Anda di halaman 1dari 6

Review Jurnal Ilmiah

SHAIMAH RINDA SARI


06131010

Ultrahigh strength-toughness combination in Bainitic rail


steel : The determining role of austenite stability during
tempering
Kombinasi Kekuatan-Ketangguhan Sangat Tinggi pada Baja Rel Bainitik :
Penentuan Peran Stabilitas Austenite selama Tempering
Kaikai Wang a, ZhunliTan a,*, GuhuiGao a, XiaoluGui a, R.DK.Misra b,
BingzheBai a,c
a Materials Science and Engineering Research Center, School of Mechanical, Electronicand
Control Engineering, Beijing Jiaotong University, Beijing 100044, China
b Laboratory for Excellence in Advanced Steel Research, Department of Metallurgical,
Materials and Biomedical Engineering, University of Texas at El Paso, 500 W. University
Avenue, El Paso, TX79968-0520, USA
c Key Laboratory of Advanced Materials of Ministry of Education, School of Materials Science
and Engineering, Tsinghua University, Beijing 100084, China

Materials Science & Engineering A662(2016)162168, Elsevier, 15 March


2016
A. Latar Belakang
Baja rel bainitik dianggap sebagai kandidat yang menjanjikan untuk
generasi berikutnya dari baja rel premium karena memiliki kandungan
karbon yang lebih rendah sifat mekanik unggul dari baja perlitik. Baja bainitik
dikenal memiliki sifat ketahanan lelah kontak rolling (RCF) yang lebih baik
daripada baja perlitik. Melalui optimalisasi komposisi kimia dan proses,
kekuatan baja rel perlitik mendekati 1.300 MPa, yang dekat dengan batas
atas. Namun, ketangguhan retak baja rel perlitik sangat rendah pada tingkat
kekuatan yang lebih besar dari 1180 MPa.
Ada berbagai jenis fase (misalnya bainit ferit, martensit dan austenit sisa)
hadir bersama sebagai konstituen mikrostruktur pada baja multifase bainit /
martensit, yang mempengaruhi sifat mekanik melalui jenis fase, morfologi
dan ukuran. Selama proses pendinginan terus menerus setelah hot rolling,
bainit granular dan bainit atas (bainitik ferrite lath dengan lapisan austenit
sisa) dapat diperoleh. Bainit granular diperoleh pada suhu yang relatif tinggi
dibandingkan dengan bainit lath. Sejumlah penelitian telah menunjukkan
bahwa austenit sisa (Retained Austenite/RA), terutama jumlah dan
stabilitasnya, memainkan peran penting dalam menentukan sifat mekanik.
Stabilitas RA dipengaruhi oleh komposisi kimia (terutama kadar karbon),
ukuran, dan morfologi. Filmy RA memiliki stabilitas superior, dibandingkan
dengan blocky RA. Filmy RA juga menguntungkan untuk meningkatkan umur
baja bainitik karena bertindak sebagai penghambat selama perambatan
crack.
Proses tempering memiliki dampak yang signifikan terhadap sifat mekanik
utama baja multifase bainit / martensit, dan digunakan untuk meringankan
tegangan sisa dan menstabilkan fase. Selama tempering, pengayaan karbon

dalam austenit untransformed dan bainit atau transformasi martensit dari


austenit untransformed mungkin terjadi. Perubahan mikrostruktur selama
tempering juga mempengaruhi stabilitas RA, dan tempering umumnya
digunakan untuk mengendalikan morfologi austenit sisa. RA dapat
distabilkan dengan tempering melalui difusi karbon dari martensit ke RA.
Baja rel bainit/martensit telah diproduksi industri, tetapi mekanisme
peningkatan dampak proses tempering tidak jelas dan membutuhkan studi
sistematis. Dalam memenuhi kebutuhan studi sistematis ini, maka dilakukan
penelitian mengenai perilaku tempering dari baja rel bainitik hasil produksi
industri dalam hal perubahan mikrostruktur (terutama RA) dan hubungannya
dengan sifat mekanik, yang melibatkan uji mikroskop elektron, uji tarik dan
uji beban impak.
B. Masalah
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah dampak tempering pada
stabilitas austenit sisa (RA) dalam memperoleh kombinasi yang sangat baik
dari kekuatan dan ketangguhan pada baja rel bainitik karbon rendah
pendinginan udara berkekuatan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui temperature tempering yang dapat menghasilkan kombinasi
kekuatan-ketangguhan superior pada baja rel bainitik.
C. Metode Penelitian
Spesimen baja rel bainitik dengan komposisi kimia 0.22C - 2.0Mn - 1.0Si 0.8Cr - 0,8 (Mo+Ni) (wt%). Spesimen baja di-rolled dan didinginkan di udara
hingga temperatur kamar. Rolled-spesimen kemudian di tempering pada 250
C, 280 C, 320 C, 350 C, 380 C dan 400 C selama 2 jam, masingmasing. Uji Tarik dan uji impak dilakukan pada suhu kamar. Deformasi tarik
spesimen hot-rolled dan temper 280 C dilakukan dengan true strain
berbeda dari 1,98%, 3,92% dan 5,83%, masing-masing.
Karakterisasi mikrostruktur dilakukan dengan SEM (Scanning Electron
Microscopy) sedangkan penentuan presipitasi karbida dan austenit dilakukan
dengan TEM (Transmission Electron Microscopy). Fraksi volume austenite sisa
(vol%) dan parameter kisi austenit a diukur dengan XRD (X-ray Diffraction).
Fraksi austenit sisa dihitung menggunakan metode langsung perbandingan
berdasarkan intensitas terpadu (200), (220) dan (311) puncak austenit, dan
(200) dan (211) dari puncak ferit. Kisi austenite a diperoleh dengan metode
ekstrapolasi Nelson-Riley.
Pengukuran Dilatometric (pemuaian) dilakukan pada perangkat quenching
Bhr D805L yang diinstal dengan batang kuarsa, untuk mendapatkan
informasi mengenai perubahan mikrostruktur selama tempering. Perubahan
mikrostruktur selama tempering tercermin dari perubahan panjang L (juga
terkait dengan volume yang mengubah V).

D. Hasil
Hasil yang didapat dari penelitian ini, antara lain :
1. Hasil Studi Sifat Mekanik
Hasil pengujian sifat mekanik menunjukkan bahwa ketika temperature
tempering kurang dari 350 C, kekuatan tarik 1.300 MPa tetap
dipertahankan, yang mana lebih tinggi dari baja rel perlitik konvensional.
Kekuatan tarik menurun sedikit ketika temperatur tempering lebih besar dari
350 C namun persentase elongasinya meningkat seiring meningkatnya
temperature tempering. Jika elongasi tempered dapat ditahan lebih besar
dari 15%, plastisitas yang luar biasa yang akan meningkatkan ketangguhan
akan tercipta. Dibandingkan dengan sampel hot-rolled, pemanjangan sampel
tempered meningkat dengan jelas. Baja eksperimental dapat mencapai
ketangguhan yang baik di tingkat kekuatan yang tinggi. Ketangguhan secara
signifikan meningkat setelah tempering, dari 60 J ke tertinggi 130 J. Sifat
mekanik yang stabil dikatakan berada pada kisaran suhu 280-350 C. Ketika
suhu temper melebihi 350 C, ketangguhan menurun menjadi sekitar 20 J.
Hasil pandangan mikroskopik pada permukaan patahan hasil uji tarik
menunjukkan bahwa permukaan patah hot-rolled umumnya terdiri dari
patahan quasi-cleavage. Sedangkan pada permukaan patahan baja temper
280 C yang memiliki mode patahan campuran yang terdiri dari quasicleavage dan dimples terdapat tearing yang menunjukkan ketangguhan
yang sangat baik. Ketika temperature temper meningkat sampai 350 C,
kehadiran dimples berkurang dan ketangguhan menurun. Pada baja temper
400 C, tearing ridge dan dimples hilang dan digantikan oleh patahan
intergranular tipikal patahan brittle, menyiratkan penurunan ketangguhan.
2. Hasil Studi Mikrostruktur
Hasil pengujian struktur mikro menunjukkan struktur mikro pada baja hotrolled, M/A strip (martensit/austenite) tipis terdistribusi paralel antara pelat
ferit bainitik, sementara pulau M/A blok terlihat halus. Filmy RA terletak pada
M/A strip tipis memiliki stabilitas termal dan mekanik yang tinggi. Sedangkan
pada baja temper, semakin tinggi temperature tempering maka semakin
banyak M/A blok dan M/A strip yang terdekomposisi. Selain itu, beberapa
karbida telah terbentuk pada temperature temper yang lebih tinggi. Bainitik
ferrite lath menghilang dan menyatu secara dramatis dengan peningkatan
temperature temper sampai 400 C.
3. Hasil Studi Efek Temperatur Tempering terhadap Perubahan Austenite Sisa
Dari hasil perhitungan fraksi volume, didapatkan volume RA menurun
secara bertahap dari 8.5vol% sebelum tempering ke 5.17vol% setelah
tempering pada 400 C. Setelah tempering pada 280 C, meskipun RA
terdekomposisi tapi RA menjadi lebih stabil, yang berkontribusi pada sifat
mekanik baja rel temper. Baja dengan RA yang stabil memiliki keuletan

superior karena efek TRIP. RA stabil secara termal dan mulai menurun
sampai temperature tempering meningkat ke 400 C. Hal ini dapat terjadi
karena kemungkinan terbentuknya karbida pada temperature tempering
yang lebih tinggi, yang dapat mengurangi ketangguhan dan menurunkan
kekuatan tarik.
Dari hasil kurva L / L0 , ada ekspansi yang cepat selama tempering pada
350 C, dan kemiringan L / L0 tajam pada tahap awal, yang disebabkan oleh
transformasi cepat RA pada temperature tempering tinggi. Dibandingkan
dengan tempering pada 280 C, ekspansi volume relatif kurang pada 350 C.
Ekspansi yang cepat selama tahap awal terkait dengan fase transformasi
austenit (misalnya, pembentukan bainit), sedangkan efek pemulihan yang
kuat dari martensit memicu kontraksi dan perilaku kontra terhadap ekspansi
cepat. Pada proses tempering 400 C, penurunan L / L0 terlihat jelas, karena
pemulihan yang kuat di martensit (dengan -karbida dan / atau
pengendapan sementit).
Hasil pengamatan dengan TEM menunjukkan terdapat dua jenis RA yang
sesuai dengan konstituen M/A pada baja rel bainitic rolled, yaitu RA filmy dan
RA blok. Selain memberikan stabilitas yang tinggi, RA filmy juga memberikan
stabilitas termal yang baik. RA blok yang tidak stabil akan tereliminasi
selama proses tempering, sedangkan sejumlah RA filmy tetap tersisa setelah
tempering dan jenis RA ini ada diantara bainite ferrite atau martensit.
4. Hasil Studi Stabilitas Austenite Sisa
Dengan menggunakan hukum eksponensial decay, didapatkan stabilitas
mekanik austenit sisa setelah tempering lebih tinggi daripada sampel baja
hot-rolled. Hasil XRD menunjukkan bahwa kandungan karbon di RA
meningkat dari 0.9wt% sebelum tempering ke 1.2wt% setelah tempering
pada 280 C karena adanya pemisahan karbon dari martensit ke austenit.
Kandungan karbon tinggi berkontribusi pada stabilitas tinggi RA setelah
tempering, yang bermanfaat untuk kombinasi kekuatan dan ketangguhan
yang sangat baik.
E. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini antara lain :
1. Baja rel bainitik menunjukkan kombinasi yang sangat baik antara
kekuatan dan ketangguhan setelah tempering pada 280 C (kekuatan
tarik utama: 1.388 MPa; elongasi total: 16%; U-notch ketangguhan impak
pada 20 C: 130 J/cm2).
2. Sejumlah RA blok tidak stabil terurai selama tempering , sedangkan RA
filmy tetap bertahan hingga temperature tempering mencapai 400 C.
3. Stabilitas mekanik RA meningkat setelah tempering, yang menjamin
kombinasi yang baik antara kekuatan dan ketangguhan baja rel bainitik.

F. Keunggulan dan Kekurangan


1. Keunggulan
Menurut pendapat saya, keunggulan yang ada pada penelitian ini adalah
temanya yang mengangkat dari permasalahan yang ada pada aplikasi
kehidupan sehari-hari, yaitu pada bidang transportasi. Dengan mengetahui
temperature tempering yang tepat untuk baja rel bainitik, maka akan
didapatkan baja rel bainitik yang memiliki sifat mekanik superior yang tentu
saja akan memperpanjang umur dari rel dan mengurangi resiko-resiko
kegagalan pada rel.
2. Kekurangan
Menurut pendapat saya, kekurangan yang ada pada penelitian ini adalah
kurangnya pembuktian yang mendukung pernyataan bahwa RA memberikan
stabilitas termal yang tinggi. Karena pada aplikasinya, rel kereta akan terus
bergesekan dengan ban kereta dan menimbulkan panas. Perhitungan
terhadap umur dari baja rel bainitik tempered juga diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai