Anda di halaman 1dari 5

Nama

: Shabrina Rahma Anindya

NIM

: 20140420052

Kelas

: Akpri B

Tugas: Bab 1 (1st task)

Jawaban pertanyaan / diskusi


1

Jelaskan definisi dari akuntansi keperilakuan.


Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang
mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi
keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui
keberadaannya.
Dengan demikian, definisi akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang
perilaku akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan
pelaporan. Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan pengambilan
keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi (misalnya partisipasi
penganggaran, keketatan anggaran, dan karakter sistem informasi) dan fungsi auditing
terhadap perilaku, misalnya pertimbangan (judgment) dan pengambilan keputusan auditor
dan kualitas pertimbangan dan keputusan auditor, dan pengaruh dari keluaran dari fungsifungsi akuntansi berupa laporan keuangan terhadap pertimbangan pemakai dan
pengambilan keputusan.

Apa saja yang menjadi ruang lingkup akuntansi keperilakuan?


Secara lebih terperinci ruang llingkup akuntansi keperilakuan meliputi:

Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan


penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi, yang
berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat
pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desai sistem pengendalian

akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak.


Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas,

pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.


Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk
mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk

mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul istilah
freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). Contohnya perubahan sistem.
Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk sampai
pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ.
3

Jelaskan sejarah akuntansi keperilakuan.


Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap perilaku
akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi akuntan dan
laporan (Hofstede dan Kinerd, 1970). Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang
berhubungan dengan:
1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,
manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori suatu
riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah penjelasan dan
kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada anggaran dan
pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara, dan oleh karena
itu masih perlu disempurnakan.
Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam disertasinya
telah menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan suatu eksperimen
analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil dan Cooper (1965)
yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh fungsi akuntansi pada
perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan satu rangkaian studi oleh
Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout (1978), Benbasat dan Dexter
(1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada akuntansi manajerial, namun
penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap
pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini
dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975), yang membantu membentuk suatu
standar dalam desain eksperimental dan validitas internal untuk pertimbangan riset yang
diikuti.

Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi
keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai akuntansi
keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan konsep ilmu
pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi
prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi akuntansi keperilakuan
mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh akademisi profesi akuntan.
Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi menunjukkan adanya pertumbuhan
minat akan bidang riset ini.
4

Jelaskan lima aspek keperilakuan seperti yang dikemukakan oleh Schiff dan Lewin
(1974)
Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi
keperilakuan, yaitu:
a. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial
Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku
komponen entitas perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motifmotif mereka. Teori organisasi modern memandang adanya interaksi antarelemen
organisasi untuk mendukung tujuan organisasi. Organisasi adalah sebuah entitas yang
lengkap.
Secara lebih spesifik, teori organisasi modern berkonsentrasi pada perilaku
pengarahan tujuan organisasi, motivasi, dan karakteristik penyelesaian masalah.
Tujuan organisasi dipandang sebagai hasil dari proses mempengaruhi dalam
organisasi, penentuan batas-batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari
pengendalian internal yang diciptakan oleh organisasi. Motivasi dipandang sebagai
salah satu penentu kinerja. Faktor-faktor lainnya adalah kepuasan kerja dan komitmen
organisasional. Namun demikian, hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen
organisasional terkadang bersifat resiprokal, yaitu hubungan yang bersifat timbal
balik. Dalam suatu situasi dan kondisi tertentu komitmen organisasional
mempengaruhi kepuasan kerja, dan pada situasi dan kondisi yang berbeda kepuasan
kerja mempengaruhi komitmen organisasional.
b. Penganggaran dan Perencanaan
Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organsiasi dan interaksi perilaku
individu. Beberapa dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi
penganggaran, level kesulitan dalam pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya

konflik antara tujuan individual dengan tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan
individu dengan tujuan organisasi menjadi rerangka manajerial mengembangkan
organsasi. Dua isu penting dalam bidang oenganggaran dan perencanaan adalah
organizational slack dan budgetary slack.
c. Pengambilan Keputusan
Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang
pengambilan keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam
pengambilan keputusan. Teori normatif adalah bagaimana seharusnya orang
mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu yang bertentangan dengan teori
normatif, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi ketika orang
mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi
(subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan? Informasi yang
digunakan tetaplah informasi akuntansi.
d. Pengendalian
Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Semakin besar
organisasi, memerlukan tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian
selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap
pengendalian. Dimensi penting dalam pengendalian adalah struktur organisasi,
pengendalian

internal,

desentralisasi-sentralisasi,

dan

hubungan

antara

dan

antarhirarki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal adalah


diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah satu kunci (key succes factor) dalam
mengendalikan operasional organisasi.
Lingkungan pengendalian melibatkan banyak aspek keperilakuan di dalamnya.
Lingkungan pengendalian berada pada level dasar dan merupakan prasyarat dari
komponen-komponen lainnya. Dengan kata lain, kalau lingkungan pengendalian
dapat berjalan baik dan sehat, maka akan mempermudah pelaksanaan komponen yang
lainnya. Tiap organisasi, baik besar maupun kecil, harus mempunyai lingkungan
pengendalian yang kondusif dengan pengembangan organisasi. Lingkungan
pengendalian yang tidak sehat seringkali menunjukkan adanya kelemahan dalam
komponen pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian merefleksikan
sikap dan kesadaran menyeluruh seluruh organisasi mengenai pentingnya
pengendalian intern organisasi.
e. Pelaporan Keuangan

Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba


dan keandalan informasi akuntani dan relevansi informasi akuntansi bagi investor.
Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak
manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentingan dirinya. Manajemen laba
intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan
dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup manajemen laba termasuk
didalamnya adalah pemilihan metode akuntansi, estimasi, klarifikasi, dan format yang
digunakan dalam pengungkapan bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan di sini adalah
antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan.
Orang bisa terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama.

Apa yang dimaksud dengan manajemen laba? Mengapa dikatakan manajemen laba
meripakan masalah keperilakuan?
Manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen
yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung
jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan
profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang. Dengan demikian, manajemen laba dapat
diartikan sebagai suatu tindakan manajemen laba yang mempengaruhi laba yang
dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru kepada perusahaan, sehingga
dalam jangka panjang hal tersebut akan sangat menggangu bahkan membahayakan
perusahaan.
Manajemen laba intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen
yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup
manajemen laba termasuk didalamnya adalah pemilihan metode akuntansi, estimasi,
klarifikasi, dan format yang digunakan dalam pengungkapan bersifat wajib. Yang perlu
diperhatikan di sini adalah antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang
disajikan/yang dilaporkan. Orang bisa terpengaruh dengan perbedaan format, padahal
memiliki isi yang sama.

Anda mungkin juga menyukai