Diare Akut DG Dehidrasi Berat
Diare Akut DG Dehidrasi Berat
Diajukan
O
l
e
h
W A H Y U D I
1101998184
OKTOBER 2003
STATUS PENDERITA
No. catatan medik
: 6192 / 729923
Masuk RSAM
: 15 Oktober 2003
Pukul
: 07.50 wib
I. ANAMNESIS
Alloanamnesis dari ibu pasien
Identitas
-
Nama penderita
: An. K
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 10 bulan
Nama Ayah
: Tn. S
Umur
: 27 tahun
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
-
: SLTP
Nama Ibu
: Ny. P
Umur
: 24 tahun
Pekerjaan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Suku
: Lampung
Alamat
: Tanjung Agung
Riwayat Penyakit
Keluhan utama
: Mencret - mencret
Keluhan tambahan
: Demam
Riwayat Kehamilan
Selama hamil, ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan tidak ada
keluhan yang berarti selama hamil.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir di rumah bersalin ditolong oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan, spontan
dan langsung menangis, tidak ada cacat, berat badan lahir 3000 gram, panjang badan
50 cm. Pasien anak pertama.
Riwayat Makanan
Umur : 0 - 4 bulan
: ASI.
4 - 6 bulan
6 - 9 bulan
Polio
DPT
Campak
Hepatitis
: Belum pernah
Keadaan umum
Kesadaran
: Somnolen
Nadi
Respirasi
: 32 x/menit
Suhu
: 37,8 C
BB
: 7,4 kg
Status gizi
Status Generalis
1. Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh
-
Pucat
: (+)
Sianosis
: (-)
Ikterus
: (-)
Perdarahan
: (-)
Oedem umum
: (-)
Turgor
: Menurun
: Cukup
: (-)
KEPALA
-
Bentuk
: Bulat, simetris
UUB
: Cekung
Rambut
Kulit
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
LEHER
-
Bentuk
: Simetris
Trakhea
: Di tengah
KGB
: Tidak membesar
Kaku kuduk
: (-)
THORAKS
-
Inspeksi
PARU
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ANTERIOR
KIRI
KANAN
Pergerakan
Pergerakan
pernafasan
pernafasan
simetris
simetris
Fremitus taktil
Fremitus taktil
= kanan
= kiri
Sonor
Sonor
Suara nafas
Suara nafas
vesikuler
vesikuler
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
POSTERIOR
KIRI
KANAN
Pergerakan
Pergerakan
pernafasan
pernafasan
simetris
simetris
Fremitus taktil = Fremitus taktil =
kanan
kiri
Sonor
Sonor
Suara nafas
Suara nafas
vesikuler
vesikuler
Ronkhi (-)
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Wheezing (-)
JANTUNG
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ABDOMEN
-
Inspeksi
: Cembung, simetris
Palpasi
Perkusi
: Timpani..
Auskultasi
GENITALIA EXTERNA
- Kelamin
- Anus
EKSTREMITAS
Superior
Inferior
III.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin
-
Hb
: 12 gr%
( 13,5 - 18 )
LED
: 14 mm/jam
( 0 - 10 )
Leukosit
: 8000/mm
( 4.500 - 10.700 )
Diff. count
: 0/0/0/57/41/2
2. Urine
-
Warna
: Jernih kekuningan
Bau
: Amonia
Reduksi
: (-)
Protein
: (-)
3. Feses
Makroskopis
Mikroskopis
: Konsistensi : encer
Warna
: Kuning
Darah
: (-)
Lendir
: (-)
Bau
: Indol/skatol
: Sel epitel
: (+)
Leukosit
: (-)
RESUME
I. Anamnesis
-
Seorang anak laki-laki, umur 10 bulan, BB 7,4 Kg, dating dengan keluhan
mencret sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk RS.
Frekuensi per hari lebih dari 5X, jumlah tiap mencret gelas belimbing berupa
cairan kekuningan tanpa lendir maupun darah & berbau asam.
Keluhan mencret juga disertai dengan demam tidak menggigil. Namun tidak
disertai dengan adanya muntah, batuk, maupun kejang.
Pasien pernah dibawa ke mantri namun tidak kunjung sembuh dan kembali
dibawa ke klinik dokter dan dianjurkan untuk segera dirawat di RS.
Keadaan umum
Kesadaran
: Somnolen
Nadi
Respirasi
: 32 x/menit
Suhu
: 38,1 C
BB
: 7,4 kg
Status gizi
: Kurang
UUB
: Cekung
Mata
Mulut
: Bibir kering
Thoraks
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
: Akral dingin
III. Laboratorium
1. Darah dalam batas normal
2. Urin dalam batas normal
3. Feses
Makroskopis
Mikroskopis
: Konsistensi : encer
Warna
: Kuning
Darah
: (-)
Lendir
: (-)
Bau
: Indol/skatol
: Sel epitel
: (+)
Leukosit
: (-)
VI. Penatalaksanaan
1. IVFD KA-EN 3B
4 jam pertama
Selanjutnya
2. Diet TKTP
-
Kalori
: 800 kkal/hari
Protein
: 16 gr/hari
3. Medikamentosa
-
Elektrolit
VII. Prognosa
-
Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam
: Dubia ad bonam
FOLLOW UP
TANGGAL
Keluhan:
- BAB
Ampas
Lendir
Darah
Warna
- Demam
- Nafsu makan
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign:
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
Pemeriksaan Fisik :
- UUB Cekung
- Mata cekung
- Bibir kering
- Bising usus
- Turgor
- Akral dingin
- Anus kemerahan
Therapi:
- IVFD KA-EN 3B tts/mnt
(makrodrip)
- Parasetamol 150 mg X 3 k/p
15 10 - 2003
16 10 - 2003
3 X, Agak Cair
(+)
(-)
(-)
Kuning
(-)
(+)
138 x/menit
32 x/menit
37,8 C
120 x/menit
26 x/menit
37,2 C
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
Cukup
(-)
(+)
30 dan 15 tts/mnt
12 tts/mnt
(+)
(-)
TANGGAL
Keluhan:
- BAB
Ampas
Lendir
Darah
Warna
- Demam
- Nafsu makan
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign:
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
Pemeriksaan Fisik :
- UUB Cekung
- Mata cekung
- Bibir kering
- Bising usus
- Turgor
- Akral dingin
- Anus kemerahan
Therapi:
- IVFD KA-EN 3B tts/mnt
(makrodrip)
- Parasetamol 150 mg X 3 k/p
17 10 - 2003
18 10 - 2003
1X, Lunak
(+)
(-)
(-)
Kuning
(-)
(+)
1 X, Biasa
(+)
(-)
(-)
Kuning
(-)
(+)
118 x/menit
28 x/menit
37,0 C
110 x/menit
26 x/menit
37,2 C
(-)
(-)
(-)
(+) Normal
Cukup
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(+) Normal
Cukup
(-)
(-)
10 tts/mnt
(-)
(-)
(-)
OS Boleh Pulang
Tgl 18 - 09 - 2003 :
Definisi
Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya
tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cairan dengan atau tanpa lendir dan darah.(1,3,4)
Etiologi
Ada beberapa faktor yaitu : (1,2)
1.
Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
-
b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak < 2 tahun.
2.
Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak terutama lemak jenuh.
c. Malabsorbsi protein.
3.
Faktor makanan
Cara Penularan
Pada umumnya adalah orofecal melalui :(1)
1.
2.
5. Cara penyapihan bayi yang tidak baik (terlalu cepat disapih, terlalu cepat diberi
susu botol dan terlalu cepat diberi makanan padat)
6. Beberapa faktor resiko pada pejamu (host) yang dapat meningkatkan kerentanan
pejamu terhadap enteropatogen di antaranya adalah :
a. Malnutrisi
b. BBLR
c. Imunodefisien
d. Imunodepresi
e. Rendahnya kadar asam lambung
f.
g. Faktor genetik
Patogenesis (2,4)
Mekanisme dasar timbulnya diare ialah :
1.
Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
ostomik dalam rongga usus meningi, sehingga terjadi pergeseran air dalam
elektrolit ke dalam rongga usus.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3.
Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung.
Dehidrasi ringan
Dehidrasi sedang
Dehidrasi berat
Dehidrasi hipotonik
Dehidrasi isotonik
Dehidrasi hipertonik
Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan
hipovolemik dengan gejala gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi
cepat dan kecil, tekanan darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran
menurun (apatis, somnolen sampai soporokomatous).
berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik, tampak pucat
dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul).
Asidosis metabolik terjadi karena :
1.
2.
Ketosis kelaparan
3. Produk produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (karena
oliguria atau anuria).
4. Berpidahnya ion Na dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel
5. Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan tubuh).
Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponetremia) yaitu kadar Na dalam plasma < 130
mEq/l, dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia) bila kadar Na dalam plasma 130
150 mEq/l, sedangkan dehidrasi hipertonik (hipernatremia) bila kadar Na dalam
plasma > 150 mEq/l.
Pemeriksaan Laboratorium (2,3)
1.
Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila
diduga intoleransi gula.
c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipotokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram).
4. Hipoglikemi.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan villi mukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga
mengalami kelaparan.
Penyakit Penyerta pada Diare (1)
1.
Infeksi sistemik
Seperti alat pernafasan, morbili, dan sebagainya. Selain dapat menyebabkan suhu
penderita meningkat juga dapat menyebabkan diare dan dehidrasi.
3.
Kejang
Sebagian penderita diare dapat disertai kejang baik sebelum atau sesudah
dehidrasi terjadi penyebabnya antara lain kejang demam, gangguan elektrolit
(terutama hipernatremi), hipoglikemi dan ensefalitis.
Pengobatan
Dasar pengobatan diare adalah :
1.
2.
3.
Obat obatan.
Jenis cairan
a. Cairan rehidrasi oral: oralit, larutan gula garam, dan sebagainya.
b. Cairan parenteral: RL, DG aa (1 bagian lar. Darrow 1 bagian larutan
Glukosa 5 %), DG 1 : 2, dan lain lain.
2.
3.
4.
5.
Malabsorpsi glukosa
Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak
biasa selama diare akut. Tetapi bila hal ini terjadi penggunaan oralit
dapat menyebabkan bertambahnya diare dengan sejumlah besar glukosa
yang tidak diserap dengan tanda tanda dehidrasi yang memburuk atau
tes menunjukkan terdapat sejumlah besar glukosa pada tinja. Anak juga
menjadi sangat haus. Cairan IV harus diberikan sampai diare hilang.
3.
Jumlah cairan
Jumlah cairan =
PWL
PWL
NWL
CWL
Jumlah
Ringan
50
100
25
175
Sedang
75
100
25
200
Berat
125
100
25
250
Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang
air besar.
b.
Dehidrasi ringan
-
c.
Dehidrasi sedang
-
d.
Selanjutnya
Dehidrasi berat
Untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan BB 3 10 kg
-
1 jam pertama
7 jam berikutnya
16 jam berikutnya
: 3 tts/kgBB/menit
(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)
0
Sehat
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
syok
Sangat kurang
Sangat kurang
Sangat cekung
Kering dan membiru
> 140
Catatan : Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, 1, 2 sesuai dengan
tabel kemudian dijumlahkan.
Haus, sadar,
gelisah
Haus, sadar,
gelisah
2. Nadi radialis
3. Pernafasan
4. UUB *
5. Elastisitas kulit*
6. Mata *
7. Air mata
8. Selaput lendir
9. Pengeluaran
urin*
10. TD sistolik
11. Pasien kehilangan
BB
Prakiraan kehilangan
cairan
Normal (frek.
& isi
Normal
Normal
Pada
pencubitan
kembali
segera
Normal
Ada
Lembab
SEDANG
BERAT
Mengantuk, lemas,
Haus, gelisah atau
ekstermitas dingin,
letargi tapi
berkeringat, sianotik,
iritabel
mungkin koma
Biasanya sadar, gelisah,
Haus, sadar,
ekstremitas dingin,
merasa pusing
berkeringat dan
pada perubahan
sianotik, kulit jari jari
tangan dan kaki keriput
Cepat, halus, kadang
Cepat dan lemah
kadang tidak teraba
Dalam
Dalam dan cepat
Cekung
Sangat cekung
Lambat
Cekung
Kering
Kering
Normal
Berkurang
Normal
Normal, rendah
Sangat cekung
Sangat kering
Sangat kering
Tidak ada urin untuk
beberapa jam, kandung
kencing kosong
< 80 mmlHg
45%
69%
> 10 %
40 50 ml/kg 60 90 ml/kg
Keterangan:
* Terutama berguna pada bayi untuk menilai dehidrasi dan memantau rehidrasi.
Dengan catatan selalu memikirkan resiko yang lebih tinggi, misal terdapat 2 gejala
dehidrasi berat dan 5 gejala dehidrasi sedang, maka penderita tersebut dimasukkan
dalam golongan dehidrasi berat. (1)
Baik, sadar
* Gelisah, rewel
- Mata
Normal
Cekung
- Air mata
- Mulut dan lidah
Ada
Basah
Tidak ada
Kering
- Rasa haus
Normal, tidak
haus
* Haus, minum
dengan lahap
Kembali
dengan cepat
3. Hasil pemeriksaan
Tanpa
dehidrasi
Kembali dengan
lambat
Dehidrasi ringan,
jika memiliki 2 /
lebih tanda
termasuk tanda*
C
Lunglai/latergi,
tidak sadar, lesu
Sangat cekung dan
kering
Tidak ada
Sangat kering
* Malas minum,
sedikit atau tidak
bisa minum
* Kembali dengan
lambat
Dehidrasi berat,
jika memiliki 2 /
lebih tanda
termasuk tanda *
penyembuhan pendertita dapat lebih cepat, dan kenaikan berat badan lebih baik
walaupun frekwensi diare bertambah. Pada pelaksanaan dietetik, penderita diare akut
dengan dehidrasi perlu diperhatikan faktor faktor sebagai berikut :
a.
anak > 1 tahun dengan berat badan > 7 kg, diberikan makanan padat atau makanan
cair atau susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah. (2)
Buah yang dapat diberikan pada penderita diare adalah pisang, kalori dan pisang
adalah 99 kcal dan kandungan kaliumnya 9,5 mmol/100 gram. Bila ada infeksi
terutama diare maka kebutuhan kalori dan protein bertambah karena meningkatnya
katabolisme protein tubuh. Pertumbuhan kalori dan protein untuk mengejar laju
pertumbuhan (catch up growth) membutuhkan kenaikan kalori sekitar 30 % dan
protein sekitar 100 % dari keadaan basal untuk menggantikan kehilangan selama
diare, sedangkan kalium dibutuhkan untuk mengatasi hipokalemi. (1)
Pengobatan Medikamentosa
1. Antibiotika
Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan pada semua kasus diare akut karena
sebagian besar penyebab diare akut adalah Rotavirus yang sifatnya self limited
dan tidak dapat dibunuh oleh antibiotika. Hanya sebagian kecil saja (10 20 %)
yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Vibrio Cholerae, Shigella, ETEC
(Entero Toksigenic E. coli), Salmonella, Campilobakter dan sebagainya yang
pada umumnya baru diketahui setelah dilakukan biakan, sedangkan hasil biakan
baru datang setelah diare berhenti. (1)
Antibiotika diberikan jika penyebabnya jelas seperti : (2)
-
untuk menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat dehidrasi atau panas karena
infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan yang keluar melalui tinja.
(1)
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,
Editor A. H. Markum dkk, BP FKUI. Jakarta, 1996 : 448 446.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak,
Jilid I, Editor Husein Alatas dan Rusepno Hasan, BP FKUI, Jakarta, 1985 : 283 :
312.
3. Gastroenterologi Anak Praktis : Editor Suharyono, Aswitha Boediarso, EM.
Halimun, BP FKUI, Jakarta, 1988 : 51 69.
4. Modul Diklat Jarak Jauh Keterampilan Klinik Diare.