Anda di halaman 1dari 3

*RANSKRIP DATA

1. Ibu : Dik, bukain pintu samping buat masnya ini!


(Ibu dan anak sedang di depan rumah membeli sayur)
Anak : Mas nya itu siapa bu?
Ibu : Ini loh dek, mas dari Undip sedang melakukan penelitian.
Udah cepet dek, bukain pintunya.
(Riana, Jangli Permai)
2. Bapak : Le, umurmu piro?
Anak : Piro yo pak, kayae 16 tahun.
Bapak : Tenane le? (sambil bercanda)
Anak : Iyo to pak, lah kan lahiran 2000an to.
(Farhan Jati, Banyumanik)
3. Ibu : Mas, sini bajunya ganti ini udah ibu bawain.
Anak : Bentar bu, ini mau masukin ke gawang (si anak sedang melakukan permainan sepak
bola di laptop)
Ibu : Main gamenya entar lagi kan bisa mas. Enggak capek apa habis lomba SSB?
Anak : Enggak to bu.
(Istri dari Bapak Rasmudi, Tembalang)
4. Ibu : Res, ini masnya tolong ambilin minum sing adem yo!
Anak : Iyo bu, sing cilik apa sing gede?
Ibu : Mas, mau aqua yang kecil apa yang gede?
Peneliti : Aduh, Ibu kok repot-repot.
Ibu : Sing gede ae res, kasihan ini masnya panas-panasan.
(Yulifah, Tembalang)
5. Suami : Bu, dewe tinggal nang Semarang wis pirang tahun ya?
Istri : Kawit tahun 1998an pak.
Suami : Yo berarti wis 18an tahun.
(Sapardi, Tembalang)
6. Bapak : Anakku karo koe ayu sopo? (bertanya kepada peneliti)
Anak : Ayahhhhh!
Peneliti : Cantikan anak bapak lah, hehehe.
Bapak : Mirip Bapak ya nduk makanya cantik.
Anak : Ihhh Ayah itu loh lagi ditanyain.
(Suroto Muhridwan, Jangli Permai)
7. Bapak : Desy umur piro, Bu?
Ibu : Piro ya.. Lairan taun 1998 pak.
Bapak : Berarti 18 taun yaa.
(Tomas Muchin, Jangli Permai)
8. Peneliti : Bu, boleh minta fotonya?

Ibu : Boleh.. boleh.., sama anak saya nggak papa ya mba.


Peneliti : Nggak papa bu.
Ibu : Dek, sini dek ikut foto, itu difotoin mbaknya. (berbicara ke anaknya)
(Sulimah, Tembalang)
9. Bapak : Bu, bar wawancara ndang siap-siap.
Ibu : Yo pak ki delok neh bar kok, yo mas?
Peneliti : Nggeh pak, kirang sakedhik.
Bapak : Mas nek aku rak sibuk wis tak kon maem gudeg gratis. Aku ben dino ngeteri nasi
gudeg nang bakul-bakul.
Peneliti : Sampai daerah Tembalang juga gak Pak?
Ibu : Waaah, rak sempet Mas, iki wae wis kesel.
(Fransiska Warsilah, Peterongan)
10. Bapak : Bu, mas e iki meh wawancara. Sama ibu ya.
Ibu : Lah kok gak sama bapak aja?
Bapak : Ki bapak meh telpon Mas Wardi sek. Sing digoleki sing pendatang luar Semarang.
Ibu : Yawis, sini sama Ibu mas.
(Ita Rahmawati, Peterongan)
11. Istri : pah airnya sudah penuh belum, tolong matiin kalau sudah penuh.
Suami: iya mah, sebentar.
Istri: sama tolong ember yang satu diisi ya.
Suami: iya mah.
(Dian Permata Tembalang Cluster Dahlia nomor 43)
12. Suami: Mah, kamu tau ndak anak semarangan bahasa jawanya kasar. Apalagi daerah yang
dipinggiran itu lho.
Istri: ya tau, tapi ndak paham artinya. Anak kita tuh enggak paham kalau kamu ajak ngomong
bahasa Jawa ya Pah?
Suami: iya, saya ajarkan bahasa Jawa tapi susah nangkepnya.
( Heni, Jangli permai Tembalang)
13. Suami: umure anake piro ya bun?
Istri: piro ya, eh in, umurmu berapa?
Anak: emm, duabelas tahun.
Suami: berapa in, dua belas tahun?
Anak: iya yah.
( Budi, Solo)
14. Ibu: Wid, Mbake ambilkan minum sik ki lho.
Anak: iya Mah, sik to.
Bapak: Maenan terus kok kerjaane.

Anak: Iya-iya Mah.


( Dewi, Tembalang)
15. Suami: Mah iki ono mbak mabak seko undip teko.
Istri: yo sik sedelok.
Suami: Mah, Mbakejikukke ngombe sik?
Istri:iya, tak jikukke aqua sik ya mbak (menunjuk ke peneliti).
(Dawud Susilo, Tembalang)

Anda mungkin juga menyukai