Anda di halaman 1dari 6

BAB II.

PEMBAHASAN

2.1 Studi Kasus


Anggota DPRD Bima mamastikan gagal tanam disejumlah lahan dikarenakan
penggunaan bibit subsidi yang tidak berkualitas. Anggota Komisi III DPRD Bima, Edy
Muhlis mengatakan banyak kelompok tani yang mengeluhkan bibit kedelai yang
kualitasnya kurang baik. karena hal ini, petani merasa dirugikan akibat gagal tanam,
padahal bibit sudah berlabel BPSB akan tetapi benih berkualitas buruk dan kadar
airnya tinggi. Benih subsidi ini dibeli oleh pemerintah dengan anggaran lebih kurang 22
milyar. Edy menduga bibit telah dicampur dengan bibit kedelai yang sudah mati
sehingga ketika ditaman tidak ada kedelai yang tumbuh. Sementara itu menurut Ketua
Komisi II DPRD Bima, Ir Suryadin bantuan bibit sering terlambat, seharusnya bibit
diberikan pada awal musim tanam namun bibit baru diberikan setelah musim tanam,
sehingga menyebabkan tanaman warga tidak tumbuh normal.
2.2 Pembahasan

KUALITS BENIH BURUK


BENTUAN BIBIT SERING TERLAMBAT

Anggota DPRD Kabupaten Bima memastikan gagal tanam di sejumlah lahan


perkebunan di beberapa Kecamatan di daerah setempat, karena penggunaan
bibit subsidi bantuan Pemerintah yang tak berkualitas, hal ini sesuai dengan
pernyataan Putra et al. 2016, yang menyatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya

produktivitas kedelai adalah belum tersedianya benih yang berkualitas atau memiliki
viabilitas yang bagus.
Bantuan benih kedelai juga kerap terlambat. Seharusnya awal musim tanam
bantuan sudah datang tetapi kenyataan dilapangan, bantuan yang disalurkan
oleh Pemerintah tidak tepat waktu. Benih justru disalurkan setelah musim
tanam, sehingga menyebabkan tanaman warga tidak tumbuh normal. Hal ini
juga disebabkan karena kurangnya sistem penyimpanan benih, sehingga

membuat proses pendistribusiannya menjadi terlambat. Menurut Mutlu, 2000

Cara yang paling efektif dan paling berkelanjutan untuk mengamankan pasokan benih
berkualitas yang memadai baik dalam skala kecil maupun skala besar adalah dengan
cara penyimpanan benih.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bima, Ir Suryadin menyatakan kemungkinan
bibit itu disimpan pada tempat yang lembab di gudang oleh penangkar sebelum
didrop ke petani. Penyimpanan bibit yang tidak sesuai dengan standar juga
dapat merusak kualitas bibit. Menurut Rasyid, 2013 Biji kedelai sebelum digunakan

sebagai benih terlebih dahulu mengalami penyimpanan. Selama disimpan, benih


kedelai mengalami proses deteriorasi atau kemunduran benih. Kemunduran benih
ditandai oleh penurunan daya kecambah. Sehingga menjadikan benih dapat mati dan
bibit kedelai tidak akan bisa tumbuh jika ditaman. Sedangkan menurut Adetumbi dan
Olakojo, 2010 Kerusakan Pada benih memang tidak bisa dihindari, tetapi tingkat
kerusakan

dapat

dikurangi

dengan

memperhatikan

sepenuhnya

pada

suhu

penyimpanan dan kelembaban.


Alencar et al. 2010 mengemukakan bahwa kerusakan bibit kedelai selama masa
penyimpanan dipengaruhi oleh suhu dan kadar air. Kedelai yang baik memiliki
karakteristik diantaranya kadar air rendah, ukuran butir seragam, warna sama dan
masih banyak lainnya.

()

Penggunaan benih berkualitas yang baik penting untuk meningkatkan produksi


pangan dan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, ketersediaan tepat waktu
benih yang baik harus menjadi prioritas dalam sistem pertanian karena kualitas
benih menentukan respon tanaman terhadap input lainnya (Adetumbi JA, 2010)
BAB III. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai