Anda di halaman 1dari 2

Malam kaz, saya mau berbagi cerita lagi nih.

Seperti biasa, namanya disensor


jadi telur ya.
Pekerjaan orang tua memaksa saya harus tinggal di desa X yang cukup jauh dari
hingar-bingar kota. Meskipun begitu, saya cukup nyaman tinggal di desa itu
karena udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang tidak akan pernah
saya temukan di kota. Saat itu, saya mempunyai seorang tetangga yang
bernama Rena. Rena adalah seorang bunga desa. Rambutnya yang hitam
panjang terurai, tinggi yang semampai dan parasnya yang ayu, membuatnya
menjadi bunga terindah di desa itu. Tidak seperti Keju-chan, Rena cukup akrab
dengan anak laki-laki di desa kami. Sifatnya yang terbuka dan tutur kata yang
lembut membuatnya disukai oleh warga desa. Meskipun begitu, saya jarang
ngobrol dengan Rena secara langsung.
Suatu ketika, saya berkunjung ke rumah Rena karena keluarganya Rena
mengadakan aqiqah untuk adiknya Rena yang baru lahir. Disana saya bertemu
dengan Rena dan berbincang-bincang dengannya. Dari perbincangan itu, saya
baru tahu kalau dia satu tahun dibawah saya. Dia saat itu masih kelas 8 SMP
sedangkan saya sudah kelas 9 SMP yang beberapa bulan lagi akan menghadapi
Ujian Nasional. Sejak saat itu, benih-benih cinta monyet timbul di hati saya. Saya
semakin sering berkunjung ke rumah Rena sekedar untuk ngobrol dengannya.
Akan tetapi, saya tidak berani mengatakan perasaan saya kepadanya.
Seminggu setelah acara aqiqah itu, di desa saya diadakan acara semacam pasar
malam. Saya yang penasaran dengan acara tersebut pun datang sekedar untuk
melihat-lihat. Disana saya bertemu seorang gadis sebut saja namanya Desy. Dia
menyapa saya dan mengajak saya untuk berkenalan. Dari perkenalan tersebut
saya tahu kalau saya dan dia seangkatan namun berbeda sekolah. Desy juga
memberitahu saya kalau dia adalah kakak kelas Rena. Dari segi fisik, Desy dan
Rena hampir mirip. Rambutnya yang hitam terurai dan tubuhnya yang
proporsional membuat saya terpana untuk sementara. Yang membedakannya
dengan Rena adalah wajahnya yang sedikit agak dewasa dari Rena. Seperti
perkenalan pada umumnya, saya dan Desy bertukar nomor telepon. Sejak saat
itu saya dan Desy menjadi semakin akrab. Setiap hari saya dan dia saling
bertukar sms tentang hal yang sebenarnya tidak terlalu penting. Sampai suatu
saat dia menyatakan perasaannya pada saya lewat sms. Saya saat itu bingung
harus memilih Rena atau Desy. Saya akhirnya menerima cinta Desy dan
berharap dapat melupakan Rena.
Dua minggu setelah saya dan Desy berpacaran, Rena menemui saya dirumah.
Saat itu kebetulan saya sendirian dirumah karena orang tua saya sedang pergi
ke luar kota.
Lur, apa kamu beneran pacaran sama mbak Desy ?, tanyanya
Hmm, iya. Kenapa ?, balasku
Setelah mendengar jawaban saya, Rena membisu. Wajahnya terlihat sendu dan
matanya hampir menitikkan air mata. Dia menceritakan bahwa dia mendapatkan
kabar saya dan Desy berpacaran dua hari yang lalu dari temannya. Dia akhirnya
memberanikan diri untuk memastikan hal tersebut kepada saya. Dia juga
mengatakan bahwa dia sudah menyukai saya dari dulu namun sama seperti

saya, dia tidak berani mengatakannya. Saya terdiam, tak tahu harus berbuat
apa.
kamu tunggu disini sebentar, aku mau ngambil hp dulu, kataku sambil
memegang tangannya
Setelah mengambil hp, saya menghubungi Desy.
Des, kita putus aja ya
Saya memutuskan Desy tepat di depan mata Rena. Desy hanya diam dan
mematikan hp nya. Dihadapan saya, Rena pun kaget mendengar apa yang
barusan saya katakan.
Itu tadi beneran ?, tanya Rena
Saya hanya menganggukkan kepala. Saya kemudian memegang tangannya dan
mengungkapkan perasaan saya yang sebenarnya. Dia mengangguk pelan sambil
mengusap matanya. Sebenarnya, saya merasa berdosa kepada Desy. Saya
kemudian kembali ke rumah dan menjelaskan semuanya kepada Desy. Desy
hanya bisa pasrah dan menerima keputusan yang telah saya ambil.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai