Anda di halaman 1dari 78

TOXIC RELEASE AND DISPERSION

MODELS
Dr. I Gusti S. Budiaman

Selama kecelakaan
Peralatan proses dapat melepaskan zat-zat beracun scr cepat

dan dlm jumlah banyak


Menyebarkan awan berbahaya di sekitar pabrik dan
pemukiman sekitar
Beberapa contoh:
Ledakan akibat pecahnya tangki proses
Pecahnya pipa bahan beracun pada P>>
Pecahnya tangki penyimpan bahan beracun yg di simpan di atas

titik didih atmosfir, dan


Pecahnya tangi transportasi truk/ kereta pada kecelakaan

Kecelakaan serius Bhopal


Dijadikan pertimbangan penting dlm
perencanaan emergency dan
Perancangan pabrik untuk meminimalkan kejadian dan akibat

pelepasan toxic
Model-model pelepasan toxic selalu digunakan untuk

mengestimasi akibat pelepasan pada pabrik dan lingkungan


pemukiman
Program keselamatan sebaiknya bekerja keras untuk
mengidentifikasi problem-problem sebelum terjadi
kecelakaan

Terdapat 3 langkah prosedur model


pelepasan senyawa beracun
Identifikassi kejadian pelepasan (situasi proses mana yg
menyebabkan pelepasan)
2. Mengembangkan model sumber untuk menggambarkan
bagaimana bahan dilepas dan kecepatan pelepasannya
3. Memperkirakan konsentrasi bahan beracun searah angin
menggunakan model dispersi
1.

Tersedia berbagai pilihan didasarkan pada


prediksi model pelepasan toxic, contoh:
1.
2.
3.
4.
5.

Mengembangkan perencanaan respons darurat dg


komunitas sekitar
Mengembangkan teknik modifikasi untuk menghilangkan
sumber pelepasan
Menutup pelepasan yg potensial dan menambah vent
penyerap yg memadai atau peralatan lain pengambilan uap
Mengurangi penyimpanan bahan-bahan berbahaya
Mengembangkan area pengamatan untuk mendeteksi
bocoran yg baru mulai dan memasang block valve dan
teknik pengendalian utk menghilangkan bahaya karena
tumpah dan bocor

Pengaruh Parameter-parameter
Dispersi
Menggambarkan model dispersi bahan beracun di udara

bergerak dari tempat kecelakaan ke dalam pabrik dan


pemukiman
Setelah pelepasan bahan beracun terbawa angin dg
karakteristik plume, spt gambar 5-1, atau karakteristik puff
seperti gambar 5-2.
Konsentrasi maksimum bahan toxic terjadi pada titik
pelepasan
Konsentrasi arah angin berkurang karena pencampuran
turbulent dan dispersi bahan beracun dan udara

Pelepasan kontinyu terjadi


disini
Arah angin

Plume: menghambur terbawa angin


bercampur dg udara segar

Gambar 5-1 Karakteristik plume terbentuk oleh pelepasan material secara kontinyu

Arah angin
Konsentrasi sama untuk ke tiga permukaan

Initial Puff Formed by


Instantaneous Release of
Material

Puff at time
t1 > 0

Puff at time
t2 > t1

Puff bergerak ke arah angin dan menghambur oleh


pencampuran dg udara segar

Gambar 5-2 Karakteristik puff oleh pelepasan material mendekati spontan

Parameter-parameter yg mempengaruhi dispersi material


toxic di udara
Kecepatan angin
Stabilitas udara
Kondisi ground (bangunan, air, pohon)
Tinggi pelepasan di atas ground level
Momentum dan bouyancy dari awal pelepasan material
Kecepatan angin Plume menjadi panjang dan menipis, zat-zat
terbawa ke arah angin lebih cepat, tetapi pengenceran lebih cepat
oleh jumlah udara yg lebih besar
Stabilitas udara dikaitkan dg pencampuran udara vertikal. Pada siang
hari suhu udara turun cepat dg ketinggian, mendorong pergerakan
vertikal. Pada malam hari penurunan suhu sedikit, menghasilkan
sedikit pergerakan vertikal (gb. 5-3)

Figure 5-3 Air temperature as a function of altitude for day and night
conditions. The temperature gradient affects the vertical air motion

Pengaruh kondisi ground pada efek


mixing
Kondisi ground mengakibatkan pencampuran mekanik

permukaan dan profil angin pada ketinggian


Gedung-gedung tinggi dan pohon akan menaikkan mixing
Danau dan area terbuka akan menurunkan mixing
Gambar 5-4 menunjukkan perubahan kecepatan angin
terhadap tinggi berbagai kondisi ground

Figure 5-4 Effect of ground conditions on vertical wind gradient.

Pengaruh tinggi pelepasan terhadap


konsentrasi ground
Tinggi pelepasan konsentrasi ground karena plume

mendispersi dg jarak vertikal

Model dispersi awan uap yg biasa


digunakan
Model plume menggambarkan pelepasan material dg

konsentrasi ajeg dari pelepasan kontinyu


Model puff menggambarkan konsentrasi sementara
material dari pelepasan tunggal sejumlah material tertentu
Model puff dapat digunakan utk melukiskan plume
Plume adalah penyederhanaan pelepasan puff kontinyu

Gambar 5-6 akselerasi dan boyansi pengaruh pelepasan material pada


karakter plume

Proses pelepasan bahan


Pertimbangkan pelepasan massa material seketika, Qm, ke

udara.
Asumsi tidak ada reaksi atau difusi molekuler, konsentrasi
material yang dihasilkan dari pelepasan:

5-1
Dengan uj adalah kec udara dan subscript j adalah semua
koordinat arah x, y, dan z.

Jika kec angin uj di set konstan pd kec rata-rata


digunakan pendekatan laju angin sbb.
5-2
dengan <uj> adl kec rata-rata dan uj fluktuasi kec karena
turbulensi, dan diikuti oleh fluktuasi konsentrasi C, shg
5-3
Dengan, <C> adl konsentrasi rata-rata, dan C adl fluktuasi
konsentrasi.
Karena fluktuasi keduanya C dan uj ada disekitar nilai rata-rata,
maka:
5-4
uj = 0 dan C = 0

Substitusi pers 5-2 dan 5-3 de dalam 5-1, didapat


(5-5)
batas <uj>C dan uj<C> = 0 bila rata-rata (<<uj>C> =

<uj><C> =0, tapi batas flux turbulen <ujC> 0 dan


ada dalam persamaan
Diperlukan pers tambahan utk melukiskan flux turbulen,
yaitu dg difusivitas eddy, Kj, (luas/waktu)

(5-6)

Substitusi pers 5-6 ke 5-5

(5-7)

Bila di asumsi udara incompressible


(5-8)

Pers 5-7 menjadi


(5-9)

Pers 5-9 digunakan untuk penyelesaian berbagai kasus.


Sistem koordinat digunakan utk model dispersi spt gambar 5-7 dan

5-8
Axis-x adalah garis pusat arah angin dari pusat release dan di putar
utk arah angin berbeda
Pelepasan material kontinyu pd laju
Qm terjadi disini

Gambar 5-7 sumber pelepasan


kontinyu dg angin steady state
Arah angin dg
kec ., u

Arah angin, kec u

Pelepasan bahan
seketika, Qm*,
terjadi di sini pd t =
0

Puff mula-mula pd t=0


Puff bergerak ke arah angin dg kec u

Puff pada t=t1

Gambar 5-8 Puff dengan angin, setelah pelepasan seketika selanjutnya


puff bergerak ke arah angin

Penyelesaian persoalan pelepasan untuk berbagai kasus


Penyelesaian berbagai kasus akan sangat kesulitan karena tidak

tersedia data difusivitas eddy, Kj.


Umumnya Kj berubah dg posisi, waktu, laju angin, dan kondisi
cuaca
Pendekatan Kj cocok secara teoritis tapi tidak cocok secara
eksperimen dan tidak tersedia kerangka korelasi
Sutton menyelesaikan kesulitan ini dg mengusulkan definisi
koefisien dispersi

(5-37)

Koef dispersi arah y dan z dapat di hitung dengan korelasi


yang sama memberi y dan z
Koef dispersi x, y dan z mewakili deviasi standar konsentrasi

arah angin (downwind), melintang angin (crosswind), dan vertikal


arah (x,y,z)
Koef dispersi:
Fungsi kondisi udara, dan
Jarak terbawa angin dari titik pelepasan
Kondisi udara di klasifikasi menurut 6 kelas stabilitas yang

berbeda seperti dalam tabel 5-1.


Kelas stabilitas tergantung pada
Kecepatan angin
Kuantitas sinar matahari

Stabilitas udara (lanjutan)


Selama siang hari, laju angin meningkat dalam stabilitas udara

>>
Sedangkan di malam hari terjadi sebaliknya.
Hal ini disebabkan oleh perubahan profil suhu dari siang ke
malam
Koef dispersi y dan z untuk sumber kontinyu diberikan dalam

gambar 5-10 dan 5-11, dengan kaitan korelasi dalam tabel 5-2.
Harga x tidak disediakan dan dapat di asumsi x = y
Untuk pelepasan puff harga y dan z diberikan dalam gambar 512 dan pers disediakan dalam tabel 5-3.

Gambar 5-10 koef dispersi untuk model plume Pasquill Gifford (PG) untuk
pelepasan daerah pedesaan/ pedalaman.

Gambar 5-11 koef dispersi untuk model plume Pasquill Gifford (PG)
untuk pelepasan daerah perkotaan.

Tabel 5-2 Persamaan yang direkomendasikan utk koef dispersi PG utk


dispersi plume

Pasquill-Gifford
Kelas stabilitas
Kondisi pedesaan
A
B
C
D
E
F
Kondisi perkotaan
A-B
D
D
E-F

Gambar 5-12 koef dispersi untuk model puff Pasquill Gifford.

Tabel 5-3 pers yg direkomendasikan utk koef dispersi PG


untuk dispersi Puff

Batasan untuk model dispersi PasquillGifford


Pasquill-Gifford atau dispersi Gaussian diaplikasikan hanya untuk

menetralkan dispersi buoyant dari gas dalam turbulent mixing


Model ini valid hanya untuk jarak 0,1-10 km dari titik pelepasan
Prediksi konsentrasi dengan model Gaussian adalah waktu ratarata
Jadi model ini sesuai untuk konsentrasi lokal seketika/ cepat
untuk mencapai prediksi nilai rata-rata
Asumsi waktu rata-rata 10 menit
Konsentrasi yang seketika itu juga dapat bervariasi dengan faktor
2 dari konsentrasi terhitung menggunakan model Gaussian

Case 11: Puff with instantaneous Point Source at Ground Level,


Coordinate Fix at Release Point, constant wind only in x Direction
with Constant Velocity, u
2

Q
y 2 z 2
1 x ut

(5-38)

C x, y , z , t
exp

2
2
3/ 2

2 x y z
2 x y z

*
m

Konsentrasi pada permukaan tanah, pada z=0


2

Q
y 2
1 x ut

C x, y,0, t
exp

2
3/ 2

2 x y z
x
y

*
m

(5-39)

Konsentrasi pada permukaan tanah, sepanjang x-axis diberikan


pada y=z=0
2

Q
1 x ut

C x,0,0, t
exp

3/ 2

2 x
2 x y z

*
m

(5-40)

Pusat awan dicari pada koordinat(ut,0,0). Konsentrasi


pada pusat pergerakan awan, diberikan dengan

Qm*

C ut ,0,0, t

x y z

3/ 2

(5-41)

Total dosis terintegrasi, Dtid, yang diterima oleh seseorang yg


berdiri pd koordinate tetap (x,y,z) adalah waktu keseluruhan dari
konsentrasi

Dtid ( x, y, z ) C x, y, z, t dt

(5-42)

Total dosis terintegrasi, pada level tertentu dari tanah dicari dg pers
5-39 sesuai dg pers 5-42. Hasilnya adalah
1 y2

C x, y,0
exp
2
2
2 y z u
y

Qm*

(5-43)

Total dosis erintegrasi sepanjang x-axis di tanah adalah

C x,0,0

Qm*
2 y z u

(5-44)

Garis yg mempunyai konsentrasi sama di sekitar batas awan di sebut isopleth.


Untuk konsentrasi isopleth tertentu pada level tertentu dari tanah ditentukan
dengan membagi pers 5-40 dengan pers 5-39. Pers ini dapat diselesaikan langsung
untuk y

y y

C x,0,0, t

2 ln
C x, y,0, t

(5-45)

Prosedurnya adalah
Tetapkan <C>*, u dan t.
2. Hitung konsentrasi <C>(x,0,0,t) sepanjang x-axis
menggunakan pers 5-40. definisikan batas awan sepanjang
x-axis
3. Set <C>(x,0,0,t) =<C>* dalam pers 5-45, dan hitung
nilai y pada tiap titik garis pusat yang ditentukan dalam
langkah 2
Prosedur diulangi untuk tiap nilai t yang diperlukan
1.

Case 12 Plume with Continuous Steady-State Source at


Ground Level and Wind Moving in x Direction at Constant
Velocity u

Pada kasus ini sumber pelepasan terjadi di tanah seperti


disajikan dalam gambar 5-9. Tanah merupakan batas yg tidak
dapat di tembus oleh material. Sehingga konsentrasi menjadi
2 kali konsentrasi tanpa ground.
Arah angin dengan
kecepatan angin, u

Asal pelepasan material kontinyu


Gambar 5-9 steady-state plume
with source at ground level.

Perhitungan konsentrasinya adalah:


1 y 2 z 2
C x, y , z
exp 2 2
y z u
2 y z
Qm

(5-46)

Konsentraasi pada permukaan tanah diberikan pada z = 0;


2

Qm
1
y
C x, y,0
exp
y z u
2 y

(5-47)

Konsentraasi pada garis pusat plume langsung ke arah angin diberikan


pada y = z = 0;
C x,0,0

Qm

y z u

(5-48)

Isopleth di dapat dengan memakai prosedur identik dengan prosedur yg


dipakai dalam case 11

Case 13 Plume with Continuous Steady-State Source at


Height Hr above Ground Level and Wind Moving in x
Direction at Constant Velocity u

Untuk kasus ini ground berperan sebagai batas yang kedap


pada jarak Hr dari sumber
2

y
Qm
1
C x, y , z
exp
y z u
2 y

1 z H
r
exp
2 z

1zH
r
exp

2 z

(5-49)

Konsentraasi pada permukaan tanah di dapat dg menetapkan


z = 0;
2

Qm
1 y 1 H r

C x, y,0
exp

y z u
2 y 2 z

(5-50)

Konsentraasi pada garis pusat di permukaan tanah di dapat dg


menetapkan y = z = 0;
1H
Qm
C x,0,0
exp r
y z u
2 z

(5-51)

Konsentraasi maksimum pada permukaan tanah di sepanjang sumbu x


ditentukan dengan:
C max

2Qm

euH r

(5-52)

Jarak arah angin dimana terjadi konsentrasi permukaan tanah


maksimum di dapat dari
Hr
z
2

(5-53)

Prosedur mendapatkan konsentrasi maksimum menngunakan pers 5-52


dg nilai z dari pers 5-53

Case 14 Puff with Instantaneous Point Source at Height H r


above Ground Level and a Coordinate System on the Ground
that Moves with the Puff

Pada kasus ini pusat puff di dapat pada x=ut. Konsentrasi


rata-rata diberikan dengan:
2

y
Q
1
C x, y , z , t
exp
3/ 2
2 x y z 2 y
*
m

1 z H
r
exp
2 z

1zH
r
exp

2 z

(5-54)

Ketergantungan waktu dicapai melalui koef. dispersi, sebab nilainya

berubah selama puff bergerak ke arah angin dari titik pelepasan


Jika tidak ada angin (u = 0), pers 5-54 tidak memberikan hasil prediksi
yang tepat

Pada permukaan tanah, z = 0, dan konsentrasi di hitung


menggunakan pers.
2

y 1 Hr
Q
1
C x, y,0, t
exp
3/ 2
2 y 2 z
2 x y z

*
m

(5-55)

Konsentrasi di sekitar tanah pada garis pusat diberikan pada y = z =


0:
1H
Q
r

C x,0,0, t
exp

2 3 / 2 x y z
2 z
*
m

(5-56)

Dosis terintegrasi total pd permukaan tanah di dapat dg


mengaplikasikan pers 5-42 pada pers 5-55. Hasilnya adalah:
2

y 1 Hr
Q
1
Dtid x, y,0
exp
y z u
2 y 2 z

*
m

(5-57)

Case 15 Puff with Instantaneous Point Source at Height


Hr above Ground Level and a Coordinate System Fixed on
the Ground at the Release Point
Untuk kasus ini hasil di dapat menggunakan transformasi koordinat x
menjadi koordinat x-ut. Hasilnya adalah:
Puff equation with moving coordinate
C x, y , z , t

system Equation 5 54 sampai 5 56


1 x ut

exp
2 x

dengan t adalah waktu sejak pelepasan puff

(5-58)

Kasus kondisi terburuk (Worst-Case Conditions)


Untuk Flume,
konsentrasi tertinggi selalu dijumpai pada titik pelepasan
Jika pelepasan terjadi di atas permukaan tanah, maka konsentrasi

tertinggi di tanah terjadi pada titik arah angin dari pelepasan

Untuk puff,
konsentrasi maksimum selalu dijumpai pada pusat puff
Untuk release di atas permukaan tanah, pusat puff akan bergerak

parallel thd tanah dan


Untuk puff isopleth, isopleth-nya berupa sirkuler bergerak ke arah
angin
Diameter isopleth awalnya meningkat sbg pergerakan puff arah
angin, mencapai maksimum, dan diameternya berkurang

Kasus kondisi terburuk (cont.)


Jika kondisi cuaca tidak diketahui atau tidak menentu,
Dapat dibuat bbrp asumsi untuk menghasilkan kasus terburuk, yaitu,

estimasi konsentrasi tertinggi dengan memilih keadaan cuaca


mengarah ke F dan kecepatan angin rendah
Dengan melihat gambar 5-10 sampai 5-12, dapat dilihat koefisien
dispersi terendah terjadi pada stabilitas F
Kenyataan kecepatan angin tidak mungkin nol, diambil kecepatan
terendah 1,5 m/s
Beberapa analis resiko menggunakan kecepatan angin 2 m/s
Asumsi yang diambil harus dinyatakan dengan jelas

Pembatasan model dispersi Pasquill-Gifford Dispersi Gausian


hanya valid diaplikasikan untuk jarak 0,1-10 km dari titik
pelepasan

Dense gas dispersion


Dense gas adalah setiap gas yang mempunyai densiti lebih

besar dari densiti udara sekitar dimana gas tersebut


mendispersi
Ini terjadi disebabkan oleh BM gas > BM udara
Atau gas dengan suhu rendah dihasilkan dari autorefrigerassi
selama pelepasan atau proses-proses lain
Pada pelepasan puff, terjadi awan vertikal dan horizontal
dengan dimensi sama
Awan padat bergerak menuju permukaan tanah karena
gravitasi, menaikkan diameter dan menurunkan ketinggian

Model memerlukan spesifikasi


Volume cloud (awan) mula-mula, volume flux plume mula-

mula, waktu pelepasan, dan densiti gas mula-mula. Juga


diperlukan kecepatan angin pada ketinggian 10 m, jarak arah
angin, dan densiti gas sekitar.
Langkah pertama, menentukan aplikasi model dense gas.
Bouyancy cloud mula-mula didefinisikan sebagai:

g 0 g 0 a / a

(5-59)

Keterangan:
g0 = faktor bouyancy mula-mula (L/t2),
g = akselerasi karena gravitasi (L/t2),
0 = densiti mula-mula material yang dilepas (M/L3),
a = densiti udara sekitar (M/L3),
Karakteristik dimensi sumber, tergantung pada macam pelepasan. Untuk
pelepasan kontinyu

q0
Dc
u

Dc = karakteristik dimensi sumber utk pelepasan kontinyu (L)


q0 = volume flux plume mula-mula utk dispersi dense gas (L3/t)
u = kecepatan angin pada elevasi 10 m (L/t)

(5-60)

Untuk pelepasan seketika karakteristik dimensi


sumber didefinisikan sebagai:
1

Di V0 3 ,

(5-61)

Di = karakteristik dimensi sumber utk pelepasan dense gas seketika (L)


V0 = volume Puff mula-mula pelepasan material dense gas (L3/t)
Kriteria untuk pelepasan kontinyu:
g 0 q0
3
u Dc

0,15

(5-62)

Kriteria untuk pelepasan seketika:


g 0V0
0,20
uDi

(5-63)

Kriteria untuk menentukan apakah pelepasan


kontinyu (plume) atau seketika (puff) dihitung
menggunakan grup berikut:
Plume:
Puff:

uRd
2,5
x
uRd
0,6
x

(5-64)

Jika nilai group diantara 0,6 sampai 2,5 dihitung dengan


plume dan puff, dipilih konsentrasi >>
Dengan,
Rd = lama pelepasan (t), dan
x = jarak arah angin (L).

Jika kreteria terpenuhi: UNTUK

PLUME

Atau lihat
tabel 5-4

UNTUK PUFF

Atau lihat
tabel 5-5

Kriteria Efek Racun


Suatu perhitungan dispersi telah lengkap, pertanyaan yg muncul:
Apakah konsentrasi dipertimbangkan berbahaya?
Konsentrasi didasarkan pada TLV-TWA, didiskusikan dalam chp.

2.
Satu pendekatan yg digunakan adalah model probit dlm chp 2,
model ini juga dapat meliputi akibat yg dihasilkan dari perubahan
sementara konsentrasi toxic
Sayangnya korelasi yg tersedia hanya untuk sebagian kecil bahan
kimia

Beberapa kriteria atau metode utk penyederhanaan


konsentrasi bahan beracun berbahaya meliputi
emergency response planning guidelines (ERPGs) for air
contaminants issued by the American Industrial Hygiene
Association (AIHA),
IDLH levels established by NIOSH,
emergency exposure guidance levels (EEGLs) and short-term
public emergency guidance levels (SPEGLs) issued by the
National Academy of Sciences/National Research Council,
TLVs established by the ACGIH, including short-term exposure
limits (TLV-STELs) and ceiling concentrations (TLV-Cs),
PELS promulgated by OSHA,
toxicity dispersion (TXDS) methods used by the New Jersey
Department of Environmental Protection, and
toxic endpoints promulgated by the EPA as part of the RMP.

Tiga rentang konsentrasi yg disediakan sebagai


konsekuensi exposure bahan kimia tertentu
1. ERPG-1 is the maximum airborne concentration below which
it is believed nearly all individuals could be exposed for up to 1
hr without experiencing effects other than mild transient
adverse health effects or perceiving a clearly defined
objectionable odor.
2. ERPG-2 is the maximum airborne concentration below which
it is believed nearly all individuals could be exposed for up to 1
hr without experiencing or developing irreversible or other
serious health effects or symptoms that could impair their
abilities to take protective action.
3. ERPG-3 is the maximum airborne concentration below which
it is believed nearly all individuals could be exposed for up to 1
hr without experiencing or developing life-threatening health
effects (similar to EEGLs).

dan seterusnya

Contoh 5-1
Suatu hari cuaca mendung/ berawan, sebuah stack dg tinggi
efektif 60 m melepaskan SO2 dg kecepatan 80 g/s.
Kecepatan angin 6 m/s. Stack berlokasi di daerah pedesaan.
Tentukan
a.
b.

c.

Konsentrasi rata-rata SO2 di tanah 500 m ke arah angin


Konsentrasi rata-rata di tanah 500 m ke arah angin dan 50 m
melintang angin
Lokasi dan nilai konsentrasi rata-rata maksimum di
permukaan tanah langsung ke arah angin

solusi
a.

Kasus ini pelepasan kontinyu, gunakan pers 5-51


1H
Qm
C x,0,0
exp r
y z u
2 z

Dari tabel 5-1 stabilitas kelas D, koef dispersi di dapat dari gambar 5-11
atau tabel 5-2. Kita gunakan tabel 5-2

Substitusi ke pers 5-51, di dapat

b. Konsentrasi rata-rata 500 m arah angin dan 50 m melintang angin.


Gunakan pers 5-50 di set y = 50

c.

Lokasi konsentrasi maksimum, digunakan pers 5-53

Dari gabar 5-10 utk stabilitas D. dari gambar 5-10 atau tabel 5-2
di dapat y = 88 m. Konsentrasi maksimum dari pers 5-52

Contoh 5-2.
Klorin (Cl2) digunakan secara khusus dalam proses kimia. Studi model
sumber menunjukkan bahwa untuk skenario kecelakaan khusus 1 kg
klorin di lepas seketika. Pelepasan terjadi di permukaan tanah. Jarak
pemukiman dari sumber pelepasan 500 m. Tentukan.
a.
Waktu yg diperlukan pusat awan untuk mencapai tempat
pemukiman, bila kecepatan udara 2 m/s
b. Konsentrasi Cl2 maks di daerah pemukiman. Bandingkan dengan
ERPG-1 utk Cl2 = 1,0 ppm. Apakah stabilitas dan laju angin
menghasilkan konsentrasi maks.
c. Tentukan jarak perjalanan awan utk mendispersikan awan mencapai
konsentrasi maks dibawah ERPG-1. Gunakan kondisi bagian b.
d. Tentukan ukuran awan (cloud), didasarkan pada ERPG-1, pada titik
5 km langsung arah angin di tanah. Asumsi kondisi dari bagian b.

Solusi:
a.

b.

Diket x = 500 m, u = 2 m/s, sehingga waktu yg diperlukan


awan utk mencapai pemukiman:
t = x/u = 500/2 = 250 s = 4,2 min mrp waktu yg sangat
singkat utk memperingatkan keadaan darurat
Konsentrasi maks terjadi di pusat awan arah angin dari pelepasan
dg pers 5-41

C ut ,0,0, t

Qm*
2 3 / 2 x y z

Kondisi stabil dipilih utk memaksimumkan konsentrasi <C> dlm


pers 5-41. Ini memerlukan nilai koef dispersi minimum. Dari
gambar 5-12 nilai terendah koef dispersi terjadi pada kondisi
stabilitas F.

Hal ini utk waktu malam dg mendung tipis dan kecepatan angin
kurang dari 3 m/s. Konsentrasi maks puff juga terjadi pada
titik terdekat area pemukiman dg pelepasan. Ini terjadi pada
jarak 500 m, shg

Dari pers 5-41 di dapat:

Asumsi p = 1,0 atm, dan T = 298 K, dari pers 2-56 di


dapat:
C ppm 0,08205

298
2310 795,5 ppm
171

Ini jauh lebih besar dari ERPG-1 sebesar 1,0 ppm shg setiap
orang dalam area pemukiman dan dalam pabrik akan terekspose
berlebihan bila berada diluar dan searah angin dari sumber.
c. Dari tabel 2-7 pada ERPG-1 dari 1,0 ppm = 3,0 mg/m3 atau
3,0 x 10-6 kg/m3. Konsentrasi pada pusat awan dengan pers
5-41

Jarak arah angin diselesaikan dg pers yg disajikan


dalam pers dalam tabel 5-3. jadi untuk stabilitas F

Selesaikan x dg trial dan error , hasilnya adalah 8,0 km searah


angin
d.

Konsentrasi pada garis pusat arah angin diberikan dg pers 5-40


2

Q
1 x ut

C x,0,0, t
exp


2
2 3 / 2 x y z
x

*
m

Waktu yang diperlukan untuk pusat plume sampai pada 5 km


adalah:
t = x/u = 5000 m/2 m/s = 2500 s

Pada jarak ke arah angin x = 5 km = 5000 m dan asumsi


kondisi stabilitas F, kita hitung

x y 0.02 x 0.89 39.2 m


z 0.05 x 0.61 9.0 m
Substitusi ke pers 5-40 di dapat

Dengan x dalam meter. Besaran (x 5000) menunjukkan lebar puff.


Penyelesaian pers ini kita dapatkan

Lebar awan pada jarak 5000 m arah angin adalah 87,8 m.


Didasarkan pada konsentrasi ERPG-1. Pada u = 2 m/s
diperlukan waktu untuk lewat
87.8 m
t
43.9 s
2m/ s

Prosedur emergency yg memadai adalah tetap tinggal di dalam


rumah dengan semua jendela tertutup dan ventilasi dimatikan
sampai awan lewat
Upaya pabrik adalah menurunkan jumlah pelepasan klorin

Contoh 5-3.
Hitung jarak searah angin dari pelepasan LNG untuk mendapatkan
konsentrasi sama dengan lower flammability limit (LFL) 5%
volume konsentrasi uap. Asumsi kondisi lingkungan 298 K dan 1
atm. Tersedia data sebagai berikut:
laju cairan tertumpah: 0.23 m3/s
lama tertumpah (Rd): 174 s
kecepatan angin 10 m di atas tanah (u): 10.9 m/s
densiti LNG: 425.6 kg/m3
densiti uap LNG pada titik didih 162 oC: 1.76 kg/m3

Solusi:
Kecepatan pengeluaran gas volumetris, q0

Densiti udara sekitar dihitung dg hukum gas ideal, s = 1.22


kg/m3. Jadi dari pers 5-59

Step 1. Tentukan apakah pelepasan termasuk kontinyu atau


seketika. Untuk kasus ini digu akan pers 5-64, dan jumlahnya harus
lebih besar dari 2.5 utk pelepasan kontinyu.

Bila mengikuti pelepasan kontinyu: x 758 m


Jadi jarak terakhir harus lebih kecil dari 758 m
Step 2. tentukan apakah model awan tebal (dense cloud) dapat
diaplikasikan. Untuk ini gunakan pers 5-60 dan 5-62

Jelas bahwa model cloud dense dapat diaplikasikan

Step 3. Mengatur konsentrasi untuk pelepasan non isothermal. Model


Britter-MacQuaid tersedia untuk pengaturan perhitungan konsentrasi pd
pelepasan uap non isothermal. Jika konsentrasi mula-mula C*, lalu
konsentrasi efektif diberikan dengan:

Dengan Ta adl suhu sekitar dan To adl suhu sumber. Untuk


konsentrasi yg kita perlukan 0.05 di dapat konsentrasi efektif C
= 0.019

Step 4. kelompok tak berdimensi utk gambar 5-13

dan

Step 5. Gunakan gambar 5-13 untuk menentukan jarak ke arah angin.


Konsentrasi gas mula-mula, Co, adl LNG murni. Jadi Co = 1.0, dan
diikuti dg Cm/Co = 0.019. Dari gambar 5-13.

Sehingga x = 126 x 2.26 m = 285 m. Ini dibandingkan dg jarak yg


ditentukan secara eksperimen sebesar 200 m.

Efek momentum dan buoyancy pelepasan


Gambar 5-6 menunjukkan karakteristik puff atau plume

tergantung pada momentum dan buoyancy pelepasan mula-mula.


Momentum dan buoyancy mula-mula merubah tinggi pelepasan
efektif
Pelepassan yg terjadi pd permukaan tanah dg penyemprotan jet
menguapkan cairan mempunyai tinggi efektif lebih besar dari
pelepasan tanpa jet.
Dengan cara yg sama, pelepasan uap dg suhu lebih tinggi daripada
suhu udara sekitar akan meningkat sebab dari efek buoyancy,
meningkatkan tinggi pelepasan efektif
Kedua efek ditunjukkan oleh pelepasan cerobong asap tradisional
ditunjukkan dalam gambar 5-15.

Gambar 5-15 cerobong asap plume menunjukkan kenaikan buoyant


mula-mula dari gas panas

Pelepasan material dari cerobong asap memuat momentum,

didasarkan pada kecepatan ke atas dalam pipa cerobong, dan juga


buoyant, sebab suhunya lebih tinggi dp suhu sekitar
Untuk cerobong asap oleh Turner, disarankan menggunakan pers
empiris Holland formula untuk menghitung tinggi tambahan yg
dihasilkan dari pelepasan buoyancy dan momentum

Anda mungkin juga menyukai