D. Hasil
Hasil yang didapat dari penelitian ini, antara lain :
1. Hasil Studi Sifat Mekanik
Hasil pengujian sifat mekanik menunjukkan bahwa ketika temperature
tempering kurang dari 350 C, kekuatan tarik 1.300 MPa tetap
dipertahankan, yang mana lebih tinggi dari baja rel perlitik konvensional.
Kekuatan tarik menurun sedikit ketika temperatur tempering lebih besar dari
350 C namun persentase elongasinya meningkat seiring meningkatnya
temperature tempering. Jika elongasi tempered dapat ditahan lebih besar
dari 15%, plastisitas yang luar biasa yang akan meningkatkan ketangguhan
akan tercipta. Dibandingkan dengan sampel hot-rolled, pemanjangan sampel
tempered meningkat dengan jelas. Baja eksperimental dapat mencapai
ketangguhan yang baik di tingkat kekuatan yang tinggi. Ketangguhan secara
signifikan meningkat setelah tempering, dari 60 J ke tertinggi 130 J. Sifat
mekanik yang stabil dikatakan berada pada kisaran suhu 280-350 C. Ketika
suhu temper melebihi 350 C, ketangguhan menurun menjadi sekitar 20 J.
Hasil pandangan mikroskopik pada permukaan patahan hasil uji tarik
menunjukkan bahwa permukaan patah hot-rolled umumnya terdiri dari
patahan quasi-cleavage. Sedangkan pada permukaan patahan baja temper
280 C yang memiliki mode patahan campuran yang terdiri dari quasicleavage dan dimples terdapat tearing yang menunjukkan ketangguhan
yang sangat baik. Ketika temperature temper meningkat sampai 350 C,
kehadiran dimples berkurang dan ketangguhan menurun. Pada baja temper
400 C, tearing ridge dan dimples hilang dan digantikan oleh patahan
intergranular tipikal patahan brittle, menyiratkan penurunan ketangguhan.
2. Hasil Studi Mikrostruktur
Hasil pengujian struktur mikro menunjukkan struktur mikro pada baja hotrolled, M/A strip (martensit/austenite) tipis terdistribusi paralel antara pelat
ferit bainitik, sementara pulau M/A blok terlihat halus. Filmy RA terletak pada
M/A strip tipis memiliki stabilitas termal dan mekanik yang tinggi. Sedangkan
pada baja temper, semakin tinggi temperature tempering maka semakin
banyak M/A blok dan M/A strip yang terdekomposisi. Selain itu, beberapa
karbida telah terbentuk pada temperature temper yang lebih tinggi. Bainitik
ferrite lath menghilang dan menyatu secara dramatis dengan peningkatan
temperature temper sampai 400 C.
3. Hasil Studi Efek Temperatur Tempering terhadap Perubahan Austenite Sisa
Dari hasil perhitungan fraksi volume, didapatkan volume RA menurun
secara bertahap dari 8.5vol% sebelum tempering ke 5.17vol% setelah
tempering pada 400 C. Setelah tempering pada 280 C, meskipun RA
terdekomposisi tapi RA menjadi lebih stabil, yang berkontribusi pada sifat
mekanik baja rel temper. Baja dengan RA yang stabil memiliki keuletan
superior karena efek TRIP. RA stabil secara termal dan mulai menurun
sampai temperature tempering meningkat ke 400 C. Hal ini dapat terjadi
karena kemungkinan terbentuknya karbida pada temperature tempering
yang lebih tinggi, yang dapat mengurangi ketangguhan dan menurunkan
kekuatan tarik.
Dari hasil kurva L / L0 , ada ekspansi yang cepat selama tempering pada
350 C, dan kemiringan L / L0 tajam pada tahap awal, yang disebabkan oleh
transformasi cepat RA pada temperature tempering tinggi. Dibandingkan
dengan tempering pada 280 C, ekspansi volume relatif kurang pada 350 C.
Ekspansi yang cepat selama tahap awal terkait dengan fase transformasi
austenit (misalnya, pembentukan bainit), sedangkan efek pemulihan yang
kuat dari martensit memicu kontraksi dan perilaku kontra terhadap ekspansi
cepat. Pada proses tempering 400 C, penurunan L / L0 terlihat jelas, karena
pemulihan yang kuat di martensit (dengan -karbida dan / atau
pengendapan sementit).
Hasil pengamatan dengan TEM menunjukkan terdapat dua jenis RA yang
sesuai dengan konstituen M/A pada baja rel bainitic rolled, yaitu RA filmy dan
RA blok. Selain memberikan stabilitas yang tinggi, RA filmy juga memberikan
stabilitas termal yang baik. RA blok yang tidak stabil akan tereliminasi
selama proses tempering, sedangkan sejumlah RA filmy tetap tersisa setelah
tempering dan jenis RA ini ada diantara bainite ferrite atau martensit.
4. Hasil Studi Stabilitas Austenite Sisa
Dengan menggunakan hukum eksponensial decay, didapatkan stabilitas
mekanik austenit sisa setelah tempering lebih tinggi daripada sampel baja
hot-rolled. Hasil XRD menunjukkan bahwa kandungan karbon di RA
meningkat dari 0.9wt% sebelum tempering ke 1.2wt% setelah tempering
pada 280 C karena adanya pemisahan karbon dari martensit ke austenit.
Kandungan karbon tinggi berkontribusi pada stabilitas tinggi RA setelah
tempering, yang bermanfaat untuk kombinasi kekuatan dan ketangguhan
yang sangat baik.
E. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini antara lain :
1. Baja rel bainitik menunjukkan kombinasi yang sangat baik antara
kekuatan dan ketangguhan setelah tempering pada 280 C (kekuatan
tarik utama: 1.388 MPa; elongasi total: 16%; U-notch ketangguhan impak
pada 20 C: 130 J/cm2).
2. Sejumlah RA blok tidak stabil terurai selama tempering , sedangkan RA
filmy tetap bertahan hingga temperature tempering mencapai 400 C.
3. Stabilitas mekanik RA meningkat setelah tempering, yang menjamin
kombinasi yang baik antara kekuatan dan ketangguhan baja rel bainitik.