PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu Kesehatan Masyarakat pada hakikatnya adalah menghimpun potensi atau sumber
daya yang ada dalam masyarakat untuk melakukan upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. kegiatan ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang
pembangunan kesehatan.IKM adalah untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal sehingga tercapai kesejahteraan.Kesehatan Masyarakat adalahkeadaan masyarakat
yang sempurna jasmani, rohani, dan sosial, dan tidak hanya terbebas dari sakit/penyakit
cacat, dan kelemahan
Masalah kesehatan masyarakat sangat kompleks yang saling berkait dengan masalah
diluar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat tidak
dapat hanya dilihat dari segi sehatnya namun juga seluruh segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah kesehatan .Pelayanan kesehatan masyarakat adalah bagian dari
pelayanankesehatan yang lebih mengutamakan kegiatannya pada upaya peningkatan
kesehatan serta pencegahan penyakit serta lebih memusatkan perhatiannya pada pelayanan
berbagai masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat secara keseluruhan.Jika
dibandingkan dengan pelayanan medis (medical services) pelayanan kesehatan
masyarakat memang mempnyai beberapa ciri tersendiri. Ciri yang dimaksud serta
perbedaannya dengan pelayanan medis,secara sederhana diuraikan sebagai berikut:
Sarana kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakatdisebut
dengan
nama
sarana
kesehatan
msyarakat.
Untuk
Indonesia
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan karena tidak ada kegiatan yang
dapat dilaksanakan secara maksimal yangdapat dilakukan oleh orang sakit. Oleh karena itu
cerminan negara sejahtera diukur dalam bentuk HDI (Human Development Indeks) atau
pembangunamanusia yang mencakup kesehatan, pendidikan, ekonomi. Jika HDI tinggimaka
ketiga cakupan tadi akan berada pada tingkat yang tinggi pula.Yang diukur dalam kesehatan salah satunya
adalah usia harapan hidup.Usia haraapan hidup berbanding lurus dengan pendidikan dan
ekonomi.Masudnya adalah jika ekonomi dan pendidikan seseorang tinggi maka harapan hidupnya pun akan
tinggi pula.
1.2
1.3
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Apa saja Upaya Kebijakan dan Strategi nasional dalam kesehatan reproduksi di Indonesia?
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Untuk mengetahui tentang Upaya Kebijakan dan Strategi nasional dalam kesehatan reproduksi di
Indonesia
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Administrasi atau manjemen dalam dunia kesehatan sangat diperlukan agar dalam
pelaksanaan program kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Administrasi pada
dasarnya merupakan usaha tertentu untuk mencapai suatu tujuan(Maidin Alimin,2004). Para
penyedia ataupun tenaga kesehatan dalam mempergunakan administrasi kesehatan
memerlukan persiapan baik dalam teori maupun praktek.( Tulchinsky,Varavikova, 2000)
Mengenai manajemen hendaknya disadari bahwa ilmu ini adalah alat dan bukan
tujuan organisasi; sekaligus dalam alam pikiran kita tertera antara lain fungsi manajemen,
unsur manajemen, asap/prinsip organisasi (manajemen), teknik manajemen, dan berkaitan
dengan kepemimpinan (managerial atau leadership). Dengan memahami perkembangan
konsep manajemen, pengertian manajemen, organisasi dan kepemimpinan seorang manajer
dengan kepemimpinannya diharapkan dapat mencapai hasil kegiatan secara optimal untuk
mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. ( Azwar Azrul,1993 )
Beberapa pengertian manajemen menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1.Lawrence A.Appley, dan Mary Parker Folett membatasi pengertian manajemen sebagai
berikut: The art getting thing done trough people (seni memperoleh sesuatu/hasil melalui
orang lain).
2.Menurut G.R Terry, dalam bukunya principles of management, Manajemen merupakan
suatu proses yang khas, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
pelaksanaan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya.
Dari pengertian tentang manajemen tersebut, ada 4 hal penting yang perlu diketahui :
1. Manajemen adalah ilmu terapan.
2. Manajemen selalu berkaitan dengan kehidupan organisasi.
3. Keberhasilan organisasi akan tercermin dari kemahiran manajerial dan keterampilan
teknis operasional seorang manajer.
4. Dalam organisasi yang mempunyai jumlah SDM yang besar, ada sekelompok staf yang
mempunyai ruang lingkup kegiatan yang berbeda dengan kelompok staf yang lain.
(Muninjaya Gde,2004).
Untuk itu ada dua pendapat yang ditemukan, yakni :
1.Administrasi berbeda dengan manajemen
Pendapat pertama membedakan administrasi dengan manajemen. Untuk itu ada dua
pendapat pula yang ditemukan, yakni :
a) Administrasi lebih rendah dari manajemen
b) Administrasi lebih tinggi dari manajemen
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental,dan sosial yang tidak
hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO1947 dan UU Pokok
Kesehatan No. 9 Tahun 1960).
2.
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar
dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO 1957).
3.
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif scara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992).
(Azwar Azrul,1993)
Administrasi kebijakan kesehatan adalah administrasi yang diterapkan pada upaya
kesehatan demi terciptanya suatu keadaan yang sehat. (Maidin Alimin,2004)
2.1.2 Unsur Pokok Administrasi Kesehatan
Jika diperhatikan batasan administrasi kesehatan sebagaimana dikemukakan diatas,
segera terlihat bahwa dalam batasan tersebut dikemukakan setidak-tidaknya 5 unsur pokok
yang peranannya amat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan
administrasi kesehatan. Kelima unsur pokok yang dimaksud ialah masukan (input), proses
(process), keluaran (output), sasaran (target), serta dampak (impac). (Azwar Azrul,1993).
1. Masukan
Yang dimaksud dengan masukan (input), dalam administrasi adalah segala sesuatu
yang dibutuhkanuntuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan ini dikenal
pula dapat melaksanakan pekerjaan administrasi (tools of administration). Masukan
dan/atau perangkat administrasi tersebut banyak macamnya.
Beberapa diantaranya yang terpenting adalah :
a) Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat
Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat memebedakan masukan
dan/atau perangkat administrasi atas tiga macam, yaitu :
1.
Sumber
Yang dimaksud dengan sumber (resources) adalah segala sesuatu untuk menghasilkan
barang atau jasa. Sumber ini secara umum dapat dibedakan atas tiga macam, yakni :
2.
Sumber tenaga
Sumber tenaga (Labour Resources) dibedakan atas dua macam, yakni tenaga ahli (skilled)
seperti Dokter, dokter gigi,Bidan, Perawat serta tenaga tidak ahli (unskilled), seperti
pesuruh, penjaga malam dan pekerjakasar lainnya.
3.
Sumber modal
Sumber modal (Capital Resources) banyak macamnya. Jika disederhanakan dapat
dibedakan atas dua macam, yakni modal bergerak (working capital) seperti uang dan giro
serta modal tidak bergerak (fixed capital) seperti bangunan, tanah, dan sarana kesehatan.
4.
Sumber alamiah
Yang dimaksud dengan sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang
terdapat dialam yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal. (Azwar Azrul,1993)
5.
Tata Cara
Yang dimaksud tentang cara (procedures) adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi
kedokteran yang dimiliki dan yang diterapkan. (Azwar Azrul,1993)
6.
Kesanggupan
Yang dimaksud dengan kesanggupan (capity) adalah kaedaan fisik, mental dan biologis
tenaga pelaksana. Sacara umum bahwa kesanggupan tenaga pelaksana dari Negara yang
telah maju lebih tinggi dari pada Negara yang lebih maju lebih tinggi dari pada tenaga
pelaksana dari tenaga pelaksana dari Negara yang masih terbelakang.
Mudah dipahami karena memanglah keadaan kesehatan serta keadaan gizi masyarakat
dinegara yang telah maju, jauh lebih baik dari pada Negara yang masih terbelakang.( Azwar
Azrul,1993)
Koontz dan Donnels membedakan masukan dan/atau perangkat administrasi atas empat
macam, yakni manusia (man), modal (capital), manajerial (managerial) dan teknologi
(technology).( Azwar Azrul,1993)
Pembagian lain yang banyak dikenal dimasyarakat ialah yang disebut sebagai 4M,
yakni manusia,(man), uang(money), sarana (material), dan metode (methodh) untuk
organisasi yang tidak mencari keuntungan serta 6M, yakni manusia (man), uang (money),
sarana (material), metode (metodh), pasar (market) serta mesin (machianery) untuk
organisasi yang mencari keuntungan.
2.
Proses
Pelaksanaan
(implementing)
yang
didalamnya
termasuk
pengarahan,
1)
2)
pelayanan kedokteran serta lingkungan yang sehat dapat terpenuhi. Kebutuhan dan tuntutan
ini adalh sesuatu yang terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan (health
consumer).
a) Kebutuhan Kesehatan
Kebutuhan kesehatan pada dasarnya bersifat objektif dan karena itu untuk dapat
meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat
objektif, maka munculnya kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan
nyata yang ditemukan dimasyarakat. Jika diketahui bahwa munculnya suatu penyakit
sebagaimana dikemukakan oleh Gordon dan LE Richt 1950 sangat ditentukann oleh faktor
utama, yakni: pejamu (host), penyebab penyakit (agent) serta lingkungan (environment),
maka dalam upaya menemukan kebutuhan kesehatan, perhatian haruslah ditujukan kepada
ketiga faktor tersebut. (Azwar Azrul,1993)
b) Tuntutan Kesehatan
Berbeda halnya dengan kebutuhan, tuntutan kesehatan (health demande) pada
dasarnya bersifat subjektif oleh karena itu pemenuhan tuntutan kasehatan tersebut hanya
bersifat fakultatif, dengan perkataan ini terpenuhi atau tidaknya tuntutan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat tidak terlalu menetukan
tercapai atau tidaknya kehendak untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena tuntutan
kesehatan bersifat subjektif, maka munculnya tuntutan kesehatan tersebut dipengariuhi oleh
faktor-faltor bersifat sujektif pula.( Azwar Azrul,1993)
2.1.3 Ruang Lingkup Administrasi Kesehatan
Jika dikaji secara mendalam batasan administrasi kesehatan sebagaiman yang telah
dirumuskan oleh Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat tahun 1974,
segera terlihat bahwa ruang lingkup administrasi kesehatan mencakup bidang yang amat
luas yang jika disederhanakan dapat dibagi menjadi dua macam, yakni:
1. Kegiatan Administrasi
Telah disebutkan bahwa melaksanakan semua fungsi administrasi sama artinya
dengan melaksanakan semua fungsi administrasi dengan pengertian seperti ini menjadi
jelas bahwa kegiatan utama yang dilakukan pada aministrasi itu sendiri mulai dari fungsi
perncanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan fungsi pengawasan (Terry).
Karena kegiatan utama administrasi adalah melaksanakan semua fungsi administrasi
maka jelas pula bahwa melaksanakan pekerjaan tata usaha. Pekerjaan administrasi bukan
sekedar mengetik, mengagenda dan ataupun menyimpan arsip surat menyurat (office work)
yang merupakan pekerjaan pokok seorang usaha.( Azwar Azrul,1993)
2. Objek dan Subjek Administrasi
Telah disebutkan bahwa objek dan subjek administrasi kesehatan adalah sistem
kesehatan yang berarti dapat menyelenggarakan administrasi kesehatan perlu dipahami
dahulu apa yang dimaksud dengan sistem kesehatan. Pengertian tentang sistem kesehatan
banyak macamnya, menjabarkan batasan sebagaiman yang dirumuskan oleh WHO (1984),
yang dimaksud dengan sistem kesehatan tidak lain adalah suatu kumpulan dari berbagai
faktor yang kompleks dan saling berhubungan yang terdapat pada suatu Negara dan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, serta masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.
Sistem kesehatan itu sendiri mencakup hal yang amat luas sekali. Jika
disederhanankan dapat dibedakan atas dua subsistem, pertama subsistem pelayanan
kesehatan, kedua subsistem pembiayaan kesehatan. Untuk dapat terselenggaranya upaya
kesehatan yang baik, kedua subsistem ini perlu ditata dengan sebaik-baiknya.( Azwar
Azrul,1993)
Ruang lingkup administrasi kebijakan kesehatan secara umum meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
Administrasi rumah sakit membahas tentang organisasi dan manajemen rumah sakit,
manajemen SDM rumah sakit, manajemen keuangan rumah sakit, manajemen logistic, dan
sebagainya.
2.1.4 Manfaat Administrasi Kesehatan
Jika diperhatikan batasan administrasi kesehatan sebagaimana yang telah
dirumuskan oleh Komisi Pendididkan Administrasi Kesehatan 1947 segera terlihat manfaat
yang diperoleh dari diterapkannya administrasi kesehatan secara umum dibedakan atas 3
macam, yaitu:
1.
Dapat dikelola sumber, tata cara, dan kesanggupan secara efektif dan efissien
Administrasi kesehatan jelas dapt menyajikan penhelolaan yang dimaksud karena
memang dalam melaksanakan pekerjaan administrasi kesehatan dikenal dengan adanya
antara lain fungsi perencanaan yang dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara, dan
kesanggupan secara efektif dan efisien. Sesungguhnya masalah efektif dan efisien ini telah
sejak lama menjadi pusat perhatian para ahli administrasi. Setidaknya pada abad-18 ketika
berlangsung revolusi industri di Inggris upaya ini diwujudkan dengan memperkenalkan
falsafah administrasi baru dari job centered menjadi human centered serta dari orientasi
efektivitas menjadi orientasi efektivitas dan efisien hal yang sama juga diperoleh Frederick
Winslow Taylor (dikenal sebagai bapak gerakan administrasi ilmiah) serta Hendry
Fayol (dikenal sebagai bapak teori admnistrasi modern). Setelah Taylor melakukan
penelitian berjudul Time and Motion Study dan kemudian dipublikasikan dalam bukunya
yang terkenal The Principle Of Scientific Management, berhasil merumuskan
pendapatnya bahwa efektivitas dan efisien erat hubunganannya dengan penggunaan waktu
dengan kegiatan yang tidak produktif sedangkan Fayol membahas masalah efektivitas dan
efisien ini melalui pengkajian terhadap kemampuan pemimpin. Kajian tersebut kemudian
dituliskan dalam bukunya yang terkenal General and Industrial Management.( Azwar
Azrul,1993)
2.Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat dan sesuai mengenal
kebutuhan
dan tuntutan
Dalam melaksanakan administrasi kesehatan. Setiap upaya kesehatan yang
dilaksanakan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dan tuntutan tersebut agar kebutuhan
dan tuntutan yang seperti ini dapat dipenuhi, tentu diperlukan keterampilan unutk
menentukan kebutuhan dan tuntutan itu sendiri. Disini menjadi penting peranana
mekanisme satu pintu yang disebut dengan pusat pelayanan terpadu. Pelaksanaan pelayanan
terpadu penetapan kelas dan registrasi rumah sakit merupakan upaya Kementerian
Kesehatan memperpendek birokrasi pelayanan yang panjang dan kurang efisien.
Kebijakan pemerintah dalam penetapan kelas dan registrasi rumah sakit RS
diarahkan untuk
yang aman di RS melalui pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah sesuai dengan
standar.Kebijakan di bidang kesehatan merupakan Tindakan yang diambil oleh pemerintah
untuk menyelamatkan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan pelayanan kesehatan
pada masyarakat.Adapun kebijakan yang di berikan yaitu:
1.
2.
Target MDG4 adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi menjadi 2/3 dalam kurun
waktu 1990 2015.
Penyebab utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari
50% kematian balita didasari oleh kurang gizi. Pemberian ASI secara eklusif selama 6 bulan
dan diteruskan sampai usia 2 tahun disamping pemberian makanan pendamping ASI (MP
ASI) secara adekuat terbukti merupakan salah satu intervensi efektif dapat menurunkan
AKB.
3.
seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa
kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada
kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan
pelayanan ibu hamil K1 dan K4.
b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi Kebidanan.
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa di sekitar persalinan. Hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 70,62 % - 77,21 %.
c. Deteksi Resiko, Rujukan Kasus Resti dan Penanganan Komplikasi.
Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan
perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan KIA maupun di masyarakat. Deteksi
risiko oleh tenaga kesehatan pada tahun 2007 sebesar 46,17% sedangkan deteksi risiko oleh
masyarakat (kader, tokoh masyarakat,dll) sebesar 22,08%.
Resti komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Resti/komplikasi kandungan
meliputi Hb <> 140 mmHg, diastole > 90 mmHg). Oedeme nyata, ekslampsia, perdarahan
pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak
sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan prematur.
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peranan penting bagi terjadinya kehamilan
sehingga peluang wanita melahirkan menjadi cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia
subur seorang wanita terjadi antara usia 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur
jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/ pasangan lebih diprioritaskan untuk
menggunakan alat/cara KB.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007, persentase wanita
berumur 10 tahun keatas yang pernah kawin dengan jumlah anak yang dilahirkan hidup
terbesar adalah 2 orang (23,02%), 1orang (19,52%) dan 3 orang (17,11%). Sedangkan ratarata jumlah anak lahir hidup per wanita usia 15-19 tahun adalah 1,79 untuk daerah
perkotaan dan 1,98 di pedesaan.
3. Pelayanan Imunisasi
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi 0-1 tahun
(BCG,DPT, Campak, Polio, HB), imunisasi untuk wanita usia subur/ibu hamil TT dan
imunisasi untuk anak SD (kelas 1; DT dan kelas 2-3; TT), sedangkan kegiatan imunisasi
tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti desa non UCI, potensial/resti
KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan
teknis.
Pencapaian UCI pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi
secara lengkap pada kelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu
wilayah tertentu, berarti eilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan
masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31). Dalam hal ini pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada
wilayah administrasi desa dan kelurahan. Pencapaian UCI pada tahun 2007 sebesar 71,18 %
dengan target nasional UCI 80%.
Adapun Program-program kebijakan pemerintah terhadap kesehatan ibu dan anak di
Indonesia yang sedang berlangsung diantara meliputi :
1.Perawatan Penyakit Anak yang Terpadu (IMCI)
2.
a)
b)
hambatan
kurang
berperannya
petugas
kesehatan
dalam
menjalankan
kewajibannya dalam kontek ASI ekslusif lebih banyak karena kurang termotivasinya
petugas untuk menjalankan peran mereka disamping pengetahuan konseling ASI yang
masih kurang.
c)
Ibu bekerja
Dengan semakin banyaknya prosentasi ibu menyususi yang bekerja akan menghambat
praktek pemberian ASI ekslusif. Meskipun sudah ada SKB bersama 3 menteri tentang hak
ibu bekerja yang menyusui dalam prakteknya tidak semua tempat kerja mendukung praktek
pemberian ASI
e)
mencegah
transmisi
virus
HIV
melalui
ASI,
sehingga
WHO
(2009)
merekomendasikan pemberian ASI pada ibu yang telah yang telah mendapat ARV
profilaksi.
f)
2.2.3 Upaya Kebijakan dan Strategi Nasional dalam Kesehatan Reproduksi di Indonesia
Dalam rangka mencapai tujuan kesehatan reproduksi perlu disusun kebijakan dan
strategi umum yang dapat memayungi pelaksanaan upaya seluruh komponen kesehatan
reproduksi di Indonesia. Upaya penanganan kesehatan reproduksi harus dilaksanakan
dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan budaya/norma kemasyarakatan dan
kegiatannya diarahkan untuk peningkatan kualitas hidup manusia.
a.Upaya Kebijakan Umum
1)
2)
3)
Melaksanakan upaya kesehatan reproduksi secara holistik dan terpadu melalui pendekatan
siklus hidup.
4)
5)
1)
2)
3)
4)
5)
Masing-masing
penanggungjawab
komponen
mengembangkan
upaya
kesehatan
reproduksi sesuai ruang lingkupnya dengan menjalin kemitraan dengan sektor terkait,
organisasi profesi dan LSM.
d.Dikelola dengan prinsip nir-laba, artinya pengelolaan dana digunakan sebesarbesarnya untuk kepentingan peserta dan setiap surplus akan disimpan sebagai dana
cadangan dan untuk peningkatan manfaat dan kualitas layanan.
2.Prinsip ekuitas (UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan Pasal 19 ayat 1 ) yaitu kesamaan
dalam memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak terkait dengan
besaran iuran yang telah dibayarkan. Prinsip ini diwujudkan dengan pembayaran iuran
sebesar prosentase tertentu dari upah bagi yang memiliki penghasilan (UU No. 40 Tahun
2004 Pasal 17 ayat 1) dan pemerintah membayarkan iuran bagi mereka yang tidak
mampu (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 17 ayat 4 ).
3.Tujuan penyelenggaraan adalah untuk memberikan manfaat pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan akan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 19
ayat 2 ).
4.Manfaat diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan perseorangan yang komprehensif,
mencakup pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) termasuk obat dan bahan medis dengan
menggunakan teknik layanan terkendali mutu dan biaya (managed care) (UU No. 40 Tahun
2004 Pasal 22 ayat 1,2, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26 ).
2.3.3 Kelembagaan
1.
2.
1.
Peserta adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 20 ayat 1 ).
2.
Penerima manfaat adalah peserta dan anggota keluarga (istri/suami yang sah, anak
kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah dan anak angkat yang sah) sebanyakbanyaknya lima orang (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 20 ayat 2 ). Penerima manfaat dapat
diperluas kepada anak keempat dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua dengan membayar
iuran tambahan (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 20 ayat 3 ).
3.
dan keluarganya hingga enam bulan pasca pemutusan hubungan kerja (PHK). Selanjutnya,
pekerja yang tidak memiliki pekerjaan setelah enam bulan PHK atau mengalami cacat tetap
total dan tidak memiliki kemampuan ekonomi tetap menjadi peserta dan iurannya dibayar
oleh Pemerintah (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 21 ayat 1,2,3 ). Kesinambungan kepesertaan
bagi pensiunan dan ahli warisnya akan dapat dipenuhi dengan melanjutkan pembayaran
iuran jaminan kesehatan dari manfaat jaminan pensiun.
4.
1.
2.
1.
2.
Dalam keadaan darurat, pelayanan kesehatan dapat diberikan pada fasilitas kesehatan
yang tidak menjalin kerja sama dengan badan penyelenggara jaminan sosial (UU No. 40
Tahun 2004 Pasal 23 ayat 2 ).
3.
4.
Layanan rawat inap di rumah sakit diberikan di kelas standar (UU No. 40 Tahun 2004
Pasal 23 ayat 4 ).
5.
6.
7.
8.
Badan penyelenggara jaminan sosial menjamin obat-obatan dan bahan medis habis
pakai dengan mempertimbangkan kebutuhan medik, ketersediaan, efektifitas dan efisiensi
obat atau bahan medis habis pakai sesuai ketentuan peraturan perundangan (UU No. 40
Tahun 2004 Pasal 25 dan penjelasannya) .
9.
1.
2.
Perpanjangan
kepesertaan
hingga
bulan
pasca
pemutusan
hubungan
4.
Kepesertaan bagi peserta mengalami cacat total tetap dan tidak mampu(Pendelegasian
UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 21 ayat 3)
b. Iuran
Ketentuan tentang iuran jaminan kesehatan yang didelegasikan untuk diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Presiden mencakup:
1.
presentase upah untuk penetapan besaran nominal iuran bagi peserta penerima
upah (Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 1 )
2.
Besaran nominal iuran bagi peserta yang tidak menerima upah dan periode
peninjauan (Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 2 )
3.
Besaran nominal iuran bagi penerima bantuan (Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004
Pasal 27 ayat 3 )
4.
Batas upah untuk penghitungan iuran peserta penerima upah (Pendelegasian UU No.
40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 4 )
5.
proporsi iuran yang secara bertahap ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi
kerja (Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 27 ayat 1 )
6.
1.
Paket pelayanan kesehatan termasuk obat dan bahan medis yang ditanggung, dibatasi
atau tidak ditanggung (Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 22 ayat 1 dan Pasal 26 )
2.
Besar urun biaya dan jenis-jenis pelayan yang dikenakan urun biaya(Pendelegasian
UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 22 ayat 2 ).
d. Pemberian Pelayanan
Ketentuan tentang pemberian pelayanan jaminan kesehatan yang harus diatur lebih lanjut
dalam Peraturan Presiden mencakup:
1.
Kompensasi wajib yang diberikan BPJS kepada peserta di daerah yang belum tersedia
fasilitas
kesehatan
yang
memenuhi
persyaratan
untuk
bekerjasama
dengan
2.
Kelas standar pelayanan di rumah sakit (Pendelegasian UU No. 40 Tahun 2004 Pasal
23 ayat 4 ).
Indonesia, sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan
dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang
tidak sehat menjadi tantangan utama dan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian
anak.Untuk menyelesaikan masalah ini, Unilever Indonesia berkomitmen untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan keunggulan
brand dan misi sosialnya.
Komitmen ini diwujudkan melalui program Pendidikan Kesehatan Masyarakat yang
dibentuk oleh Unilever Indonesia sejak hampir 8 tahun yang lalu. Program pendidikan
kesehatan ini ditujukan untuk anak dibawah lima tahun (balita), siswa sekolah dasar,
kelompok pemuda di sekolah tingkat menengah maupun atas serta untuk ibu hamil dan
menyusui. Kelompok ini akan mendapatkan edukasi agar terjadi peningkatan pemahaman
dan praktik gaya hidup sehat yang berkelanjutan.Yayasan Unilever Indonesia sudah
melalukan edukasi kepada 2 juta orang, dan telah mencetak tidak kurang dari 50.000 agen
perubahan.
Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat dilaksanakan selaras dengan bisnis
korporasi; dalam model yang berskala kecil, melalui kemitraan dengan para pemangku
kepentingan yang relevan, dan dapat direplikasi segera setelah program sukses
dilaksanakan.
Melalui program ini, Yayasan Unilever Indonesia memperkuat UKS (Usaha Kesehatan
Sekolah) dan merevitalisasi keberadaan Dokter Kecil sebagai agen perubahan.Melalui
program ini juga, siswa yang mendapatkan prestasi tingkat 1 sampai dengan 6 akan
didorong untuk lebih sering mempraktekan kebiasaan cuci tangan dengan sabun serta
menggosok gigi sesudah sarapan dan sebelum tidur malam.Pesan tentang kesehatan juga
terus diberikan kepada ibu-ibu disekitar posyandu karena ibu akan menyampaikan pesan
kesehatan ini ke anak-anak mereka.
Program ini dilaksanakan di 40 kota dan kabupaten di 6 provinsi; Sumatera Utara, Jawa
Barat, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Program ini memperkuat
keberadaan dan kemampuan dokter kecil sebagai agen perubahan di tingkat sekolah dasar.
B.Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Tujuan dari program ini adalah untuk menjadikan setiap anak balita usia pra-sekolah dan
taman kanak-kanak untuk menjadi lebih sehat, cerdas dan bahagia dengan mempraktekkan
pola hidup bersih dan sehat sejak usia dini. Yayasan Unilever Indonesia mempromosikan
dua praktek dasar yaitu mencuci tangan pakai sabun serta sikat gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur malam. Pembelajaran yang kreatif, diet seimbang dan perawatan yang baik
dipromosikan melalui orang tua dari anak-anak yang berpartisipasi di program ini.
Program ini dilaksanakan di Jawa Timur dan mendorong para ibu serta pengasuh anak
untuk memperhatikan tumbuh kembang anak di bawah usia 5 tahun.
2. Desa Sehat
Program ini memberdayakan semua sumber daya masyarakat untuk menciptakan keluarga
dan lingkungan masyarakat yang sehat melalui peningkatan praktek gaya hidup bersih dan
sehat, diet seimbang, pengelolaan sampah agar tercipta lingkungan yang sehat.
Program ini dilaksanakan di 25 desa yang tersebar di dua provinsi (Yogyakarta dan Jawa
Timur).
3. Pasar Sehat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat diantara para
pelaku ekonomi di pasar, sehingga pada akhirnya akan menciptakan pasar yang dapat
menarik lebih banyak pengunjung.
Program ini dilaksanakan di dua provinsi (Yogyakarta dan Jawa Timur) dan mencakup 10
pasar tradisional dan memberdayakan kemampuan sekitar 4000 pedagang.
C. HIV-AIDS Prevention Campaign Program
Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dengan 30% dari penduduknya
adalah kelompok usia 10-24 tahun. Sebuah survei perilaku di ibu kota Jakarta dan Surabaya
menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa pria dan wanita yang aktif melakukan
kegiatan seksual dari tahun ke tahun. Namun, pengetahuan tentang HIV / AIDS masih
rendah dan menyebabkan tingginya faktor perserbaran infeksi di Indonesia.Sejak tahun
2006, Yayasan telah mulai melakukan program pencegahan persebaran HIV/AIDS yang
menargetkan siswa SMP dan SMA. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan
kesadaran tentang HIV / AIDS dan bagaimana mencegahnya. Lebih dari 50.000 siswa telah
mendapatkan manfaat melalui program ini.
1. Pencegahan HIV / AIDS Jawa Timur
Program ini dilaksanakan di 6 kabupaten/kota Jawa Timur dan Provinsi Bali
Melibatkan 60 Sekolah Menengah Pertama dan Atas, Juga memberi manfaat kepada sekitar
40.150 siswa.Didukung oleh kader posyandu, Duta STOP AIDS, anggota Komisi AIDS
Daerah dan tim relawansekolah.
kalangan siswa sekolah dasar. Melalui program ini, Yayasan Unilever Indonesia melengkapi
program School Feeding Program (Program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah
- PMTAS) dengan menyelenggarakan pendidikan kesehatan dan gizi. Sekitar 75 sekolah
dasar dan 37.500 anak-anak di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat telah
mendapatkan manfaat dari kerjasama ini.Pada tahun 2009, Unilever turut menjadi
penggagas Project Laser Beam, suatu kemitraan publik-swasta internasional yang
melibatkan UN-World Food Programme dan organisasi sektor swasta. Kerjasama ini
bertujuan untuk mempercepat pemberantasan masalah gizi anak, khususnya anak usia
bawah lima tahun (Balita) dan juga faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan
kebersihan, ketersediaan air dan mata pencaharian di Nusa Tenggara Timur. Pada tahun
2011, Unilever Indonesia mengembangkan serangkaian alat bantu edukasi yang bahan
bahannya telah diuji untuk memastikan bahwa media tersebut dapat diterima dengan baik
oleh penerima manfaat, dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kegiatan
pendidikan kesehatan dan kebersihan di sekolah dasar terpilih pada tahun 2012. Sementara
itu, tidak kurang dari 9.500 siswa akan memiliki akses ke program PMT-AS.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, bisa kita ambil kesimpulan bahwa Administrasi Kesehatan
sangatlah erat kaitanya dengan manajemen. Karena administrasi dan manajemen sangatlah
di perlukan dalam semua bidang.
Sehingga secara keseluruhan menjadi jelaslah bahwa hal yang terpenting dalam melakukan
administrasi kesehatan bukanlah berupaya menghasilkan keluaran yang berlebihan , bukan
pula yang bersifat mendatangkan keuntungan (profit making), melainkan yang mempunyai
dampak (impact) yang positif bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.
3.2 Saran
1. Karena keluaran bertitik tolak pada pemakaian sumber,tata cara, dan kesanggupan yang
tersedia maka dikenal istilah adanya prinsip optimalisasi. Untuk itu perlu adanya
administrasi yang baik agar keluaran sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat.
2. Dalam administrasi kesehatan dikenal pula istilah efektifitas dan efisiensi maka yang
terpenting bukan untuk profit making tapi lebih agar mempunyai damapak yang positif bagi
peningkatan kesehatan masyarakat keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Azrul.1996.Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi ketiga Bina Rupa Aksara
Publisher.
Alimin Maidin,.2004. Mata Kuliah Dasar-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.
Makassar
Departemen Kesehatan RI.2009.Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta
Muninjaya Gde. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi kedua.Penerbit EGC.
Notoatmojo Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta: Rineka Cipta.
Suarli, Bahtiar Yayan.2009.Manajemen Keperawatan. Tasikmalaya:Erlangga
Tulchinsky Ted, Varavikova Elena. 2000. Text Book The New Public health An Introduction
For The 21ST Century, 1ST edition, Academis Press.