Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih
dari 3 kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 g/hari) dan konsistensi
(feses cair). Hal ini biasanya dihubungkan dengan doeongan, ketidaknyamanan
perianal, inkontensia, atau kombinasi dari faktor-faktor ini. Adanya kondisi yang
menyebabkan perubahan pada sekresi usu, absorpsi mukosal, atau motilitas dapat
menimbulkan diare.
Diare dapat bersifat akut atau kronis. Ini dapat diklasifikasi sebagai volume
tinggi, volume rendah, sekresi, osmotik, atau campuran. Diare dengan volume
banyak terjadi bila terdapat lebih dari satu liter feses cair per hari. Diare dengan
volume sedikit terjadi bila terdapat kurang dari dsati liter feses cair yang dihasilkan
per hari.
Diare dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (penggantian hormon
tiroid, pelunak feses dan laksatif, antibiotik, kemoterapi, dan antasida), pemberian
makan per selang, gangguan metabolik dan endokrin (diabetes, addison,
tirotoksikosis), serta proses infeksi virus/bakteri (disentri, Shigelosis, keracunan
makanan). Proses penyakit lain yang dihubungkan dengan diare adalah gangguan
nutrisi dan malabsorpsi (sindrom usu oeka, kolitis ulseratif, enteritis regional, dan
penyakit siliaka), defisit sfinger anal, sindrom Zollinger-Ellison, paralitik ileus, dan
obstruksi usus.
Patofisiologi
Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh
peningkatan produksi dan sekresi air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam
lumen usus. Diare osmotik terjadi bila air terdorong ke dalam usus oleh tekanan
osmotik dari partikel yang tidak dapat diarbsopsi, sehingga rearbsopsi air menjadi
lambat. Diare campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltis dai usus
(biasanya karena penyakit usus inflamasi) dan kombinasi peningkatan sekresi atau
penurunan absorpsi dalam usus.
Manifetasi Klinis
Frekuensi defekasi meningkat bersamaan meningkatnya kandungan cairan
dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus (borborigimus),
anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmodik yang nyeri dan peregangan yang tidak
efektif pada anus (tenesmus), dapat terjadi pada setiap defekasi.
Diare dapat eksplosif atau bertahap dalam sifat dan awitan. Gejala yang
berkaitan langsung dalam diare, diantaranya adalah dehidrasi dan kelemahan.
Feses berair adalah karakteristik dari penyakit usus halus, sedangkan feses
semi padat lebih sering dihubungkan dengan gangguan kolon. Fese yang sangat
besar dan berminyak menunjukan malabsorpsi usus, dan adanya mukus dan pus
dalam feses menunjukan entertis inflamasi atau kolitis. Droplet minyak dalam air
toilet menegakkan
diagnosa insufisiensi pankreas. Diare nokturnal mungkin
manifestasi dari neuropati diabetik.
Evaluasi Diagnostik
Apabila penyebab diare tidk terbukti maka tes diagnostik berikut harus
dilakukan hitung darah lengkap, serta kimia, urinalis, dan pemerisaan feses rutin
serta pemerikasaan feses untuk organisme infeksius atau penyakit atau parasit.
Proktosigmoidoskopi dan enema barium mungkin juga perlu dilakukan.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis utam diarahkan pada pengendalian atau pengobatan
penyakit dasar. Obat-obatan tertentu (mis., prednison) dapat mengurangi beratnya
diare dan penyakit.
Untuk diare ringan, cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukoa oral
serta larutan elktrolit dapat diberikan untuk rehidrasi pasien. Untuk diare sedang
akibat sumber non-infeksius, obat-obatan tidak spesisifik seperti difenoksilat
(Lomotil) dan loperamid (Imodium) juga diberikan untuk menurunkan motalitas.
Preparat antimokrobial diberikan bila preparat infeksius teleh teridentifikasi apabila
diare sangat berat.
Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hidrasi cepat, khusunya
untak anak kecil atau lansia.
Komplikasi
Komplikasi diare mencakup potensial terhadap distrimia jantung akibat
hilangnya cairan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan kalium).
Haluaran urin kurang dari 30 ml/jam selama 2 sampai 3 jam berturut-turut,
kelemahan otot, dan parestesia. Hipotensi, anorekisa, dan mengantuk dengan kadar
kalium dibawah 3,0 mEq/L (SI: mmol/L) harus dilaporkan. Penurunan kadar kalium
menyebabkan distrimia jantung (takikardia atrium dan ventrikel, fibrilasi ventrikel,
dan kontraksi ventrikel prematur) yang dapat menimbulakan kematian.
PROSES KEPERAWATAN
PASIEN DIARE
PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan diambil untuk mengidentifikasi awitan dan pola diare
serta pola pola eliminasi pasien sebelumnya. Terapi obat-obatan saat ini, riwayat
medis dan bedah terdahulu, asupan diet harian, dan jadwal makan didiskusikan.
Laporan tentang pajanan terakhir terhadap penyakit akut atau perjalanan ke area
geografis lain adalah penting. Pasien juga ditanya tentang kram abdomen dan
nyeri, frekuensi dan dorongan mengeluarkan feses, adanya feses cair atau
berminyak, pus, dan darah dalam feses.
penggantian cairan oral dalam bentuk air, jus, kaldu, dan preparat yang dijual
seperti Gatorade. Cairan parenteral diberikan sesuai resep.
Individu lansia dapat dengan cepat mengalami dehidrasi dan menderita
kadar kalium rendah (hipokalemia) sebagai akibat diare. Individu lansia yang
menggunakan digitalis dan hipokalemia pada diare. Individu ini juga
diintruksikan untuk mengenali tanda-tanda hipokalemia, karena kadar kalium
rendah memperberat kerja digitalis, yang dapat menimbulkan toksisitas
digitalis.
Mengurangi Ansietas. Kesempatan diberikan pada pasien untuk
mengekspresikan rasa takut dan kekhawatiran tentang akan merasa malu akibat
kurang kontrol terhadap eliminasi usus. ketakutan akan rasa malu ini sering menjadi
masalah utama.
Pasien dibantu untuk mengidentifikasi makanan pengeiritasi dan stresor yang
mencetuskan episode diare. Menghilangkan atau mengurangi faktor ini membantu
mengontrol defekasi. Pasien didorong untuk sensitif terhadap petunjuk tubuh
tentang adanya dorongan untuk defekasi (kram abdomen, bising usus hperaktif).
Celana dalam khusu yang menyerap, dan melindungi pakaian bila ada kotoran fekal
tak disengaja, akan membantu.
Pemahaman, toleransi, dan sikap yang relaks pada pihak perawat sangat
penting. Upaya pasien untuk menggunakan mekanisme koping harus didukung.
Obat-obatan antiansietas diberikan seuai program.
Perawatan Kulit. Area perianal mengalami ekskoriasi akibat feses diare
yang mengandung enzim yang dapat mengiritasi kulit. Perawatan menginstruksi
pasien untuk mengikuti rutinitas perawatan kulit seperti: mengelap atau
mengeringkan area setelah defekasi, membersihkan dengan bola kapas, dan
memberikan pelindung kulit dan barier pelembab sesuai kebutuhan.
Kulit lansia sangat sensitif akibat penurunan turgor dan penurunan lapisan
lemak subkutan
Mencegah Infeksi. Semua pasien dengan diare harus diobati sebagian
pasien yang potensial mengalami infeksi sampai pasien pulih. Kewaspadaan yang
tepat, termasuk Kewaspadaan Umum harus dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit melalui tangan terkontaminasi, pakaian, linen tempat tidur, dan obejek
lain.
Pemantauan dan Pelaksanaan Komplikasi Potensial Kadar elektrolit
serum dipantau setiap hari. Tanda-tanda vital, termasuk nadi apikal dan perubahan
pada refleks tendon dan kekuatan otot, harus sering dipantau. Penggantian
elektrolit diberikan sesuai program. Bukti disritmia atau perubahan pada tingkat
kesadaran dilaporkan dengan segera.
Evaluasi
Hasil yang Diharapkan
1. Melaporkan pola defekasi normal
2. Mempertahankan keseimbangan cairan
a) Mengkonsumsi cairan per oral denagn adekuat
b) Melaporkan tidak ada keletihan dan kelemahan otot
c) Menunjukan membran mukosa lembab dan turgor jaringan normal
d) Mengalami keseimbangan asupan dan haluaran