Anda di halaman 1dari 8

Rencana Kegiatan

Bab
4.1.

Identitas Pemrakarsa dan Penyusun ANDAL

4.1.1. Identitas Pemrakarsa


Pemrakarsa

: Proyek Irigasi Andalan Jawa Timur

Pimpinan Proyek

: ..............................

Alamat

: ...............................

Telepon

: .....................................

Fax

: .............................

Tempat Kegiatan

: Desa Telok Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan

Jenis Kegiatan

: Bendungan dan bangunan fasilitas lainnya

4.1.2. Identitas Penyusun ANDAL


Penyusun

: ..................................

Direktur Utama

: ......................................

Alamat

: ...........................

Telepon

: ..

Fax

: .

Susunan anggota tim studi disesuaikan dengan kebutuhan tenaga ahli untuk mengevaluasi
dampak yang terjadi terhadap aspek lingkungan hidup seperti ditunjukkan pada tabel 4.1.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


Hal. 4. 1

Tabel 4.1 : Tim Penyusun AMDAL


No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Nama
-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-to be name-

Bidang
Team Leader
Ahli Hidrologi 1
Ahli Hidrologi 2
Ahli Pertanian 1
Ahli Pertanian 2
Ahli Biologi 1
Ahli Biologi 2
Ahli Lingkungan 1
Ahli Lingkungan 2
Ahli Geologi 1
Ahli Geologi 2
Ahli Sosekbud 1
Ahli Sosekbud 2

(Daftar riwayat hidup seluruh tenaga ahli terlampir).

4.2.

Tujuan Rencana Kegiatan

Tujuan rencana kegiatan adalah membangun sebuah bendungan dan bangunan


pelengkapnya untuk mewujudkan waduk serbaguna yang direncanakan untuk mensuplai
air industri dan permukiman di Kabupaten Bangkalan sebesar 0,39 m 3 /det, mengairi areal
irigasi teknis di daerah Kecamatan Blega seluas 1.240,40 Ha ( 468,0 Ha, padi, padi,
palawija dan 772,40 Ha, padi, palawija, palawija), perluasan intensifikasi tambak seluas
750,40 Ha, pengendalian banjir, serta tempat kawasan pariwisata dan perikanan.

4.3.

Kegunaan dan Keperluan Rencana Kegiatan

Kegunaan dan Keperluan rencana pembangunan Bendungan Blega adalah :


Menambah areal sawah dan tambak yang diairi,
Menyediakan air untuk industri dan permukiman,
Mengendalikan banjir,
Meningkatkan pendapatan masyarakat.
4.3.1. Lokasi Kegiatan
Rencana Pembangunan Bendungan Blega di Desa Telok Kecamatan Galis kurang lebih 10
Km, sebelah barat laut Kecamatan Blega. Proyek Bendungan Blega seluas 998,333 Ha
yang meliputi genangan waduk seluas 996,300 Ha terdiri dari 14 desa di 4 kecamatan,
jalan hantar, quarry dan borrow area serta bendung Telok dan saluran induk. Lokasi
rencana pembangunan bendungan dan daerah genangan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Hal. 4. 2

Gambar 4.1

4.3.2. Hubungan Lokasi Kegiatan dengan Sumber Daya Alam


Pelaksanaan pembangunan Bendungan Blega diperlukan material dan tenaga kerja. Lokasi
pengambilan sumber daya alam atau material yang dibutuhkan sedapat mungkin
mengambil dari sekitar lokasi, sehingga dapat menghemat biaya transportasi dan
meminimalkan dampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan pengangkutan material.
Material timbunan berupa batu yang diambil dari quarry, yaitu di Desa Paterongan
Kecamatan Galis dan material inti (clay) diambil dari borrow area pada hulu bendungan.
Namun demikian karena keterbatasan yang ada maka sumber daya alam yang ada,
sebagian material akan diambil dari luar lokasi, yaitu dari Kabupaten Jombang dan
Mojokerto.
4.3.3. Komponen Kegiatan Proyek
Kegiatan pembangunan Bendungan Blega meliputi 4 (empat) tahap kegiatan, yaitu tahap
pra-konstruksi, tahap konstruksi, tahap pasca konstruksi dan tahap operasi dan
pemeliharaan.
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Sosialisasi
Sosialisasi kepada masyarakat meliputi sosialisasi AMDAL dan sosialisasi proyek
pembangunan Bendungan Blega.
Sosialisasi AMDAL/Konsultasi Publik
Pada tahap ini dilakukan sosialisasi kepada masyarakat (terutama yang akan
terkena dampak langsung) bahwa di wilayahnya akan dibangun bendungan.
Materi sosialisasi meliputi rencana teknis pembangunan bendungan, keuntungankeuntungan yang akan didapat serta resiko-resiko yang kemungkinan akan timbul
dengan adanya proyek. Sosialisasi didahului dengan konsultasi birokrasi yang
telah dilakukan pada hari Rabu tanggal 14 Juli 2004 bertempat di AULA
DIPONEGORO Kabupaten Bangkalan yang dihadiri oleh dinas/instansi terkait
serta para Camat yang mewakili daerah yang akan terkena proyek. Pada acara
tersebut diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Perlu menindaklanjuti hasil pertemuan dan mengadakan persiapan/koordinasi
dalam rangka pelaksanaan sosialisasi dengan masyarakat, dengan melakukan
lebih dulu pertemuan dalam forum yang lebih kecil yang akan dikoordinir oleh
Kepala Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Bangkalan.
2. Yang paling penting adalah perlu memperhatikan dampak sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat terkait dengan adanya proyek Bendungan Blega, dimana
dalam hal ini sosialisasi perlu dilakukan secara lebih hati-hati dan dengan
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Hal. 4. 3

melibatkan tokoh-tokoh masyarakat/ulama di lokasi proyek, khususnya lokasi


genangan.
3. Dampak-dampak penting yang akan terjadi berupa keresahan masyarakat,
dampak saat pengangkutan material berupa transportasi, serta dampak
sedimentasi perlu diantisipasi sedini mungkin. Perlu dipikirkan metode yang
paling efektif dalam penanganan dampak.
4. Penguasaan lahan agar dilaksanakan secara hati-hati, jujur dan transparan.
5. Perlu dibentuk tim terpadu untuk mempermudah pelaksanaan studi AMDAL
dan pembangunan Bendungan Blega.
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan konsultasi birokrasi tersebut pada hari Selasa,
20 Juli 2004 bertempat di Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten
Bangkalan dilakukan rapat persiapan sosialisasi kepada masyarakat yang
bertujuan untuk membentuk tim terpadu guna mempermudah pelaksanaan
sosialisasi publik AMDAL waduk Blega dan disimpulkan bahwa konsultan tidak
diperkenankan melakukan sosialisasi sebelum ada pemberitahuan dari para camat.
Sebagai bagian dari pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat pada tanggal 18
Agustus 2004 dilakukan pengumuman tentang penyusunan Studi AMDAL
Rencana Pembangunan Bendungan Blega di harian pagi Jawa Pos Radar Madura.
Setelah para camat pada wilayah proyek/genangan mengadakan pendekatan
dengan pada blater/tokoh masyarakat/ulama, dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat yang dilaksanakan sebagai berikut :
Tabel 4.2: Jadwal Sosialisasi Studi Amdal Bendungan Blega
No
1
2
3
4

Hari/Tanggal
Selasa, 31-8-2004
Rabu, 1-9-2004
Kamis, 2-9-2004
Rabu, 8-9-2004

Kecamatan
Konang
Geger
Kokop
Galis

Lokasi
Kantor Kepala Desa Galis Dajah
Kantor Kepala Desa Dabung
Kantor Kep. Desa Lembung Gunung
Kantor Kecamatan Galis

Sebelum pelaksanaan sosialisasi juga telah dilakukan pengumuman melalui poster


yang ditempelkan di lokasi kegiatan tepatnya di kantor-kantor desa/ kecamatan
pada daerah genangan.
Sosialisasi dihadiri oleh berbagai unsur antara lain, Bapedal Propinsi Jawa Timur,
Proyek Irigasi Andalan Jawa Timur, instansi terkait pada Pemerintah Daerah
Kabupaten Bangkalan antara lain Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan,
Bappekab, Balai PSAWS, Dinas Kimpraswil, Dinas Pengairan Bangkalan, unsur
masyarakat antara lain BPD dari desa-desa di sekitar lokasi kegiatan ataupun yang
terkena dampak, para Lurah dan Camat, pemuka agama, pemuka masyarakat dari
desa-desa/kecamatan di sekitar lokasi kegiatan ataupun yang terkena dampak serta

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


Hal. 4. 4

wakil dari masyarakat baik masyarakat yang terkena dampak maupun masyarakat
pemerhati lingkungan (LSM).

Kegiatan sosialisasi ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :


- Pada prinsipnya masih ada sebagian penduduk di wilayah studi yang

mempermasalahkan apakah pembangunan Bendungan Blega merupakan satusatunya pemecahan masalah banjir dan kekurangan air, dalam hal ini perlu
diperhatikan nasib penduduk di daerah genangan yang akan diakomodasikan
lebih lanjut dalam studi LARAP.
- Sistem ganti rugi terhadap tanah, bangunan maupun tanaman yang ada

hendaknya dilakukan secara musyawarah.


- Dalam pelaksanaan pembangunan bendungan, penggunaan tenaga kerja lokal

perlu mendapat prioritas utama.


- Saat bendungan sudah beroperasi dan sudah banyak didirikan bangunan lain di

sekitar lokasi bendungan untuk kepentingan pariwisata, perlu diperhatikan agar


tidak terdapat kegiatan yang bersifat maksiat dan harus tetap memperhatikan
adat-istiadat masyarakat Madura yang bersifat agamis.
- Dampak negatif dari pembangunan bendungan perlu diperhatikan benar-benar

cara mengatasinya seperti : dampak terjangkitnya penyakit malaria ataupun


dampak perubahan debit aliran saat penggenangan waduk. Kalau
memungkinkan perlu dipikirkan cara-cara yang lebih efektif untuk mengatasi
banjir dan kekeringan di Kabupaten Bangkalan selain pembuatan waduk.
- Terdapat beberapa penduduk yang tidak setuju karena kekurang pahaman

terhadap proyek. Oleh karena itu diperlukan pendekatan-pendekatan yang lebih


intensif khususnya dengan tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh.
- Sosialisasi diharapkan sampai ke tingkat desa agar dapat dipahami oleh warga.

Sosialisasi proyek dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat


tentang gambaran umum proyek bendungan yang akan dibangun. Kegiatan
sosialisasi proyek dilaksanakan pada saat sosialisasi AMDAL dan akan diteruskan
sampai proyek akan dilaksanakan.
2. Survey pendahuluan
Survey lapangan yang dilakukan adalah pengukuran topografi dan investigasi tanah.
Survey topografi meliputi rencana daerah genangan, dan daerah sekitarnya meliputi
hulu genangan dan hilir genangan. Survey ini diperuntukkan untuk kebutuhan
perencanaan, seperti penghitungan volume genangan, penentuan elevasi tinggi muka
air bendungan dan sebagainya.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


Hal. 4. 5

Sedangkan investigasi tanah (soil test) dilakukan untuk mengetahui kondisi geologi
dari rencana genangan, rencana tubuh bendung dan daerah quarry dan borrow area
untuk bahan timbunan, dengan melakukan pemboran pada titik-titik yang telah
ditentukan, baik bor dalam (inti), bor dangkal, test pit dan sebagainya.
3. .. dan seterusnya (tergantung kegiatannya)

B. Tahap Konstruksi
Persiapan Konstruksi
1. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan untuk pelaksanaan pembangunan fisik bendungan dan fasilitas
penunjangnya, meliputi persawahan, kebun, tegalan, tempat tinggal dan fasilitas
umum seperti : tempat ibadah, sekolah, makam dan sebagainya.
Pengadaan tanah disini dimaksudkan untuk kebutuhan daerah genangan, jalan hantar
dan bangunan operasional waduk (control house, prasarana pendukung lainnya)
2. Pembuatan jalan hantar (jalan masuk/jalan penghubung/jalan konstruksi)
Untuk mobilisasi alat-alat berat dan material yang diperlukan dalam pembangunan
fisik bendungan dan fasilitas penunjangnya diperlukan adanya jalan hantar dari
lokasi jalan raya terdekat.

Jalan hantar 1 adalah jalan baru menuju lokasi bendungan dengan panjang 6,5
Km, lebar 6,0 m (2 @ 3,0 m) dan lebar bahu jalan 2 @ 1,5 m.

Jalan masuk adalah jalan lama dengan panjang 4,5 Km, lebar 3,0 m dan lebar
bahu jalan 2 @ 0,5 m.

Jalan hantar 2 adalah jalan baru menuju bendung Telok dengan panjang 200,0 m,
lebar 6,0 m (2 @ 3,0 m) dan lebar bahu jalan 2 @ 1,5 m

Jalan inspeksi direncanakan di sepanjang saluran induk dengan panjang 10,7 Km,
lebar 3,0 (1 @ 3,0 m) dan lebar bahu jalan 2 @ 1,0 m. Jalan inspeksi ini
sebelumnya merupakan jalan hantar saluran induk.

3. .. dst (tergantung kegiatannya)

C. Tahap Pasca Konstruksi


1.
2.
3. dst (tergantung kegiatannya)
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Hal. 4. 6

D. Tahap Operasi dan Pemeliharaan


1. Rekruitment tenaga kerja
Dengan beroperasinya bendungan Blega, maka diperlukan beberapa tenaga kerja
sebagai tenaga pengelola bendungan. Atau dengan kata lain akan dibentuk organisasi
pengelola bendungan dan dibuat struktur organisasi O&P.
Pada masa transisi yaitu sebelum proyek diserahkan kepada pengelola bendungan maka
pelaksanaan O&P Bendungan dilakukan oleh Proyek Irigasi Andalan Jawa Timur dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Propinsi Jawa
Timur.
Struktur organisasi O&P Bendungan Blega akan digunakan selama pelaksanaan dan
penggenangan waduk sebelum ditentukan struktur organisasi yang tetap dari bendungan
untuk waktu yang akan datang. Susunan organisasi minimal akan terdiri dari Kepala
Pengelola Bendungan, Bagian Administrasi Umum dan Keuangan, Bagian O&P
Bendungan Blega, Bagian O&P Bendung Telok, Operator Bendungan dan Waduk,
Operator instrumentasi bendungan, Operator Mekanikal, Operator Elektrikal serta
Bagian Data dan Sistem Komunikasi.
2. Pengoperasian Bendungan
3. ..dst (tergantung kegiatannya)

4.3.4. Data Teknis Bendungan


.(tergantung desain bendungan)
4.3.5. Pelaksanaan Kegiatan Proyek
Saat studi AMDAL disusun, kegiatan sudah dalam tahap penyusunan Detail Engineering
Desain (DED). Namun demikian untuk implementasinya masih harus ada kajian
lingkungan (AMDAL) untuk mengantisipasi dampak-dampak yang akan terjadi sehingga
dampak negatif dapat diminimalkan dan dampak positif dapat ditingkatkan. Apabila sudah
dinyatakan lolos uji lingkungan, maka masih dibutuhkan studi lagi yang berkaitan dengan
mekanisme serta proses pembebasan lahan dan pemindahan penduduk. Jadwal pelaksanaan
pembangunan Bendungan Blega dan Bendung Telok dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6

4.4.

Keterkaitan Proyek dengan Kegiatan Lain di Sekitarnya

Kegiatan-kegiatan di sekitar lokasi pembangunan Bendungan Blega adalah :


Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
Hal. 4. 7

1.

Permukiman baik rumah permanen maupun rumah semi permanen dengan tingkat
kepadatan rendah sehingga belum berpotensi menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup.

2.

Fasilitas pendidikan berupa sekolah (SD/MI dan SMP/MTs) dan pondok pesantren,
fasilitas peribadatan berupa masjid dan langgar, fasilitas kesehatan berupa puskesmas
kecamatan, puskesmas pembantu yang ada di desa dan pondok bersalin desa
(polindes), perkantoran seperti kantor kecamatan dan kantor kelurahan. Kegiatan
tersebut berpotensi menimbulkan dampak berupa keramaian.

3.

Tempat perdagangan desa seperti pasar, warung dan toko yang menyediakan segala
kebutuhan sehari-hari penduduk di sekitarnya dan berpotensi menimbulkan dampak
berupa keramaian.

4.

Beberapa tempat indutri rumah tangga seperti pengergajian kayu, usaha perbengkelan
yang berpotensi menimbulkan dampak kebisingan serta limbah dari kegiatan tersebut.

5.

Lahan pertanian yang ada di sekitar lokasi proyek berupa sawah tadah hujan, tanah
tegalan/ladang yang belum berpotensi menimbulkan dampak sosial menyangkut mata
pencaharian penduduk.

6.

Sarana transportasi berupa jalan aspal dan jalan makadam dengan lebar antara 2 5 m
yang dapat menghubungkan antar desa di sekitar lokasi proyek, dimana saat ini
kondisinya masih cukup sepi dan belum menimbulkan dampak terhadap lingkungan
hidup.

7.

Makam, bujuk/makam keramat serta yang memberikan dampak sosial terhadap


lingkungan di sekitarnya.

8.

Penggalian batu di Desa Peterongan yang berdampak pada peningkatan debu dan
kebisingan.

9.

Sumber mata air, sumur penduduk dan sungai yang memberikan dampak sosial
terhadap lingkungan di sekitarnya.

Gambar 4.2 memperlihatkan peta kegiatan yang ada di sekitar lokasi proyek.

Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)


Hal. 4. 8

Anda mungkin juga menyukai