Anda di halaman 1dari 17

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PENDAHULUAN

Standar Nasional Pendidikan disusun agar dapat dijadikan Kriteria


Minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sehingga Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai
dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Dalam Pasal 1 ayat (17) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Yungto Pasal 1 Ayat (1) PP No. 19 2005 dinyatakan
bahwa lingkup dari Standar Nasional Pendidikan meliputi 8 standar yaitu: (1)
standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar
pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar
pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik. Pada Peraturan Pemerintah tersebut diamanatkan tiga jenis penilaian
yaitu; (1) penilaian oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil pembelajaran, (2) penilaian oleh
satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk
semua mata pelajaran sesuai programnya sebagai bentuk transparansi, profesional,
dan akuntabel lembaga, (3) penilaian oleh pemerintah bertujuan menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
penilaian oleh pemerintah, dalam pelaksanaannya diserahkan kepada Badan
Standarisasi Pendidikan Nasional (BSNP). Hasil ujian nasional digunakan sebagai
salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu program, dasar seleksi masuk
jenjang pendidikan berikutnya, penentuan kelulusan peserta didik, pembinaan,
dan pemberian bantuan kepada pihak sekolah dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan.

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN


Standar Penilaian Pendidikan dirumuskan pertama kali dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. Ditetapkannya PP No. 19 tersebut,
mengisyaratkan betapa pentingnya standar yang terkait dengan masalah
pendidikan yang dapat dijadikan rujukan bagi siapapun yang berkepentingan
terhadap masalah pendidikan di Negara Republik
Indonesia. Peraturan
Pemerintah ini juga mengatur dan menentukan berbagai standar dalam pendidikan
yang dapat dijadikan panduan ataupun pelaksanaan pendidikan di Indonesia.
Untuk lebih memperjelas dan memudahkan pelaksanaan penilaian
pendidikan, PP No. 19 tahun 2005 dikuatkan dan disempurnakan oleh
Permendiknas No. 20 tahun 2007,
Permendikbud No. 66 tahun 2013,

Permendikbud No. 104 tahun 2014, dan yang terbaru adalah Permendibud No. 23
tahun 2016.
Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam rangka menjamin mutu
pendidikan nasional khususnya memberikan standar minimal bagi terlaksananya
penilian pendidikan bagi semua peserta didik di Indonesia.

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG


STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 terdiri dari 17 bab yang terbagi
ke dalam 97 pasal. Standar Penilaian pendidikan dimuat pada BAB X pasal 63,
64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, dan 72.
Pasal 63 menjelaskan bahwa Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas: penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Sedangkan Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas:
penilaian hasil belajar oleh pendidik; dan penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan tinggi.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi diatur oleh masing-masing
perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik selanjutnya dijelaskan pada pasal 64 ayat 1
sampai ayat 7e yang secara garis besar menjelaskan tentang apa saja yang
dilakuakan oleh pendidik dalam penilaian, bagaimana pendidik melakukan
penilaian, kapan pendidik melakukan penilaian, dan untuk apa pendidik
melakukan penilaian.
Selanjutnya Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dijelaskan pada pasal
65 tentang pencapaian standar kompetensi lulusan; penilaian akhir semua maple;
dan pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah.
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dijelaskan dalam pasal 66 s.d pasal 71
tentang pelaksanaan Ujian Nasional dan semua ketentuan yang berlaku sampai
pada penentuan kriteri kelulusan Ujian Nasional.
Pasal 72 khusus berbicara tentang kelulusan peserta didik dengan ketentuan
sebagai berikut :
(1) Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar
dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,

kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran


jasmani, olah raga, dan kesehatan ;
c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi; dan
d. lulus Ujian Nasional.
(2) Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL
NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN
PENDIDIKAN

Permendiknas No. 20 tahun 2007 ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Juni 2007
terdiri dari 2 pasal :
Pasal 1
(1) Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang
berlaku secara nasional.
(2) Standar penilaian pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

LAMPIRAN PERMENDIKNAS NO. 20 TAHUN 2007


Lampiran Permendiknas No. 20 tahun 2007 terdiri dari 7 butir yaitu : A. Pengertian;
B. Prinsip Penilaian; C. Teknik dan Instrumen Penilaian; D. Teknik dan Instrumen
Penilaian; E. Penilaian oleh Pendidik; F. Penilaian oleh Satuan Pendidikan; dan G.
Penilaian oleh Pemerintah.
Butir A menjelaskan tentang pengertian dari ; Standar penilaian pendidikan;
Penilaian pendidikan; Ulangan; Ulangan harian; Ulangan tengah semester;
Ulangan akhir semester; Ulangan kenaikan kelas; dan Ujian sekolah/madrasah.

Butir B menjelaskan tentang prinsip-prinsip penilaian, bahwasanya penilaian


jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip : sahih,
Objektif, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan criteria, dan
akuntabel.

Butir C menjelaskan tentang teknik dan instrument penilaian. Penilaian hasil


belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes,
observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan
(a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi,
adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Butir D menjelaskan tentang mekanisme dan Prosedur penilian. Penilaian hasil
belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik,
satuan pendidikan, dan pemerintah.
Butir E menjelaskan tentang Penilaian oleh Pendidik. Penilaian hasil belajar oleh
pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses
dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.
2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian
yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.
3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk
dan teknik penilaian yang dipilih.
4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang
diperlukan.
5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan
kesulitan belajar peserta didik.
6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik.
7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.
8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester
kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi
belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan
kompetensi utuh.
9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan
hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan
kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang
baik.
Butir F tentang Penilaian oleh Satuan Pendidikan Penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta
didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai
berikut:

1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan


karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
2. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan
pendidikan melalui rapat dewan pendidik.
3. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
4. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.
5. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.
6. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok
mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat
dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.
7. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan
melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian
oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.
8. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian
Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
9. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata
pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik
dalam bentuk buku laporan pendidikan.
10. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada
dinas pendidikan kabupaten/kota.
11. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok
mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
c. lulus ujian sekolah/madrasah.
d. lulus UN.
12. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap
peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan
penyelenggara UN.
13. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.
Butir G tentang Penilaian oleh Pemerintah.
1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN
yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara

2.
3.

4.
5.
6.

nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran


ilmu pengetahuan dan teknologi.
UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan
soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program
dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat
peta daya serap berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak
yang berkepentingan.
Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan.
Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam
menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang
pendidikan berikutnya.
Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta
didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan
setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.

PERATURAN

MENTERI

PENDIDIKAN

DAN

KEBUDAYAAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013


Permendikbud No. 66 tahun 2013 terdiri dari 2 BAB, yaitu BAB
PENDAHULUAN dan BAB STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN.
Bab Standar Penilaian Pendidikan terdiri dari butir A sampai dengan butir E.
Butir A tentang pengertian standar penilaian pendidikan.
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang
diuraikan sebagai menjadi ; Penilaian otentik, Penilaian diri, penilaian berbasis
portofolio, Ulangan, Ulangan harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir
Semester, Ujian Tingkat Kompetensi, Ujian Mutu Tingkat Kompetensi, Ujian
Nasional, dan Ujian Sekolah/Madrasah.

Butir B tentang Prinsip dan Pendekatan Penilaian.


Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip; Objektif, Terpadu, Ekonomis, Transparan,
Akuntabel, dan edukatif. Pendekatan
penilaian

acuan

penilaian

yang

digunakan

adalah

criteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian

kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM


merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan
dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
Butir C tentang Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang.
Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian
diri, penilaian teman sejawat(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang dilengkapi rubrik.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:

1) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;


2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
Butir D tentang Mekanisme dan Prosedur Penilaian
1

Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah


dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga
mandiri.

Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian


diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
sekolah, dan ujian nasional.

3. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai


dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
4. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
a. menyusun kisi-kisi ujian;
b. mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
c. melaksanakan ujian;
d. mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta
didik; dan
e. melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
5. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS).
6. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan
ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus
mengikuti pembelajaran remedial.
7. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk
nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.

Butir E tentang Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian


Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam
membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah
menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai
dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran
sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan

penilaian

dalam

proses

pembelajaran

diawali

dengan

penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran dilakukan


dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman
belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.
c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu
pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang
diintegrasikan dalam tema tersebut.
d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai
balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang
dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan
pembelajaran.
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu.
2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial.
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru
Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.

g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua


pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam
bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
1

menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan


mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;

mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir


semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir
sekolah/madrasah;

menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan


peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian
Sekolah/Madrasah;

menentukan kriteria kenaikan kelas;

melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada


orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;

melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas


pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;

melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta


didik dan dinas pendidikan.

menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat


dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan
kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM
yang telah ditetapkan;
c. lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
d. lulus Ujian Nasional.

10

menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta


didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan

10 menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan
ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Ujian Nasional
Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang
menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan
adil.
Hasil UN digunakan untuk:
1. salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
2. salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya;
3. pemetaan mutu; dan pembinaan dan pemberian bantuan untuk
peningkatan mutu.
4. Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan,

kriteria

kelulusan

UN

ditetapkan

setiap

tahun

olehPemerintah.
b. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh
satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu
pendidikan di suatu satuan pendidikan.
Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat
Kompetensi mampu memberikan hasil yang komprehensif sebagaimana hasil
studi lain dalam skala internasional.

11

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014
Permen No. 104 tahun 2014 diatur dalam 15 pasal yang menjelaskan hal-hal
sebagai berikut :
Pasal 1 menjelaskan tentang batasan yang dimaksud dengan ; Penilaian Hasil
Belajar, Penilaian autentik, Ketuntasan Belajar, dan Satuan Pendidikan.
Pasal 2 menjelaskan tentang Penlaian hasil belajar oleh pendidik yang
dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik dan non autentik. Pendekatan utama
dalam penilaian oleh pendidik adalah penilaian autentik. mencakup penilaian
berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, projek, produk, jurnal,
kerja laboratorium, dan unjuk kerja, serta penilaian diri.
Pasal 3 menjelaskan tentang fungsi dan tujuan penilaian. Penilaian hasil belajar
oleh pendidik emiliki tujun untuk : mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;
menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi; menetapkan program perbaikan
atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi; dan memperbaiki
proses pembelajaran.
Pasal 4 menjelaskan tentang pinsip penilaian yaitu prinsip umum dan prinsip
khusus.
Prinsip umum meliputi sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, holistik dan
berkesinambungan, sistematis, akuntabel, dan edukatif. Sedangkn prinsip khusus
mengacu kepada karakteristik pendekatan, model, dan instrumen yang digunakan.
Pasal 5 menjelaskan tentang lingku penilaian hasil belajar oleh pendidik
mencakup kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.
Pasal 6 menjelaskn tentang sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik yang
dilakukan terhadap penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian pembelajaran.
Meliputi pencapaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan.

12

Pasal 7 menjelaskan tentang skala penilaian kompetensi. Untuk kompetensi sikap


menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan
Kurang (K).
Sedangkan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan menggunakan
rentang angka dan huruf 4,00 (A) - 1,00 (D) dengan rincian sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

3,85 - 4,00 dengan


3,51 - 3,84 dengan
3,18 - 3,50 dengan
2,85 - 3,17 dengan
2,51 - 2,84 dengan
2,18 - 2,50 dengan
1,85 - 2,17 dengan
1,51 - 1,84 dengan
1,18 - 1,50 dengan
1,00 - 1,17 dengan

huruf A;
huruf A-;
huruf B+;
huruf B;
huruf B-;
huruf C+;
huruf C;
huruf C-;
huruf D+; dan
huruf D.

Pasal 8 menjelaskan tentang ketuntasan belajar yang meliputi ketuntasan


penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam kontek kurun waktu belajar.
Pasal 9 menjelaskan tentang :
1. Modus untuk ketuntasan kompetensi sikap sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (3) ditetapkan dengan predikat Baik.
2. Skor rerata untuk ketuntasan kompetensi

pengetahuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) ditetapkan paling


kecil 2,67.
3. Capaian optimum untuk ketuntasan kompetensi keterampilan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (5) ditetapkan paling kecil 2,67.
Pasal 10 menjelaskan tentang instrument penilaian hasil belajar pada komponen
pengetahuan minimal harus memuat komponen materi, konstruksi, dn bahasa.
Komponen keterampilan minimal memuat komponen materi dan konstruksi.
Kompetensi sikap minimal memuat komponen materi.
Pasal 11 menjelaskan tentang pelaporan hasil belajar yang dituangkan dalam
bentuk rapor.
Pasal 12 menjelaskan tentang promosi pesera didik atau kenaikan kelas dan
criteria kenaikan kelas.

13

Pasal 13 menejelskan tentang pedoman penilaian hasil belajar mengacu pada


lampiran permen yang menjadi bagian tidk terpishkan dari permen ini.
Pasal 14 dan 15 menjelaskan tentang berlakunya permen ini tidak menghapus
berlakunya permen no. 66 tahun 2013. Ketentuan tentang rapor pada permen
sebelumnya menyesuaikan dengan permen ini paling l tahun sejak tanggal
diundangkan ( 3 oktober 2014 ).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016
Permendikbud No. 23 tahun 2016 ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Juni 2016.
Terdiri dari 9 BAB dan 16 pasal.
Bab I memuat pasal 1 menjelaskan tentang batasan pengertian; Standar Penilaian
Pendidikan, Penialian, Pembelajaran, ulangan, Ujian Sekolah/Madrasah, dan
Kriteri Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM.
Bab II menjelaskan tentaang lingkup penilaian memuat pasal 2 dan pasal 3.
Penilaian pendidikan terdiri atas ; penilaian hasil belajar oleh pendidik; penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Bab III menjelaskan tentang tujuan penilaian memuat pasal 4.
A Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta
didik secara berkesinambungan.
B Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
C Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu.
Bab IV menjelaskan tentang Prinsip penilaian memuat pasal 5. Bahwa penilaian
belajar berdasarkan prinsip ; sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh,
sistematis, beracuan criteria, dan akuntabel.
Bab V menjelaskan tentng bentuk penilaian memuat pasal 6, pasal 7, dan pasal 8.

14

Pasal 6 menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam
bentuk ualngan, pengamatan, penugasan dan/atau bentuk lain diperlukan.
Pasal 7 menjelaskan bahwa penialaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
dilakukan dala bentuk ujian sekolah / madrasah dan digunkan untuk menentukan
kelulusan dari satuan pendidikan.
Pasal 8 menjelskan tentang penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan
dalam bentuk ujian nasional dan / atau bentuk lain yang diperlukan digunakan
sebagai pemetaan mutu satuan pendidikan, pertimbangan seleksi masuk perguruan
tinggi, dn pembinaan dan pembrian bantuan untuk satuan pendidikan.
Bab VI menjelaskan tentang mekasnime penilaian memuat pasal 9, pasasl 10, dan
pasal 11. Masing-msing pasal menjelaskan tentang mekanisme penilaian oleh
pendidik, mekanisme penilaian oleh satuan pendidikan, dan mekanisme penilaian
oleh pemerintah.
Bab VII menjelaskan tentang prosedur penilaian memuat pasal 12 dan pasal 13.
Aspek penilaian terdiri dari aspek penilaian sikap, aspek pengetahuan, dan aspek
keterampilan masing-masing dengan tahapan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Bab VIII menjelaskan tentang instrument penilaian memuat pasal 14.
(1) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk penilaian
berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok, dan
bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
(2) Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
penilaian akhir dan/atau ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
(3) Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti
validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
Bab IX menjelaskan tentang ketentuan penutup memuat pasal 15. Dengan
berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan

15

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

16

17

Anda mungkin juga menyukai