d. Lingkaran perut lebih besar dan lingkaran dada, perut lembek dan bundar
e.
f.
Mekonium (+)
j.
j. Cari pertolongan bidan atau tenaga medis jika timbul tanda-tanda bahaya
A.
Setelah dilakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir, jika tidak ditemukan adanya
kelainan, maka bayi ditetapkan (diagnose) lahir dengan keadaan normal. Dalam rencana
dan langkah asuhan dilakukan urutan sebagai berikut:
a.
Membersihkan rongga hidung dan mulut dengan kapas steni atau penghisap lendir dan karet
(De lee)
Mengelus telapak kaki, dada, perut dare punggung, bila bayi tidak menangis
f.
Menilai APGAR skor pada satu menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia
IMD harus dilaksanakan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan
kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan
bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan
merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
b. Melakukan penilaian bayi baru lahir
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah maka segera
Pengkajian
Denyut jantung
Usaha
pernafasan
Keadaan otot
Refleks
Warna
c.
Nilai
0
Tidak ada
Tidak ada
1
Lambat, < 100
Lambat, tidak teratur
Lembut
Sebagian
ekstremitas Bergerak aktif
lemah
Meringis
Menangis dengan keras
Tubuh merah muda, kaki Seluruh tubuh merah muda
dan tangan biru
Tidak ada
Biru, pucat
2
> 100
Mengangis bagus
a.
Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c.
Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering
dan kasar.
e.
Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen
dengan selangnya harus sudah ditempat
f.
Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain
bersih secara longgar
c.
Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan
e.
Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena
setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
2.
Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah
dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda benda
tersebut
3.
Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi,
atau pendingin ruangan.
8
4.
Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
b. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk
membantu bayi memulai pernapasannya.
9
f.
Pencegahan Infeksi
a. Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap
lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam
keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
e. Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi
beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 1 mg IM.
f. Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan
obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau
tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.Perawatan
mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan
perawatan tali pusat.
g. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan
untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian
ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap
kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat
ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir.
10
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
a.
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan
cepat
11
Keluarga Berencana
Dalam mempersiapkan anak yang berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi
pembuatan sampai dianya menjadi dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan
yang seksama agar tumbuh kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan.
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses
tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan
memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak
awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam
mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan
yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan
dilahirkannya.
Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu
lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlah
mempunyai anak terlalu banyak.
2.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang
bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat
dan fase pertumbuhan lambat.
Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak
tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
12
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
a.
Asi saja (ASI ekslusif) adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan pertama
kehidupan.
b. Pasca umur 4-6 bulan, bayi memerlukan makanan lain disamping ASI
c.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu
tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
1. Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali
dalam satu tahun
2. Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat
terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi
kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
13
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh
Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita
diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan
demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita
dari keluarga menengah kebawah.
4.
Penyakit ini paling sering menyerang Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Infeksi pada saluran cerna sendiri
2. Intoleransi terhadap makanan yang diberikan dan
3. Infeksi lainnya diluar saluran cerna.
Pada saat ini penanganan muntah menceret haruslah dilaksanakan sesegera mungkin,
yaitu dimulai pemberian terapi sejak dari rumah. (therapy begin at home), seperti pemberian
oralit, tablet zinc, dll.
5.
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya
berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu
infeksi yang mengenai paru-paru.
6.
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak
beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti
bermanfaat.imunisasi wajib diantaranya:
14
a.
BCG :
Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah
mendapat vaksinasi BCG diharapkan dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis,
ataupun kalau terinfeksi bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat
seperti tuberkulosis otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.
b.
Mengandung tiga macam virus hidup yang telah dilemahkan, yang dapat digunakan
dalam memberikan daya lindung terbadap kelumpuhan dan kematian
c.
Vaksin Hepatitis B :
Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar tidak
terjadi penyakit hati yang kronis, yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
d.
Vaksin campak:
DPT:
Posyandu
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
Pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah/ deteksi dini
Deteksi dini tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah adalah kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
balita dan anak prasekolah.
15
Ada tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan,meliputi:
Pengukuran berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Pengukuran lingkar kepala
2.
a.
c.
3.
Hepatitis.
2.
Campak.
3.
Polio.
4.
Difteri.
5.
Tetanus.
6.
Batuk Rejan.
7.
Gondongan
1. Cacar air
2. TBC
Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yangsecara aktif
membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat
di bagi 2 macam:
1.
Imunisasi aktif buatanAdalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang
bayi tersebut menerimaberbagi jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama
masakandungan.misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
1.
olehibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika beradadalam kandungan.
2.
Kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi, terjadi pada kira-kira separuh
penderita. Proporsi yang sama juga akan menderita demam ringan dan 1% dapat
hiperperiksia. Anak sering gelisah, dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca
penyuntikan.
18
3. Hepatitis B
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap virus hepatitis
b. Jadwal pemberian
Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad usia 0-7 hari. Kemudian pada usia 2-3 bulan.
c. Diberikan secara IM di paha bayi dengan dosis 0,5 cc
d. Efek samping yang terjadi biasanya ringan, berupa nyeri, panas, mual nyeri sendi dan
otot
4. P olio
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
b. Jadwal pemberian
Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes
dengan interval 4 minggu. Pemberian ulang pada umur 1,5 - 2 tahun dan menjelang umur 5
tahun
c. Efek samping
Setelah vaksinasi sebagian kecil resipen dapat mengalami gejala-gejala pusing, diare
ringan, dan otot
5. Campak
a. Tujuan
Untuk mendapatkan, kekebalan terhadap penyakit
b. Jadwal pemberian
Umur 9-11 bulan dengan 1 kali pemberian, dengan dosis 0,5 cc secara subkutan di
lengan kiri
c. Efek samping
Di laporkan setelah vaksinasi MMR (measies mumps, dan ruballa) dapat terjadi malaise
demam atau ruam sering terjadi 1 minggu setelah imunisasi dapat terjadi kejang demam
ensefalitas pasca imunisasi dan pembengkakan kelenjar parutis pada minggu ke - 3
19
B. Pemantauan Tumbuh Balita Kembang Bayi dan
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, panjang, umur
tulang dan keseimbangan tulang.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses
pematangan.
David Morloy merupakan pelopor yang menggunakan kartu pertumbuhan anak yang
disebut "road to health card" pada tahun 1975 di des Imesi, Nigeria. Kartu tersebut disebut
dengan KMS (Kartu Menuju Sehat) yang merupakan alat penting untuk memantau tumbuh
kembang anak.
Menurut Mortey, pada KMS terdapat 4 patokan sederhana perkembangan psikomotorik,
sehingga ibu dapat mengetahui tingkat perkembangan anaknya.
a. Kemampuan duduk (5-9 bulan)
b. Berjalan 10 langkah tanpa bantuan (9-18 bulan)
c.
f.
3) Kesehatan anak
4)
Imunisasi
5) Keluarga Berencana
20
6) Pencegahan : deflsiensi vitamin A, dehidrasi akibat diare, sanitasi lingkungan, dll.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Duduk mandiri
Berdiri dengan pegangan, merangkak, dan berjalan dengan pegangan
Dapat berputar bila diletakkan di atas lantai
Menggelengkan kepala manyatakan tidak
Melambaikan tangan untuk ucapan selamat (tinggal atau jalan)
Memberi respon terhadap panggilan nama sendiri
Menyuarakan beberapa ucapan (10-12 bulan)
Bermain tepuk tangan
9.Umur dua belas bulan
1. Berdiri sendiri dan berjalan, dengan bantuan atau tangan yang dipegang orang lain
2. Berputar dalam posisi duduk
3. Menggenggam 2 benda kecil di dalam satu tangan
4. Mengucapkan kata dengan arti yang spesiik seperti "mama" untuk Ibu
5. Berbicara kepada mainan
6. Mengoceh bila sendiri
7. Mematuhi perintah yang sederhana seperti "Beri saya cangkir itu"
8. Ikut membantu sendiri bila dipasangkan pakaiannya
9. Bermain dengan cangkir atau sendok
10. Menunjukkan sesuatu dengan jari telunjuk
11. Mencoba mengambil benda kecil dan dalam kotak
12. Memasukkan benda kecil ke mulut
13. Memegang cangkir untuk minum
14. Memperhatikan tulisan
10
7. Memberi bola pada orang lain (ibunya), meletakkan bola ke tempat yang lain
8. Menunjukkan 3-4 bagian tubuh yang ditanyakan
25
9. Membantu kegiatan rumah yang sederhana (21-24 bulan)
10. Memindahkan pakaian dengan baik
11. Menarik orang lain untuk menunjukkan sesuatu
13 Umur dua puluh empat bulan
1. Berlari tanpa jatuh
2. Mengucapkan sekurang-kurang satu kalimat atau ungkapan 4-5 ungkapan
3. Dapat mengucapkan kembali 5-6 suara konsunan (yang terpilih : m-p-b-h-w)
4. Menujukkan 4 bagian tubuh yang di tanyakan
5. Menyebutkan benda diatas meja bila di tanyakan
6. Menyebutkan nama sendiri
7. Melempar bola ke dalam kotak
8. Mengambarkan garis vertikal setelah di tunjukan
28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir, jika tidak ditemukan adanya
kelainan, maka bayi ditetapkan (diagnose) lahir dengan keadaan normal. Dalam rencana
dan langkah asuhan dilakukan urutan sebagai berikut:
i.
Membersihkan rongga hidung dan mulut dengan kapas steni atau penghisap lendir dan karet
(De lee)
j.
m. Mengelus telapak kaki, dada, perut dare punggung, bila bayi tidak menangis
n. Menilai APGAR skor pada satu menit pertama untuk menentukan ada tidaknya asfiksia
o. Membersihkan bayi dan lapisan lemak yang berlebihan
p. Memberi salep mata tetrasiklin atau larutan nitro argenti 1% pada kedua mata bayi
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan di bidang kesehatan yang
menyangkut kesehatan anak balita. Balita merupakan anak usia 1-5 tahun. Pelayanan
kesehatan pada anak balita, meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan anak balita secara berkala
2. Penyuluhan pada orang tua
3. Imunisasi dan upaya pencegahan penyakit
4. Pemberian vitamin A, kapsul vit.A berwarna merah diberikan 2 kali dalam
setahun
5. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara
menanggulanginya
B. SARAN
Diharapkan para pembaca agar mengetahui bagaimana pentingnya pelayanan
kesehatan bayi baru lahir dan anak balita sehingga tidak terjadi penyimpangan yang
berhubungan dengan tumbuh kembang balita
29
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/pelayanan-kesehatan-pada-bayidan.html#ixzz2PPW54Vn2
Mitayani.2010.mengenal bayi baru lahir dan penatalaksanaannya.padang:baduose media
Ladewig W,dkk.2006.asuhan keperawatan ibu bayi baru lahir.jakarta:EKG
Lubis,chairuddin.2004.usaha pelayanan kesehatan anak dalam membina keluarga
sejahtera.medan:universitas sumatra utara
http://uzumina-san-josanshi.blogspot.com
Diposkan oleh Vella Wahyuni di 05.35
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest