlumen, membatasi rongga tubuh, dan membentuk kelenjar-kelenjar; 2) Sel otot yang
berfungsi untuk melakukan pergerakan; 3) Sel syaraf; dan 4) Sel-sel jaringan ikat.
Jaringan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang sejenis baik struktur maupun fungsinya berserta zat
intraselulernya. Terdapat empat jenis jaringan, yaitu: 1) Jaringan epithel, 2) Jaringan Ikat, 3)
Jaringan Otot, dan 4) Jaringan Syaraf.

Jaringan Epithel
Jaringan epithel terdiri dari sel-sel yang rapat dan berdekatan satu sama lain dengan
sedikit zat interseluler. Jaringan epithel tidak memiliki pembuluh darah. Sel-sel epithel
melekatkan diri pada membran tipis dibawahnya yang disebut membran basalis.
Jaringan epithel diklasifikasikan menjadi delapan jenis, yaitu: 1) Epithel selapis pipih,
2) Epithel selapis kubus, 3) Epithel selapis columner, 4) Epithel berlapis pipih, 5) Epithel
berlapis kubus, 6) Epithel berlapis columner, 7) Eppithel transisional, dan 8) Epithel berlapis
semu.
Jaringan epithel ada yang berfungsi sebagai kelenjar untuk mensekresikan zat yang
berguna bagi tubuh. Bila sekresinya dikeluarkan ke dalam satu saluran kelenjar atau langsung
kepermukaan tubuh disebut kelenjar eksokrin, sedangkan bila hasil sekresinya dimasukan ke
dalam darah maka disebut endokrin. Sel-sel kelenjar tersebut biasanya disebut tubulus bila
berbentuk tabung dan acinous bila berbentuk labu.
Jaringan Ikat
Jaringan ikat tidak terdapat pada permukaan luar tubuh, mengandung banyak
pembuluh darah kecuali tilang rawan yang tidak mengandung pembuluh darah. Fungsi utama
jaringan ikat adalah proteksi dan mengikat berbagai jaringan dan rorgan. Sel-sel jaringan ikat
dapat menyimpan lemak, memfagositosis bakteri dan sel-sel yang sudah mati, membentuk
antibodi dan anti-koagulan.
Jaringan ikat diklasifikasikan ke dalam dua jenis, jaringan ikat embrionik dan jaringan
ikat dewasa yang mencakup: 1) Jaringan ikat sebenarnya (jaringan ikat jarang, jaringan
lemak, jaringan ikat kolagen (fibrosa), jaringan ikat elastis, jaringan ikat retikuler, dan
jaringan ikat cair); 2) Tulang Rawan (tulang rawan hyalin, tulang rawan fibrosa, dan tulang
rawan elastis); dan 3) Tulang.
Jaringan Otot
Berbeda dengan jaringan epithel dan jaringan iket yang memiliki banyak fungsi,
jaringan otot hanya memiliki satu fungsi khusus yaitu kontraksi. Jaringan otot meliputi 4050% berat tubuh dan mempunyai empat sifat, yaitu: elasitis, dapat diregangkan, dapat
dirangsang, dan dapat berkontransi.
Berdasarkan lokasinya, struktur otot dan kontrol dari syaraf, jaringan otot terbagi
menjadi: 1) Otot skelet/otot lurik yang melekat pada tulang, berstruktur lurik, dan kontrol
syarafnya bersifat volunteer/sadar; 2) Otot jantung terletak pada jantung, berstruktur lurik dan

bercabang, dan kontrol syarafnya involunteer/tidak sadar; dan 3) Otot viceral/otot polos
terletak pada organ-organ dalam, berstruktur polos, dan kontrol syarafnya involunteer.
Jaringan Syaraf
Meskipun sistem syaraf sangat komplek, namun jaringan syaraf hanya terdiri dari dua
jenis sel yaitu neuron dan neuronglia. Neuron berfungsi untuk menghantarkan impuls dan
untuk fungsi-fungsi khus lainnya seperti berpikir, mengontrol kontraksi otot, sekresi kelenjarkelenjar, dsb. Sedangkan neuroglia meliputi 50% dari jumlah seluruh sel-sel otak berfungsi
untuk menyokong dan proteksi dari sistem syaraf.
Neuroglia terdapat di sekitar neuron, mengikat satu neuron dengan neuron lainna dan
dengan pempuluh darah. Membentuk selaput myelin, mamfagositosit jaringan rusak dan
mikroba. Neuroglia terbagi menjadi: 1) Astrocyte, 2) Oligodendrocyte, 3) Microglia, dan 4)
Ependyma.
Neuron terdiri dari tiga bagian, yaitu: badan sel, dendrit, dan akson. Secara fungsional
sel syaraf dibagi menjadi: neuron sensoris, neuron motoris, dan neuron asosiasi.
Fisiologi
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia dan Sel
Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu sama lain
sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi menjadi sistem
saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula
spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan eferen sistem saraf somatis dan
neuron sistem saraf autonom (viseral). Otak dibagi menjadi telensefalon, diensefalon,
mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon. Medula spinalis merupakan suatu
struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari medula oblongata melalui foramen
magnum dan terus ke bawah melalui kolumna vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal
1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12
pasang saraf kranial. Suplai darah pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua pasang arteria
yaitu arteria vertebralis dan arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan
beranastomose membentuk sirkulus arteriosus serebri Wilisi. Aliran venanya melalui
sinus dura matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui vena jugularis interna.
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang
memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat ion
lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K + berdifusi dari
sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membran plasma. Permeabilitas membran

terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitas terhadap Na + sehingga aliran
keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na +. Keadaan
ini mengakibatkan perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di
sepanjang membran plasma karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian
luar. Potensial ini dikenal sebagai potensial istirahat (resting potential).
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan
yang cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na + dan ion Na+ berdifusi melalui
membran plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut menyebabkan membran
mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang diikuti oleh perubahan polaritas
disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV. Potensial aksi ini sangat singkat karena
hanya berlangsung selama sekitar 5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap
ion Na+ segera menghilang dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+
sehingga ion K+ mulai mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel
setempat ke potensial istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai
impuls saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi
lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang ini
disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek dengan
menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron sehingga
menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel.
Synaps
Synaps adalah hubungan antara suatu akson dengan suatu neuron dengan dendrit, badan
sel, atau akson neuron lainnya. Terdapat dua jenis synaps, yaitu synaps eksitasi dan
synaps inhibisi.
Synaps eksitasi dimana respon postsynaptic terhadap neurotransmitter berbentuk
polarisasi, walau pun depolarisasinya tidak mencapai batas threshold (ambang), sehingga
tidak terjadi potensial aksi. Eksitasi: potensial eksitasi pascasinaps (Excitatory
Postsynaptic Potential=EPSP). Neurotransmitter yang mengakibatkan eksitasi: asetilkolin,
noradrenalin, serotonin, dopamine dan histamine, asam glutamat dan asam aspartat.
Berlawanan dengan eksitasi. Pada inhibisi yang terjadi adalah hyperpolarisasi
karena K+ menjadi permeable dan keluar dari sel sehingga potensial membran berubah
sehingga lebih sulit dirangsang. Inhibisi: potesial inhibisi postsinaps (Inhibitory
Postsynaptic Potential=IPSP). Neurotransmitter yang menimbulkan inhibisi antara lain
GABA (Gamma Amno Butiric acid).
Integrasi

Suatu neuron yang mempunyai synaps eksitasi maupun synaps inhibisi dan bergantung
kepada mana yang lebih kuat, neuron tersebut akan terangsang ataupun istirahat.
Neurotransmitter
Neurotransmitter merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh sel syaraf biasanya dengan
cara melintasi celah synaps, untuk berkomunikasi dengan syaraf lain atau dengan efektor.
Ada empat jenis neurotransmitter, yaitu: 1) Acetylcholin; 2) Monoamin (catecholamin,
serotonin, dan histamin); 3) Asam Amino; dan 4) Peptida.
Membran
Membran adalah kombinasi lapisan epithel dengan lapisan jaringan dibawahnya. Membran
ada empat jenis, yaitu: 1) Membran mukosa, 2) Membran serosa, 3) Membran cutaneus, dan
4) Membran serosa.

Anda mungkin juga menyukai