Bab 1
Bab 1
NIM
: 20140420052
Kelas
: Akpri B
mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul istilah
freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). Contohnya perubahan sistem.
Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk sampai
pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ.
3
Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi
keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi
keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu
pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi
prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan
mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan.
Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan
minat akan bidang riset ini.
4
Jelaskan lima aspek keperilakuan seperti yang dikemukakan oleh Schiff dan Lewin
(1974)
Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi
keperilakuan, yaitu:
a. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial
Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku
komponen entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motifmotif mereka. Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antarelemen
organisasi untuk mendukung tujuan organisasi. Organisasi adalah sebuah entitas yang
lengkap.
Secara lebih spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku
pengarahan tujuan organisasi, motivasi, dan karakteristik penyelesaian masalah.
Tujuan organisasi dipandang sebagai hasil dari proses mempengaruhi dalam
organisasi, penentuan batas-batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari
pengendalian internal yang diciptakan oleh organisasi. Motivasi dipandang sebagai
salah satu penentu kinerja. Faktor-faktor lainnya adalah kepuasan kerja dan komitmen
organisasional. Namun demikian, hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen
organisasional terkadang bersifat resiprokal, yaitu hubungan yang bersifat timbal
balik. Dalam suatu situasi dan kondisi tertentu komitmen organisasional
mempengaruhi kepuasan kerja, dan pada situasi dan kondisi yang berbeda kepuasan
kerja mempengaruhi komitmen organisasional.
b. Penganggaran dan Perencanaan
Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organsiasi dan interaksi perilaku
individu. Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi
penganggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya
konflik antara tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan
individu dengan tujuan organisasi menjadi rerangka manajerial mengembangkan
organsasi. Dua isu penting dalam bidang oenganggaran dan perencanaan adalah
organizational slack dan budgetary slack.
c. Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang
pengambilan keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam
pengambilan keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya orang
mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan teori
normatif, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang
mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi
(subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan? Informasi yang
digunakan tetaplah informasi akuntansi.
d. Pengendalian
Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Semakin besar
organisasi, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian
selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap
pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian adalah struktur organisasi,
pengendalian
internal,
desentralisasi-sentralisasi,
dan
hubungan
antara
dan
Apa yang dimaksud dengan manajemen laba? Mengapa dikatakan manajemen laba
meripakan masalah keperilakuan?
Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen
yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung
jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan
profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang. Dengan demikian, manajemen laba dapat
diartikan sebagai suatu tindakan manajemen laba yang mempengaruhi laba yang
dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru kepada perusahaan, sehingga
dalam jangka panjang hal tersebut akan sangat menggangu bahkan membahayakan
perusahaan.
Manajemen laba intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen
yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup
manajemen laba termasuk didalamnya adalah pemilihan metode akuntansi, estimasi,
klarifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan bersifat wajib. Yang perlu
diperhatikan di sini adalah antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang
disajikan/yang dilaporkan. Orang bisa terpengaruh dengan perbedaan format, padahal
memiliki isi yang sama.