Isi Makalah
Isi Makalah
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
TUJUAN
RUMUSAN MASALAH
3.
4.
5.
6.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENEGERTIAN KAYU
Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air
disekitarnya (hygroscopic),
dan
dapat
mengembang
dan
menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya, kadar
air kayu merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu
gergajian.
Jika
dimaksudkan
menerima
beban,
kayu
memiliki
karakter kekuatan yang berbeda dari bahan baja
maupun beton terkait dengan arah beban dan pengaruh kimiawi.
Karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda
saat menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat
menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan lemah saat
menerima beban tegak lurus arah serat kayu. Ilustrasi kekuatan
serat kayu dalam menerima beban dapat ditunjukkan.
Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakan
bahan bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan
tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup
kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja
atau beton. Kayu mudah dikerjakan disambung dengan alat
relatif sederhana. Bahan kayu merupakan bahan yang dapat
didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan
bahan bangunan ramah lingkungan. Karena berasal dari alam kita
tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu. Sering kita jumpai
cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh
maupun
kesalahan
akibat
olah
dari
produk
kayu.
Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki
kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat
membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan,
lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika
tersulut api.
2.2.
2.3.
2.3.1.
2.3.2.
Kerugian Kayu :
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(mata
kayu, retak, dll.).
Beberapa jenis kayu kurang awet.
Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu,
kelembaban dan pengaruh waktu pembebanan.
Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan
struktur bangunan yang
makin beskala besar dan tinggi.
Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal
dan
ketersediaan terbatas(langka).
Kayu mudah terbakar pada suhu 270C.
Kekuatan kayu berdasarkan arah dimensi kayu (anisotropis),
kayu lebih kuat sejajar dengan arah serat.
Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban.
Oleh karena itu. kayu sudah menjadi kebutuhan manusia
sejak muncul di permukaan bumi ini, dan sudah memberikan
konstribusi terhadap perkembangan peradapan manusia.
Lebih dari itu, kayu berlanjut menjadi bahan mentah yang
digunakan untuk
sejumlah produk-produk pada saat
4
2.4.
SIFAT
BANGUNAN
1.
2.
3.
4.
KAYU
SEBAGAI
BAHAN
MATERIAL
2.4.1.
2.
3.
4.
5.
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba
permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap
jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air,
kadar zat ekstraktif
dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di
udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut,
sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal
misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau
kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah
serat, tekstur, dan pemunculan riap- riap tumbuh dalam
6
2.4.2.
1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gayagaya yang berusahamenarik kayu.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik
sejajar arah serat.
7
7. Kekerasan
8
2.5.
PENEBANGAN, PENGGERGAJIAN DAN
PENGAWETAN KAYU
2.5.1. Penebangan dan penggergajian kayu
10
2.5.2.
Pengeringan kayu
11
2.5.3.
pengawetan kayu
untuk
12
meningkatkan
keawetan
kayu,
1. Membakar Kayu.
Salah satu cara untuk menambah ketahanan kayu adalah
dengan membakar lapisan luar kayu tersebut. Bagian luar
yang berlapis arang tidak akan mudah termakan rayap. Cara
ini biasanya dipakai untuk tiang-tiang yang sebagian
tertanam dalam tanah.
2. Mengetir
Biasanya dipakai pada tiang pagar dan rangka atap dari
kayu muda. Ada dua macam tir yang sering dipakai yaitu :
kolter dan sweedsteer warnanya coklat muda dan cair.
3. Penggunaan Karbolium
Karbolium lebih baik dari pada tir, sebab pori-pori kayu
tidak tertutup dan getahnya masih bisa keluar. Biasanya
digunakan pada bangunan air dan umum, misalnya untuk
tiang jembatan dalam laut, perahu, dll.
13
2.6.
CACAT KAYU
14
Gambar 2.4. Cacat kayu : (a) mata kayu (b) lapuk (c) wane/ tepian
batang bulat
Dan (d) retak
2.6.1.
2.6.2.
Lubang serangga
15
resiko
2.6.3.
yang
sama.
2.6.4.
2.6.5.
16
2.6.6.
laut
Lubang gerek ialah lubang-lubang pada kayu yang
disebabkan oleh serangga penggerek, atau cacing-cacing laut.
Lubang cacing laut ialah lubang-lubang pada kayu yang
disebabkan oleh cacing-cacing laut. Umumnya penggerekan
tersebut menyerang kayu yang baru ditebang. Kadangkala
pada pohon yang masih tegak berdiri. Serangga ini tidak dapat
hidup pada kayu gergajian yang telah dikeringkan, karena
larvanya memerlukan jamur. Padahal agar jamur dapat hidup
diperlukan kadar air yang cukup tinggi. Serangan-serangan
akan lebih berat pada bagian kayu yang menghadap tanah
yang terlindung dari sinar matahari langsung. Sedangkan
cacing laut menyerang kayu yang berada di air laut. Lubang
gerek mengurangi keindahan. Bila banyak menggerombol akan
mempengaruhi kekuatan kayu, bahkan kayu sama sekali
mungkin tidak dapat dimanfaatkan lagi. Demikian pula cacat
pada lubang
2.6.7.
Arah serat
2.7.
KLASIFIKASI KAYU
Penggolongan kayu dapat ditinjau dari aspek fisik, mekanik
dan keawetan. Secara fisik terdapat klasifikasi kayu lunak dan
3. Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok
4. Miring arah serat maksimum adalah 1/10
5. Retak arah radial maksimum tebal dan arah lingkaran tumbuh 1/5 tebal kayu
Konsekuensi dari kelas visual B harus memperhitungkan reduksi kekuatan dari
mutu A dengan faktor pengali sebesar 0.75 (PKKI, 1961, pasal 5)
2.7.3.
2.7.4.
Kelas Awet
Berdasarkan
pemakaian,
kondisinya
dan
perlakuannya,
kayu dibedakan atas kelas awet I (yang paling awet) V (yang
paling
tidak
awet). Kondisi
kayu
dimaksud
adalah
lingkungan/tempat kayu digunakan sebagai batang struktur.
Sedangkan perlakuan meliputi pelapisan/tindakan lain agar kayu
terhindar/terlindungi dari kadar air dan ancaman serangga.
18
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
3.2.
SARAN
19
20