Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.1
1.
PENDAHULUAN
2.
1.
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Keadaan Demografi
Jumlah penduduk
Berdasarkan data terakhir pada bulan Januari 2014 jumlah penduduk
Desa Kutayasa terdiri dari 951 laki-laki dan 951 perempuan. Komposisi
penduduk menurut usia dapat dilihat pada tabel 1.
UMUR
2.
JUMLAH PENDUDUK
0-4 tahun
128 orang
5-9 tahun
140 orang
10-14 tahun
124 orang
15-24 tahun
306 orang
25-54 tahun
914 orang
55 tahun ke atas
330 orang
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan di Desa Kutayasa tergolong sedang. Sebagian
besar penduduk Desa Kutayasa
orang, tamatan SLTP 392 orang, tamatan SLTA 383 orang, yang telah
mengenyam pendidikan di akademi atau perguruan tinggi 135 orang
Komposisi penduduk desa Kutayasa berdasar tingkat pendidikan dapat
dilihat pada tabel 2.
TINGKAT PENDIDIKAN
JUMLAH
135 orang
Tamat SLTA
383 orang
Tamat SLTP
392 orang
Tamat SD
911 orang
JUMLAH
3.
1821 orang
Keadaan Perekonomian
Mata pencaharian sebagian besar keluarga di desa Kutayasa adalah
petani. Jumlah Kepala Keluarga yang bekerja sebagai petani 178 orang, buruh
tani 234 orang, PNS 52 orang, pensiunan 41 orang, buruh industri 100 orang.
Mata pencaharian yang lain dapat dilihat pada tabel 3.
JENIS PEKERJAAN
Petani
178 orang
Buruh tani
234 orang
Pedagang/pengusaha
160 orang
Buruh Industri
100 orang
Buruh bangunan
33 orang
Pengangkutan
46 orang
52 orang
Pensiunan/istri pensiunan
41 orang
Lain-lain
JUMLAH
1.2
JUMLAH
506 orang
1350 orang
lepas dari peran serta berbagai pihak, yaitu instansi pemerintah, swasta,
masyarakat maupun perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga ilmiah.
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih belum mampu dipenuhi oleh
pemerintah secara optimal. Diperlukan komitmen para pemimpin dan seluruh
komponen masyarakat. Dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai otonomi
daerah, maka pemberdayaan masyarakat desa harus lebih ditingkatkan baik
sumber daya alam yang ada maupun sumbar daya manusia sebagai subjek dan
objek pembangunan. Desa sehat mandiri merupakan strategi pemberdayaan
masyarakat agar terbentuk budaya hidup sehat dan mandiri.
Upaya mewujudkan desa sehat mandiri serta pemberdayaan masyarakat
memerlukan kerja sama berbagai pihak, salah satunya adalah perguruan tinggi
sebagai lembaga ilmiah. Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) sebagai
salah satu lembaga pendidikan memiliki kewajiban untuk berperan serta secara
aktif. Salah satu bentuk peran serta aktif tersebut adalah dengan diadakannya
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Posdaya oleh mahasiswa UNSOED di Kabupaten
Banjarnegara. Di periode 2014 ini KKN UNSOED bertemakan GEMARI
SALAK. Desa Kutayasa yang berada di Kecamatan Madukara Kabupaten
Banjarnegara dipilih sebagai lokasi pelaksanaan KKN POSDAYA karena dinilai
pemberdayaan masyarakat di kawasan tersebut belum optimal. Desa Kutayasa
terdiri dari 3 RW dan 11 RT, yang terbagi menjadi 3 dusun. Jumlah penduduk di
Desa Kutayasa berdasarkan hasil pendataan terakhir bulan Januari 2014 sebanyak
1.902 jiwa dengan mayoritas pendidikannya kebanyakan tamat SD. Selain itu
dengan lengkapnya sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan pemberdayaan
masyarakat menjadi salah satu alasan untuk diadakannya KKN POSDAYA di desa
tersebut.
proses
Berdasarkan
pemberdayaan
permasalahan
bersama
di
atas,
demi
mewujudkan
dilaksanakannya
pembangunan.
program
Gerakan
Masyarakat Mandiri, Sehat, Aman, Lestari dan Kreatif oleh Tim Kuliah Kerja
Nyata Pos Pemberdayaan Keluarga (KKN POSDAYA) Desa Kutayasa Kecamatan
Madukara dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
A. Dasar Kegiatan
Pelaksanaan KKN Unsoed didasarkan pada:
1. Surat
Keputusan
Rektor
Unsoed
No
Kept.
060/XII/1974
yang
dan
mempercepat
seni
dalam
gerak
serta
upaya
untuk
menumbuhkan,
mempersiapkan
kader-kader
pembangunan.
3) Perguruan Tinggi dapat menghasilkan sarjana pengisi tekno
struktural dalam masyarakat yang lebih menghayati kondisi, gerak
dan permasalahan yang kompleks yang dihadapi oleh masyarakat
dalam melaksanakan pembangunan. Dengan demikian lulusan
Perguruan Tinggi secara relatif menjadi lebih siap pakai dan terlatih
dalam menanggulangi permasalahan pembangunan secara lebih
pragmatis dan interdisipliner.
4) Meningkatkan
hubungan
antara
Perguruan
Tinggi
dengan
potensi
infrastruktur
menjadi
lebih
sosial
berdaya
pedesaan
dan
yakni
dapat