BAB I. PENDAHULUAN
Energi listrik banyak dimanfaatkan dengan mudah dan sederhana untuk keperluan
sehari-hari, baik di rumah, sekolahan, pabrik, rumah sakit, jalan, tempat hiburan dan
sebagainya. Jika ditelusur asal mula kejadian tentang keberadaan listrik, ternyata semuanya
itu bukan hal yang sederhana seperti yang umum difikirkan oleh pengguna awan (end user).
Pengguna awam biasanya hanya mengetahui ada listrik dan ada piranti pengkonsumsi
energi listrik, maka akan mudah baginya untuk menyalakan lampu atau piranti elektrik
maupun elektroniknya dan tidak ada masalah lain yang perlu difikirkannya. Kecuali bila
hubungan listrik terputus dengan tiba-tiba dan itupun si pengguna hanya terbatas menelusur
penyebabnya secara sederhana, misalnya kabel tersangkut sesuatu hingga hubungan ke stop
kontak terlepas atau bolam lampu sudah putus, piranti elektrik atau elektroniknya sudah rusak
dan perlu diganti yang baru dan jika listrik padam secara lokal di wilayahnya, maka ia hanya
perlu melaporkannya ke petugas PLN saja.
Lain halnya bagi seorang yang sedang mempelajari tentang kelistrikan, ia lebih suka
menelusuri asal mula terjadinya listrik, hukum, teknik dan perhitungan-perhitungan yang
berkaitan dengan listrik, metoda pembangkitan, pendistribusian, mesin-mesin listrik sampai
pengelolaan listrik itu sendiri hingga dicapai efisiensi, kehandalan dan nilai ekonomi yang
bisa ditekan.
1.1 SISTEM PEMBANGKIT ENERGI ELEKTRIK
(Kunto 2014)
Page 1
(Kunto 2014)
Page 2
- daya mikro meliputi penggunaan untuk menyuplai kebutuhan daya listrik pada
peralatan listrik skala sangat kecil, misalnya untuk menyuplai pompa
darah pada tubuh penderita gagal jantung.
Pusat Energi Listrik
1.2. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit listrik jenis ini memanfaatkan bahan bakar minyak, gas
alam, atau batubara untuk membangkitkan panas dan uap pada BOILER. Uap ini
kemudian dipergunakan untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan
sebuah generator sinkron. Uap yang telah melalui turbin kemudian menjadi
uap bertekanan dan bersuhu rendah. Uap ini kemudian dilewatkan melalui
kondenser yang menyerap panas uap tersebut sehingga uap tersebut berubah
menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler.
1.3. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Sebagaimana halnya Pusat Listrik Tenaga Diesel, PLTG merupakan mesin
dengan proses pembakaran dalam (internal combustion). Bahan bakar berupa
minyak atau gas alam dibakar di dalam ruang pembakar (combustor). Udara
yang memasuki kompresor setelah mengalami tekanan bersama-sama dengan
bahan baker disemprotkan ke ruang pembakar untuk melakukan proses
pembakaran. Gas panas sebagai hasil pembakaran ini kemudian bekerja
sebagai fluida yang memutar roda turbin yang terkopel dengan generator
sinkron.
1.4. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pada reaktor air tekan (pressurized water reactor) terdapat dua
rangkaian yang seolah-olah terpisah. Pada rangkaian pertama bahan bakar
uranium-235 yang diperkaya dan tersusun dalam pipa-pipa berkelompok,
disundut untuk menghasilkan panas dalam reactor. Karena air dalam bejana
penuh, maka tidak terjadi pembentukan uap, melainkan air menjadi panas dan
bertekanan. Air panas yang bertekanan tersebut kemudian mengalir ke
rangkaian kedua melalui suatu generator uap yang terbuat dari baja.
Generator uap ini kemudian menghasilkan uap yang memutar turbin dan proses
selanjutnya mengikuti siklus tertutup sebagaimana berlangsung pada turbin
uap PLTU.
1.5. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
Penggunaan tenaga air mungkin merupakan bentuk konversi energi
tertua yang pernah dikenal manusia. Perbedaan vertical antara batas atas
dengan batas bawah bendungan di mana terletak turbin air, dikenal sebagai
tinggi terjun. Tinggi terjun ini mengakibatkan air yang mengalir akan
memperoleh energi kinetik yang kemudian mendesak sudu-sudu turbin.
Bergantung kepada tinggi terjun dan debit air, dikenal tiga macam turbin
yaitu: Pelton, Francis dan Kaplan.
Gardu Induk
Materi Kuliah Dasar Tenaga elektrik
(Kunto 2014)
Page 3
(Kunto 2014)
Page 4
Transmisi
Transmisi Energi Kinetik dari Penggerak Mula
(Kunto 2014)
Page 5
Transmisi 30 KV dan 70 KV yang ada di Indonesia, secara berangsurangsur mulai ditiadakan (tidak digunakan). Transmisi 70 KV dan 150 KV ada
di Pulau Jawa dan Pulau lainnya di Indonesia. Sedangkan transmisi 275 KV
dikembangkan di Sumatera. Transmisi 500 KV ada di Pulau Jawa.
(Kunto 2014)
Page 6
(Kunto 2014)
Page 7
(Kunto 2014)
Page 8
menengah
yang
ada,
misalnya:
karena
(Kunto 2014)
Page 9
(Kunto 2014)
Page 10
Penstock :
Energi kinetik
Generator :
Energi listrik
Rumah :
Energi panas,
Energi cahaya
(2-1)
Dimana W = energi, J
F = gaya, N
Materi Kuliah Dasar Tenaga elektrik
(Kunto 2014)
Page 11
s = jarak, m
Ditulis dalam persamaan(2-1) dalam bentuk satuan diperoleh :
2
J = N.m = kg .2m m = kg . 2m
(2-2)
Pada persamaan (2-2) semua bentuk adalah satuan; J adalah joule, N adalah newton,
m adalah meter, kg adalah kilogram dan s adalah second.
Perhatikan bahwa s (italic) dalam persamaan (2-1) meng-gambarkan besaran jarak,
sedangkan s (roman) dalam persamaan (2-2) menggambarkan satuan detik.
Sedangkan (kg.m)/s2 pada persamaan (2-2) adalah dimensi MKSA dari Newton,
satuan SI untuk gaya (force).
Joule adalah dimensi MKSA, satuan SI dari energi atau usaha adalah seperti terlihat
pada persamaan (2-2), yaitu (kg.m2)/s2.
2.1.1 Rugi-rugi energi (Energy Loss).
Kapan saja energi dikonversi, semua konversi kedalam bentuk yang lain, tidak
semuanya berubah ke bentuk yang diharapkan. Sebuah motor elektrik mengkonversi energi
listrik menjadi energi mekanik, tetapi motor menjadi hangat/panas; ada energi panas yang
dihasilkan. Elemen kompor elektrik mengkonversi energi listrik menjadi energi panas, tetapi
dapat dilihat bahwa elemen tersebut berpijar; terdapat energi cahaya yang dihasilkan. Energi
yang dikonversikan kedalam suatu bentuk yang tidak diinginkan disebut dengan rugi-rugi
energi (energy loss). Jumlah energi yang hilang adalah WL , terdapat perbedaan antara jumlah
total energi WT dan jumlah energi yang diharapkan atau energi yang berguna (useful energy )
adalah WU , maka
WL = WT - WU
(2-3)
Total energi kadang-kadang disebut dengan energi masukan (input energy) Wi dan
energi berguna disebut dengan energi keluaran (output energy) Wo , maka
WL = Wi Wo
(2-4)
2.1.2 Efisiensi.
Perbandingan energi keluaran dengan energi masukan disebut dengan efisiensi dan
persamaannya adalah :
W
= o
(2-5)
Wi
Pada persamaan (1-3) sampai (1-5), WL adalah energi hilang, WT dan Wi energi total
dan input sedangkan WU dan Wo adalah energi useful dan output . Semua energi yang ada
dalam joule. Simbul untuk efisiensi adalah huruf kecil Yunani yaitu eta. Efisiensi adalah
suatu perbandingan dua besaran yang sama, maka tidak mempunyai satuan dan merupakan
bilangan tanpa dimensi. Dalam kasus yang sama efisiensi dapat juga dinyatakan dalam persen
(%) yaitu tinggal mengalikan hasil yang ada dengan 100%, maka akan diperoleh nilai
efisiensi dalam persen.
2.2 Generator dan Beban.
(Kunto 2014)
Page 12
Energi elektrik masuk ke rangkaian karena ada konversi dari suatu energi menjadi
energi listrik. Contohnya energi potensial dari tampungan air, energi panas dari minyak atau
gas, energi nuklir dari atom dan energi kimia dari asam, semuanya dapat dikonversi kedalam
energi listrik.
Sebuah generator adalah contoh dari suatu peralatan atau sistem yang
mengkonversikan suatu energi menjadi energi listrik yang dialirkan keluar. Contoh yang
lebih besar dan rumit adalah stasiun tenaga nuklir dan untuk contoh yang kecil dan sederhana
adalah flashlight baterry. Sumber energi dapat disebut sebagai generator.
Energi cahaya dari tabung televisi, energi suara dari radio, energi kimia dari plating
bath dan energi mekanik dari bor listrik merupakan hasil dari perubahan energi listrik.
Konversi dari energi listrik menjadi bentuk energi yang lain ditampung dalam suatu beban.
Suatu beban kadang-kadang juga disebut dengan termination. (Lihat gambar 2.2-1)
Generator
Energi dikonversi dari
sesuatu yang lain
menjadi energi listrik
energi
listrik
Beban
Energi dikonversi dari
bentuk listrik menjadi
bentuk yang lain
Generator
(Pembangkit)
Network
(Jaringan)
Load
(Beban)
(Kunto 2014)
Page 13
(a)
(b)
Gambar 2.2-3 Persepsi antara generator, jaringan dan beban.
2.3 Muatan (Charge).
Muatan adalah medium penerus yang menghantarkan energi listrik oleh atom sebagai
substansinya. Banyaknya muatan ditentukan oleh elektron yang biasanya dianggap sebagai
besaran fundamental dari muatan. Muatan dari sebuah elektron yang diukur, diketahui sangat
kecil sekali (extremely small ) sampai kecil (small ) untuk penggunaan praktis sebagai satuan
elektrik. Satuan yang lebih besar adalah coulomb diberi simbul C, termasuk dalam satuan SI
untuk muatan [ Simbul C (romawi) untuk satuan coulomb, sedangkan simbul C (italic) untuk
besaran capacitance (kapasitan)]. Muatan dari elektron tunggal adalah 1,60203 10-19 C,
oleh karena itu 1 C menggambarkan total muatan yang secara pendekatan adalah 6,242 1018
elektron.
Bagaimana bilangan tersebut dapat diketahui ? Mengapa coloumb tidak dispesifikasi
sebagai 1018 muatan elektron ? Seperti satuan SI yang lain, couloumb adalah satuan yang
diketahui besarnya sebelum muatan dari elektron dianggap sebagai dasar kelistrikan.
Banyaknya muatan elektron dalam coulomb ditentukan setelah penggunaan teknik
pengukuran modern. Satuan SI yang lain tentang coulomb telah mengganti nilai coulomb
yang ada.
Muatan kadang-kadang disebut kuantitas kelistrikan, diberi standard simbul Q (italic).
Sebagai penggambaran penggunaan muatan listrik, anggap logam tembaga sebagai material
yang baik untuk penghantar listrik. Tembaga berisi kira-kira 8,54 1028 elektron bebas per
meter kubik. Rata-rata terdapat 1,37 1010 (13,7 milyar) C muatan dalam satu meter kubik
tembaga. Jumlah ini mentakjubkan, ingat bahwa meter kubik adalah volume; satu meter
kubik tembaga beratnya 8890 kg (mendekati 10 ton).
Contoh 2.3-1 Berapa banyak elektron bebas dalam batang tembaga berdiameter in
dan panjangnya 6 in? Berapa besar muatannya untuk jumlah elektron bebas yang ada ?
Jawab :
(Kunto 2014)
Page 14
(Kunto 2014)
Page 15
ggl atau emf. Elektromotive force merupakan hal yang berguna, karena merupakan awal
dari gaya yang menyebabkan elektron berjalan. Hal yang penting untuk diungkapkan, bahwa
tegangan bukan gaya yang sebenarnya, karena satuannya tidak terdapat pada dimensi MKSA
seperti halnya newton yang merupakan satuan SI untuk gaya.
2.4.2 Beda Potensial (Potential Difference).
Pada beban, gerakan muatan menyebabkan energi listrik berubah ke bentuk yang lain
(panas, cahaya,mekanik dll). Energi yang dikonversi pada beban kadang-kadang merupakan
bentuk simpanan (storage), misalnya jika yang menjadi beban adalah sebuah baterry yang
sedang diisi. Biasanya, energi dilesap (dissipated) atau dilepaskan dari rangkaian pada beban,
terutama dalam bentuk panas. Tegangan pada sebuah beban kadang-kadang juga disebut
dengan jatuh tegangan/ drop tegangan (voltage drop) atau beda potensial (potential
difference = pd atau pds), lihat gambar 2.4.2-1.
atau
W=EQ
(2-6)
Untuk
W = energi atau usaha, J
V = tegangan pembangkit (emf atau pd atau beda potensial), V
Q = muatan, C
Memasukkan simbul satuan kedalam persamaan 2-1 diperoleh
J = V.C
(2-7)
Untuk
Materi Kuliah Dasar Tenaga elektrik
(Kunto 2014)
Page 16
J = joule
V = volt
C = coulomb
Dapat dilihat dari persamaan (2-7) bahwa 1 V adalah 1 J/C.
Contoh 2.4.2-1. Sebuah battery mobil 12 V dapat menyimpan muatan 2 105 C. Berapa
energi yang tersimpan didalamnya ?
Jawab :
W=EQ
(2-6)
W = 12 V 2 105 C = 2,4 106 J
Bateray mobil pada contoh 2.3-1 diatas dapat menyimpan 2,5 juta J energi untuk
perlengkapan operasi listrik mobil.
Contoh 2.4.2-2. Berapakah emf yang akan di bangkitkan dari sebuah battery yang
mempunyai kemampuan penyimpanan energi 2,4 106 J (seperti contoh 2.2.2-1) tetapi
dengan penyimpanan muatan 4 105 C, dua kali yang disimpan pada contoh 2.2.2-1 ?
W=EQ
(2-6)
2,4 10 6 J
E= W =
=6V
5
Q
4 10 C
Hasil dari contoh 2.4.2-2 menyatakan bahwa, untuk menyimpan energi dalam jumlah
yang sama seperti pada battery 12 V, maka untuk battery 6 V harus menyimpan muatan dua
kali lebih besar.
2.4.3 Rangkaian Terbuka dan Tertutup.
Energi hanya dapat dikonversi ke dan dari bentuk listrik jika terdapat muatan yang
berpindah/ mengalir. Untuk mengerjakan gerakan muatan tersebut, sebuah rangkaian harus
utuh atau tertutup seperti dalam gambar 2.4.3-1.
(Kunto 2014)
Page 17
maka tidak terjadi konversi energi. Emf generator selalu ada dan siap untuk membuat
muatan mengalir, tetapi tidak ada beda potensial pada beban.
Pada gambar 2.4.3-2b saklar tertutup, menghasilkan rangkaian yang tetutup sehingga
muatan dapat mengalir. Emf generator E masih tetap ada dan sekarang sudah ada beda
potensial V pada beban.
(Kunto 2014)
Page 18
Ketika polaritas generator dibalik, seperti gambar 2.4.4-2, gaya tarik dan tolak
menyebabkan muatan bergerak searah jarum jam mengelilingi rangkaian. Hal tersebut sama
halnya dengan menukar masing-masing kutub generator akan menghasilkan arah edaran
muatan menjadi berbalik arah.
(Kunto 2014)
Page 19
Muatan berguna untuk gerakan yang disebut dengan muatan bergerak (mobile
charges) atau pembawa muatan (charge carriers). Muatan berada dalam material dan
tergantung pada sifat alamiah dan lingkungannya. Metal, yang secara normal merupakan
konduktor yang baik, mempunyai kuantitas pembawa muatan berguna yang signifikan
dibawah kondisi lingkungan yang biasa. Semikonduktor, membutuhkan kondisi yang khusus
(seperti kehadiran cahaya yang cukup kuat, panas, atau radiasi nuklir) atau melalui proses
kimia khusus sebelum siap mempunyai pembawa muatan yang mempunyai kemampuan
untuk bergerak. Material seperti plastik atau keramik merupakan bahan isolator (insulator)
yang secara alamiah tidak mempunyai muatan bergerak (mobile charges).
Muatan bergerak dapat negatif atau positif. Dapat bergerak disebabkan oleh adanya
hanyutan (drift), difusi, atau rekombinasi mekanik, kecuali dalam operasi internal dari devais
semikonduktor, seperti transistor, yang bergerak hanya muatan elektron negatif oleh proses
hanyutan pembawa muatan negatif.
Kapan saja emf E berada dalam rangkaian, misalnya ada diantara dua lempengan
logam (plates) seperti terlihat pada gambar 2.4.5-1, maka medan elektrik muncul. Medan
elektrik biasanya disebut dengan medan gaya (force field) karena merupakan wilayah yang
setiap muatan yang ada adalah subyek untuk dipengaruhi sehingga menjadi bergerak. Garis
yang ditampilkan antara lempengan menggambarkan medan elektrik; dengan arah positif ke
negatif (hal ini merupakan standard yang disetujui); kedua lempengan dengan posisi sejajar,
dengan jarak yang sama dari ujung ke ujung, sehingga diperoleh medan gaya yang seragam.
(2-1)
(Kunto 2014)
Page 20
W=VQ
Fs=VQ
F=
Untuk :
(2-6)
VQ
s
(2-8)
F = gaya, N
V = tegangan, V
Q = muatan, C
s = jarak, m
W = usaha, J
Maka muatan akan cenderung untuk bergerak dalam medan elektrik dibawah pengaruh gaya
real. Gaya yang dikenakan pada muatan tersebut, diperoleh dengan adanya tegangan dan
jarak sehingga menjadikan muatan bergerak.
Contoh 2.4.5-1 Pada tabung gambar televisi seperti terlihat pada gambar 2.4.5-3,
seberkas elektron (electron beam) diproyeksikan dari senapan elektron (electron gun)
menyebabkan gambar muncul pada layar (screen). Gaya diberikan kepada muatan elektron
dengan tegangan tinggi yang merupakan salah satu faktor yang menentukan seberapa terang
gambar televisi akan dibuat. Jika digunakan tegangan 20 kV menyeberangi celah sepanjang 1
cm dalam senapan elektron, maka akan menghasilkan medan yang seragam. Berapa gaya
yang digunakan untuk percobaan dengan 1,6 10-10 C (equivalen dengan 1 milyar elektron) ?
VQ
s
(2-8)
(Kunto 2014)
Page 21
4
10
= 20 kV 0,16 nC atau 2 10 V 12,6 10 C
0,01 m
10 m
Satu newton setara dengan 0,225 lb. Maka 3,2 10-4 N adalah setara dengan
1 oz. Hal
1000
tersebut menunjukkan gaya sangat kecil, tetapi benar-benar cukup untuk memindahkan 1000
juta muatan elektron.
Kuat medan elektrik (electric field strength) didefinisikan sebagai aksi gaya pada
muatan sebesar satu coulomb. Simbul untuk kuat medan elektrik adalah E.*
* Simbul E digunakan untuk besaran emf dan kuat medan elektrik.
Meskipun besaran tersebut dapat saling dihubungkan, tetapi
keduanya tidak sama.
Dengan 1 C muatan, (persamaan (2-8) menjadi
F=
V
s
F adalah aksi gaya pada muatan 1 C dan menunjukkan kuat medan elektrik.
Persamaan dapat ditulis sebagai :
E=
Untuk
V
s
(2-9)
V = tegangan, V
s = jarak, m
Satuan kuat medan elektrik E adalah adalah volt/ meter (V/m). Dapat juga
diekspresikan sebagai newton per coulomb (N/C).
Contoh 2.4.5-2 Isolator porselin digunakan pada menara transmisi daya tegangan
tinggi dimaksudkan untuk pencegahan loncatan muatan (leakage) dari saluran transmisi ke
logam struktur menara. Pada saluran transmisi 500 kV, panjang isolatornya 2,5 m (kira-kira 8
feed). Jika medan elektrik antar ujung isolator seragam, berapa kuat medan elektrik yang
dapat menyebabkan loncatan muatan ? Lihat gambar (2.4.5-4).
Jawab :
E=
V
s
(2-9)
500 kV
2.5 m
E = 200 kV/ m
(Kunto 2014)
Page 22
(Kunto 2014)
Page 23
Jika tegangan dipasang pada konduktor, daya tarik dan tolak muatan negatif serempak
menjadi gerakan yang terarah; sebuah kecenderungan terjadi pada muatan untuk bergerak
dalam arah yang sama. Gambar 2.5-2 memperlihatkan sebuah gerakan yang serempak dari
kiri ke kanan.
Hanyutan muatan pada salah satu arah jejaring (net direction) disebut arus elektrik.
Arus adalah magnitude hanyut jejaring muatan (net drift of charge) dalam untai dan diberi
simbul I yang menyatakan intensitas laju hanyut muatan yang merupakan jumlah rerata
muatan yang lewat dalam suatu untai setiap detik, maka dapat ditulis dalam persamaan:
Q
I
(2-10)
t
Dengan : I = arus dalam A ; Q = muatan dalam C ; t = waktu dalam detik
Untuk memudahkan mengingat, kadang-kadang persamaan (2-10) ditulis dalam susunan sbb:
Q= It
(2-11)
Ampere
Satuan arus dalam SI adalah Ampere dan disimbokan A. Jika disubstitusikan ke dalam
persamaan (2-10), maka
Coulomb
C
Q
A=
=
atau
artinya satu ampere adalah satu coulomb per detik.
detik
s
s
Dengan adanya Joule dan Coulomb dan hubungannya dengan Volt, maka:
C
J = V . C dan A =
s
J
Maka
V=
A .s
kg . m 2
Jika dikombinasikan dengan persamaan (2-2) yaitu J =
s2
kg . m 2
V= 2
s .A
Maka
(2-12)
(2-13)
Arah Arus
Arah arus didefinisikan sebagai arah pembawa muatan positif yang hanyut sepanjang
untai. Sebelum teori elektron tentang konduksi arus menjadi populer, dipercaya bahwa arus
selalu terjadi karena gerakan partikel bermuatan positif dari materi. Dengan munculnya
keyakinan bahwa arus adalah akibat pergerakan elektron muatan negatif, terjadi upaya untuk
Materi Kuliah Dasar Tenaga elektrik
(Kunto 2014)
Page 24
mengubah definisi arah arus. Kontroversi begitu besar, sehingga ada periode di mana industri
listrik terpecah menjadi dua faksi. Salah satu dari mereka lebih menyukai definisi
konvensional arah arus (pembawa muatan-positif), sedangkan kelompok lain mengadopsi
definisi yang melibatkan arah aliran-elektron (pembawa muatan-negatif). Untuk mencegah
kesulitan oleh hadirnya dua definisi, maka definisi konvensional dijadikan standar. Gambar
dibawah memperlihatkan definisi konvensional tentang arah arus.
(a)
(b)
Gambar Diagram arah arus konvensional. (a) pictorial (penggambaran);
(b) skematik
Kecepatan Arus
Terdapat perbedaan antara cepat rambat energi elektrik (velocity of propagation of
electrical energy dan kecepatan arus listrik (velocity of an electric current).
Ketika untai terbuka seperti pada gambar (a) dibawah, maka ada arus melalui untai
gambar (b)
Kecepatan yang dipengaruhi emf meliputi semua bagian di dalam untai, mengakibatkan
eksistensi arus yaitu cepat rambat energi elektrik dengan kecepatannya yang tinggi sekitar 3
108 (300 juta) m/s setara dengan kecepatan gelombang elektromagnetik yaitu kecepatan
cahaya yang tidak tergantung kepada nilai arus dan tegangan.
Kecepatan pada muatan hanyut adalah kecepatan arus dengan kecepatan cukup
rendah yaitu dalam m/detik. Kecepatan tersebut terinfluensi oleh nilai arus dan karakteristik
untai/rangkaian.
Contoh 2-6:
Jika 1 Ampere arus berada dalam konduktor tembaga 1 cm2 pada potongan melintang
area dan panjangnya 10 km. Berapakah kecepatan arusnya?
(Kunto 2014)
Page 25
Aliran 1 A adalah 1 C muatan per detik dengan laju 1,37 1010 C menggambarkan
waktu 1,37 1010 s. Dalam waktu tersebut, muatan yang tersedia akan terhanyut melalui
konduktor dan muatan yang terhanyut akan tergantikan oleh muatan bergerak dari sumber
energi. Oleh karena itu total muatan 1,37 1010 C akan berjalan sepanjang 10 km konduktor
penuh pada 1,37 1010s. Kecepatan adalah jarak per satuan waktu sehingga kecepatan dapat
dihitung :
10 4 m
s
v= =
t
1,37 1010 s
v = 7,3 10-7 m/s = 0,73 m/s
Kecepatan 0,73 m/s sangat rendah, kira-kira 30 juta inchi per detik. Hanya
membutuhkan waktu 33/1000.000 detik untuk arus mulai bergerak ke sepanjang konduktor
pada contoh 2-6 diatas, tetapi akan memakan waktu 13,7 milyar detik, sekitar 40 tahun untuk
perjalanan muatan dari ujung konduktor ke tempat lain yang berjarak sekitar 6 mil.
Konduktor dengan luasan 1 cm2 secara normal akan digunakan untuk membawa arus
mendekati 200 A daripada 1 A. Dengan 200 A kecepatannya akan meningkat 200 kali lipat
menjadi 146 m/s, masih cukup rendah.
2-7 Daya
Daya (Power) adalah laju konversi energi atau laju kerja yang disimbulkan dengan P.
Dalam satuan SI untuk Daya adalah Watt dengan simbul W.
W
P=
(2-14)
t
Dengan
P = daya, W
W = energi atau kerja, J
t = waktu, detik (s)
Supaya tidak terjadi kerancuan tentang W, maka simbul untuk satuan watt
menggunakan W yang menyimbulkan kuantitas energi. Untuk menghindari kekeliruan,
jangan menggunakan istilah watt atau wattage ketika bemaksud untuk daya. Gunakan P
untuk daya dan W untuk wattage.
Sering ditulis persamaan untuk W:
W=P.t
(2-15)
Dan
kg . m 2
J=
(2-2)
s2
kg . m 2
W=
(2-16)
s3
Persamaan (2-16) merupakan dimensi MKSA untuk Watt
Contoh soal 2-7 :
Ada pemanas elektrik 1,5 kW, berapa jumlah energi panas dalam seharinya ?
Jawab :
W=P.t
(2-15)
= 1,5 kW 3,6 ks
= 5,4 MJ
ks = kilo second (kilo detik); MJ = Mega Joule
(Kunto 2014)
Page 26
W=F.s
F= W
s
100 M J
100 m
F = 1 MN
(= 106 Newton)
1)
(2-17)
F = Gaya (Force), N
M = massa, kg
gn = standard percepatan jatuh bebas (grafitasi bumi) = 9,807 m/s2
gaya yang berkaitan dengan percepatan gravitasi yang dikenakan pada massa 1 kg disebut
satu kilogram gaya.
1 s2
kg . m
9,807 m
s2
5
m = 1,019 10 kg
= 106
Berat air 997,9 kg/m3, maka volume air yang masuk penstock setiap detik adalah:
1,019 10 5 kg
V=
9,979 10 2 kg / m 3
V = 102,1 m3
Distribusi Daya Elektrik
Sebuah sistem tenaga pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: pembangkitan,
transmisi, dan distribusi. Perusahaan listrik setempat mengoperasikan pabrik yang
menghasilkan beberapa ratus Mega Volt Ampere-(MVA), biasanya sekitar 20 kV. Sebagai
Gambar. 13.67 mengilustrasikan, transformator step-up tiga fase yang digunakan untuk
memberi umpan daya (penyulang) yang dihasilkan pada saluran transmisi. Mengapa kita
perlu transformator? Misalkan kita perlu mengirimkan 100.000 VA lebih dari jarak 50 km.
Karena S = VI, dengan menggunakan tegangan listrik dari 1000 V menyiratkan bahwa
Materi Kuliah Dasar Tenaga elektrik
(Kunto 2014)
Page 27
saluran transmisi harus membawa 100 A dan ini memerlukan jalur transmisi diameter besar.
Jika, di sisi lain, kita menggunakan tegangan 10.000 V, arus hanya 10 A. lebih kecil arus
mengurangi ukuran konduktor yang diperlukan, menghasilkan penghematan serta
meminimalkan saluran transmisi I2 R kerugian. Untuk meminimalkan kerugian memerlukan
transformator step-up. Tanpa trafo, sebagian besar tenaga yang dihasilkan akan hilang pada
saluran transmisi. Kemampuan transformator untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
dan mendistribusikan daya secara ekonomi adalah salah satu alasan utama untuk
membangkitkan AC daripada DC. Dengan demikian, untuk daya yang diberikan, semakin
besar tegangan, semakin baik.
= 72
= 720 belitan
(Kunto 2014)
Page 28
= 6,729 A
Gambar 13.68
Reff:
- Matthew N.O. Sadiku, Alexand Charles K., Fundamentals of Electric Circuits, 3rd
- Ridsdale R.E, Electric Circuits for Engineering Technology, McGraw-Hill, 1976
-
(Kunto 2014)
Page 29