Anda di halaman 1dari 28

A.

Bidang Kelembagaan.
Penanggung jawab : prasojo.
POSDAYA adalah Pos pemberdayaan keluarga. Posdaya ini bertujuan untuk
mensejahterakan masyarakat pada khususnya keluarga di bidang ekonomi, pendidikan,
kesehatan dan lingkungan.
Dalam pelaksanaan program ini terdapat faktor pendorong dan faktor penghambat
antara lain :
Faktor pendorong.
a. Adanya keinginan dari masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
itu sendiri melalui Posdaya.
b. Perlunya peningkatan kualitas di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan
lingkungan.
Faktor penghambat.
a. Keterbatasan pengetahua warga tentang Posdaya.
b. Keterbatasan kader yang berkompeten.
Upaya dalam Menghadapi Hambatan
Dari faktor penghabat tersebut solusi yang diperoleh adalah kami melakukan
sosialisasi tentang Posdaya secara intensif sampai masyarakat mengetahui tentang
tujuan terbentuknya Posdaya. Dalam hal ini kami melakukan sosialisasi sebanyak 1
kali.
1. Program non fisik
a. Sosialisasi POSDAYA
Waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu
: Senin,21 juli 2014
Tempat
: Aula Balai Desa Kutayasa
Volume
: 1 kali
Biaya
: (terlampir)
Sumber dana : (terlampir)
Tujuan dan manfaat
Adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat desa mengetahui tentang
informasi Posdaya di dalam masyarakat desa, serta dapat memahami akan
pentingnya Posdaya.
Pencapaian

Pada tanggal 16 dan 18 juli 2014 dilaksanakan kunjungan ke balai desa


kutayasa, untuk melakukan koordinasi mengenai rencana sosialisasi POSDAYA
yang dilaksanakan pada tanggal 21 juli 2014. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di
aula balai desa kutayasa, Acara sosialisasi pada tanggal 21 Juli 2014 berjalan
lancar dan sesuai sasaran dengan mengundang warga desa, perangkat desa serta
kader POSDAYA..
Faktor pendorong dan penghambat
Faktor pendorong dari kegiatan ini adalah adanya kerjasama yang baik antara
tim KKN UNSOED dengan pemerintah desa, kader POSDAYA dan warga
masyarakat. Hambatan kegiatan ini adalah cara menginformasikan kembali suatu
hal yang masih terasa asing kepada masyarakat desa tentang POSDAYA dan
proses pengumpulan warga di balai desa yang sulit.
Rekomendasi perbaikan program
Lebih meningkatkan koordinasi antara Tim KKN UNSOED dengan
pemerintahan desa, kader posdaya dan masyarakat desa agar program-program
POSDAYA yang telah direncanakan dapat diketahui masyarakat dan dapat
berjalan dengan baik.

2. Program Fisik
a. Revitalisasi POSDAYA
Waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu
: Senin, 21 Juli 2014
Tempat
: Aula Balai Desa Kutayasa
Volume
: 1 kali
Biaya
: (terlampir)
Sumber dana : (terlampir)

Tujuan dan manfaat


Revitalisasi POSDAYA

SERAYU

SEJAHTERA

desa

Kutayasa

dilaksanakan bersamaan dengan sosialisi POSDAYA. Pada kegiatan ini di


laksanakan revitalisasi terhadap POSDAYA desa kutayasa yang sudah lama tidak
aktif dengan mengundang kader-kader yang sudah ada untuk mengaktifkan
kembali POSDAYA SERAYU SEJAHTERA. Dalam kegiatan ini dilakukan
pengukuhan kembali terhadap kader-kader yang tersusun dalam struktur
organisasi.

Agar pembagian tugas kader menjadi jelas untuk nantinya

menjalankan program kerja sesuai dengan tanggung jawab yang sudah diberikan.
Manfaat dari revitalisasi POSDAYA SERAYU SEJAHTERA adalah dengan
aktifnya kembali POSDAYA dan dengan pengukuhan kembali kader-kader yang
tersusun dalam strukur organisasi, sehingga kader tersebut mengetahui tanggung
jawabnya dan mampu melaksanakan program-program yang telah di susun oleh
POSDAYA SERAYU SEJAHTERA sehingga program yang telah di rencanakan
dapat berjalan dan bermanfaat bagi seluruh warga masyarakat desa Kutayasa.
Pencapaian
Kegiatan ini berlangsung sesuai sasaran, struktur organisasi POSDAYA telah di
revitalisasi dan telah di lakukan pengukuhan kembali terhadap kader-kader yang
ada dalam struktur organisasi sehingga terdapat pembagian wewenang, tugas dan
tanggung jawab yang jelas dalam pelaksanaan tugas organisasi.

Faktor pendorong dan penghambat


Faktor pendorong dari kegiatan ini, adanya kerjasama yang baik antara tim
KKN

UNSOED,

pemerintah

desa

dan

kader

POSDAYA

SERAYU

SEJAHTERA . Sedangkan faktor penghambat yang paling terasa adalah tingkat


keengganan para kader untuk kembali menduduki jabatannya dalam organisasi
pada saat pengukuhan serta tingkat kompetensi yang berbeda-beda dari para kader
POSDAYA.
Rekomendasi perbaikan program
Sebaiknya pembagian PJ untuk setiap bidang dapat ditentukan sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki setiap kader POSDAYA, sehingga kegiatan yang telah
di rencanakan dapat berjalan dengan baik.

B. Bidang Kesehatan
1. Program Non Fisik
a) Penyuluhan Asi Eksklusif
Penyuluhan Asi Eksklusif dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2014 bertepatan
dengan kegiatan POSYANDU di Dusun Selagara yang memang rutin dilaksanakan
setiap tanggal 10 di tiap bulannya. Peserta penyuluhan ASI Eksklusif ini kurang lebih
sejumlah 20 ibu hamil, menyusui dan dengan balita penyuluhan ASI Eksklusif dengan
sasaran ibu hamil, menyusui dan dengan balita bertujuan memberikan kesadaran bagi
ibu ibu untuk melakukan ASI Eksklusif ketika bayinya lahir nanti, sehingga ibu
hamil bisa mendapatkan informasi lebih mendalam dan dijadikan sebagai acuan
menuju ASI Eksklusif selama 6 bulan secara rutin tanpa tambahan makanan apapun.
Penyuluhan ASI Eksklusif ini dilakukan dengan menggunakan lembar balik yang
berisi tentang ASI Eksklusif mulai dari definisi sampai dengan persiapan untuk MPASI (Makanan Pendamping - ASI) yang dilakukan dengan cara diskusi bersama bidan
desa beserta para kader-kader kesehatan. Penyuluhan ASI Eksklusif dan IMD
dilakukan karena cakupannya di Desa Kutayasa masih cukup rendah, sehingga perlu

dilakukan penyuluhan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman akan


pentingnya ASI Eksklusif serta IMD. Dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor
pendorong ataupun faktor penghambat yang antara lain meliputi:
Faktor Pendorong
Ibu-ibu yang menjadi peserta penyuluhan bisa mengikuti kegiatan dan
mengikuti setiap penjelasan dengan seksama dan bisa berdiskusi dengan nyaman.
Dan dukungan dari sesama ibu, kader dan bidan desa.
Faktor penghambat
Ibu-ibu yang hadir, hanya beberapa yang aktif sedangkan ada juga yang pasif
sehingga perlu adanya dorongan atau pertanyaan terlebih dahulu untuk mengulang
materi yang telah di berikan. Selain itu ada ibu dengan anak balita yang bermain
dalam penyuluhan.
Upaya Mengatasi Hambatan
Upaya yang bisa dilakukan yaitu secara perlahan untuk memberikan materi
secara lebih mudah di pahami dan juga mendapat bantuan pemahaman oleh bidan
desa serta kader ketika bahasa kami kurang di mengerti oleh ibu-ibu peserta
penyuluhan. Libatkan Ibu dengan pengalaman yang pernah dirasakan untuk
meningkatkan kedekatan dan kesiapan untuk melakukan ASI Ekslusif dan IMD.
Berikan pengertian yang tepat kepada keluarga, suami dan ibu.

b) Pendampingan Posyandu dan Penerapan 5 Meja


Pendampingan Posyandu dan Penerapan 5 Meja dilakukan sejak minggu awal
KKN. Pelaksanaan pertama pada hari senin, 21 Juli 2014 kepada kader kader desa

dan Ibu PKK bertempat di ruang pertemuan Balai Desa Kutayasa. Kemudian pada
pelaksanaan Posyandu di masing masing dusun. Pada hari rabu tanggal 6, jumat
tanggal 8, minggu dan senin serta jumat tanggal 10, 11, 15, pendampingan dilakukan
dengan mengkuti prosedur 5 meja, mulai dari timbangan balita, status gizi, balita, ibu,
dan lansia yang datang untuk memeriksakan kondisi kesehatan dan sebagai salah satu
waktu pertemuan warga.
Pendampingan Posyandu dan Penerapan 5 Meja ini dilakukan dengan
menggunakan ppt dan selembarran balik yang berisi tentang Posyandu mulai dari
definisi sampai dengan persiapan yang dilakukan dengan cara diskusi bersama bidan
desa beserta para kader-kader kesehatan. Pendampingan Posyandu dan Penerapan 5
Meja dilakukan karena cakupannya di Desa Kutayasa sudah cukup meningkat,
sehingga perlu dilakukan pendampingan untuk memberikan pengetahuan dan
pemahaman akan pentingnya Pendampingan Posyandu dan Penerapan 5 Meja. Dalam
pelaksanaan kegiatan ini terdapat faktor pendorong ataupun faktor penghambat yang
antara lain meliputi:
Faktor Pendorong
Masyarakat beserta kader kesehatan dan bidan desa yang menjadi sasaran
pendampingan bisa mengikuti kegiatan dan memahami setiap penjelasan dengan
seksama dan bisa berdiskusi dengan nyaman. Dan dukungan dari sesama ibu,
kader dan bidan desa.
Faktor penghambat
Ibu-ibu yang hadir, hanya beberapa yang aktif sedangkan ada juga yang pasif
sehingga perlu adanya dorongan atau pertanyaan terlebih dahulu untuk mengulang
materi yang telah di berikan. Selain itu ada ibu dengan anak balita yang bermain,
bahkan menangis dalam pendampingan.
Upaya Mengatasi Hambatan
Upaya yang bisa dilakukan yaitu secara perlahan untuk memberikan materi
secara lebih komunikatif dan juga mendapat bantuan pemahaman oleh bidan desa
serta kader ketika bahasa kami kurang di mengerti oleh ibu-ibu peserta
penyuluhan. Libatkan Ibu dengan pengalaman yang pernah dirasakan untuk
meningkatkan kedekatan dan kesiapan untuk melakukan pelaksanaan Posyandu
dan penerapan 5 meja.

c) Penyuluhan Gosok Gigi dan Cuci Tangan.


Penyuluhan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) yang dilakukan selama KKN
berlangsung berupa PHBS di tatanan institusi pendidikan yaitu bagaimana cara gosok gigi
dan mencuci tangan yang benar. PHBS ini dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pada
tanggal 12 Agustus 2014 dan 16 Agustus 2014. Pelaksanaan PHBS pada tanggal selasa, 12
Agustus 2014 dan sabtu, 16 Agustus 2014, dilakukan di SD N Kutayasa dengan peserta
penyuluhan adalah seluruh siswa-siswi mulai dari kelas satu sampai kelas enam.
Sasaran dari penyulahan PHBS ini yaitu siswa-siswi SD (Sekolah Dasar) dengan tujuan
mendidik siswa-siswi sejak dini untuk mengenal dan bisa mengaplikasikan PHBS dalam
kehidupan sehari-harinya. Pelaksanaan penyuluhan PHBS ini berupa diskusi atau arahan
tentang bagaimana cara mengosok gigi dan mencuci tangan yang benar. Materi penyuluhan
PHBS berisi tentang kebiasaan-kebiasaan yang yang harus dilakukan agar hidup menjadi
sehat,

seperti

pengertiannya,

kapan

waktu

pelaksanannya

dan

bagaimana

cara

mengaplikasikan mencuci tangan dan menggosok gigi yang benar, kerugian berupa berbagai
macam penyakit yang mengancam. Dalam pelaksanaan program ini terdapat faktor
pendorong ataupun penghambat antara lain:
Faktor pendorong
Selama proses penyuluhan PHBS, hampir semua siswa-siswi yang menjadi sasaran
dalam penyuluhan ini bisa mengikuti dengan sangat antusias dan terlihat senang karena

anak-anak mendapat pengetahuan mengenai kebiasaan baik yang berkaitan dengan


kebersihan anggota badan terutama kebersihan gigi, tangan dan kuku.
Faktor penghambat
Pada saat penyuluhan PHBS, ada beberapa siswa-siswi yang tidak memperhatikan
karena bermain sendiri dengan temannya sehingga terkadang mengganggu siswa-siswi
lainnya yang sedang sungguh-sungguh mengikuti kegiatan penyuluhan PHBS.
Upaya untuk mengatasi hambatan
Solusi untuk mengatasi hambatan pada saat penyuluhan berlangsung yaitu dengan
cara memberikan pengertian kepada siswa-siswi agar tidak gaduh bermain sendiri dan
mau mendengarkan penyuluhan PHBS dengan melakukan komunikasi yang
komunikatif pada siswa-siswi yang bermain sendiri. Memberikan pertanyaan lempar
rebut berhadiah berupa pasta gigi, sikat, maupun sabun.

d) Penyuluhan P3K dan Peran UKS Herbal


Penyuluhan P3K dan peran UKS Herbal yang dilakukan oleh tim KKN bidang kesehatan
berupa penyuluhan P3K dan peran UKS Herbal di tatanan institusi pendidikan yaitu
bagaimana P3K dan UKS Herbal yang baik meliputi: pengertian, tujuan, manfaat, macam
macam jenis TOGA yang mudah di dapat dan efektif untuk pertolongan pertama.
Penyuluhan P3K dan peran UKS Herbal ini dilaksanakan sebanyak satu kali yaitu pada
tanggal 21 Agustus 2014, dilakukan di SD N Kutayasa dengan peserta penyuluhan adalah
seluruh siswa-siswi dokter kecil.
Sasaran dari penyulahan PHBS ini yaitu seluruh warga sekolah tapi di utamakan untuk
adik adik dokter kecil siswa-siswi SD (Sekolah Dasar) dengan tujuan mendidik siswasiswi sejak dini untuk mengenal dan bisa mengaplikasikan P3K dan peran UKS Herbal

dalam kehidupan sehari-harinya. Pelaksanaan penyuluhan P3K dan peran UKS Herbal ini
berupa diskusi atau arahan tentang bagaimana cara P3K dan peran UKS Herbal yang baik
dan benar. Materi penyuluhan P3K dan peran UKS Herbal berisi tentang kebiasaankebiasaan yang yang bisa dilakukan agar hidup menjadi sehat, meliputi : pengertiannya,
kapan waktu pelaksanannya dan bagaimana cara mengaplikasikan P3K dan peran UKS
Herbal, dan berbagai manfaat yang bisa di dapatkan. Dalam pelaksanaan program ini
terdapat faktor pendorong ataupun penghambat antara lain:
Faktor pendorong
Selama proses penyuluhan P3K dan peran UKS Herbal, hampir semua siswa-siswi
yang menjadi sasaran dalam penyuluhan ini bisa mengikuti dengan sangat antusias dan
terlihat senang karena anak-anak mendapat pengetahuan mengenai kebiasaan baik yang
berkaitan dengan P3K dan peran UKS Herbal yang telah mereka tanam sebelumnya.
Faktor penghambat
Pada saat penyuluhan P3K dan peran UKS Herbal, ada beberapa siswa-siswi yang
tidak memperhatikan karena bermain sendiri dengan temannya sehingga terkadang
mengganggu siswa-siswi lainnya yang sedang sungguh-sungguh mengikuti kegiatan
penyuluhan.
Upaya untuk mengatasi hambatan
Solusi untuk mengatasi hambatan pada saat penyuluhan berlangsung yaitu dengan cara
memberikan pengertian kepada siswa-siswi agar tidak gaduh bermain sendiri dan mau
mendengarkan penyuluhan P3K dan peran UKS Herbal dengan melakukan komunikasi
yang komunikatif pada siswa-siswi yang bermain sendiri, dan melibatkan peserta.

e) Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja


Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja yang dilakukan oleh tim KKN
bidang kesehatan berupa penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja di
tatanan institusi pendidikan tingkat SMP bekerjasama dengan tim satu DPL dengan materi
yaitu bagaimana Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja meliputi: pengertian, tujuan,
manfaat, kerugian, kiat menjaga kesehatan yang mudah diaplikasikan dan efektif untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dimulai dengan mengenal diri sendiri.
Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja ini dilaksanakan sebanyak satu
kali yaitu pada hari selasa tanggal 12 Agustus 2014, dilakukan di SMP N Madukara dengan
peserta penyuluhan adalah seluruh siswa-siswi kelas XI (sembilan).
Sasaran dari penyulahan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja ini yaitu seluruh
remaja tapi di tujukan untuk adik adik siswa-siswi SMP dengan tujuan mendidik siswasiswi sejak dini untuk mengenal dan bisa memahami Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan
Remaja dalam kehidupan sehari-harinya. Pelaksanaan penyuluhan Kesehatan Reproduksi
dan Kenakalan Remaja ini berupa diskusi atau arahan tentang apa itu Kesehatan Reproduksi
dan Kenakalan Remaja yang baik dan benar. Materi penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan
Kenakalan Remaja berisi tentang kebiasaan-kebiasaan yang yang bisa dilakukan agar hidup
menjadi sehat, meliputi : pengertiannya, kapan waktu pelaksanannya dan bagaimana cara
mengaplikasikan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja, dan berbagai manfaat serta
kerugian yang bisa di dapatkan. Dalam pelaksanaan program ini terdapat faktor pendorong
ataupun penghambat antara lain:
Faktor pendorong
Selama proses penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja, hampir
semua siswa-siswi yang menjadi sasaran dalam penyuluhan ini bisa mengikuti dengan
sangat antusias dan terlihat senang karena adik - adik mendapat pengetahuan mengenai
kebiasaan baik yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja
sesuai dengan dirinya.
Faktor penghambat
Pada saat penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja, ada beberapa
siswa-siswi yang tidak memperhatikan karena bermain sendiri dengan temannya
sehingga terkadang mengganggu siswa-siswi lainnya yang sedang sungguh-sungguh
mengikuti kegiatan penyuluhan.
Upaya untuk mengatasi hambatan

Solusi untuk mengatasi hambatan pada saat penyuluhan berlangsung yaitu dengan
cara memberikan pengertian kepada siswa-siswi agar tidak gaduh bermain sendiri dan
mau mendengarkan penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Kenakalan Remaja dengan
melakukan komunikasi yang komunikatif pada siswa-siswi yang bermain sendiri, dan
melibatkan peserta. lebih berkoordinasi dengan semua tim satu DPL agar acara lebih
terkonsep dan cakupan yang lebih luas.

2. Program Fisik
a) Senam Lansia dan Ibu Hamil
Posyandu lansia dilaksankan setiap tanggal 7 di tiap bulannya. Posyandu lansia
khususnya senam lansia bertujuan untuk membuat para lansia tidak hanya berdiam diri
tetapi melakukan aktivitas berupa gerakan-gerakan di seluruh tubuh guna
menyehatkan persendian para lansia yang semakin hari di mungkinkan kemampuan
geraknya semakin berkurang karena faktor usia serta agar peredaran darah lansia
menjadi lebih lancar. Gerakan dalam senam juga merupakan gerakan-gerakan ringan
yang mudah diikuti oleh para lansia. Oleh karena itu dengan melakukan senam lansia
ini, di harapkan kesehatan lansia menjadi lebih baik, terasa lebih ringan dan lebih
bersemangat.
Senam lansia yang rencananya dilaksanakan hanya satu kali, kemudian ditambah
menjadi totalnya tiga kali yaitu pada tanggal 31 Januari 2014 dan 14 Februari 2014
yang dilakukan setelah acara pengajian rutinan setiap jumat, sehingga setelah selesai
pengajian kemudian dilanjutkan dengan senam bersama yang pelaksanaannya di

lakukan di tempat yang berbeda di setiap dusunnya. Melihat antusias lansia yang
mengikuti senam bersama, maka ada beberapa warga yang mengusulkan untuk
melakukan senam masal, sehingga untuk yang ketiga kalinya dilakukan senam masal
pada tanggal 16 Februari 2014 di Balai Desa Baturasri, dengan sasaran semua warga
khususnya para lansia ataupun ibu-ibu. Pelaksanaan kegiatan senam lansia ini juga
terdapat faktor pendorong dan faktor penghambat sebagai berikut :
Faktor pendorong
Para lansia senang dengan diadakannya senam lansia ini, karena sudah lama
kegiatan senam lansia tidak dilakukan lagi, gerakannya di iringi dengan music yang
cocok untuk senam lansia sehingga lansia cukup antusias dengan adanya kegiatan
senam ini walaupun mungkin belum bisa secara benar untuk mengikuti setiap
gerakannya akan tetapi kebersamaan untuk melakukan senam ini yang membuat
lansia menjadi lebih antusias.
Faktor penghambat
Faktor usia dan kondisi tubuh yang sudah cukup lanjut terkadang menyulitkan
para lansia untuk mengikuti setiap gerakan instruktur, apabila senam tanpa music
dirasa kurang cocok sehingga senam di lanjutkan dengan iringan music walaupun
gerakannya tidak pas.
Upaya mengatasi hambatan
Gerakan yang dilakukan merupakan gerakan ringan, tetapi instruktur harus
mengulang berberapa kali agar lansia bisa mengikuti gerakan dengan diiringi music
sehingga tetap lansia bisa melakukan gerakan senam dengan lebih bersemangat.
b) Demo Gosok Gigi dan Cuci Tangan
Demo gosok gigi dan cuci tangan dilakukan bersamaan dengan penyuluhan PHBS (gosok
gigi dan cuci tangan) yaitu dua kali pelaksanaan PHBS pada tanggal selasa, 12 Agustus 2014
dan sabtu, 16 Agustus 2014, dilakukan di SD N Kutayasa dengan peserta penyuluhan adalah
seluruh siswa-siswi mulai dari kelas satu sampai kelas enam. Pelaksanaan demo PHBS ini,
sikat gigi dan pasta gigi serta sabun cuci tangan di sediakan oleh TIM KKN dan adanya
bantuan dari Unilever (Dr Tjandra), sehingga siswa-siswi hanya mengikuti dan
mempraktikkan demo PHBS, hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa-siswi.
Sebelum melakukan demo bersama-sama, siswa-siswi diberikan sedikit pengarahan dan
contoh cara mencuci tangan dengan sabun. Cara mengosok gigi di beri contoh dengan
menggunakan alat peraga berupa rangka gigi, sedangkan untuk demo cuci tangan di berikan

dengan siapa berani dia dapat (berupa sabun, sikat maupun pasta gigi). Demo PHBS ini, di
pandu oleh seluruh TIM KKN sehingga apabila ada siswa-siswi yang kurang paham bisa
mendapatkan pengarahan. Selama proses pelaksanaan demo PHBS ini terdapat faktor
pendorong dan faktor penghambat yang meliputi :
Faktor Pendorong
Siswa-siswi sangat senang ketika akan dilaksanakan demo gosok gigi karena
menggunakan alat peraga yang terlihat bisa menarik perhatian dan juga menyambut
dengan baik demo cuci tangan yang dilakukan bersama dengan nyanyian di tambah lagi
ada hadiah berupa bingkisan menarik ataupun leaflet bagi siswa-siswi yang berani
mempraktikan cara gosok gigi dengan alat peraga dan cuci tangan dengan nyanyian.
Faktor Penghambat
Selama proses demo PHBS, ada beberapa siswa-siswi yang kecewa karena tidak bisa
mendapatkan bingkisan atau leaflet yang jumlahnya hanya terbatas. Selain itu ketika
demo gosok gigi berlangsung ada beberapa siswa-siswi yang merasa pedas karena pasta
yang digunakan, sedangkan untuk demo cuci tangan tidak semuanya hafal lirik
nyanyiannya hanya gerakan (langkah cuci tangan) yang mampu untuk diikuti.
Upaya Mengatasi Hambatan
Solusi untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan demo PHBS yaitu dengan
melakukan demo gosok gigi (praktek langsung) tidak terlalu lama agar siswa-siswi tetap
antusias, sedangkan untuk demo cuci tangan di lakukan dengan nyanyian secara lamban
sehingga siswa-siswi bisa mempraktikan secara langsung di sertai nyanyian, agar 7
langkah cuci tangan yang di ajarkan tidak mudah untuk dilupakan.

c) Pengadaan TOGA
Kegiatan pengadaan TOGA dilaksanakan ketika ada lomba menanam TOGA di SDN
Kutayasa bekerjasama dengan bidang lingkungan. Pelaksanaan dimulai semenjak persiapan
tanggal 10 Agustus 2014 dan penanaman TOGA pada hari selasa tanggal 12 Agustus 2014.
Kegiatan pengadaan TOGA ini dilaksanakan di SDN Kutayasa dengan melibatkan kelas 4, 5
dan 6 sehingga yang mengikuti dibagi berdasarkan kelompok kecil 4-6 orang cukup banyak.
Penanaman TOGA sudah menjadi harapan dari pihak sekolah, desa dan warga serta tim
KKN untuk menjadi salah satu sekolah dengan UKS Herbal dan desa sehat dengan
pemanfaatan pekarangan.
Penanaman TOGA ini diberikan ketika kegiatan belajar mengajar belum terlalu padat
karena masih di minggu awal tahun ajaran baru 2014/ 2015 dengan tujuan untuk menambah
nilai kepedulian dan pengetahuan terhadap kesehatan dengan pemberdayaan lingkungan
sekitar. Penanaman TOGA ini yang di berikan berupa berbagai macam tanaman yang bisa di
manfaatkan, polibag dan pot (dari desa) serta media tanam. Selama pelaksanaan program ini
terdapat faktor pendorong dan faktor penghambat sebagi berikut :
Faktor pendorong
Kegiatan pengadaan TOGA ini memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa siswi
SD N Kutayasa yang ikut berpartisipasi karena cara pengemasan dari pengadaan TOGA

di selaraskan dengan lomba yang meningkatkan antusias siswa, sehingga bisa mengikuti
semua acara di kegiatan tersebut secara lancar.
Faktor Penghambat
Pengadaan TOGA yang bertepatan dengan lomba dan sekaligus pengaplikasian PHBS.
Karena setelah selesai menanam kemudian mencuci tangan. Untuk penghambat yang
utama adalah dana, dan cuaca terik di siang hari.
Upaya Mengatasi Hambatan
Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut dengan cara memberikan pengarahan oleh
tim KKN, bahwa penting kaitannya mempertahankan kesehatan dan memanfaatkan
lingkungana yang ada di sekitar dengan mengenalkan sedari dini tentang TOGA.

C. Bidang Pendidikan
1. Program Non fisik
a. Penyuluhan Pentingnya Pendidikan Bagi Anak
Penanggung Jawab : Dewi Ratih Aninda dan Shintya Andini Sidi
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 22 Agustus 2014
Tempat : TK Pembina Desa Kutayasa
Volume
: 1 kali
Biaya : Rp. 15.000,Sumber dana : Mahasiswa
Tujuan dan Manfaat
Penyuluhan ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terutama
orangtua dan/atau wali murid mengenai pentingnya pendidikan bagi anak
Pencapaian
Faktor Pendorong dan Penghambat

Rekomendasi Perbaikan Program

2. Program Fisik
a. Pengajaran TPQ
Penanggung Jawab : Shintya Andini Sidi dan Indah Anugrah Sari
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 22-23 Juli, 4, 5, 6 , 7, 8, 11, 12, 13, 21 Agustus 2014
Tempat : TPQ AL-Ikhlas dan TPQ Al-Mukaromah
Volume
: 11 kali
Biaya : (Terlampir)
Sumber dana : (Terlampir)
Tujuan dan Manfaat
Dengan adanya pendampingan TPQ, tenaga pengajar di TPQ akan merasa
terbantu dalam mengajar TPQ mengingat tenaga pengajar TPQ di TPQ Al- Iklas
hanya berjumlah 3 orang, dan di TPQ Al- Mukarromah hanya berjumlah 1 orang
dengan jumlah murid di TPQ yang sangat banyak, tidak seimbang dengan jumlah
tenaga pengajar yang ada. Pendampingan TPQ yang dilakukan oleh kelompok
KKN juga memberi nuansa baru dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ
sehingga murid-murid TPQ merasa terhibur akan nuansa baru yang tidak monoton
dan makin bersemangat untuk belajar mengaji di TPQ.
Pencapaian

Murid-murid TPQ merasa antusias dan terhibur dengan hadirnya kelompok


KKN dalam kegiatan mengaji di TPQ .Kegiatan berjalan lancar karena selain
mengaji, dilakukan pula acara hiburan berupa menyanyikan lagu-lagu yang
bertemakan Islam yang diajarkan oleh kelompok KKN sehingga anak-anak
merasa senang dan bersemangat setiap kali ada kegiatan TPQ.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung adalah adanya kerjasama yang baik antara pemuka agama
setempat yang juga mengurus TPQ Al- Ikhlas dan TPQ Al Mukarromah dengan
kelompok KKN dalam kegiatan pendampingan TPQ. Tidak ada faktor
penghambat.
Rekomendasi perbaikan program
Sebaiknya ditambah lagi tenaga pengajar di TPQ Al- Ikhlas dan TPQ Al
Mukarromah agar semua murid yang belajar mengaji di TPQ Al- Ikhlas dan TPQ
Al Mukarromah dapat belajar dengan baik dan bagi tenaga pengajar pun menjadi
tidak terlalu repot dalam mengajar apabila jumlah murid dengan tenaga pengajar
seimbang.
b. Pemberian Bimbingan Belajar PAUD dan TK
Penanggung Jawab : Shintya Andini Sidi dan Gilang Kurnia Candra
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 4, 5, 6 , 7 , 8 , 9, 14, 15, 18, 21, 22 Agustus 2014
Tempat : TK Pembina dan PAUD Al-Mukaromah
Volume
: 11 kali
Biaya : (Terlampir)
Sumber dana : (Terlampir)
Tujuan dan Manfaat
Dengan pemberian bimbingan belajar pada siswa PAUD dan TK dapat membantu
tenaga pengajar di PAUD dan TK yang jumlahnya memang cukup terbatas. Dengan
kedatangan Tim KKN yang membantu para pengajar sangat membantu dalam
memberikan pengajaran pada siswa-siswi di PAUD dan TK terlebih lagi banyak laporan
administrasi yang harus segera diselesaikan oleh para pengajar sehingga para pengajar
dapat dengan mudah membagi waktu untuk mengerjakan laporan administrasi
dikarenakan pemberian pengajaran pada siswa-siswi PAUD dan TK dibantu oleh Tim
KKN Unsoed yang datang untuk memberikan Bimbingan belajar. Pemberian bimbingan
belajar oleh Tim KKN juga memberikan nuansa baru dalam bel;ajar mengajar sehingga

siswa-siswi PAUD dan TK merasa terhibur dengan bimbingan belajar karena tidak
bersifat monoton.
Pencapaian
Murid- murid PAUD dan TK merasa antusias dengan kehadiran Tim KKN
dalam pemberian bimbingan belajar. Pemberian bimbingan belajar dapat berjalan
dengan lancar. Pemberian bimbingan yang diberikan juga menciptakan nuansa
baru sehingga membuat para siswa-siswi PAUD dan TK merasa senang dan
terhibur, karena sistem pembelajaran yang menarik, dengan belajar sambil
bermain. Dan siswa-siswi PAUD dan TK juga sangat bersemangat menyambut
pemberian bimbingan belajar tersebut.
Faktor Pendorong dan Penghambat
Faktor pendukung adalah dengan adanya dukungan dan sambutan yang baik
dari Kepala Sekolah dan guru-guru di PAUD dan TK, serta adanya kerjasama
yang baik dari Kepala Sekolah dan guru-guru di PAUD dan TK.
Faktor penghambat adalah tingkah laku siswa-siswi PAUD dan TK yang
memang sulit diatur dikarenakan usia mereka yang memang masih terlalu kecil
sehingga membuat para Tim KKN kesulitan untuk menghadapi para siswa-siwi
PAUD dan TK dalam memberikan bimbingan belajar.
Rekomendasi Perbaikan Program
Diharapkan pemberian bimbingan belajar yang diberikan untuk PAUD dan TK
lebih kreatif lagi untuk meningkatkan kreatifitas dari siswa-siswi PAUD dan TK
dengan menciptakan nuansa-nuansa yang baru dalam pemberian bimbingan
belajar sehingga siswa-siswi PAUD dan TK tidak merasa jenuh dan bosan dalam
pembelajaran.

c. Pemberian Bimbingan Belajar SD


Penanggung Jawab : Shintya Andini Sidi dan Iqbal Kurniawan
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 6-16 Agustus, 18, 21, 22, 23 Agustus 2014
Tempat: SDN Kutayasa dan Posko KKN Posdaya Unsoed Desa Kutayasa
Volume
: 15 kali
Biaya : (Terlampir)
Sumber dana : (Terlampir)
Tujuan dan Manfaat
Untuk menambah intensifitas belajar khususnya bagi murid kelas 5 dan 6 SDN
Kutayasa yang sebentar lagi akan menempuh Ujian Akhir Nasional agar mendapat nilai
yang memuaskan juga mengintensifkan mata pelajaran bahasa Inggris karena dalam
Kurikulum baru 2013 pelajaran Bahasa Inggris memang sudah dihilangkan.
Pengintensifan mata pelajaran bahasa Inggris tersebut dilakukan agar murid makin
mengerti cara berbicara serta memulis kata-kata dalam Bahasa Inggris untuk persiapan ke
masa yang akan datang. Sedangkan bimbingan belajar yang biasa dilakukan di Posko
pada diintensifkan pada murid-murid kelas 3, 4 dan 5.Hal tersebut diharapkan dapat
menambah

pemahaman

murid-murid

akan

mata

pelajaran-mata

pelajaran

di

sekolah.Dengan adanya bimbingan belajar bagi murid-murid menjadi lebih mengerti dan
memahami pelajaran-pelajaran yang ada di sekolah dan tugas-tugas yang diberikan oleh
sekolah pun dapat dikerjakan dengan baik.
Pencapaian
Kegiatan bimbingan belajar pada siswa-siswa sekolah dasar berjalan lancar. Kegiatan
yang dilakukan adalah mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan sekolah, namun
apabila tidak ada tugas maupun pekerjaan rumah dari sekolah, bimbingan belajar akan
diintensifkan pada mata pelajaran yang murid-murid masih belum mengerti kemudian
jam selanjutnya diintensifkan pada mata pelajaran bahasa Inggris.Murid-murid terlihat
antusias dalam kegiatan bimbingan belajar yang dilakukan, karena bimbingan belajar
dilakukan dengan metode belajar sambil bermain.
Faktor Pendorong dan Penghambat
Faktor Pendorong dalam menjalankan program ini adalah adanya dukungan dari
Kepala Sekolah dan guru-guru dari sekolah dasar yang menjadi sasaran program.Murid-

murid pun antusias dalam belajar karena suasana belajar yang menyenagkan.Tidak ada
faktor penghambat.
Rekomendasi perbaikan program
Diharapkan bimbingan belajar yang sudah ada terus dilakukan khususnya bagi muridmurid kelas 5 dan 6 dan khususnya mata pelajaran bahasa Inggris karena murid-murid
pada kurikulum baru 2014 ini tidak mendapatkan pelajaran Bahasa Inggris lagi.

d. Lomba Cerdas Cermat


Penanggung Jawab : Shintya Andini Sidi dan Ilham Fachrurozy
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 19-20 Agustus 2014
Tempat
: UPTD Dindikpora Kecamatan Madukara dan Gedung KPRI Kecamatan
Banjarmangu
Volume
: 1 kali
Biaya
: (Terlampir)
Sumber dana : (Terlampir)
Tujuan dan Manfaat
Kegiatan Lomba Cerdas Cermat diadakan untuk menggali potensi yang ada pada
anak serta melatih kecerdasan dan kecermatan serta menggali wawasan pada anak peserta
lomba cerdas-cermat. Lomba cerdas cermat ini juga dapat menjadi ajang untuk
bersilaturrami dengan SD tingkat kecamatan Madukara dan Banjarmangu. Serta untuk
mencari perwakilan dari kecamatan Madukara untuk maju mewakili Kecamatan
Madukara dalam Lomba Cerdas Cermat tingkat Kabupaten Banjarnegara.
Pencapaian
Kegiatan Lomba Cerdas Cermat ini dapat berjalan dengan lancar. Para peserta Cerdas
Cermat dari SDN Kutayasa pun merasa senang dan bangga karena dapat terpilih menjadi
3 besar untuk maju ke babak semi final dan masuk dalam 2 besar mewakili Kecamatan

Madukara untuk maju ke babak final untuk bertemu dengan perwakilan 2 besar dari
Kecamatan Banjarmangu.
Faktor Pendorong dan Penghambat
Faktor pendorong adalah adanya dukungan, bantuan serta kerjasama yang baik dari
pihak UPTD Dindikpora Kecamatan Madukara untuk pelaksanaan Lomba Cerdas Cermat
tingkat kecamatan Madukara. Para sekolah-sekolah juga antusias untuk mengikuti Lomba
Cerdas Cermat ini.
Faktor penghambat adalah minimnya dana yang diperoleh untuk pelaksanaan Lomba
Cerdas Cermat ini sehingga Lomba Cerdas Cermat ini diadakan dengan sederhana. Serta
sikap dari UPTD Dindikpora Kecamatan Banjarmangu yang kurang menyambut baik
untuk pelaksanaan Lomba Cerdas Cermat ini tidak seperti UPTD Dindikpora Kecamatan
Madukara, sehingga ada sedikit perbedaan pelaksanaan Lomba pada tingkat kecamatan
antara Kecamatan Madukara dan Kecamatan Banjarmangu.
Rekomendasi Perbaikan Program
Sebaiknya panitia untuk pembentukan pelaksanaan Lomba Cerdas Cermat ini
dilakukan lebih awal, sehingga persiapan untuk pelaksaanan perlombaan menjadi lebih
matang lagi tidak kurang suatu apapun.

e. Nonton Bersama
Penanggung Jawab : Shintya Andini Sidi dan Wulan Jeniar Subkhi
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu : 22 Agustus 2014
Tempat: TK Pembina Desa Kutayasa
Volume
: 1 kali
Biaya : (Terlampir)

Sumber dana : (Terlampir)


Tujuan dan Manfaat
Kegiatan nonton bersama ini diberikan untuk menyampaikan pesan moral yang
tersimpan di dalam film yang ditampilkan kepada anak-anak agar mereka dapat
memahami makna yang terkandung didalam film tersebut. Memberikan hiburan kepada
anak-anak disela-sela kegiatan pembelajaran yang setiap hari dilakukan.
Pencapaian
Kegiatan nonton bersama ini dapat berjalan dengan lancar. Anak-anak yang
menonton pun antusias dalam menyaksikan film yang ditayangkan dikarenakan ada kuis
diakhir film dan ada hadiah yang akan dibagikan sehingga anak-anak merasa senang dan
merasa terhibur dengan hal tersebut.
Faktor Pendorong dan Penghambat
Faktor pendorong adalah adanya sambutan yang baik dari Kepala sekolah akan
kegiatan ini serta adanya dukungan dan kerjasama yang baik dari Kepala Sekolah dan
guru-guru dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Faktor penghambat adalah anak-anak yang sulit dikondisikan membuat Tim KKN
merasa sedikit kesulitan dalam mengatur kondisi pada saat pelaksanaan kegiatan ini.
Dan juga sempat terjadi pemadaman listrik di daerah desa Kutayasa sehingga waktu
pelaksanaan nonton bersama ini menjadi terlambat.
Rekomendasi Perbaikan Program
Sebaiknya durasi film yang ditampilkan lebih singkat sehingga anak-anak tidak
merasa jenuh dan bosan dalam menyaksikan film tersebut, serta bahasa yang digunakan
sebaiknya dengan bahasa yang lebih ringan agar lebih mudah dipahami oleh anak-anak
berhubung sasaran dari kegiatan nonton bersama ini memiliki usia yang relatif masih
sangat kecil.

f. Pengadaan Buku Iqra


Penanggung Jawab : Shintya Andini Sidi dan Prasojo
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu
: 25 Agustus 2014
Tempat
: TPQ Al- Ikhlas
Volume
: 1 kali
Biaya
: (Terlampir)
Sumber dana
: (Terlampir)
Tujuan dan Manfaat
Pengadaan buku Iqra ini diadakan untuk memberikan inventarisasi kepada TPQ AlIkhlas dan juga memberikan bantuan kepada TPQ Al-Ikhlas untuk mempermudah
memberikan pengajaran iqra kepada murid-murid TPQ sehingga murid-murid yang tidak
memiliki iqra dapat juga mengaji dengan menggunakan iqro yang diadakan oleh Tim
KKN Unsoed, sehingga kegiatan belajar mengajar di TPQ Al-Ikhlas dapat berjalan
dengan lancar.
Pencapaian
Kegiatan Pengadaan buku iqra di TPQ ini dapat berjalan dengan lancar. Pengadaan
buku iqra ini kami berikan kepada para pengurus TPQ Al-Ikhlas sebagai bukti
inventarisasi Tim KKN Unsoed kepada TPQ Al-Ikhlas. Murid-murid serta pengurus
TPQ juga merasa senang dengan inventarisasi buku iqra yang kami berikan.
Faktor Pendorong dan Penghambat
Faktor pendorong adalah adanya dukungan dari para pengurus TPQ Al-Ikhlas
terhadap kegiatan pengadaan buku Iqra yang kami lakukan karena hal tersebut juga
dapat membantu mereka dalam kegiatan belajar mengajar di TPQ mengingat murid di
TPQ Al-Ikhlas yang sangat banyak.

Faktor penghambat adalah dana yang sangat minimal untuk pengadaan buku iqra
tersebut dikarenakan sumber pendanaan hanya bersal dari mahasiswa sehingga buku iqra
yang diinventarisasikan juga tidak terlalu banyak.
Rekomendasi Perbaikan Program
Sebaiknya apabila ada kegiatan pengadaan huku iqra atau pengadaan buku kegamaan
lainnya untuk inventarisasi TPQ dapat bekerja sama dengan Departemen Agama
sehingga untuk pendanaan atau jumlah buku-buku yang akan diberikan untuk
inventarisasi menjadi lebih banyak dan maksimal untuk diberikan.

D. Bidang Ekonomi
1. Program Non Fisik
a. Penyuluhan Pemasaran dan Pengembangan UKM)
Penanggung jawab : (Wulan Jeniar Subkhi dan Iqbal Kurniawan)
Waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu
: Minggu, 3 Februari 2013, pukul 13.00 WIB
Tempat
: Aula Balai Desa Kutayasa
Volume
: 1 Kali
Target
: Ibu-ibu PKK Desa Kutayasa
Biaya
: (Terlampir)
Sumber dana
: (Terlampir)
Tujuan dan manfaat
Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan wawasan serta
memberikan motivasi kepada ibu-ibu PKK untuk dapat mengembangkan suatu usaha
berbasis potensi lokal di desa Kutayasa melalui pengembangan suatu produk.
Memberikan contoh pemasaran yang berkembang saat ini dan diharapkan membantu
pemerintah dalam rangka mengurangi angka pengangguran yang ada melalui
pemanfaatan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar sehingga dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat.
Pencapaian
Acara ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan sasaran. Ibu-ibu PKK menjadi
sasaran dalam kegiatan ini. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dengan pemateri dari
mahasiswa. Para peserta cukup antusias terbukti dengan banyaknya peserta yang

datang. Warga termotivasi untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitarnya
guna untuk dimanfaatkan sebagai sumber perekonomian yang baru.
Faktor Pendorong dan Penghambat
Faktor pendorong dari kegitan ini adalah adanya kerjasama yang baik antara
warga dengan tim KKN. Adanya antusiasme dari warga terhadap ilmu pengetahuan
yang akan disampaikan. Penghambat dari kegiatan ini adalah tidak kondusifnya
peserta yang berada dibelakang, sehingga mengganggu jalannya acara.
Rekomendasi Perbaikan Program
Pelaksanakan program kegiatan penyuluhan mendatangkan pembicara yang
kompeten dibidangnya sehingga materi yang disampaikan akan lebih diterima
masyarakat. Kegiatan ini masih diperlukan untuk menambah motivasi dan
pengetahuan warga dalam berwirausaha. Selain itu warga juga harus lebih dapat
mengoptimalkan segala hasil alam yang merupakan potensi lokal guna untuk dapat
meningkatkan taraf ekonomi keluarga.

2. Program Fisik
b. Pembuatan manisan salak
Penanggung jawab : (Wulan Jeniar Subkhi dan Iqbal Kurniawan)
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu
: Kamis, Jumat dan Minggu (14,15 dan 17 Agustus 2014)
Tempat
: Rumah warga

Volume
Target
Biaya
Sumber dana

: 3 kali
: Ibu-Ibu warga Desa Kutayasa
: (Terlampir)
: (Terlampir)

Tujuan dan Manfaat


Pembuatan manisan salak dan produk-produk lain yang berbahan baku dari salak
diharapkan dapat memotivasi warga masyarakat untuk membuat produk-produk
pengolahan pangan berbahan baku salak sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis
dari buah salak yang selama ini hanya dijual mentah ke pasaran tanpa adanya
pengolahan dan dengan adanya program kerja diharapkan masyarakat dapat
mendukung adanya program diversifikasi pangan berbasis potensi lokal.
Pencapaian
Acara berjalan lancar dan diikuti oleh ibu-ibu warga desa dengan antusias yang
cukup tinggi. Ibu-ibu warga desa terlihat sangat semangat mengikuti acara ini karena
manisan salak dan beberapa produk lain seperti brownies salak, pancake salak, dan
cookies salak merupakan produk-produk yang masyrakat jarang membuatnya.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung adalah adanya kerjasama yang baik antara ibu-ibu warga desa
Kutayasa dengan tim KKN. Adanya permasalahan yaitu timbulnya warna coklat pada
buah salak setelah buah dikupas sehingga mempengaruhi penampilan buah salak saat
diolah

menjadi

manisan

salak

menjadikan

program ini

diharapkan

dapat

menyelesaikan permasalahn sehingga produk yang dihasilkan mempunyai kualitas


yang baik. Faktor penghambat dari produk ini adalah minimnya peralatan yang
digunakan untuk membuat produk-produk olahan dari buah salak sehingga dapat
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Rekomendasi perbaikan program
Program pelatihan lebih diintensifkan lagi dan dilakukan pendampingan sampai
masyarakat bisa dan mengerti sehingga masyarakat desa dapat membuat produk
tersebut untuk meningkatkan nilai ekonomis buah salak dan mensejahterakan
masyarakat desa Kutayasa.

c. Lomba Kreasi Bahan Pangan dari Buah Salak


Penanggung jawab : (Iqbal Kurniawan dan Wulan Jeniar Subkhi)
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu
: Kamis, 21 Agustus 2014
Tempat
: Aula Balai Desa Kutayasa.
Volume
: 1 kali
Target
: Warga Desa Kutayasa
Biaya
: (Terlampir)
Sumber dana : (Terlampir)
Tujuan dan Manfaat
Diadakannya lomba kreasi bahan pangan dari buah salak bertujuan untuk
menumbuhkan semangat warga desa Kutayasa untuk membuat produk olahan dari
buah salak yang merupakan potensi lokal, sehingga diharapkan dengan adanya
kegiatan ini desa Kutayasa akan memiliki makanan atau produk olahan dari buah salak
yang dapat meningkatkan nilai ekonomis dari buah salak dan memajukan desa di
sektor perekonomian.
Pencapaian
Acara berjalan lancar dan diikuti oleh ibu-ibu warga desa dengan antusias yang
cukup tinggi, namun ada beberapa kelompok yang mengirimkan perwakilannya untuk
membuat suatu produk olahan pangan dari buah salak. Dari 11 RT (Rukun Tetangga)
yang ada di Desa Kutayasa, 5 RT (Rukun Tetangga) tidak mengirimkan
perwakilannya. Bapak kepala desa, bapak sekertaris desa, dan Ibu-ibu warga desa
terlihat sangat semangat mengikuti acara ini dan mengapresiasi kegiatan ini karena
banyak kreasi yang ditunjukkan oleh masing-masing kelompok dengan tampilan

produk olahan salak yang begitu bagus dan dengan diselenggarakannya kegiatan ini
akan mendukung terbentuknya desa Kutayasa sebagai desa wisata ditahun mendatang.
Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung adalah adanya kerjasama yang baik antara warga desa
Kutayasa dengan tim KKN. Adanya rencana menjadikan desa Kutayasa menjadi desa
wisata memang mengharapkan warga desanya untuk membuat berbagai macam kreasi
baik makanan maupun kerajinan sehingga kegiatan ini merupakan sarana yang tepat
untuk memulai dan menunjukkan bahwa warga desa sudah mampu membuat produkproduk olahan dari buah salak yang merupakan potensi lokal. Faktor penghambat dari
kegiatan ini adalah masih banyaknya acara atau kegiatan desa yang secara bersamaan
berlangsung dalam waktu yang sama sehingga masih ada kelompok peserta yang tidak
mengirimkan perwakilan untuk mengikuti lomba kreasi pangan ini.
Rekomendasi perbaikan program
Program lomba kreasi pangan dari buah salak sebaiknya dilaksanakan semeriah
mungkin dengan hadiah yang menggiurkan sehingga semangat warga desa dalam
mengikuti kegiatan ini akan sangat tinggi. Lomba kreasi bahan pangan dari buah salak
sebaiknya dilaksanakan diwaktu yang tepat sehingga pengunjung yang datang akan
lebih banyak lagi.

Anda mungkin juga menyukai