Anda di halaman 1dari 4

Pembibitan

Pada kegiatan magang kerja yang sudah dilakukan di Kebun Wonosari, PT.
Perkebunan Nusantara XII (Persero) didapatkan hasil bahwa proses pembibitan
tanaman teh belum dilaksanakan secara menyeluruh. Tetapi pada waktu tersebut
sudah dilakukan proses perencanaan dan persiapan. Pembibitan tanaman teh
memerlukan waktu yang cukup lama mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
penanaman hasil pembibitan tersebut mencapai 2,5-3 tahun. Tahapan
perencanaan antara lain:

Perencanaan volume tanam.


Perencanaan ini meliputi luasan lahan yang akan ditanam, jarak tanam yang
akan digunakan dan jumlah tanaman yang akan ditanam pada lahan yang
telah diiapkan. Selain itu terdapat perencanaan volume/kapasitas tempat
pembibitan yang meliputi jumlah bibit yang disiapkan, luasan bet
pembibitan dan luasan tempat pembibitan bedengan.

Perencanaan waktu dan proses pembibitan.


meliputi perencanaan waktu pembuatan area lahan yang disiapkan untuk
pembibitan, waktu pembibitan, dan proses pembibitan tanaman teh.

Perencanaan waktu penanaman.


meliputi perencanaan waktu penanaman hasil pembibitan tanaman teh
tersebut dan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan kondisi bibit yang
ada.
Proses persiapan pembibitan antara lain:

Persiapan lokasi area


Dalam hal ini terdapat dua area yang harus disiapkan yaitu area penanaman
yang disiapkan dengan cara membuka lahan baru dengan alat berat ataupun
menanam bibit pada lahan yang sudah memiliki tanaman teh yang sulit
berkembang (peremajaan kebun). Selain area penanaman, area yang
disiapkan adalah area pembibitan yang mempertimbangkan beberapa hal,
antara lain seperti akses jalan (kemudahan dan kelancaran), topografi area
(datar/rata atau melandai ke timur), drainase yang baik, keamanan, sumber
air, volume/kapasitas yang cukup. Area untuk pembibitan harus memenuhi
jumlah volume bibit yang dibutuhkan untuk penanaman. Area pembibitan

berupa bedengan (Gambar) yaitu berupa lahan datar yang di kelilingi


penutup berupa paranet baik dinding samping dan atap

Gambar. Bedengan

Persiapan media tanam


Media tanam yang digunakan yaitu tanah top soil dan sub soil. Tanah top
soil merupakan tanah hutan yang berwarna hitam yang diambil sampai batas
profil top soil dan tanah masam dengan ph max 4,5-5,5 dengan ketentuan
antara lain menghindari cekungan untuk meminimalkan kandunga fraksi
pasir dan biji gulma, Tanah yang sudah diambil kemudian di ayak dan di
fumigasi untuk mengurangi kemungkinan timbulnya jamur yang dapat
mengganggu pertumbuhan bibit teh. Komposisi fumigan yang digunakan
antara lain untuk top soil diberikan dethane 300 gr, tawas 1 kg, pupuk tsp
500 gr, pupuk kcl 500 gr untuk 1 m 3 tanah top soil. Sedangkan untuk tanah
sub-soil hanya diberikan dethane 300 gr dan tawas 1 kg untuk 1 m 3 tanah
sub-soil, kemudian dimasukan kedalam polybag menggunakan cetok
dengan ukuran polybag 12x25 cm komposisi 2/3 bagian bawah di isi dengan
tanah top soil dan 1/3 atas di isi dengan tanah sub soil (Gambar)

Gambar. Komposisi media tanam pada polybag

persiapan bahan tanam.


Bahan tanam yang digunakan untuk pembibitan di kebun wonosari adalah stek
yang berasal dari jenis klon yang baik seperti Gambung 2 dan Gambung 7.
Stek yang digunakan harus sehat dan pohon induk berusia minimal 5 tahun.
Stek dapat diambil dari pohon induk minimal berusia 4 bulan setelah

dipangkaas. Perlakuan terhadap pohon induk antara lain pemangkasan pohon


induk setinggi 55 cm dari permukaan tanah dan perlakuan pupuk daun untuk
menumbuhkan tunas berupa pupuk seng sulfat 1% yang diberikan ketika sudah
terdapat tanda tumbuh tunas (Gambar). Setelah 4 bulan setelah dipangkas
makan pucuk daun yang tumbuh di pangkas sebelum stek diambil untuk
mencegah mata tunas menjadi dorman.

Gambar. Tanda Tunas Yang Tumbuh


Tahapan selanjutnya adalah proses penanaman diawali dengan pengambilan
stekers dari pohon induk dilakukan sepagi mungkin. Kriteria stekers yang dapat
diambil antara lain sudah berumur 3 bulan dan mata tunas sudah tumbuh tetapi
tidak mencuat keluar sebelum menjadi daun atau biasa disebut kuku
anjing(Gambar). Stekers diambil dari pohon induk dengan menggunakan gunting
pemotong. stekers di buang 1/3 bagian atas dan 1/3 bagian bawah menggunakan
pisau stekers. Setelah dipotong, stekers dimasukan kedalam bak berisi air yang
telah dicampur dengan larutan dethane m-45 dan diletakan ditempat yang teduh.
Setelah di rendam dalam larutan dethane m-45, stekers dipotong menjadi stek
dengan masing-masing ketinggian stek antara 3-4 cm. Setelah stek siap, stek di
tanam pada media tanam yang disiapkan dalam polybag lalu tanah dipadatkan dan

disiram dengan air.


Gambar. Tunas pada bibit teh kuku anjing.

Setelah bibit ditanam, polybag disusun didalam bedengan dengan penataan


disusun dari beberapa bed Bed adalah susunan beberapa polybag didalam
bedengan dengan ukuran masing-masing bed adalah 1,1 x 10 meter. Setelah bed
terpenuhi, maka bibit teh yang sudah tersusun ditutup/disungkup dengan plastik
bebbentuk setengah tabung yang sebelumnya dibuat kerangka penutup plastik
menggunakan bambu dan patok. Sungkup plastik yang dipasang harus tertutup
dengan baik pada semua sisinya agar tidak dapat dimasuki oleh apapun. Satu bed
harus dikerjakan mulai dari penanaman, penataan dan penyungkupan dalam satu
hari langsung agar bibit teh tidak terkontaminasi penyakit.
Bibit teh yang telah disungkup kemudian dibiarkan selama 4 bulan untuk
awal pertumbuhannya. Pada 4 bulan tersebut hanya dilakukan penyraman pada
plastik penutup saja sehingga air yang masuk ketanaman berasal dari embun
buatan hasil penyiraman pada plastik penutup. Setelah 4 bulan, dilakukan
aklimatisasi dengan cara membuka seuruh sungkup plasik selama 2 jam/hari
selama 2 minggu, setelah itu membuka seuruh sungkup plasik selama 4 jam/hari
selama 2 minggu, setelah itu membuka seuruh sungkup plasik selama 6 jam/hari
selama 2 minggu. Hal ini hanya dilakukan ketika suhu lingkungan tidak terlalu
panas. Setelah 5,5 bulan, sungkup dibuka total selama 3 bulan untuk penyesuaian.
Setelah penyesuaian tanaman selama 8,5 bulan, tanaman dikelompokan
berdasarkan kategori ketinggian yaitu kategori A (minimal 25 cm), kategori B (1525 cm) dan kategori C (kurang dari15 cm). Setelah tanaman di kelompokan
berdasarkan ketinggian, tanaman di kelompokkan lagi berdasarkan tanggal tanam
bibit dan jenis klon. Setelah bibit dikelompokan, bibit dapat dilakukan
pemeliharaan berupa pemupukan daun saja tanpa dilakukan pemupukan lewat
tanah. Selain pemberian pupuk daun, dapat dilakukan penanganan terhadap hama
atau penyakit dengan memperhatikan intensitas serangannya.

Anda mungkin juga menyukai