Anda di halaman 1dari 3

1.

Jelaskan, apakah yang dimaksudkan dengan prinsip kewarganegaraan ganda terbatas


dalam ketentuan UU No. 12 Tahun 2006? Berikan contoh.
Jawab :
Dalam Penjelasan Umum UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, dijelaskan bahwa Indonesia menganut 4 (empat) asas umum, yaitu: (i) asas ius
sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewargangeraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran; (ii) asas ius soli (law of
the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdsasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini; (iii) asas kewarganegaraan tunggal
adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang, (iv) asas
kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
Asas kewarganegaraan tunggal dan asas kewarganegaraan ganda terbatas. Kedua asas
ini memiliki korelasi, dimana pada prinsip nya UU No. 12 Tahun 2006 hanya menentukan
asas kewarganegaraan tunggal bagi setiap orang, yaitu Warga Negara Indonesia, baik itu
diperoleh berdasarkan asas ius sanguinis ataupun asas ius soli. Namun, bagi anak yang lahir
dari perkawinan campuran (kewarganegaraan) orang tuanya, yang kemudian mengakibatkan
si anak tersebut berkewarganegaraan ganda, maka setelah berusia 18 (delapan belas) tahun
atau sudah menikah, maka anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraannya (vide Pasal 6). Indonesia tidak mengenal apatride, bipatride ataupun
multipatride. Sehingga setiap orang yang berada di wilayah Republik Indonesia, harus
memiliki status kewarganegaraan yang jelas, karena hal ini terkait dengan status hukum dari
orang yang bersangkutan.
Adapun mengenai kewarganegaraan ganda, diperbolehkan namun sifatnya terbatas
hanya diberlakukan terhadap anak-anak, bukan orang dewasa.Hal ini terlihat dari beberapa
pasal yang mengatur tentang kewarganegaraan ganda terbatas sbb :
a. Pasal 4 huruf c, anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga
Negara Indonesia dan ibu warga negara asing;
b. Pasal 4 huruf d, anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga
negara asing dan ibu Warga Negara Indonesia;
c. Pasal 4 huruf h,anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga
negara asing yang diakui oleh seorang ayahWarga Negara Indonesia sebagai anaknya
dan pengakuanitu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapanbelas) tahun

atau belum kawin;


d. Pasal 4 huruf l ,anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga NegaraIndonesia yang karena ketentuan dari negara
tempat anaktersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan
e. Pasal 5 ayat (1) ,Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang
sah, belum berusia 18 (delapan belas)tahun dan belum kawin diakui secara sah oleh
ayahnyayang berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara
Indonesia.
f. Pasal 5 ayat (2) ,Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5(lima) tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh warganegara asing berdasarkan penetapan
pengadilan tetapdiakui sebagai Warga Negara Indonesia.
g. Pasal 6 ayat (1) ,Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesiaterhadap anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4huruf c, huruf d, huruf h, huruf l, dan Pasal 5
berakibatanak berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18 (delapan belas) tahun
atau

sudah

kawin

anak

tersebut

harus

menyatakan

memilih

salah

satu

kewarganegaraannya.
Dari pasal-pasal diatas terlihat bahwa pada dasarnya, UU No. 12 tahun 2006 hanya
memberlakukan kewarganegaraan ganda yang sifatnya terbatas.Maksud dari terbatas disini
adalah kewarganegaraan ganda ini hanya diberlakukan kepada anak-anak dan dalam jangka
waktu yang terbatas yakni hanya sampai anak berumur 18 tahun dan setelah itu anak harus
memilih salah satu kewarganegaraannya.Undang-Undang ini pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraanganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride)
2. Jelaskan, apakah yang dimaksudkan dengan orang-orang bangsa Indonesia asli sebagai
warga Negara Indonesia dalam ketentuan UUD 1945 dan UU No. 12 Tahun 2006?
Jawab :
Dalam Pasal 2 UU No.12 Tahun 2006 disebutkan bahwa Yang menjadi Warga
Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga Negara. Dalam Penjelasan Pasal 2
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "orang-orang bangsa Indonesia asli" adalah orang
Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pemah
menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri. Dari rumusan tersebut maka tampak

bahwa yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah mereka berdasarkan citizen by
operation of law, mereka yang lahir dari orang tua atau salah satu orang tua adalah WNI
sebagai konsekwensi penerapan asas ius sanguinis dan juga mereka yang lahir di Indonesia
sebagai konsekwensi penerapan asas ius soli dengan persyaratan tertentu. Selain itu yang
menjadi WNI adalah mereka berdasarkan citizen by registration.
Sumber hukum utama Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia sebagai pegangan
siapa yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah Pasal 26 UUD 1945. Yang menentukan
Warga Negara Indonesia adalah orang-orang Bangsa Indonesia Asli dan orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Jadi secara yuridis
konstitusional di sini dibedakan antara orang Bangsa Indonesia Asli dan orang bangsa lain.
Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang Bangsa Indonesia Asli tersebut? Dalam
penjelasan UUD 1945 tidak ada penjelasannya. Sedangkan yang dimaksud dengan orangorang bangsa lain oleh Penjelasan UUD 1945 diberikan contoh misalnya orang peranakan
Belanda, peranakan Tionghoa, dan peranakan Arab yang bertempat tinggal di Indonesia,
mengakui Indonesia sebagai tanah airnya, dan bersikap setia kepada wilayah negara Republik
Indonesia, dapat menjadi warga negara, secara yuridis merupakan syarat-syarat konstitusional
yang mutlak harus dipenuhi, sebagaimana dimaksud Pasal 26 ayat (2) UUD 1945 (sebelum
amandemen) secara tegas menentukan syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan
dengan Undang-Undang. Hal ini menunjukkan secara konstitusional bahwa untuk orangorang bangsa Indonesia asli secara otomatis merupakan warga negara, sedangkan bagi orangorang bangsa lain untuk menjadi warga negara harus disahkan terlebih dahulu dengan
Undang-undang.
3. Apakah yang dimaksudkan dengan cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia
sebagai akibat berlakunya hukum (Citizen by operation of law ). Tunjukkan
ketentuannya di dalam UU No. 12 Tahun 2006.
Jawab :
n
4. Apakah terdapat pengaturan mengenai kehilangan kewarganegaraan Indonesia dengan
cara renunciation, termination dan deprivation dalam UU No. 12 Tahun 2006?
5. Apakah kehilangan kewarganegaraan Indonesia bagi seorang suami yang masih dalam
ikatan perkawinan yang sah dengan sendirinya berlaku bagi istrinya?

Anda mungkin juga menyukai