Oleh:
Abdur Rohim : 120534400695
1. KATA PENGANTAR
Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan
karunia yang tiada henti diberikan kepada setiap hamba-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Modul Instalasi Penerangan Listrik untuk kalangan Sekolah
Menengah Kejuruan kompetensi keahlian Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik ini
tepat waktu. Modul ini nantinya akan dijadikan pegangan siswa untuk kegiatan
pembelajaran.
Dalam penggunaan modul ini tetap mengharapkan asas keluwesan dan
keterlaksanaannya, yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta, kondisi fasilitas dan
tujuan kurikulum/program diklat, guna merealisasikan penyelenggaraan pembelajaran di
SMK. Penyusunan Bahan Ajar Modul bertujuan untuk menyediakan bahan ajar berupa
modul produktif sesuai tuntutan penguasaan kompetensi tamatan SMK sesuai program
keahlian dan tamatan SMK.
Demikian, mudah-mudahan modul ini dapat bermanfaat dalam mendukung
pengembangan pendidikan kejuruan, khususnya dalam pembekalan kompetensi kejuruan.
Abdur rohim
1.2.
3. KOMPETENSI DASAR
KD 3.1
:
Menjelaskan Instalasi lampu penerangan pada bangunan gedung
Indikator
KD 4.1
Indikator
:
Memasang instalasi lampu penerangan pada bangunan gedung
:
Menjelaskan mengenai PUIL 2000 yang behubungan dengan instalasi penerangan
Menjelaskan mengenai perangkat PHB tegangan rendah
Menggambar rangkaian instalasi lampu penerangan pada bangunan gedung
Pelaksanaan praktikum instalasi penerangan pada bangunan gedung
Instruksi untuk membuat laporan secara tulisan
4. TUJUAN
Tujuan pembelajaran :
Tujuan akhir
5. MATERI PELAJARAN
BAB 1
INSTALASI LAMPU PENERANGAN PADA BANGUNAN GEDUNG
A.Dasar-dasar Instalasi Penerangan
Listrik dialirkan melalui kawat listrik yang terbuat dari bahan penghantar. Bahan
penghantar listrik yang umum kita jumpai adalah tembaga dan aluminium. Kawat listrik
selalu diisolasi dengan bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik, seperti plastik atau
karet untuk keamanan.
Isolasi kawat listrik dibuat dalam beberapa warna untuk membedakan antara kawat
yang satu dengan yang lainnya : warna hitam, merah, kuning adalah kawat arus atau fasa;
warna biru adalah kawat nol,dan kawat hijau atau kuning/hijau adalah kawat pembumian
(ground).
Ketika melakukan pemasangan dan penyambungan kawat listrik tidak boleh dilakukan
sembarangan,karena setiap penyambungan ad acara khusu cara menyambungan,itu semua
tergantung dari lokasi dan kegunaan kawan yang sedang kita sambung,berikut adalah macammacam cara menyambung kawat yang baik dan benar.
a) Sambungan mata itik
Sambungan mata itik adalah sambungan yang di gunakan untuk menghubungkan kawat
penghantar dengan komponen-komponen lain misalnya pada fitting. Pembuatan mata
sambungan ini dilakukan dengan tang pembulat.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk pembuatan sambungan mata itik adalah sebagai
berikut :
1. Jangan membuat dengan arah kiri sebab bila skrup/baut dikencangkan, bulatan akan
membuka sehingga sambungan mudah lepas.
2. Bulatan disesuaikan dengan baut/skrup agar penekanan baut dapat merata dan
sambungan menjadi sempurna.
c) Sambungan bolak-balik
Tujuan sambungan bolak-balik pada dasarnya sama dengan penyambungan puntir yaitu
untuk menghubungkan 2 kabel yang akan direntang. cara penyambungan ini akan
menghasilkan sambungan yang lebih kuat terhadap gaya rentang dan tarikan.
Untuk kabel yang ukuran lebih besar dilakukan dengan carasambungan bolak balik
Britannia atau dengan model sambungan Scarf.Bentuk sambungan ditunjukkan
seperti gambar dibawah ini:
a. Bentuk sambungan bolak balik.
b. Bentuk sambungan Britannia.
c. Bentuk sambungan Scarf.
d) sambungan bercabang
Dalam jaringan listrik sering kita temukan dalam penghantar yang panjang, selain
sambungan lurus juga ditemukan sambungan cabang. Sambungan ini dilakukan dengan
maksud untuk mengambil jalan pintas agar menghemat penggunaan kabel dan praktis
dalam pengerjaannya. Sambungan ini dapat dilakukan tanpa harus memutus kabel
utamanya, melainkan hanya dikupas kabelnya sepanjang kebutuhan. Bentuk pencabangan
datar ini bisa untuk cabang tunggal (Single Plain joint) atau bisa juga dalam bentuk
cabang ganda (Cross Plain Joint).
gelombang cahaya sangat menentukan terlihat atau tidaknya cahaya tersebut oleh
mata manusia. Sehingga panjang gelombang dapat diukur dengan menggunakan
persamaan:
v
f ............................................................. .............................................(2.1)
dimana:
= panjang gelombang
v = kecepatan rambat cahaya
f = frekuensi gelombang cahaya
b) Fluks Cahaya
Lampu fluorescent menghasilkan cahaya melalui pemanasan partikel
(filamen) dan hasil dari suatu radiasi sehingga cahaya menjadi lebih terang. Benda
yang menghasilkan cahaya disebut dengan lumen (benda yang bercahaya).
Sebaliknya, benda seperti bulan yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, akan tetapi
hanya merefleksikan cahaya dari sumber lain disebut dengan illuminasi (benda yang
tidak bercahaya).
Jumlah cahaya yang terlihat dan dipancarkan oleh suatu sumber dinyatakan oleh
fluks pancaran cahaya total F dari sumber (total luminous flux). Menurut definisi,
fluks pancaran cahaya total yang berasal dari sumber titik isotropik yang memiliki
intensitas pancaran cahaya I ( luminous intensity) adalah:
F = 4.I
............................... ................................ .........................................(2.2)
dimana:
F = Fluks pancaran cahaya total
= 3,14
I = intensitas cahaya
Satuan fluks adalah lumen (lm)
c) Lampu
Lampu pertama kali ditemukan pada tahun 1878 oleh Thomas Alfa Edison
dalam bentuk lampu pijar. Konsep dasar dari sebuah lampu adalah salah satu bentuk
pemanfaatan radiasi elektromagnetik yang dihasilkan dari transfer energi fisik
maupun kimiawi yang terjadi pada saat lampu menyala. Energi elektromagnetik tidak
semuanya dapat terlihat oleh mata tela njang, hanya gelombang antara 380 nm sampai
dengan 750 nm saja yang dapat dengan mudah diubah menjadi terlihat oleh manusia.
Gelombang yang terlihat oleh manusia itulah yang selanjutnya merupakan cahaya
yang dihasilkan lampu. Ada beberapa macam lampu yang kita gunakan saat ini
diantaranya adalah lampu Incandescent, lampu fluorescent (TL) dan lampu halogen.
1) Lampu Incandensent
Lampu jenis ini lebih dikenal dengan sebutan lampu pijar. Lampu pijar
menghasilkan cahaya ketika arus listrik melewati filamen yang mempunyai
3) Lampu Halogen.
Lampu halogen adalah lampu pijar yang diisi dengan gas dan diberi sedikit
campuran yodium. Sewaktu lampu menyala atau kawat wolfram pijar akan terjadi
reaksi kimia yang dapat mengembalikan penguapan kawat wolfram karena
suhu yang tinggi. Umumnya lampu halogen bentuknya kecil dan temperature
kawat pijarnya sangat tinggi. Bola lampu halogen dari kwarsa. Lampu
halogen sering juga disebut lampu yodium.
Lampu halogen menghasilkan flux cahaya spesifik 20lm/watt, umur nyala
lampu berkisar 2000jam. Sedangkan untuk flux cahaya 25 lm/watt umur nyala
lampu relative lebih pendek kira-kira 200 jam.
Starter terdiri dari satu atau dua elektrode bimetal berada didalam tabung
gelas yang tertutup berisi gas mulia. Starter dipasang paralel terhadap
lampusedemikian sehingga jika starter terhubung maka arus pemanas awal
dapatmelalui elektroda-elektroda lampu.
Pada saat pembukaan kembali, arus melalui balast diinterupsi, yang
menyebabkan tegangan puncak pada elektroda-elektroda cukup tinggi
untukmenyalakan lampu. Tegangan puncak minimal yang dipersyaratkan
adalah 800 V dan nilai rata-rata tegangan puncak antara 1000V dan
1200V.
Jika elektroda lampu tidak cukup panas atau tegangan puncak tidak
cukuptinggi, starter glow switch akan memulai lagi proses penyalaan
sampai lampu menyala. Jika lampu tidak menyala (misalnya pada akhir
umur lampu) starter akan terus
berkedip sampai tegangan listrik putus atau sampai elektroda dari glow
switchstarter melekatbersama. Starter dilengkapi dengan kapasitor yang
paraleldengan elektrode starter untuk mencegah interferensi radio.
2. Stater elektronik
Bekerjanya starter elektronik sama seperti starter jenis glow switch
starter. Switsing tidak berasal dari elektroda bimetal tetapi dari komponen
elektronik di dalam balast. Sirkit elektronik dalam starter memberikan
waktu pemanasan awal yang tepat (1,7 detik) untuk elektroda lampu dan
sesudah itu didapat tegangan pemanas yang tepat yang menjadikan
penyalaan lampu secara optimum.
Starter elektronik mempunyai sirkit integrasi yang membuat starter tidak
bekerja setelah beberapa kali percobaan penyalaan yang tidak berhasil,
maka hal inidisebut keadaan tanpa kedip (Flicker free). Starter
elektronik juga mempunyai alat pendeteksi pemanasan lebih, yang
memutuskan starter jika terlalu panas.Starter elektronik dapat
memperpanjang umur lampu fluoresen hingga 25%.Umur dari starter
fluoresen dinyatakan dalam jumlah kali penyalaan (switches).Pada saat
ini glow switch startermempunyai umur 15.000 switchesatau lebih,
sedang starter elektronik mempunyai umur 100.000 switchesatau lebih.
2. Kapasitor
a) Instalasi
Ada dua jenis instalasi kapasitor untuk lampu fluoresen :
1) Kapasitor paralel kompensasi, digunakan untuk memperbaiki faktor daya,
dan dipasang paralel terhadap jaringan listrik. Dalam hal terjadi kegagalan
kapasitor yang dipasang paralel akibat sirkit terbuka atau hubung pendek,
tidak mempengaruhi kinerja lampu. Pemeriksaan rutin disarankan untuk
arus listrik dan faktor daya (cos phi).
2) Kapasitor seri digunakan dalam rangkaian kapasitif atau sirkit ganda.
Dalam hal kegagalan kapasitor yang dipasang seri, akan mempunyai
pengaruh pada kinerja lampu.
Secara normal setiap instalasi lampu perlu dikompensasikan dengan
kapasitans yang mempunyai nilai kapasitansi tertentu.
b) Jenis kapasitor
Ada dua jenis kapasitor yang digunakan saat ini :
1) Jenis basah (wet)
Kapasitor bentuk basah yang tersedia saat ini adalah jenis Non PCB
oil yang dilengkapi dengan pemutus internal untuk menjaga bila
terjadi kegagalan sehingga tidak mengakibatkan kapasitor menjadi
pecah atau kebocoran minyak.
2) Jenis kering (dry)
Kapasitor jenis kering yang tersedia saat ini adalah kapasitor film
metal. Kapasitor ini relatif baru digunakan dalam industri perlampuan
dan belum tersedia dalam berbagai aplikasi. Kapasitor kering tidak
direkomendasikan pada pemakaian instalasi seri karena kerugian
dayanya tinggi.
3) Toleransi tegangan dan temperature
Sebaiknyakapasitor digunakan dengan tegangan yang tepat. Toleransi
tegangan yang diijinkan untuk instalasi kapasitor paralel adalah 250V ,
toleransikapasitansinya maksimum !10% dan untuk instalasi kapasitor
seri toleransi tegangan yang diijinkan adalah 450V, toleransi
kapasitansinya maksimum 64%. Temperatur pemakaian kapasitor yang
dipersyaratkan secara normal adalah dari 25C sampai dengan 85C.
4) Umur
Umur kapasitor tergantung pada tegangan kapasitor dan temperatur
kotak pembungkus kapasitor. Jikakapasitor dipergunakan masih dalam
ketentuan yang dipersyaratkan, kapasitor akan mampu mencapai umur
10 tahun, sama dengan umur balastnya.
6.RANGKUMAN
Hal yang perlu diperhatikan pada pengawatan instalasi listrik terutama pada
penyambungan antar kawat penghantar adalah sambungan antarkawat penghantar harus
dilindungi atau ditutup dengan lasdop dan ditempatkan dalam kotak sambung. Kemudian
Dalam pemilihan lampu, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu tampak warna yang
dinyatakan dalam temperatur warna dan efek warna yang dinyatakan dalam indeks renderasi
warna. Temperatur warna yang lebih besar dari 5300 Kelvin tampak warnanya dingin, 3300 ~
5300 Kelvin tampak warnanya sedang dan lebih kecil dari 3300 Kelvin tampak warnanya hangat.
Untuk perkantoran di Indonesia disarankan memakai temperatur warna lebih besar dari 5300
Kelvin atau antara 3300 ~ 5300 Kelvin.
Indeks renderasi warna dinyatakan dengan angka 0 sampai dengan 100, dimana angka
100 menyatakan warna benda yang dilihat akan sesuai dengan warna aslinya.Lampu pijar dan
lampu halogen mempunyai indeks renderasi warna mendekati 100.
7.SOAL
1. Sambungan apa yang berfungsi menghubungkan kawat penghantar dengan komponenkomponen lain misalnya pada fitting?
2. Sebutkan 3 macam-macam sambungan kabel yang Anda ketahui?
8.KUNCI JAWABAN
1. Sambungan mata itik
2. sambungan mata itik,sambungan ekor babi,sambungan bolak-balik
9.DAFTAR PUSTAKA.