Anda di halaman 1dari 24

39

Juli 2016

Menebar Insentif
Memacu Investasi
FOKUS

Efisiensi Berbalut Beleid


Insentif

06

FIGUR

Menghilangkan Disinsentif
Mendorong Investasi
Hulu Migas

16

PERSPEKTIF

18

Ekskursi Geologi Potensi


Migas Non-konvensional Shale Oil
Cekungan Sumatera Utara

BIANGLALA

23

SKK Migas-KPK Sinergi


Cegah Sejak Dini
Tindakan Korupsi
Juli 2016 // BUMI

DAFTAR ISI
REDAKSI

SALAM REDAKSI

03

04

Membangun Optimisme
di Tengah Tantangan

FOKUS
Pelindung
Amien Sunaryadi
Budi Agustyono
Penanggungjawab
Taslim Z. Yunus
Pemimpin Redaksi
Nyimas Fauziah Rikani
Editor
Heru Setyadi
Ryan B. Wurjantoro
Tim Redaksi
Adhitya C. Utama
Alfian
Febrian Dama Asmara
Agatha Citara
Ruby Savira
Suhendra Atmaja

04

Menebar Insentif Memacu


Investasi

06

Efisiensi Berbalut Beleid


Insentif

08

Bertahan di Era Turbulensi

SEREMONIAL

10
11
12
13
14
15

SKK Migas
Pusat
SKK Migas
Sumatera Bagian Utara
SKK Migas
Sumatera Bagian Selatan
SKK Migas
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
SKK Migas
Kalimantan dan Sulawesi

23

SKK Migas
Papua dan Maluku

FIGUR

16

Redaksi menerima masukan


artikel melalui
hupmas@skkmigas.go.id
acutama@skkmigas.go.id
Redaksi
Sub Bagian Komunikasi dan
Protokol SKK Migas
Alamat
Gedung Wisma Mulia Lt.30
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42
Jakarta 12710
Facebook : Humas SKK Migas
Twitter @HumasSKKMigas
www.skkmigas.go.id

BUMI // Juli 2016

Menghilangkan Disinsentif
Mendorong Investasi
Hulu Migas

16

PERSPEKTIF

18

Ekskursi Geologi Potensi Migas


Non-konvensional Shale Oil Cekungan
Sumatera Utara

SPEKTRUM

20
21

Proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh:


Picu Lagi Gairah Bisnis Migas
di Tanah Air
Menyerap teknologi Terbaru
dari Schlumberger

BIANGLALA

22
23

AFE Manager dan PTK AFE Revisi 1


Terus Disosialisasikan
SKK Migas-KPK Sinergi Cegah
Sejak Dini Tindakan Korupsi

Salam Redaksi

Membangun Optimisme di Tengah Tantangan

ichael T. Klare dalam bukunya Rising Powers


Shrinking Planet The New Geopolitics of Energy
(2008) telah memperingatkan para stakeholder
(para pemangku kepentingan) di bisnis minyak dan gas
bumi (migas), bahwa era easy oil telah berakhir. Sehingga
seluruh negara harus berbenah menyiapkan kondisi dan
strategi yang tepat untuk dapat menemukan cadangan
dan memproduksi migas di tengah persaingan dan
perebutan yang sangat tinggi. Jika tidak, kinerja sektor ini
tidak akan optimal. Hal itu ditandai dengan cadangan yang
semakin berkurang dan tingkat produksi yang turun.
Kali ini kondisi migas nasional, bukan hanya dihadapkan
pada cadangan yang berkurang dan produksi yang
turun tetapi juga harga pasaran minyak dunia yang
anjlok. Sehingga dibutuhkan strategi yang tidak hanya
bersifat internal, berupa peningkatan kinerja di tengah
kebijakan efisiensi, tetapi juga eksternal, yakni sinergi
antarsektor dan para pemangku kepentingan ke arah
yang lebih bersifat reformatif. Terutama pada sisi regulasi
dan kebijakan, baik terkait perizinan maupun fiskal yang
bersifat insentif maupun disinsentif kepada para investor.
Beberapa langkah reformasi telah dilakukan pemerintah
seperti melakukan penyederhanaan perizinan melalui
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan
sinergi dengan kementerian lain seperti kehutanan dan
lingkungan hidup hingga keuangan terus dilakukan.
Termasuk memberikan sejumlah kebijakan lain yang lebih
menjamin kemudahan para investor dalam berinvestasi,
baik bersifat insentif maupun disinsentif.
Semua langkah itu diharapkan mampu menggairahkan
iklim investasi yang sasaran utamanya adalah
peningkatan produksi. Mengingat, keberadaan sejumlah
kebijakan yang bersifat insentif, misalnya, kini memang
menjadi kebutuhan usaha hulu migas. Mengingat pada
12 tahun terakhir ini telah terjadi penurunan cadangan
yang cukup drastis, akibat tidak ditemukan cadangan baru
dalam jumlah yang signifikan. Pada 2004, Indonesia masih
punya cadangan minyak 8,61 miliar barel, namun pada
2015 menjadi sekitar 3,6 miliar barel. Dari sisi produksi,
pada 2004 kita masih bisa memproduksi 1,13 juta barel
per hari (bph), pada 2014 sebesar 813 ribu bph, dan 2015
mencapai 825 ribu bph. Dari sisi potensi, sumber daya

migas Indonesia, terkadang dinilai melimpah dengan


cadangan baru lebih dari 43,7 miliar barel. Tetapi angka
itu harus dibuktikan dengan eksplorasi dan penemuanpenemuan sumur minyak baru.
Sebagai catatan, penting kita memberikan
perhatian hasil penelitian yang pernah dirilis oleh
PricewaterhouseCoopers (PwC), tentang iklim investasi
migas terhadap 150 perusahaan migas di Indonesia.
Lembaga konsultan keuangan dunia itu mencatat, diakui
telah ada perbaikan dalam beberapa bidang terkait
investasi, tetapi ada beberapa hal yang dinilainya malah
menghambat investasi. Yakni; peraturan-peraturan baru
yang kontrakdiktif dengan iklim investasi migas, kesucian
kontrak, ketidaksinkronan/tumpang tindih peran antarlevel
pemerintahan, ketidakpastian penggantian biaya cost
recovery, dan campur tangan lembaga-lembaga lain
pemerintah, seperti otoritas perpajakan dalam kegiatan
investasi.
Sejumlah persoalan yang dinilai menghambat investasi
tersebut, sesungguhnya tantangan besar kita dan menjadi
PR bersama yang perlu diselesaikan. Tidak hanya
bagi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), tetapi juga
stakeholder lain. Era easy oil yang dikatakan Klare telah
berakhir, semoga lebih memberikan motivasi dan spirit kita
untuk membangun kebersamaan. Karena sejatinya, energi
(migas) yang kita nikmati dan tuai hari ini dapat menjadi
manfaat dan tabungan di masa depan. Tidak hanya bagi
kita tetapi juga generasi mendatang.

TASLIM Z. YUNUS

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat

Juli 2016 // BUMI

Fokus

Menebar Insentif Memacu Investasi


Di tengah merosotnya harga minyak dunia, kontribusi sektor industri hulu minyak dan gas bumi
(migas) harus tetap digenjot. Selain efisiensi, sejumlah insentif perangsang disiapkan oleh
pemerintah.

ingga saat ini, industri migas


masih menjadi salah satu pilar
utama ekonomi Indonesia.
Tetapi kondisi yang berkembang satu
tahun terakhir khususnya karena
merosotnya harga minyak dunia
membawa efek domino. Ya, investasi di
sektor hulu migas lantas menurun.
Kondisi ini tentu tak dapat dibiarkan.
Pemerintah menyadari betul hal
tersebut karena ini waktu yang tepat
untuk menata ulang industri hulu migas
sehingga kelak ketika harga lebih stabil
maka industri hulu migas pun tertata
dengan lebih baik.
Turunnya investasi tidak semata
karena turunnya harga minyak
mentah dunia, yang terpenting adalah
bagaimana desain dasar kebijakan
pemerintah yang tidak mendukung
terutama di sektor hulu migas dapat
dibenahi, kata Menteri Koordinator
Perekonomian, Darmin Nasution.
Beberapa langkah reformasi telah
dilakukan pemerintah seperti
melakukan penyederhanaan perijinan
melalui Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dan sinergi dengan
kementerian serta lembaga lain seperti
kementerian kehutanan dan lingkungan
hidup hingga kementerian keuangan.
Desain ulang kebijakan di sektor hulu
migas diharapkan dapat menciptakan
kerjasama berkelanjutan antara
pemerintah dan pelaku industri migas,
kata Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), Sudirman Said.
Setidaknya ada lima insentif telah
disiapkan pemerintah. Pertama
4

BUMI // Juli 2016

Tim Buletin / hupmas@skkmigas.go.id

memberikan perpanjangan eksplorasi


untuk mencapai komitmen pasti (firm
commitment) dari kontraktor. Selama
ini, masa eksplorasi ditetapkan selama
10 tahun, nanti akan ditambah menjadi
15 tahun. Kedua, kontraktor diberi
fleksibilitas dalam transfer eksplorasi
ke kontraktor lain. Insentif ini membuat
ruang data blok migas dapat terbuka.
Kontraktor juga dapat mengganti
tipe eksplorasi yang dilakukan dalam
wilayah kerjanya. Ketiga, pemerintah
akan menyederhanakan data blok
migas agar analisis yang dilakukan
kontraktor menjadi lebih mudah.
Transfer eksplorasi pun dapat terjadi

dengan lebih mudah.


Keempat, insentif ditujukan untuk
menggairahkan kegiatan eksplorasi
di laut dalam dan wilayah kerja
migas yang sulit dijangkau. Di dunia,
eksplorasi laut dalam ini sedang
menjadi tren sehingga diharapkan
insentif itu mampu menarik minat
kontraktor untuk bereksplorasi di
tempat tersebut. Kelima, pemerintah
membolehkan kontraktor mengubah
skema perhitungan pendapatan dan
biaya operasional migas dari basis
Plan of Development (POD) menjadi
berdasarkan wilayah kerja atau block

basis. Skema ini mampu menutup


biaya eksplorasi di lapangan migas
bisa ditutup oleh pendapatan dari
lapangan yang sudah berproduksi
dalam satu blok yang sama. Kontraktor
pun dapat memperoleh penggantian
biaya operasi (cost recovery) dari
kegiatan eksplorasi. Kelima skema
ini sudah selesai dibahas dan sedang
disiapkan dokumen legalnya dalam
bentuk Peraturan Pemerintah (PP)
atau Peraturan Menteri (Permen).
Insentif yang disiapkan tak hanya
itu. Untuk lintas kementerian, insentif
sedang dalam pembahasan. Seperti
pembebasan pajak penghasilan atau
tax holiday dan pengurangan jatah
pemerintah pada produksi awal atau
first tranche petroleum (FTP).
Pembahasan lintas kementerian
lainnya adalah mengurangi atau
membebaskan kewajiban pemenuhan
kebutuhan dalam negeri atau domestic
market obligation (DMO).

Sudirman menjelaskan, dalam


mengurus investasi migas, ada yang
namanya variable kontrol. Ada yang
dapat dikendalikan dan ada yang
di luar kontrol. Pihaknya sedang
dan terus membenahi hal-hal yang
bersifat tata kelola (governance).
Harapannya, kepercayaan investor
kepada sektor hulu migas makin baik.
Saya merasakan bahwa trust investor
kepada Kementerian ESDM makin
baik. Itu ditunjukkan dengan feedback
yang kita terima dari berbagai pihak,
kata Sudirman kepada BUMI akhir Juni
lalu.
Harapannya dengan pelbagai insentif
itu, industri hulu migas makin bergairah
menanamkan investasinya terutama
dalam melakukan kegiatan eksplorasi
dan menambah cadangan migas
nasional. Tanpa ada insentif, produksi
migas nasional bisa turun 15-18%.
Terlebih bila pengeboran sumur baru
nihil maka tingkat penurunan produksi

migas nasional bisa turun 25-30%.


Insentif itu diharapkan dapat membuat
produksi migas nasional kembali
meroket. Terlebih data terakhir dari
Komite Eksplorasi Nasional (KEN)
teridentifikasi cadangan minyak
nasional sebesar 5,2 milyar barel
setara minyak. Cadangan itu dapat
terus bertambah hingga 21,8 milyar
barel asal ada pemberian insentif yang
menyegarkan dunia usaha hulu migas
serta penataan regulasi perizinan
migas di Tanah Air dapat terealisasi
dengan baik.
Terlebih lagi ada political will dari
pemerintah soal Pajak Bumi Bangunan
(PBB) Eksplorasi Migas. Saat ini tak
ada lagi PBB untuk eksplorasi migas
meski sebelumnya di pengadilan pajak
empat dari 24 kasus keberatan pajak
PBB Eksplorasi Migas telah diputus
pengadilan pajak. Dari putusan itu ada
sebagian yang dibatalkan demi hukum
sehingga menjadi sinyal positif bagi
kegiatan eksplorasi migas Indonesia
yang sudah terpuruk, terutama 6-10
tahun terakhir.
Salah satu penyebabnya adalah
pembuatan aturan dan perhitungan
PBB Eksplorasi Migas yang selama
ini diterapkan Kementerian Keuangan.
Padahal, dalam kontrak kerja sama
migas (KKS) yang ditandatangani
pemerintah dan investor hulu migas,
disebutkan bahwa dalam tahap
eksplorasi, kontraktor dibebaskan dari
segala bentuk pajak. Pemerintah juga
telah memperbaiki dengan peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 267/
PMK.011/2014 yang menghapus
kewajiban pembayaran PBB untuk luas
permukaan blok yang dieksplorasi.
Alhasil, ikhtiar yang terus dilakukan
pemerintah dalam mendukung industri
hulu migas tentu diharapkan agar tetap
memberi kontribusi signifikan kepada
keuangan negara dan masyarakat
pada umumnya.

Juli 2016 // BUMI

Fokus

Efisiensi Berbalut Beleid Insentif


The Stone Age did not end for lack of stone, and the Oil Age will end long before the world
runs out of oil. (Sheikh Ahmed Zaki Yamani, mantan Menteri Perminyakan Arab Saudi).

Tim Buletin / hupmas@skkmigas.go.id

tu ungkapan fenomenal dari wawancara Yamani pada


2000 mengindikasikan bagaimana masalah yang akan
terjadi pada industri minyak dan gas bumi (migas).
Selain tekanan dari energi terbarukan, industri migas juga
tertekan dari gejolak harga. Setelah sempat bertengger di
atas angka US$ 100 dollar pada tiga tahun lalu, kini harga
minyak bumi terus merosot dan sulit beranjak ke angka
US$ 50 dollar per barel. Efeknya pun domino, industri hulu
migas dituntut agar bisa mempertahankan diri dengan cara
efisensi sedangkan dari sisi negara (yang memiliki sumber
daya) harus memberikan insentif agar industri ini masih
menarik minat investor.
Ada tiga tantangan utama terkait sektor dan kendala yang
menghambat investasi. Menurut Kepala Dinas Perpajakan
dan Pungutan, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), sekaligus
penulis buku A-Z industri hulu migas, A. Rinto Pudyantoro,
tantangan pertama adalah ketidakseimbangan antara
produksi dengan permintaan energi. Produksi terus menurun
sementara kebutuhan energi terus bertambah, ujar Rinto
saat acara temu netizen dan buka puasa bersama yang
diselenggarakan SKK Migas pada 15 Juni 2016 lalu di
Jakarta.
Dia menambahkan supaya produksi terus berlanjut,
satu-satunya cara yang perlu dilakukan adalah
eksplorasi. Indonesia masih memiliki banyak cekungan
yang berpotensi mengandung hidrokarbon. Namun ini
masih perlu dibuktikan dengan eksplorasi. Tantangan
kedua adalah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan energi.
Menurut Rinto, untuk memenuhi kebutuhan energi
nasional, termasuk energi migas, dibutuhkan dana
sekitar US$28 miliar per tahun. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut tentunya diperlukan investasi yang
besar.
Faktor investasi ini terkait dengan tantangan ketiga yang
dihadapi industri hulu migas Indonesia saat ini, yaitu
menciptakan kondisi investasi yang kondusif. Sepinya
peminat lelang wilayah kerja migas akhir-akhir ini
menunjukkan bahwa iklim investasi Indonesia belum seperti

BUMI // Juli 2016

yang diharapkan.
Kondisi investasi yang kondusif memerlukan kejelasan,
konsistensi, dan kepastian, kata Rinto. Ketiga hal ini
diperlukan dalam berbagai aspek, termasuk perizinan,
regulasi fiskal, dan sosial politik.
Sebagai gambaran, dalam sektor perizinan, satu kegiatan
eksplorasi migas ada 341 proses perizinan yang harus dilalui
dan melewati 17 instansi penerbit. Dokumen yang harus
disiapkan mencapai 600 ribu lembar dokumen perizinan
maupun rekomendasi. Kondisi itu bisa ditebak bakal membuat
investor berlama-lama dalam mengurus izin sehingga target
produksi minyak yang dibebankan sulit dipenuhi karena
energi sudah tersita untuk memenuhi izin.
Dengan keluarnya Permen No.23 tahun 2015, ada 40 izin
yang dilimpahkan dari Kementerian ESDM ke Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP). Tapi itu belum cukup karena
masih ada izin ke lintas kementerian yang belum terintegrasi.
Karena itu, SKK Migas mengusulkan pola perizinan satu pintu
dengan tiga kluster (lihat tabel).
Tabel Kluster Pola Perizinan Satu Pintu

Kluster

Pola
Perizinan

Pertama

Tata Ruang

Kedua

Lingkungan

UPL/UKL, analisis dampak lingkungan, izin pakai


kawasan hutan, izin gangguan atau HO,
izin dumping, dan izin handak/bahan peledak

Ketiga

Sumber Daya
Alam (SDA)

Izin pemanfaatan air sungai,


izin perlintasan kereta api, hingga izin perairan

Keterangan

Izin prinsip, izin penggunaan lahan,


izin lokasi, dan IMB

Jika perizinan lebih sederhana seperti di luar negeri,


maka kontraktor bisa langsung bekerja dan urusan
izin menjadi domain pemerintah.

Youtube.com

Sebagai catatan, rumitnya izin itu


dapat diketahui pada 2013, dari
target pengeboran migas 258 titik,
hanya 91 titik yang terelasisasi
dan 16 titik gagal akibat terkendala
berbagai macam izin.
Jika perizinan lebih sederhana
seperti di luar negeri, maka
kontraktor bisa langsung bekerja
dan urusan izin menjadi domain
pemerintah, kata Didik Sasono
Setyadi, Kepala Kelompok Kerja
Formalitas SKK Migas.
Untuk perbandingan, seperti
dikatakan oleh pengamat
manajemen Rhenald Kasali, menilik
Vietnam, mereka memberikan
karpet merah kepada investor hulu
migas dengan memberi kemudahan
izin. Mereka merasa membutuhkan
investor agar ekonomi domestik
dapat bergerak.
Kendala lain yang juga sering
menjadi persoalan adalah terkait
dana bagi hasil (DBH) migas yang
selama ini dianggap menjadi target
utama pendapatan daerah sehingga
sering berimbas pada lamanya
proses perizinan. DBH bukan
sepenuhnya peran SKK Migas,
tetapi dari berbagai pihak, paling
tidak ada tiga kementerian dan lima
dirjen yang terlibat. Jadi banyak
yang terjebak bahwa kontraktor
yang menikmati hasil minyaknya,
padahal banyak sekali dan itu ada
hitungannya, kata Rinto.
Jadi, ketakutan Yamani soal akhir
dari era migas dapat teratasi ketika
efisiensi dan insentif berjalan
beriringan. Kontraktor tambah
bersemangat ketika melihat
peluang ekonomi yang diperoleh,
negara tetap bisa memperoleh
pendapatan dari sumber daya
minyak, dan masyarakat sekitar
juga dapat memperoleh manfaat
dari eksplorasi migas.

Juli 2016 // BUMI

Bertahan
di Era Turbulensi

bisnis.liputan6.com

Fokus

Dunia bisnis tak ubahnya manusia.


Saat dalil Darwin tentang the
survival of the fittest atau yang
bertahan adalah yang paling
prima, dunia bisnis pun mengalami
hal serupa.

Tim Buletin / hupmas@skkmigas.go.id

ndustri hulu minyak dan gas bumi (migas) hari


ini, tengah mengalami kondisi turbulensi. Setelah
harga migas bertengger manis di atas US$100
dollar, kini harganya pun melorot hingga US$40-an
per barel. Bahkan sempat menyentuh level US$26 per
barel. Turbulensi pun terjadi. Perusahaan hulu migas
nyaris semuanya harus melakukan efisiensi besarbesaran agar kondisi bisnisnya tetap dapat bertahan.
Dalil Darwin tersebut juga memperlihatkan bahwa
individu (bisnis) yang dapat bertahan adalah
yang selalu adaptif terhadap perubahan. Ketika
terjadi kemerosotan harga jual, mereka harus
mengencangkan ikat pinggang kuat-kuat agar bisnis
tetap berjalan atau tetap fokus pada bisnis inti.
Dengan cadangan minyak terbukti sekitar 3,6 miliar
barel Indonesia sebenarnya masih tetap menarik bagi
para pebisnis hulu migas. Potensi sumber daya migas
masih melimpah dengan cadangan baru lebih dari
43,7 miliar barel. Tetapi angka itu harus dibuktikan
dengan eksplorasi dan penemuan-penemuan sumur
minyak baru.
Kegiatan eksplorasi tak dapat dipisahkan dengan iklim
investasi. Karena pada tahapan eksplorasi, resikonya
sangat tinggi. Investor hulu migas dapat menanggung
kerugian besar ketika pengeboran sumur minyak tak
menghasilkan apa-apa alias dry hole. Sebagai bisnis
yang memiliki falsafah high pain high gain potensi
keuntungan pebisnis hulu migas termasuk besar.
Cadangan migas Indonesia berada di 60 cekungan

BUMI // Juli 2016

sedimen. 38 cekungan sudah dieksplorasi sementara 22 cekungan


masih menunggu investor. Kebanyakan cekungan itu berada di laut
dalam kepulauan Timur Indonesia.
Data SKK Migas Tahun 2010-2012, rasio keberhasilan pengeboran
sumur eksplorasi sebesar 43%. Dengan rasio ini, sebenarnya
investasi di bisnis hulu migas masih menggiurkan. Dari perspektif ini,
sebenarnya ada peluang besar yang dimanfaatkan investor. Karena
itu, kepastian hukum dan segala tetek bengek perizinan hingga
insentif harus menjadi perhatian pemerintah ketika ingin menarik
investor dunia ke Indonesia.
Menarik apa yang dikatakan dalam studi yang dilakukan oleh
PricewaterhouseCoopers (PwC), lembaga jasa keuangan dunia,
yang menyarankan perusahaan migas ketika menghadapi turbulensi
seperti yang sedang terjadi pada saat ini. Pertama, perusahaan hulu
migas harus meninjau strategi bisnis untuk memfokuskan kembali
organisasi agar menjadi terbaik dan melebihi pesaing. Perusahaan
juga harus mencari pertumbuhan baru di mana perusahaan memiliki
kekuatan besar, tangkas, dan dapat beradaptasi dengan perubahan
kondisi pasar.Misalnya, eksplorasi dan produksi adalah dua model
bisnis yang sangat berbeda. Produksi memiliki kebutuhan dana

yang signifikan, sedangkan eksplorasi melibatkan risiko jauh


lebih tinggi. Jadi akan lebih baik bila perusahaan fokus pada
kegiatan yang telah digelutinya. Sebagai contoh Occidental
Petroleum di California kini berfokus pada EOR (enhance oil
recovery) yang dapat memperpanjang umur produksi.
Kedua, langkah diversifikasi usaha dengan mengelola evolusi
produk non fosil. Seperti apakah memiliki kemampuan untuk
berinvestasi dalam gas alam sebagai bahan bakar transisi.
Seperti ketika Shell membeli BG Group membuatnya
terbesar di dunia gas alam cair.
Kesepakatan ini mencerminkan fakta bahwa gas alam
merupakan bahan bakar yang lebih disukai untuk pembangkit
listrik di banyak bagian dunia, terutama karena harga telah
turun dan membuatnya lebih diinginkan daripada batubara
untuk alasan biaya dan lingkungan. Ketiga, perusahaan hulu
migas harus memanfaatkan teknologi baru untuk berinovasi,
meminimalkan biaya, dan membantu memberikan kontribusi
untuk mencapai emisi yang lebih rendah.

Misalnya, karena harga minyak jatuh maka aplikasi digital


untuk bisnis hulu minyak akan tumbuh. Peluang besar untuk
menghubungkan beberapa platform yang dioperasikan dari
jarak jauh dari pusat yang di darat atau untuk menyebarkan
pemantauan jarak jauh untuk lepas pantai dapat meniadakan
kebutuhan untuk fisik inspeksi di tempat. Bahkan ada pula
investor migas yang mengadopsi teknologi drone untuk
memeriksa pipa terpencil di lapangan Prudhoe Bay Alaska.
Dengan harga cenderung tak naik dalam beberapa tahun
ke depan, tantangan industri migas pada tahun-tahun
mendatang makin besar. Selain dituntut fokus pada bidang
keahliannya, mereka harus bisa beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi. Industri migas tak akan hilang
tapi pengelolaannya akan sangat berbeda dalam 10 tahun
mendatang. Inovasi akan jadi kata kunci, karena itu adalah
bagian dari adaptasi menghadapi turbulensi. Siapa yang bisa
terus berinovasi niscaya perusahaan hulu migas akan jadi
adaptif menghadapi turbulensi seberat apapun.
www.indopetronews.com

Juli 2016 // BUMI

Seremonial

SKK MIGAS
PUSAT

SKK Migas Edukasi Netizen


Lewat Ngabuburit

Membangun Soliditas Pekerja


Lewat Sharing Session Ramadhan

Oleh Alfian/alfian @skkmigas.go.id

Oleh Suhendra atmaja/satmaja@skkmigas.go.id

omen buka puasa bersama menjadi wahana yang


tepat untuk membangun kebersamaan. Untuk itu
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggelar kegiatan
bersama para netizen. Kali ini, kegiatan digelar dalam acara
bertajuk Ngabuburit SKK Migas Bersama Nitizen di Lantai 9
Plaza City, Jakarta, 15 Juni 2016.

embangun tim yang tangguh terus dilakukan


seiring pelaksanaan ibadah suci di bulan
Ramadhan. Kebersamaan antar pekerja pun
dibina dengan menggelar kegiatan sharing session dan
program hubungan antar bidang untuk seluruh pekerja
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
Minyak dan dan Gas Bumi (SKK Migas) di Ruang Serba
Guna SKK Migas, Jakarta, 30 Juni 2016.

Acara yang dihadiri sekitar 50 Netizen dari wilayah Jakarta,


Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), diisi dengan diskusi
bertema Masa Depan Migas Indonesia, disampaikan oleh
Kepala Dinas Perpajakan dan Pungutan SKK Migas A. Rinto
Pudyantoro.
Nyimas Fauziah Rikani, Kepala Dinas Komunikasi, Media dan
Protokol, Humas SKK Migas mengatakan, pihaknya memang
rutin menggelar pertemuan dengan para netizen yang aktif
menulis dalam blog maupun sosial media. Dia berharap
SKK Migas mampu melakukan edukasi mengenai sektor hulu
migas, agar produk karya para netizen itu bisa mengedukasi
yang benar terhadap masyarakat luas.
A. Rinto Pudyantoro mengungkapkan, pada 2020 diprediksi
produksi minyak mentah Indonesia akan mencapai 500.000
barel per hari, namun pada 2050 produksi minyak hanya akan
berada di kisaran 105.000 barel per hari. Rinto mengemukakan
beberapa strategi agar industri migas terus bergairah. Di
antaranya dengan meningkatkan kualitas proses bisnis dan
mengusulkan kepada pemerintah untuk menghilangkan
disinsentif fiskal.
10

BUMI // Juli 2016

Ada pemandangan tidak biasa dari perhelatan kali ini, yakni


semua peserta mengenakan busana ala Timur Tengah
(Timteng). Tak hanya itu, ada juga satu ruangan yang dihias
dengan ornamen dan furnitur khas Timteng. Rangkaian
acara dimulai pada pukul 14.00 WIB dengan sesi Cerdas
Cermat serta Lomba Ceramah, antara bidang
di lingkungan SKK Migas.
Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengatakan, adanya
kegiatan ini diharapkan dapat turut mengembangkan
kemampuan personal maupun tim ke arah yang lebih
baik. Melalui spirit dan filosofi ibadah puasa, kegiatan tim,
silaturahim, keakraban serta soliditas pekerja SKK Migas
diharapkan bisa lebih berkembang.
Perhelatan ini juga menghadirkan penceramah Ustadz
Nanang Mubarok yang memberikan siraman rohani.
Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk melatih diri.
Karena itu, selama Ramadhan diharapkan pula dapat
menempa diri untuk menjadi individu yang unggul,demikian
pesan Nanang mengingatkan.

SKK MIGAS
SUMATERA BAGIAN UTARA
1. PAMERAN PEKAN LINGKUNGAN:
Perwakilan SKK Migas Sumbagut dan Kontraktor
KKS Wilayah Riau berpartisipasi dalam stand
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau
pada Pameran Pekan Lingkungan Indonesia
Tahun 2016 di Jakarta Convention Center,
Jakarta, 9-12 Juni 2016. Acara dibuka Wakil
Presiden RI, Jusuf Kalla, menandai peringatan
Hari Lingkungan. Stand BLH Provinsi Riau
meraih peringkat 3 kategori Pemerintahan.

2. MONITORING IMPLEMENTASI
LOGO SKK MIGAS:
Dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran
Sekretaris SKK Migas tentang Pemasangan
Logo SKK Migas bersama Kontraktor KKS
dalam Administrasi dan Media Informasi,
Perwakilan SKK Migas Sumbagut melakukan
Monitoring ke Wilayah Operasional
PT. Pertamina EP Asset I Field Lirik.

3. RAPAT PERSIAPAN PENGADAAN TANAH:


Kelompok Kerja (Pokja) Formalitas
SKK Migas, SKK Migas Perwakilan Sumbagut
dan Kontraktor KKS PT. Chevron Pacific
Indonesia (CPI) menghadiri rapat yang dipimpin
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Riau
di Pekanbaru tentang Pra Pelaksanaan Tahapan
Persiapan Pengadaan Tanah Pembangunan
Proyek Asset Integrity Program (AIP)
Koridor Utara, 20 Juni 2016.
5
4. RENCANA BANGUNAN
SILANG JALAN TOL:
Perwakilan SKK Migas Sumbagut menghadiri
undangan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi
Rachman dalam pembahasan Rencana
Bangunan Crossing (Silang) Jalan Tol dengan
jaringan pipa milik PT. Chevron Pacific Indonesia
(CPI) di Kantor Gubernur Riau, 15 Juni 2016.

5. PENANDATANGANAN BERITA ACARA


PEMANFAATAN AIR TANAH:
Kontraktor KKS untuk wilayah Sumatera Utara
dan Aceh saat melakukan penandatanganan
berita acara pemanfaatan air permukaan dan
listrik non Perusahaan Listrik Nasional (PLN).
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Urusan
Administrasi dan Keuangan Perwakilan
SKK Migas Sumbagut, Dinas Pendapatan
Daerah (Dispenda) Provinsi Sumut, Dispenda
Kabupaten Langkat, Dispenda Kabupaten
Aceh Tamiang, Dispenda Kabupaten Aceh
Utara, Dispenda Kabupaten Padang Lawas dan
Kontraktor KKS Produksi di Wilayah Sumut dan
Aceh di Medan, 3 Juni 2016.

Ralat

Terdapat kesalahan keterangan foto pada BUMI Edisi Juni 2016, dengan perbaikan seperti di bawah ini:
Redaksi

KUNJUNGAN KERJA KEPADA GUBERNUR RIAU:


Kepala Divisi Pertimbangan Hukum dan Formalitas, Penasehat Hukum Kelompok Kerja Kontraktor KKS dan
Perundang-undangan dan SKK Migas Perwakilan Sumbagut dalam rangka kunjungan kerja untuk klarifikasi
pengalihan partisipasi interest Kontraktor KKS PT. SPR Langgak di Kantor Gubernur Riau, 19 Mei 2016.

Juli 2016 // BUMI

11

Seremonial

SKK MIGAS
SUMATERA BAGIAN SELATAN
1. MEDIA GATHERING
DAN LOMBA KARYA TULIS:
SKK Migas Perwakilan Sumbagsel dan Kontraktor
KKS wilayah Jambi bersama Forum Jurnalis
Migas (FJM) Jambi melaksanakan kegiatan
media gathering dan lomba karya tulis di Kepulau
Riau, 1-3 Juni 2016.

2. UJI KOMPETENSI WARTAWAN:


SKK Migas Perwakilan Sumbagsel bersama
PT. Pertamina EP Asset 2 Prabumulih
melaksanakan kegiatan Uji Kompetensi
Wartawan (UKW) di Gedung Patra Ria,
Pertamina Prabumulih, 34 Juni 2016 .
3. SAFARI RAMADHAN:
SKK Migas Perwakilan Sumbagsel menghadiri
undangan tim Safari Ramadhan dari Walikota
Prabumulih, Ridho Yahya di Rumah Dinas
Walikota Prabumulih, 13 Juni 2016.

4. TAJAK SUMUR PENGEMBANGAN KUANG


A2 PAKU GAJAH:
SKK Migas Perwakilan Sumatera bagian Selatan
(Sumbagsel) menghadiri undangan Manajemen
Paku Gajah Development Project di Lokasi
Kuang-A2 di Desa Mandala, 14 Juni 2016. Tajak
Sumur Pengembangan Kuang A2 untuk
meningkatkan produksi migas di Sumbagsel.
5. RAMADHAN BERSAMA PEMKAB TANJAB:
SKK Migas Perwakilan Sumbagsel dan PetroChina melaksanakan roadshow Safari Ramadhan ke
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanjung Jabung
Barat (Tanjab), Provinsi Jambi, 23 Juni 2016.
6. SAFARI RAMADHAN:
SKK Migas Perwakilan Sumbagsel serta
Pertamina EP Field Pendopo melaksankan
Safari Ramadhan bersama Pemkab Musi Rawas
di Masjid Nurul Yaqin, Desa Bangun Rejo
Kecamatan Sukakarya, Kab Musi Rawas,
17 Juni 2016.

7. RAMADHAN BERSAMA PEMROV SUMSEL:


SKK Migas Perwakilan Sumbagsel melaksanakan
Safari Ramadhan bersama Pemerintah Provinsi
Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel)
di Palembang, 20 Juni 2016.
8. ROADSHOW RAMADHAN:
SKK Migas Perwakilan Sumbagsel dan
Kontraktor KKS Wilayah Jambi melaksanakan
roadshow Ramadhan bersama Insan Media
se-Provinsi Jambi, 22 Juni 2016.

10

10. BUKA BERSAMA MEDIA:


SKK Migas Perwakilan Sumbagsel bersama PT. Medco E&P Indonesia melaksanakan buka bersama
media massa di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Pali, Kota Lubuk Linggau, Kabupaten Musi
Rawas, Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Banyuasin 27 29 Juni 2016.

12

BUMI // Juli 2016

9. BUKA PUASA BERSAMA:


SKK Migas Perwakilan Sumbagsel bersama
Kontraktor KKS wilayah Kabupaten Muara
Enim melaksanakan buka puasa bersama dan
peringatan Nuzulul Quran di Balai Agung Seran
Sekundang, Kabupaten Muara Enim,
Provinsi Sumatera Selatan, 23 Juni 2016.

SKK MIGAS
JAWA, BALI & NUSA TENGGARA
1. SOSIALISASI KEGIATAN:
Dalam rangka pengeboran Sumur Randugunting-2
di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, SKK Migas
Perwakilan Jabanusa mendampingi Kontraktor
KKS Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting
dalam kunjungan kerja dan sosialisasi terkait
rencana PHE Randugunting kepada Bupati
Rembang, Abdul Hafidz dan jajarannya
di Rembang, 1 Juni 2016.
2. RAPAT KOORDINASI:
SKK Migas Perwakilan Jabanusa menghadiri
Rapat Koordinasi Program Kemasyarakatan
Pendukung Operasi Tahun 2016 dari Santos
Sampang Pty.Ltd di Sampang, 2 Juni 2016. Rapat
dihadiri jajaran Pemkab Sampang, SKK Migas
Perwakilan Jabanusa, manajemen Santos Pty Ltd.
3. SOSIALISASI USAHA HULU MIGAS:
Untuk memberikan pemahaman mengenai
kegiatan usaha hulu migas, SKK Migas Perwakilan
Jabanusa dan Kontraktor KKS Husky Cnooc
Madura Limited (HCML), Kangean Energy
Indonesia (KEI) dan Santos turut menjadi
narasumber Seminar Migas Industri Strategis
Nasional dan Daerah di Sumenep, 3 Juni 2016.
4. SOSIALISASI ZONA KEAMANAN:
Dalam rangka menjamin keamanan di wilayah
operasi Kontraktor KKS ExxonMobil Cepu Limited
(EMCL), SKK Migas Perwakilan Jabanusa turut
menjadi narasumber dalam Sosialisasi Zona
Keamanan dan Keselamatan Floating Storage
Offloading (FSO) Gagak Rimang
di Kabupaten Bojonegoro, 3 Juni 2016.

10

5. PENGAMANAN KEGIATAN KONTRAKTOR


KKS: SKK Migas Perwakilan Jabanusa dan
Kontraktor KKS Lapindo Brantas Inc melakukan
evaluasi kegiatan pengamanan
di Sidoarjo, 6 Juni 2016.
6. SAFARI RAMADHAN DI REMBANG:
SKK Migas- Kontraktor KKS di wilayah Jabanusa
melakukan buka puasa bersama dengan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang, fakir
miskin dan anak-anak yatim piatu di Pendopo
Pemkab. Rembang, 13 Juni 2016.
7. BAHAS LINGKUNGAN:
SKK Migas Perwakilan Jabanusa hadir dalam
Rapat Pembahasan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL/UPL) Pengembangan
Lapangan Migas Terbatas Struktur North Kedung
Tuban (NKT) yang akan dikelola Pertamina EP
Asset 4 di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten
Blora, Provinsi Jawa Tengah, 28 Juni 2016.
8. PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT:
SKK Migas Perwakilan Jabanusa dan
Kontraktor KKS ExxonMobil Cepu Ltd. melakukan
serah terima Program Aksi Kemitraan Untuk
Pemberdayaan Masyarakat (Patra Daya) 20152016 di Kabupaten Bojonegoro, 14 juni 2016.

9. SAFARI RAMADHAN DI SEMARANG:


SKK Migas Perwakilan Jabanusa - Kontraktor KKS
di wilayah Jabanusa melakukan buka puasa bersama
dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang,
fakir miskin dan anak-anak yatim piatu
di Balai Kota Semarang, 14 Juni 2016.

10. PERPANJANGAN SEWA LAHAN:


SKK Migas Perwakilan Jabanusa melakukan
musyawarah perpanjangan sewa lahan lokasi
South Bungoh #2 di Kabupaten Gresik,
14 Maret 2016.

Juli 2016 // BUMI

13

Seremonial

SKK MIGAS
KALIMANTAN DAN SULAWESI

1. KUNJUNGAN KEHORMATAN:
SKK Migas dan Kontraktor KKS di wilayah Kaltim
melakukan kunjungan kehormatan ke Pemerintah
Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda. Kegiatan
dihadiri Kabag Humas SKK Migas, Taslim Z Yunus,
Kepala Perwakilan Kalsul, Nasvar Nazar, Kaur
Humas Kalsul, Bambang A. Kurniawan, beserta
pimpinan Kontraktor KKS wilayah Kaltim, yakni
Benuo Taka, CICO, Cue Energy, eni Muara Bakau,
PEP Aset 5, Total E&P Indonesie dan VICO pada
15 Juni 2016. Rombongan diterima langsung
Gubernur Kaltim, Awang Faroek beserta Jajaran
pejabat Pemprov Kaltim.
2. KUNJUNGAN KE KODAM MULAWARMAN:
SKK Migas dan Kontraktor KKS di wilayah
Kalimantan Timur melakukan kunjungan
kehormatan ke Kodam VI Mulawarman, 21 Juni 2016.
Rombongan diterima Pangdam VI/Mulawrman,
Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono.
3. MEDIA GATHERING:
SKK Migas Perwakilan Kalsul dan Kontraktor KKS
Ophir menggelar Media Gathering dengan insan
pers. Kegiatan yang dihadiri 35 jurnalis lokal dan
nasional ini dilaksanakan pada 18 Juni 2016.

4. BUKA PUASA BERSAMA WARTAWAN:


Guna menjalin hubungan baik dengan insan
wartawan, SKK Migas dan Kontraktor KKS
di wilayah Kalsul menggelar silaturahmi dan buka
puasa bersama dengan para jurnalis di Samarinda
dan Kutaikartanegara, 8-9 Juni 2016.
5. PRESS TOUR:
SKK Migas Perwakilan Kalsul dan Kontraktor KKS
Total E&P Indonesia (TEPI) melaksanaan Press
Tour ke lapangan migas dan kegiatan program
penunjang operasi. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan membawa 15 wartawan pada 2 Juni 2016.
6. SILATURAHMI DENGAN FKPD KUTIM:
SKK Migas dan PT. Pertamina Field Sangatta
melakukan silaturahmi kepada Forum Komunikasi
Pemimpin Daerah (FKPD) yang digelar di kantor
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab
Kutim) pada 21 Juni 2016. Dihadiri Bupati Kutai
Timur, H Ismunandar, FKPD Kab. Kutim mulai dari
Ketua DPRD, Lanal, Kodim, Polres, Tokoh Agama
dan pemuka daerah lainnya, Field Manager PEP
Sangasanga, Afwan Daroni, jajaran SKK Migas,
Handel Martua, Ary Bagus dan Sutikno.

8
9. KUNJUNGAN KERJA:
SKK Migas Perwakilan Kalsul melaksanakan kunjungan
kerja kelembagaan kepada Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar)
yang dilaksanakan di Pendopo Odah Etam,
Tenggarong, 21 Juni 2016.

14

BUMI // Juli 2016

7. SILATURAHMI KEPADA PIMPINAN


DAERAH:
9
SKK Migas Perwakilan Kalsul dan PT Pertamina
EP Field Tanjung melakukan silaturahmi kepada
8. ROADSHOW KELEMBAGAAN:
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong,
SKK Migas Perwakilan Kalsul dan Kontraktor
28 Juni 2016. Dihadiri jajaran SKK Migas,
KKS Mubadala Petroleum melakukan roadshow
Pertamina EP Field Tanjung, Bupati Tabalong
kelembagaan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
H. Anang Syakhfiyani serta unsur pimpinan daerah
Majene, Sulawesi Barat, 28 Juni 2016. Rombongan
diterima langsung Bupati Majene, H. Fahmi Massiara. Kab. Tabalong.

SKK MIGAS
PAPUA DAN MALUKU
1. KULIAH UMUM:
Rektor Universitas Pattimura Ambon,
Prof. M.J.Saptenno (empat dari kiri), Kepala Dinas
Pengembangan Lapangan SKK Migas, Dadang
Rukmana (lima dari kiri), Kepala Urusan Operasi
SKK Migas, Raden Adya Fadillah (pertama dari
kiri) foto bersama usai melakukan kegiatan Kuliah
Umum di Universitas Pattimura, Ambon,
Provinsi Maluku, 2 Juni 2016.

2. PENDAMPINGAN FINALISASI:
SKK Migas Perwakilan Pamalu saat melakukan
pendampingan Finalisasi Financial Services
Authority (FSA) Kontraktor KKS
PT. Pertamina EP Asset 5 Field Papua
dan Kontraktor KKS Petrogas (Basin) Ltd
di Kasim Marine Terminal (KMT), 2 Juni 2016.
3. BAHAN PELEDAK DI KUPALADA:
Staf Urusan Operasi bersama Kontraktor KKS
PT Pertamina Asset 5 Field Papua melakukan
pemeriksaan bahan peledak di Kupalanda,
12 Juni 2016.
4. HUT KABUPATEN SORONG:
Wakil Bupati Kabupaten Sorong, Suka Harjono
(enam dari kanan), Kepala SKK Migas Perwakilan
Pamalu, Enrico CP Ngantung (ketujuh dari kiri) usai
mengikuti upacara peringatan Hari Ulang Tahun
(HUT) Kabupaten Sorong, 14 Juni 2016.
5. BAHAN PELEDAK DI SELE:
Staf Urusan Operasi bersama Kontraktor KKS
Petrogas (Basin) Ltd usai melakukan pemeriksaan
bahan peledak di Lapangan Operasi Kasim Marine
Terminal (KMT) Sele, 15 Juni 2016.
6. HADIRI PELANTIKAN BUPATI
TELUK BINTUNI:
Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat, Irene
Manibuy (pertama dari kanan), Bupati Kabupaten
Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw (dua dari kanan),
Kepala SKK Migas Perwakilan Pamalu, Enrico CP
Ngantung (kedua dari kiri), usai Pelantikan Bupati
dan Wakil Bupati Kabupaten Teluk Bintuni
di Manokwari, 17 Juni 2016.
7. PETROLEUM DAY:
Wakil Rektor II Universitas Papua, Bambang
Nugroho (kedua dari kanan), Wakil Kepala
SKK Migas, M.I. Zikrullah (empat dari kanan ),
Kepala SKK Migas Perwakilan Pamalu, Enrico
CP Ngantung (dua dari kiri) serta Kontraktor KKS
wilayah Papua Barat saat melakukan kegiatan
Kuliah Umum Petroleum Day ke II 2016
Universitas Papua di Manokwari,
Provinsi Papua Barat, 20 Juni 2016.
8. KUNJUNGAN KERJA:
Wakil Gubernur Papua Barat, Irene Manibuy
(empat dari kiri), Wakil Kepala SKK Migas, M.I.
Zikrullah (ketiga dari kiri), Kepala SKK Migas
Perwakilan Pamalu, Enrico CP Ngantung (kedua
dari kanan), serta Kontraktor KKS wilayah Papua
Barat saat melakukan kunjungan kerja di Kantor
Gubernur Papua Barat, 20 Juni 2016.

9. PENANDATANGANAN JUKLAP PAM:


Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Papua Barat, Ahmad Marhaendra (ketiga dari kiri),
Karo Ops Polda Papua Barat, M. Sagi (pertama dari kanan), Kepala Bagian Sekuriti SKK Migas Pusat,
Joko Warsito (empat dari kiri), Kepala SKK Migas Perwakilan Pamalu, Enrico CP Ngantung (lima dari kiri) serta
Kontraktor KKS wilayah Papua Barat saat melakukan Penandatanganan Petunjuk Pelaksanaan Lapangan
Pengamanan (Juklap PAM) bersama Polda Papua Barat, 23 Juni 2016.

Juli 2016 // BUMI

15

Figur

Menghilangkan Disinsentif
Mendorong Investasi Hulu Migas
Untuk mendorong gairah berinvestasi di sektor hulu minyak dan
gas bumi (migas) di tengah menurunnya harga minyak dunia,
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan kebijakan pro
investasi. Masih sejalan dengan maksud tersebut,
Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha
Hulu Minyak dan Gas Bumi
(SKK Migas) juga
mewacanakan untuk
menghilangkan disinsentif
kebijakan fiskal.

A. Rinto Pudyantoro
Kepala Perpajakan dan Pungutan SKK Migas

Oleh Adhitya Cahya Utama/acutama @skkmigas.go.id

ebijakan fiskal pada intinya adalah kebijakan


Pemerintah yang menyangkut, berhubungan dan
akhirnya mempengaruhi penerimaan dan belanja
Negara. Pendek kata kebijakan yang berpengaruh terhadap
Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan
realisasinya.

Apakah kebijakan fiskal berhubungan dengan iklim


investasi?
Tentu saja berpengaruh. Walaupun iklim investasi tidak hanya
dipengaruhi oleh kebijakan fiskal. Tetapi dipengaruhi juga oleh
berbagai faktor lainnya, yang sering kali saling kait mengkait
sehingga sulit untuk diurai.

Menurut A Rinto Pudyantoro, Isi atau term and condition


(T&C) Production Sharing Contract (PSC), merupakan salah
satu perwujudan dari sebuah kebijakan fiskal. Walaupun
bukan dalam bentuk peraturan, tetapi mulai dari ketentuan
umum sampai ketentuan khusus menyangkut perhitungan
bagi produksi jelas mempengaruhi penerimaan dan belanja
Negara. Dia mengatakan, sudah pada tempatnya T&C
ditetapkan oleh Menteri ESDM selaku wakil Pemerintah. Hal
ini merupakan bentuk nyata Pemerintah sebagai pemegang
kuasa pertambangan dan pihak yang memiliki kewenangan
membuat kebijakan fiskal, katanya.

Bisa diberikan ilustrasinya?


Data dari Wood Mackenzie menunjukan bahwa T&C kontrak
kerjasama Indonesia saat ini sebenarnya relatif longgar bagi
investor jika dibandingkan di beberapa negara. T&C KKS
(Kontrak Kerja Sama) Indonesia memberikan return bagi
Pemerintah berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
dan Pajak migas kira-kira 60% dari total revenue migas.
Maksudnya, kalau revenue penjualan migas pada tahun
tertentu sebesar US$100, maka negara diperkirakan akan
menerima 60%nya atau 60. Sedangkan sisanya yang sebesar
US$40 dialokasikan untuk menutup biaya dan sebagian lain
menjadi bagian kontraktor atau perusahaan minyak.

Persoalannya, apakah T&C merupakan faktor satu-satunya


yang mempengaruhi iklim investasi atau ada faktor lain? Lalu
bagaimana hubungan sebuah kebijakan fiskal yang selama ini
dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan dan akhirnya malah
menjadi disinsentif bagi investor? Sejauh mana kebijakan itu
mempengaruhi iklim investasi? Berikut petikan wawancara
BUMI dengan Kepala Dinas Perpajakan dan Pungutan
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKK Migas), A Rinto Pudyantoro, awal Juli
2016. Berikut petikannya:
16

BUMI // Juli 2016

Bandingkan dengan Venezuela yang mendekati 90% dari


total revenue migas, lalu Bolivia di angka 75%, Rusia
mendekati 85%. Mereka fiskalnya sangat ketat buat investor.
Data tersebut menunjukan bahwa semestinya Indonesia
lebih menarik dong sebagai tempat berinvestasi. Namun kok
ternyata tidak serta-merta demikian.
Lalu apakah berarti dibuat longggar saja?
Tidak selalu begitu. T&C KKS itu juga baru salah satu bagian

kebijakan fiskal. Belum tentu kalau dibuat longgar lalu


investasi masuk. Sebenarnya yang jauh lebih penting adalah
konsistensi pelaksanaan kontrak. Kontrak itukan janji masingmasing pihak yang menandatangani.
Kontraktor harus dipastikan melaksanakan dengan sungguh
kesepakatan dalam kontrak. Harus dipastikan bahwa tidak
ada pembebanan biaya lain selain untuk operasi hulu migas.
Harus dipastikan pula pengadaan dilakukan dengan benar.
Tidak ada unsur sogok menyogok, suap, tidak ada kick
back, tidak boleh ada korupsi. Semua harus bersih. Dan
seterusnya. Demikian pula di sisi Pemerintah.
Bagaimana kaitannya dengan disinsentif fiskal?
T&C kontrak itu baru salah satu bentuk pengejawantahan
dari kebijakan fiskal. Kebijakan yang tertuang dalam bentuk
Peraturan yang lainnya masih banyak. Disinsentif fiskal dilihat
dari sisi investor. Sebab kebijakan disinsentif bagi investor
atau perusahaan minyak, bisa jadi berarti ekstensifikasi fiskal
bagi Pemerintah.
Namun sayangnya, terkadang aturan yang dibuat tidak
punya intensi untuk mengenakan disinsentif. Hanya kadang
dampaknya tidak sangka mempengaruhi investasi karena
bersifat disinsentif bagi investor. Sebab disinsentif lebih
diartikan, bahwa yang dahulu dinikmati dan diperoleh oleh
Investor menjadi hilang akibat dikeluarkannya sebuah
kebijakan atau peraturan.
Bisa diberikan contoh?
PMK (Peraturan Menteri Keuangan) 218/2015 misalnya.
Ada klausul dalam PMK tersebut yang menyaratkan
pengembalian PPN (PPN reimbursement) wajib menyertakan Surat Keterangan Fiskal dan Konfirmasi Faktur Pajak
dari Kantor Pajak. Apa dampaknya? Pengembalian PPN
tidak sesederhana sebelumnya. Pemenuhan persyaratan
tersebut menuntut penambahan waktu untuk mengurusnya.
Belum lagi faktur pajak tidak langsung terkonfirmasi. Jadi
ujungnya berdapak pada cash flow investor. Jeda antara
saat pajak disetor ke kas negara oleh investor sampai dengan mendapat pengembaliannya semakin panjang. Dan
kita tahu, bahwa cash flow adalah komponen penting dalam
perhitungan keekonomian proyek hulu migas. Delay yang
terlalu panjang tentu tidak diinginkan oleh investor.
Belum lagi tentang pengembalian PPN sebesar bagian Negara diluar FTP. Pada beberapa KKS yang lama-lama, tidak
menyebutkan bahwa ada pembatasan tersebut. PMK 218
nampaknya tidak selaras dengan kesepakatan dalam KKS.

bagai badan pelaksana. Melaksanakan KKS (PSC) dan


melaksanakan Peraturan Pemerintah. Jadi selama PMK
itu masih hidup dan ada maka kami laksanakan. Namun
demikian, saat ada peraturan yang di lapangan ternyata menimbulkan friksi, dan ketidak selarasan, ya kami menyampaikan kepada kementerian pembuat aturan. Selain sudah pasti
melaporkan kepada Menteri ESDM.
Itulah mengapa menghilangkan disinsentif itu penting?
Itulah mengapa tidak perlu buru-buru meminta insentif baru,
menghilangkan disinsentif saja, sudah dapat diharapkan
gairah investasi hulu migas bertumbuh. Ya, walaupun untuk
kasus-kasus khusus, insentif tetap diperlukan. Terutama untuk
proyek baru, atau pengembangan lapangan baru. Namanya
juga insentif, harus selektif. Tapi juga jangan terus tidak ada.
Repot nanti kalau bertemu proyek-proyek yang marjinal.
Itu terjadi juga ya untuk isu perpajakan migas lainnya?
Apa sebenarnya yang terjadi?
Kebetulan pijakan operasional hulu migas itu berbeda dengan
perpajakan. Itu mengapa koordinasi antarkementeriaan
itu menjadi sangat penting. Misalnya saja, prinsip dalam
perpajakan itu, pajak harus bersifat umum dan berlaku sama
untuk semua wajib pajak. Padahal kegiatan hulu migas itu
nyatanya berbeda dengan bisnis umum. Bisnis hulu migas
di Indonesia menggunakan prinsip: pemilik proyek adalah
Pemerintah, pemilik aset adalah Pemerintah, dan manajamen
operasinya adalah Pemerintah yang diwakili SKK Migas.
Sehingga kalau ketentuan umum perpajakan diterapkan,
ya pasti terjadi friksi.
Ada usulan solusi?
Solusinya, harus hanya ada satu koordinator di hulu migas.
Saya kira kita patut mendukung pernyataan Pak Menteri
ESDM yang menyatakan bahwa di binis milik Pemerintah
sektor hulu migas itu terlalu banyak dirigen (conductor).
Harusnya satu saja. Satu komando. Kalau sudah ditangani
oleh sektor, maksudnya Menteri ESDM sebagai wakil
pemerintah dalam hal pengelolaan kegiatan hulu migas,
termasuk pembuatan kontrak, dan tata cara lainnya, maka
institusi Pemerintah lainnya wajib mendukung.
Selain itu, karena sifatnya yang unik, maka sebaiknya
pengaturan pajak hulu migas dikecualikan dengan yang
umum. Ada baiknya Kementerian Keuangan membuat
aturan perpajakan khusus hulu migas, yang aturannya
mengedapankan kepentingan Negara untuk mengoptimalkan
sumber daya alam migas. Termasuk untuk mengoptimalkan
68 basin yang saat ini belum terjamah. Yang membutuhkan
investor masuk ke Indonesia.

Bagaimana posisi SKK Migas dalam hal ini?


Saya kira semua orang tahu, tugas SKK Migas itu kan seJuli 2016 // BUMI

17

Perspektif
Ekskursi Geologi Potensi Migas Non-konvensional
Shale Oil di Cekungan Sumatera Utara

Makin berkurangnya jumlah cadangan minyak dan gas bumi (migas) terbukti (proven
reserves) sebagai sumber energi utama menuntut alternatif penemuan energi baru yang
lebih menjanjikan. Salah satu peluang itu ada pada shale oil yang merupakan sumber migas
non-konvensional. Diperlukan kunjungan lapangan ke tempat-tempat atau wilayah bebatuan
(ekskursi geologi) yang memiliki potensi dimana aliran migas itu banyak tersingkap.

egiatan ekskursi geologi


lapangan merupakan kegiatan
kunjungan lapangan yang
memiliki sifat durasi waktu yang
pendek. Spesifikasi kegiatan adalah
pengamatan fenomena geologi berupa
batuan yang tersingkap (outcrop) ke
permukaan pada lintasan perjalanan
yang sudah diatur sedemikian rupa dan
memenuhi apa yang menjadi tujuan
kegiatan.

Oleh Wisnu Prihantono/wprihantono@skkmigas.go.id

Biasanya batuan yang tersingkap


tersebut banyak terdapat di tepian
sungai. Hal tersebut dikarenakan
sungai merupakan tempat dengan
tingkat erosi paling intensif,
menyebabkan batuan tererosi dan
tersingkap ke permukaan.
Kegiatan ekskursi geologi lapangan
Divisi Eksplorasi Dinas Hidrokarbon
Non Konvensional tahun 2016

mengambil fokus area kegiatan pada


Cekungan Sumatera Utara. Kegiatan
ini dilaksanakan pada tanggal 31 Mei
4 Juni 2016. Secara administratif
cekungan ini memiliki pelamparan dari
mulai Provinsi Sumatera Utara sampai
Daerah istimewa Aceh. Lintasan
perjalanan kegiatan kali ini meliputi
Sungai Tamiang (wilayah Kabupaten
Aceh Besar, Kecamatan Kota Kuala
Simpang), Sungai Buluh Batang
Serangan (Tangkahan) dan Sungai
Bohorok (Bukit Lawang).
Pada ketiga lintasan perjalanan
tersebut terdapat titik-titik pengamatan.
Titik ini merupakan tempat dimana
batuan yang menjadi objek
pengamatan tersingkap. Jenis dan
karakteristik batuan yang tersingkap
berbeda pada setiap lintasan.

Gambar 1. Kiri Peta lintasan perjalanan ekskursi 2016 (warna hijau),


Kanan Sumur Telaga Tunggal 1.

Gambar 2. Titik pengamatan


singkapan batupasir dari
Formasi Ketapang di Sungai
Tamiang. Batupasir Formasi
Ketapang merupakan reservoir
pembawa minyak dan gas bumi
bagi sebagian besar lapanganlapangan migas konvensional di
Cekungan Sumatera Utara.

18

BUMI // Juli 2016

Kemajemukan jenis dan karakteristik


batuan yang tersingkap merupakan
hal yang unik, karena selanjutnya
kemajemukan tersebut pada saat
rekonstruksi geologi akan menjadi
suatu proses genetik/keterbentukan

batuan yang saling terhubung antara


satu dengan lainnya dalam ruang waktu
geologi. Kesatuan proses pembentukan
batuan akan menghasilkan suatu
tatanan batuan dari yang pertama
terbentuk sampai dengan yang terakhir
terbentuk dalam skala waktu geologi.
Secara keilmuan geologi, hal ini dikenal
sebagai tatanan stratigrafi.
Tinjauan secara historis mengenai
pengembangan eksplorasi migas di
cekungan ini tidak terlalu signifikan
dibandingkan dengan kegiatan
eksplorasi migas di Cekungan
Sumatera Tengah atau Cekungan
Sumatera Selatan.

eksplorasi migas non-konvensional


shale oil saat ini masih dalam tahap
awal kegiatan eksplorasi dan belum
dilakukan kegiatan pemboran. Oleh
karena itu, kegiatan ekskursi lapangan
geologi ini penting artinya di dalam
memahami karakteristik shale (serpih)
dari Formasi Baong dan Bampo yang
menjadi target eksplorasi migas nonkonvensional. Hasil pengamatan
di lapangan diharapkan dapat
memberikan pemahaman dan informasi
tambahan yang berguna dalam
pengembangan kegiatan eksplorasi
migas non-konvensional.
Ada yang menarik pada acara ekskursi
kali ini yaitu dilakukan napak tilas pada

Asia. Sumur Telaga Tunggal 1 berada


di daerah Telaga Said dan merupakan
sumur migas komersil pertama di
Indonesia, di Tajak pada tanggal 15
Juni 1885 dengan kedalaman 121 m.
Minyak yang dihasilkan setara 180
Barrel Oil per Day (BOPD) dari 5
lapisan batupasir Formasi Baong,
batupasir tersebut kelak lebih dikenal
sebagai Middle Baong Sandstone
(MBS). Sumur ini berproduksi hampir
50 tahun sampai dengan tahun 1934.
Secara geologi, minyak pada Sumur
Telaga Tunggal 1 berasal dari jebakan
minyak bumi yang terperangkap
pada puncak antiklin yang dekat ke

Gambar 3. Titik pengamatan singkapan shale (serpih) dari Formasi Baong di Sungai Tamiang. Shale dari Formasi Baong dan
Bampo merupakan target utama di dalam kegiatan eksplorasi migas non-konvensional shale oil.
Hal ini menjadi salah satu
pertimbangan mengenai perlunya
pemahaman lebih baik mengenai
keadaan geologi di Cekungan
Sumatera Utara. Selama ini kegiatan
eksplorasi migas yang berlangsung di
Cekungan Sumatera Utara sebagian
besar menyasar target minyak dan
gas bumi dari reservoir-reservoir pada
kedalaman dangkal. Apabila melihat
tatanan stratigrafi batuan di Cekungan
Sumatera Utara, masih ada reservoirreservoir konvensional dan source rock
reservoir berupa lapisan shale (serpih)
pada kedalaman yang lebih dalam.
Hal tersebut belum dikembangkan
secara optimal. Pengembangan konsep
eksplorasi baru seperti migas nonkonvensional shale oil penting artinya
dalam usaha menemukan sumber
cadangan migas yang baru. Kegiatan

Gambar 4. Lintasan pengamatan Sungai Buluh Batang Serangan


(Tangkahan).

sumur komersil minyak bumi pertama


di Indonesia dan bahkan di kawasan

permukaan. Oleh karena itu, sumursumur di kawasan ini relatif dangkal.


Juli 2016 // BUMI

19

Spektrum
Proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh: Picu Lagi Gairah
Bisnis Migas di Tanah Air
Potensi aset strategis nasional di kawasan
Indonesia Timur terus diwujudkan. Salah satunya
dengan disetujuinya Proyek Pembangunan Kilang
LNG Tangguh Train 3. Hal itu juga diharapkan
menjadi pemicu bergairahnya lagi bisnis sektor
hulu minyak dan gas bumi (migas) di Tanah Air,
yang kini kondisinya tengah melesu.

Oleh Adhitya Cahya Utama/acutama @skkmigas.go.id

abar menggembirakan kembali datang dari sektor


hulu migas. Proyek migas yang sempat tertunda untuk
beberapa waktu, yakni Proyek Pembangunan Kilang
Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh Train 3, kini sudah bisa
dilaksanakan proses pembangunannya.
Kepastian itu ada setelah Kepala Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
(SKK Migas), Amien Sunaryadi menyerahkan empat
dokumen Final Investment Decision (FID) kepada BP
Regional President Asia Pacific, Christina Verchere yang turut
disaksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
Sudirman Said di kantor Kementerian ESDM di Jakarta, 1 Juli
2016.

Empat dokumen FID dari Proyek Pembangunan Kilang LNG


Tangguh Train 3 itu meliputi: 1). Persetujuan nilai authorization
for expenditure (AFE) untuk pembangunannya, baik untuk
fasilitas darat dan lepas pantai; 2). Persetujuan penunjukan
pelaksana proyek (EPC Award) untuk pembangunan Kilang
LNG dan fasilitas gas lepas pantai (platform dan pipa
penyalur); 3). Persetujuan pasokan gas untuk pabrik pupuk di
Papua; dan 4). Persetujuan pembiayaan Kilang LNG.
Proyek Kilang LNG Tangguh ini mencakup tiga blok wilayah
kerja, yakni Berau, Muturi dan Wiriagar. Train 3 akan
menambah 2 anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru,
dermaga LNG baru dan infrastruktur pendukung lainnya.
Proyek ini diproyeksikan menyumbang tambahan 3,8 million
tons per annum (mtpa) terhadap kapasitas produksi Kilang
LNG Tangguh, sehingga total kapasitas kilang akan menjadi
11,4 mtpa. Investasi proyek yang dioperasikan dan mayoritas
sahamnya dimiliki oleh, BP Tangguh Berau Ltd itu sekitar
US$8 miliar.

20

BUMI // Juli 2016

Hal ini sejalan dengan visi Membangun Indonesia dari


Timur sesuai Nawacita pemerintah, Diharapkan akan mampu
menggairahkan bisnis sektor migas, ungkap Sudirman Said.
Amin juga memastikan, sekitar US$1,3 miliar kandungan
dalam negeri dari barang dan jasa untuk proyek tersebut
dipasok oleh perusahaan Indonesia. Hai ini tentu akan
meningkatkan pendapatan perusahaan nasional serta lokal di
sekitar lokasi proyek, terangnya.
Pekerjaan tersebut akan menggunakan kandungan lokal
mulai dari sektor pekerjaan sipil, mesin, elektro, hingga
kelautan. SKK Migas telah menyetujui seluruh AFE serta
penunjukan pemenang pengadaan barang dan jasa untuk
proyek ini. Selanjutnya, engineering, procurement and
construction (EPC) diharapkan dilakukan pada kuartal ketiga
tahun ini, yang dilanjutkan dengan masa konstruksi, papar
Amien. Operasi untuk proyek tersebut diharapkan dapat
dimulai pada 2020.
Christina Verchere mengakui, Proyek Kilang LNG Tangguh
Train 3 dioperasikan oleh BP Berau Ltd sebagai kontraktor
mitra utama SKK Migas, selain enam kontraktor lain, seperti:
MI Berau BV, CNOOC Muturi Ltd, Nippon Oil Exploration
(Berau) Ltd, KG Berau/KG Wiriagar, Indonesia Natural Gas
Resources Muturi Inc, dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd.
Menurutnya, keputusan investasi saat ini merupakan titik
puncak dari kerja keras Pemerintah Republik Indonesia
bersama BP setelah bertahun-tahun melakukan kerjasama.
Christina mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk
mewujudkan potensi yang ada dari aset strategis nasional
di kawasan timur Indonesia.

Oil and Gas Technology Update Workshop II:

Menyerap Teknologi Terbaru dari Schlumberger

Oleh Alfian/alfian @skkmigas.go.id

omitmen meningkatkan kapabilitas dan kualitas


jajaran pekerja terus diwijudkan Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi (SKK Migas). Salah satu upaya yang dilakukan adalah
menyelenggarakan workshop teknologi. Kali ini, SKK Migas
menghadirkan Schlumberger untuk mengelaborasi sekaligus
berbagi tentang teknologi terbaru migas. Acara ini digelar
dengan tajuk Oil and Gas Technology Update Workshop II
di Lantai 9 Plaza City, Jakarta, 28 Juni 2016.

Dalam workshop ini dibahas berbagai tema diantaranya soal


mengoptimalkan produksi dan aset, serta production services
dan pemanfaatan data analitik.

Hadir dalam kesempatan tersebut Deputi Pengendalian


Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudianto Rimbono,Deputi
Pengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan, dan Presiden
Direktur Schlumberger Rony Hendrawan.

Inpex misalnya berhasil dalam menangani dan


mempergunakan data, ungkap Arief. Karena itu, data
harus dipergunakan dan kemudian disimpan dengan benar.
Pengelolaan data loading, processing, data analisa, data
dikomunikasikan atau divisualisasikan, kata Arief, sembari

Tidak ada pilihan bahwa teknologi harus kita serap, kata


Rudianto. Sesuai arahan dari Kepala SKK Migas, seluruh
jajaran SKK Migas harus memahami semua karakter dari
para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS).
SKK Migas juga harus menjadi pusat ilmu pengetahuan
tentang migas.

menawarkan solusinya, asset optimization.

Rony Hendrawan mengapresiasi kepercayaan SKK Migas


kepada Schlumberger. Ini langkah positif. Kita percaya
bahwa teknologi dapat digunakan untuk menurunkan cost
production (biaya produksi) , ucap Rony.
Menurut Rony, melalui teknologi dapat dicari peluang-peluang
dalam industri hulu migas. Sebab 90% keberhasilan industri
hulu migas di berbagai dunia, sangat ditentukan dalam fase
eksplorasi dan eksploitasi, kata Rony.

Terkait data ini juga dielaborasi oleh Arief Darmawan, salah


seorang penyaji workshop dari Schlumberger. Menurut Arief
yang membedakan antara perusahaan migas yang berhasil
dan perusahaan migas yang kurang berhasil terletak pada
upayanya menggunakan data.

Asset optimization ini terdiri dari tujuh (7) hal pokok, yaitu
reservoir optimization, lifting and pumping, well performance,
integrity & safety, field operation, flow assurance, asset
management. Ketujuh hal pokok persoalan tersebut harus
dicarikan solusinya secara komprehensif. Petronas adalah
contoh yang mengimplementasikan data untuk meningkatkan
produksinya, kata Arief.
Data Management Advisor Schlumberger, Sugiarto Hartono
memaparkan tentang kunci keberhasilan penggunaan data
management. Ada tiga kunci, yaitu adanya data proses,
people dan teknologi, kata Sugiarto.

Juli 2016 // BUMI

21

Bianglala

Menunjang Pengembangan Industri Hulu Migas

AFE Manager dan PTK AFE Revisi 1


Terus Disosialisasikan

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus
berupaya mempercepat proses peningkatan kualitas kinerja internal dan para Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (Kontraktor KKS). Tujuannya untuk menunjang pengembangan dan peningkatan industri hulu
minyak dan gas bumi (migas).

KK Migas mengadakan
sosialisasi Pengadaan
Maintenance & Technical
Support Authorization for Expenditure
(AFE)Managerkepada para Kontraktor
KKS. Acara ini bertajuk Sosialisasi
AFE Manager & Sosialisasi PTK AFE
Revisi 1 (Modul Closed Out AFE) di
Kantor SKK Migas, Jakarta, pada 29
Juni 2016.
Deputi Pengendalian Keuangan
SKK Migas, Parulian Sihotang
mengatakan, masalah AFEManager
menjadi prioritas utama bagi SKK
Migas.Bahkan, saat ini sudah
melakukan komitmen tertulis, kata
Parulian.
Pentingnya kegiatan tersebut dilakukan
agar SKK Migas dapat memonitor

22

BUMI // Juli 2016

Oleh Adhitya Cahya Utama/acutama @skkmigas.go.id

sejauh mana program AFEManagerini


berjalan dengan baik. Program ini
sebenarnya untuk mempermudah
kinerja sebab telah menggunakan
teknologi komunikasi dan koordinasi
yang berbasis IT (Information
Technology), katanya.
Kepala Divisi Pemeriksaan Biaya
Operasi, SKK Migas, Agus Irawan,
menyampaikan bahwaoutputdari
AFEManagerini adalah audit
keuangan. Misalnya, soal nilai proyek
yang telah disetujui oleh SKK Migas.
Dengan sosialisasi AFEManagerini
diharapkan selain mempercepat
proses pengajuan, evaluasi, dan
persetujuanAFE,juga ada kesamaan
pandangan antara Kontraktor KKS
dengan SKK Migas.

Seperti diketahui, SKK Migas telah


meluncurkan sistem berbasis web
bernama AFEManager. Sistem ini
ditargetkan mulai aktif dari 1 Agustus
2016. AFE adalah otorisasi pembiayaan
rencana kerja dan anggaran atas
kegiatan yang berbasis proyek yang
diberikan oleh SKK Migas kepada
Kontraktor KKS berdasarkan hasil
evaluasi teknis dan biaya. Prosedur ini
diperlukan untuk memastikan bahwa
program kerja yang direalisasikan
sesuai dengan rencana kerja yang
telah disetujui.
Selama ini proses pengajuan, evaluasi,
dan persetujuan AFE ini dilakukan
melalui dokumen cetak. Dengan
adanya sistem AFE Manager nantinya,
semua proses tersebut akan dilakukan
secara online.

SKK Migas-KPK Sinergi


Cegah Sejak Dini
Tindakan Korupsi

Oleh Adhitya Cahya Utama/acutama @skkmigas.go.id

Kontribusi TJS Migas pada


Pendidikan, Kesehatan
dan Infrastruktur Daerah

Oleh Awamsyah/awamsyah@skkmigas.go.id

atuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu


Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengupayakan agar
tindakan korupsi dapat sedini mungkin diantisipasi. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun sinergi
dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

elaksanaan Tanggung Jawab Sosial (TJS)


perusahaan hulu minyak dan gas bumi (migas)
selama ini telah banyak berjalan, terutama
di bidang pendidikan, kesehatan dan pembangunan
infrastruktur untuk masyarakat di sekitar perusahaan.

Untuk itu diselenggarakan acara Audiensi dan Diskusi Program


Pencegahan Korupsi Melalui Gerakan Pembangunan Integritas
Praktek Bisnis Sektor Minyak dan Gas di Kantor SKK Migas,
Jakarta, 27 Juni 2016.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Satuan Kerja


Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi Taslim Z Yunus menyatakan, adanya kontribusi
tersebut terlihat pada acara Sriwijaya CSR Award yang
dilaksanakan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
(Pemrov Sumsel) dan menobatkan ConocoPhillips
sebagai perusahaan terbaik I, PT Medco E&P Indonesia
terbaik II dan Pertamina EP Asset 2 terbaik III. Ketiganya
merupakan perusahaan hulu migas.

Kegiatan dihadiri di antaranya oleh Deputi Pengendalian Keuangan


SKK Migas, Parulian Sihotang, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai
Suplai, SKK Migas, Hery Margono, dan Direktur Pelayanan dan
Pendidikan Masyarakat KPK, Sujanarko.
Hery Margono memaparkan terkait program Centralized Integrated
Vendor Database (CIVD) yang dipergunakan untuk menunjang
proses transparansi dan akuntalibilitas dalam pengadaan barang
dan jasa di bidang hulu industri hulu minyak dan gas bumi.
Manfaat CIVD untuk mempercepat proses penilaian kualifikasi
administrasi dan memperoleh informasi vendor yang kompeten.
Kita ingin pengadaan barang dan jasa dengan tender yang
obyektif dan transparan, kata Hery. Dia menambahkan, dalam
proses audit, SKK Migas melibatkan akuntan dari Sekolah Tinggi
Administrasi Negara (STAN).
Sujarnako menyambut baik adanya sinergi antara KPK dan SKK
Migas. Saat ini SKK Migas semakin powerful. Apalagi dengan
adanya CIVD yang komprehensif, katanya.
Saat ini KPK menginisiasi Working Group anti Korupsi yang
meneguhkan kampanye anti korupsi. Working group ini bertujuan
untuk memudahkan para stakeholder (pemangku kepentingan)
termasuk para kontraktor migas, terang Sujanarko.

Sekarang ini fokus TJS disasarkan untuk pengembangan industri kreatif dan mendukung kedaulatan energi
nasional. Sehingga perlu regulasi dan dukungan pemerintah maupun DPR untuk mengawalnya, ungkap Taslim
saat diminta bicara pada Seminar Nasional dengan tema
Kontribusi CSR Migas dalam Membangun Ekonomi Daerah di Palembang, 17 Juni 2016.
Seminar Nasional yang digelar Lentera Institute itu,
menghadirkan Taslim Z Yunus, Bupati Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (Pali), Heri Amalindo, anggota
DPR RI Komisi VII, Yulian Gunhar, anggota DPD RI,
Hendri Zainudin, dan Kepala Bappeda Kabupaten Muara
Enim, Ahmad Najib.
Bupati Pali, Heri Amalindo mengatakan, wilayahnya
memiliki potensi yang kaya dengan sumber daya migas,
namun belum seluruh masyarakat merasakan secara
langsung manfaat dari dana TJS migas. Harapannya
dana TJS dapat ditingkatkan lagi, untuk pembangunan
dan kesejahteraan masyarakat, pungkasnya.

Juli 2016 // BUMI

23

MENDORONG IKLIM
INVESTASI

Tetap
Berkomitmen dalam
Membesarkan Bangsa
Gedung Wisma Mulia Lt.30
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 42, Jakarta 12710
24

BUMI // Juli 2016

www.skkmigas.go.id

Anda mungkin juga menyukai