Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya


adalah kayu. Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak
digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan pekerjaanpekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan
gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai
bangunan. Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang
banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga pengunaan kayu
sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tersebut.
Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang populer dibandingkan
dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan
beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan
pemerindah (dekoratif). Namun demikian pada kondisi tertentu
(misalnya : pada daerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu
lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain)
peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan.
Susunan kayu sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1. terdiri
dari susunan sel-sel, dan sel-sel tersebut terdiri dari susunan
cellose yang diikat dan disatukan oleh lignine. Perbedaan
susunan sel-sel inilah yang menyebabkan perbedaan sifat-sifat dari
berbagai jenis.

Gambar 1.1. Potongan kayu melintang


1.2.
1.
2.
3.
4.
1.3.
1.

TUJUAN

Pengenalan kayu sebagai bahan konstruksi


Dapat menganalisa struktur kayu
Dapat mengenali cacat pada kayu
Dapat mengklasifikasikan kayu

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara Penggunaan dan pemilihan kayu sebagai bahan


konsruksi kayu ?
2. Apa Keuntungan dan kerugian kayu ?
1

3.
4.
5.
6.

Bagaimana Sifat kayu sebagai bahan material bangunan ?


Penebangan, penggergajian dan pengawetan kayu
Apa itu cacat pada kayu ?
Apa itu Klasifikasi kayu ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENEGERTIAN KAYU
Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air
disekitarnya (hygroscopic),
dan
dapat
mengembang
dan
menyusut sesuai kandungan air tersebut. Karenanya, kadar
air kayu merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu
gergajian.
Jika
dimaksudkan
menerima
beban,
kayu
memiliki
karakter kekuatan yang berbeda dari bahan baja
maupun beton terkait dengan arah beban dan pengaruh kimiawi.
Karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda
saat menerima beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat
menerima gaya sejajar dengan serat kayu dan lemah saat
menerima beban tegak lurus arah serat kayu. Ilustrasi kekuatan
serat kayu dalam menerima beban dapat ditunjukkan.
Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakan
bahan bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan
tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup
kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja
atau beton. Kayu mudah dikerjakan disambung dengan alat
relatif sederhana. Bahan kayu merupakan bahan yang dapat
didaur ulang. Karena dari bahan alami, kayu merupakan
bahan bangunan ramah lingkungan. Karena berasal dari alam kita
tak dapat mengontrol kualitas bahan kayu. Sering kita jumpai
cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses tumbuh
maupun
kesalahan
akibat
olah
dari
produk
kayu.
Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki
kekurangan terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat
membusuk karena jamur dan kandungan air yang berlebihan,
lapuk karena serangan hama dan kayu lebih mudah terbakar jika
tersulut api.

PENGGUNAAN DAN PEMILIHAN


KAYU

2.2.

Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber


kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses
untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan
teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam
yang jenis pohonnya mempunyai batang berupa kayu.
Agar cocok untuk penggunaan dan pemakaian kayu sebagai
bahan bangunan, maka pedoman dibawah ini dapat dijadikan
pegangan, diantaranya :
a. Berdasarkan sifat-sifat jenis kayu :
Sifat keawetan kayu
Sifat kekuatan kayu
Sifat-sifat lainnya.
3

b. Berdasarkan keadaan permukaan kayu :


Warna dan pola kayu
Ukuran serat dan pori-pori.
c. Berdasarkan kelas pemkaian kayu :
Banyak sedikitnya penggunaan suatu jenis kayu oleh
konsumen kayu.
Dilihat dari kelas keawetan dan kelas kekuatan jenis kayu
yang bersangkutan.

2.3.

2.3.1.

2.3.2.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KAYU


Keuntungan Kayu :

1. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah.


2. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik.
3. Relatif mudah dikerjakan dan diganti.
4. Mudah didapatkan, relatif murah.
5. Pengaruh temperatur terhadap perubahan bentuk dapat
diabaikan.
6. Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik
yang rendah, sehingga baik untuk partisi.
7. Memiliki sisi keindahan yang khas.
8. Cacat kayu dapat diketahui secara visual, sehingga kualitas
kayu ditentukan
oleh jumla cacat permukaan.
9. Kayu sangat mudah untuk dipaku, dibaut, dan direkatkan.

Kerugian Kayu :

1. Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidak


seragaman), cacat kayu

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

(mata
kayu, retak, dll.).
Beberapa jenis kayu kurang awet.
Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu,
kelembaban dan pengaruh waktu pembebanan.
Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan
struktur bangunan yang
makin beskala besar dan tinggi.
Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal
dan
ketersediaan terbatas(langka).
Kayu mudah terbakar pada suhu 270C.
Kekuatan kayu berdasarkan arah dimensi kayu (anisotropis),
kayu lebih kuat sejajar dengan arah serat.
Kayu bersifat higroskopis, dan sensitif terhadap kelembaban.
Oleh karena itu. kayu sudah menjadi kebutuhan manusia
sejak muncul di permukaan bumi ini, dan sudah memberikan
konstribusi terhadap perkembangan peradapan manusia.
Lebih dari itu, kayu berlanjut menjadi bahan mentah yang
digunakan untuk
sejumlah produk-produk pada saat
4

sekarang ini, meskipun bahan material lain seperti metal,


semen, plastik sudah tersedia. Penggunaan kayu sudah
dilakukan secara tradisional dan berkembang menjadi
penggunaan produk baru untuk mencukup kebutuhan
manusia

2.4.
SIFAT
BANGUNAN

1.

2.
3.
4.

KAYU

SEBAGAI

BAHAN

MATERIAL

Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu


sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih
jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang
memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan
penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang
bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat
yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai
sifat yang berbeda-beda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang
berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat
pada semua jenis kayu yaitu :
Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam
dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa
selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non
karbohidrat).
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat
yang berlainan jika diuji
menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat
menyerap atau melepaskan
kadar air (kelembaban) sebagai
akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar
terutama dalam keadaan kering.

2.4.1.

Sifat Fisik Kayu

1. Berat dan Berat Jenis


5

2.

3.
4.

5.

Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga


sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu
jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.
Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara
BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan
semakin kuat pula.
Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari
unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap,
bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi
perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat
kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada
umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
Warna kayu
Warna Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan
oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
Tekstur
tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.
Berdasarkan
teksturnya, kayu digolongkan kedalam
kayu bertekstur
halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang
(contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar
(contoh: kempas, meranti dll).
Arah serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu
batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat
lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat
diagonal (serat miring).

6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba
permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap
jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air,
kadar zat ekstraktif
dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di
udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut,
sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal
misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau
kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah
serat, tekstur, dan pemunculan riap- riap tumbuh dalam
6

pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu


jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air.
Makin lembab udara disekitarnya
makin tinggi pula
kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya.
Dalam kondisi kelembaban kayu sama
dengan
kelembaban
udara
disekelilingnya
disebut
kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).
10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara
berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat
adanya gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan
kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk
bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11.
Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak
digunakan
untuk
membuat
barangbarang
yang
berhubungan langsung dengan sumber panas.
12.
Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek
untuk aliran listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh
kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi
bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu
mengandung air maksimum (kayu basah) maka daya
hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

2.4.2.

Sifat mekanik kayu

1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gayagaya yang berusahamenarik kayu.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik
sejajar arah serat.
7

Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada


kekuatan tarik
sejajar arah serat
2. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk
menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan
tekan yaitu :
a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil
daripada keteguhan
kompresi sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan
gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut
bergeser dari bagian lain di dekatnya
Terdapat 3 (tiga) macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan geser sejajar arah serat
b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
c. Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada
keteguhan geser sejajar arah serat.
4. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan
gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk
menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan
gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan
gaya yang
mengenainya secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan
perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut
dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap
sejumlah tenaga yang relatif besar atau
tahan terhadap
kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang
yang melampaui
batas proporsional serta mengakibatkan
perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.

7. Kekerasan
8

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya


yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi).
Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan
suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk
menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat
keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan
belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran
(patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang
jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial. Ukuran yang
dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau
sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar
digolongkan menjadi dua kelompok :
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban
lingkungan,
Pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur atau
serangga perusak kayu.

2.5.
PENEBANGAN, PENGGERGAJIAN DAN
PENGAWETAN KAYU
2.5.1. Penebangan dan penggergajian kayu

Sesuai proses pertumbuhan kayu, kayu bagian dalam


merupakan kayu yang lebih
dulu
terbentuk
dari
kayu
bagian luar. Karenanya kayu bagian dalam mengalami
susut lebih kecil dari kayu luar. Tanpa memperhitungkan
susut tersebut, hasil gergajian akan menghasilkan bentuk
kurang berkualitas. Produksi kayu gergajian (lumber), batang
kayu segi empat panjang (balok) yang dipakai untuk konstruksi
dimulai dari penebangan pohon di hutan alam dan hutan
tanaman industri. Kayu gelondongan (log) hasil tebang diangkut
kepabrik penggergajian. Untuk menghasilkan produk kayu
gergajian
yang
baik
dan
efisien
terdapat
teknologi
penggergajian yang harus diketahui dalam kaitannya dengan
penyusutan kayu saat pengeringan. Terdapat 3 metoda
penggergajian, lurus (plain sawing), perempat bagian(quarter
sawing)
dan
penggergajian
tipikal
(typical
sawing).

Gambar 2.1.Metode penggergajian kayu dan profil serat yang dihasilkan

Sesuai proses pertumbuhan kayu, kayu bagian dalam


merupakan kayu yang lebih dulu terbentuk dari kayu bagian
luar. Karenanya kayu bagian dalam mengalami susut lebih kecil
dari kayu luar. Tanpa memperhitungkan susut tersebut, hasil
gergajian akan menghasilkan bentuk kurang berkualitas.

10

2.5.2.

Pengeringan kayu

Kayu baru tebang memiliki kadar air yang tinggi, 200%-300%.


Setelah ditebang kandungan air tersebut berangsur berkurang
karena menguap. Mulanya air bebas atau air di luar serat (free
water) yang menguap. Penguapan ini masih menyisakan 25%35% kandungan air. Selanjutnya penguapan air dalam serat
(bound water). Kayu dapat di keringkan melalui udara alam
bebas selama beberapa bulan atau dengan menggunakan dapur
pengering (kiln). Kayu dapat dikeringkan ke kadar sesuai
permintaan. Kadar air kayu untuk kuda-kuda biasanya harus
kurang dari atau sama dengan 19 persen. Kadang diminta kadar
air kayu hingga 15% (MC 15). Namun karena kayu bersifat
higroskopis, pengaruh kelembaban udara sekitar kayu akan
mempengaruhi kadar air kayu yang akan mempengaruhi
kembang susut kayu dan kekuatannya.

Gambar 2.2. Tampang melintang kayu dan arah penyusutan kayu

Gambar 2.3. Penyusutan kayu saat proses pengeringan

11

2.5.3.

pengawetan kayu

Berdasarkan SK-SNI 03-3233-1998, tentang Tata Cara


Pengawetan Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung
sebagai berikut : Pengawetan adalah suatu proses
memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan
untuk memperpanjang masa pakai kayu. Kayu yang harus
diawetkan untuk bangunan rumah dan gedung adalah kayu
yang mempunyai keawetan alami rendah (kelas awet III, IV, V
dan kayu gubal kelas I dan II), dan semua kayu yang tidak jelas
jenisnya. Bahan kayu yang akan diawetkan harus melalui
proses vakum tekan, proses rendaman, permukaan kayu harus
bersih dan siap pakai. Peralatan yang digunakan dalam
pengawetan dengan proses vakum tekan adalah tangki
pengawet, tangki pengukus, tangki persediaan, tangki
pencampur, pompa vacum, pompa tekan hidrolik,bejana
vakum, pompa pemindah larutan, kompresor, manometer,
termometer, hidrometer, gelas ukur 100 mL dan timbangan.
Untuk proses, rendaman diperlukan peralatan yaitu bak
pencampur, tangki persediaan, bak pengawet, pompa
pemindah larutan, geas ukur, hidrometer termometer,
timbangan, dan manometer. Sedangkan untuk rendaman
panas dingin digunakan peralatan yang sama seperti
rendaman dingin tanpa timbangan dan ditambah tungku
panas. Cara pengawetan sebagai berikut : Pembuatan bahan
larutan, dan persiapan kayu yang akan diawetkan.
Pelaksanaan pengawetan dengan cara vacum tekan,
rendaman dingin atau rendaman panas-dingin. Setelah kayu
diawetkan maka kayu disusun secara teratur dengan
menggunakan ganjal yang seragam (1,5 - 2,0) x (2,5 - 3,0) cm,
dan Proses ideal olah produk kayu selanjutnya adalah
pengawetan. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara
merendam atau mencuci dengan maksud membersihkan zat
makanan dalam kayu agar tidak diserang hama. Sedangkan
cara lain adalah dengan pemberian bahan kimia melalui
perendaman dan cara coating atau pengecatan.Upaya
meningkatkan keawetan kayu telah lama dilakukan,
tujuannnya adalah untuk meningkatkan ketahanan kayu
terhadap serangan-serangan serangga (rayap, bubuk, dll.)
agar memperpanjang umur kayu.
Ada beberapa cara
diantaranya adalah :

untuk
12

meningkatkan

keawetan

kayu,

1. Membakar Kayu.
Salah satu cara untuk menambah ketahanan kayu adalah
dengan membakar lapisan luar kayu tersebut. Bagian luar
yang berlapis arang tidak akan mudah termakan rayap. Cara
ini biasanya dipakai untuk tiang-tiang yang sebagian
tertanam dalam tanah.
2. Mengetir
Biasanya dipakai pada tiang pagar dan rangka atap dari
kayu muda. Ada dua macam tir yang sering dipakai yaitu :
kolter dan sweedsteer warnanya coklat muda dan cair.
3. Penggunaan Karbolium
Karbolium lebih baik dari pada tir, sebab pori-pori kayu
tidak tertutup dan getahnya masih bisa keluar. Biasanya
digunakan pada bangunan air dan umum, misalnya untuk
tiang jembatan dalam laut, perahu, dll.

4. Penggunaan Minyak Kreosoot


Kayu yang akan di-kreosoot dimasukan kedalam ketel.
Kemudian disalurkan uap air, agar getah kayu keluar. Air
panas yang tercampur getah dan angin dipompa keluar.
Lewat saluran pipa lain minyak kreosoot yang telah dipanasi
sampai 60 0 C dimasukan, lalu diproses sampai 10 atmosfir.
Penggunaan minyak ini juga bisa disapukan atau dicatkan
dibagian luar seperti mengetir.
5. Proses Burnett
Proses ini sama dengan proses minyak kreosoot, hanya
bahannya yang berbeda yaitu Zn Cl2 berbusa dan tak
berwarna. Cara ini tidak dapat digunakan untuk struktur yang
terendam air.
6. Penggunaan Kopervitriool (Prusi)
Pada proses ini digunakan dua bejana (tangki) khusus.
Tangki bagian atas diisi campuran kopervitriool dan air, kayu
dimasukan kedalam tangki bagian bawah, sehingga
kopervitriool bercampur air akan mengalir dan mengisi poripori kayu.
7. Proses Kijan
Kayu direndam dalam air yang sudah dicampur bahan
pengawet Hg Cl2 (zat cair putih yang beracun sangat berbisa
dan tak berwarna) selama 5 - 14 hari, kemudian ditumpuk
pada tempat yang berangin. Kayu yang sudah diobati tidak
berbau dan berwarna, setelah kering bisa di cat. Cara ini tidak
baik jika digunakan pada struktur yang berlengas, juga tidak
baik dipadukan (komposit) dengan besi.
8. Proses Wolman

13

Proses ini menggunakan garam wolman, yaitu bahan


pengawet yang terdiri dari Na Fe di tambah dini trophenol dan
bichromat kers. dijual dalam bentuk bubuk. Kayu yang akan
diawetkan harus dikeringkan terlebih dahulu, kemudian
direndam dalam air yang sudah dicampur garam wolman
selama 7 hari dan kemudian dikeringkan.

2.6.

CACAT KAYU

Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidak teraturan struktur


serat yang disebabkan karakter tumbuh kayu atau kesalahan
proses produksi. Ketidak teraturan atau cacat yang umum adalah
mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang
utama kayu. Mata kayu ini kadang berbentuk lubang karena
cabang tersambung busuk atau lapuk atau diserang hama atau
serangga. Cacat ini sudah tentu mengurangi kekuatan kayu
dalam menerima beban konstruksi.
Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidak teraturan struktur
serat yang disebabkan karakter tumbuh kayu atau kesalahan
proses produksi. Ketidak teraturan atau cacat yang umum adalah
mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang
utama kayu. Mata kayu ini kadang berbentuk lubang karena
cabang tersambung busuk atau lapuk atau diserang hama atau
serangga. Cacat ini sudah tentu mengurangi kekuatan kayu dalam
menerima beban konstruksi. Cacat akibat proses produksi
umumnya disebabkan oleh kesalahan penggergajian dan proses
pengeringan penyusutan. Cacat ini dapat berupa retak, crooking,
bowing, twisting (baling), cupping dan wane (tepian batang bulat)
karena penggergajian yang terlalu dekat dengan lingkaran luar
kayu.

14

Gambar 2.4. Cacat kayu : (a) mata kayu (b) lapuk (c) wane/ tepian
batang bulat
Dan (d) retak

2.6.1.

Cacat mata kayu

Pada beberapa jenis kayu mata kayu justru dianggap sebagai


tekstur penting yang menambah nilai ekonomis dan estetika
kayu. Bagaimanapun, mata kayu pada sebagian jenis kayu
bukanlah suatu hal yang baik terutama mata kayu mati.
Terbentuk karena adanya pertumbuhan cabang pohon. Semakin
besar cabang pohon akan semakin besar diameter mata kayu
pada batang utama.

2.6.2.

Lubang serangga

Sebenarnya bukan lubang serangga yang harus dihindari


karena cacat ini diakibatkan oleh kadar Moisture Content, kayu
gubal dan lokasi penyimpanan. Namun kadang-kadang hal ini
cukup sulit dihindari. Mengapa lubang serangga ini harus
dibuang? Serangga pemakan kayu sama halnya penyakit yang
menular, apabila kita tidak 'mengisolasi' kayu yang memiliki
cacat ini maka produk yang telah difinishing pun memiliki

15

resiko

2.6.3.

yang

sama.

Pecah busur dan pecah gelang

Jenis cacat kayu bahan bangunan yang selanjutnya yang


bisa Anda ketahui adalah pecah busur dan pecah gelang. Pecah
busur dan pecah gelang memiliki sisi negatif. Sisi negatif yang
pertama adalah kuat tekan pada saat penggunaan kayu
nantinya akan menurun. Selain itu juga kuat tarik dan kuat
geser yang ada pada kayu semuanya akan menurun. Sehingga
fungsi atau kegunaan kayu dalam bahan pembuatan rumah
tidak berfungsi secara optimal.

2.6.4.

Hati kayu rapuh

Hati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Cacat hati


rapuh merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar
yang umum tumbuh didaerah tropis, seperti : meranti. Bagian kayu
yang rapuh ummnya menunjukkan tanda-tanda berkurangnya
kekerasan dan kepadatan namun hati rapuh yang dimaksud tidak
menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang nyata. Cacat hati rapuh
mengurangi kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan
proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan) karena tidak

adanya kekuatan dari sumbu mesin untuk mencengkram dolok


tersebut.

2.6.5.

Jamur penyerang kayu

Jamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi :


a. jamur pembusuk kayu
b. jamur pelapuk kayu
c. jamur penyebab noda kayu
Pada tahap permuaan serangan jamur akan mengakibatkan
timbulnya kerapuhan kayu yang nyata, cenderung kayu akan
mengalami patah secara mendadak jika diberi beban dengan
perubahan bentuk sedikit serta patahan halus tidakberserpih. Untuk
jamur penyebab noda kayu, secara umum sedikit sekali pengaruhnya
terhadap kekauatan kayu dan biasanya tidak menurunkan kekuatan
yang besar, pengaruh terbesar adalah mengurangi keindahan, akibat
timbulnya warna-warna yang kotor (noda-noda).

16

Lubang gerek dan lubang cacing

2.6.6.

laut
Lubang gerek ialah lubang-lubang pada kayu yang
disebabkan oleh serangga penggerek, atau cacing-cacing laut.
Lubang cacing laut ialah lubang-lubang pada kayu yang
disebabkan oleh cacing-cacing laut. Umumnya penggerekan
tersebut menyerang kayu yang baru ditebang. Kadangkala
pada pohon yang masih tegak berdiri. Serangga ini tidak dapat
hidup pada kayu gergajian yang telah dikeringkan, karena
larvanya memerlukan jamur. Padahal agar jamur dapat hidup
diperlukan kadar air yang cukup tinggi. Serangan-serangan
akan lebih berat pada bagian kayu yang menghadap tanah
yang terlindung dari sinar matahari langsung. Sedangkan
cacing laut menyerang kayu yang berada di air laut. Lubang
gerek mengurangi keindahan. Bila banyak menggerombol akan
mempengaruhi kekuatan kayu, bahkan kayu sama sekali
mungkin tidak dapat dimanfaatkan lagi. Demikian pula cacat
pada lubang

2.6.7.

Arah serat

Beberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat


yang berpadu sehingga kayu sulit dikerjakan (misalnya pada
proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan, namun
mempunyai keteguhan belah yang tinggi. Jenis kayu ini
mempunyai serat yang melintang artinya tidak sejajar dengan
sumbu batang dan jenis serat semacam ini akan mengurangi
keteguhan kayu.

2.7.

KLASIFIKASI KAYU
Penggolongan kayu dapat ditinjau dari aspek fisik, mekanik
dan keawetan. Secara fisik terdapat klasifikasi kayu lunak dan

kayu keras. Kayu keras biasanya memiliki berat satuan (berat


jenis) lebih tinggi dari kayu lunak. Klasifikasi fisik lain adalah
terkait dengan kelurusan dan mutu muka kayu. Terdapat mutu
kayu
di
perdagangan
A,
B
dan
C
yang
merupakan penggolongan kayu secara visual terkait dengan
kualitas muka (cacat atau tidak) arah-pola serat dan kelurusan
batang. Kadang klasifikasi ini menerangkan kadar air dari
produk kayu.

2.7.1. Kayu mutu A


1.
2.
3.
4.
5.

Kering udara < 15


Besar mata kayu maksimum 1/6 lebar kecil tampang / 3,5 cm
Tidak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok
Miring arah serat maksimum adalah 1/7
Retak arah radial maksimum 1/3 tebal dan arah lingkaran tumbuh 1/4 tebal kayu

2.7.2. Kayu mutu B


1.
2.

Kering udara 15%-30%


Besar mata kayu maksimum 1/4 lebar kecil tampang / 5 cm
17

3. Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok
4. Miring arah serat maksimum adalah 1/10
5. Retak arah radial maksimum tebal dan arah lingkaran tumbuh 1/5 tebal kayu
Konsekuensi dari kelas visual B harus memperhitungkan reduksi kekuatan dari
mutu A dengan faktor pengali sebesar 0.75 (PKKI, 1961, pasal 5)

2.7.3.

Kelas Kuat Kayu

Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan


lebih kuat jika menerima beban sejajar dengan arah serat dari pada
menerima beban tegak lurus serat. Ini karena struktur serat kayu
yang berlubang. Semakin rapat serat, kayu umumnya memiliki
kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan
ini umumnya ditandai dengan berat kayu persatuan volume / berat
jenis kayu.
Angka kekuatan kayu dinyatakan dapan besaran tegangan,
gaya yang dapat diterima per satuan luas. Terhadap arah serat,
terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat dan kekuatan kayu tegak
lurus () serat yang masing- masing memilki besaran yang
berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan kayu,
tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan
konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka
keamanan sebesar 5-10. Dalam buku Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-5) tahun 1961, kayu di
Indonesia diklasifikasikan ke dalam klas kuat I (yang paling kuat), II,
III, IV (paling lemah). Tabel 8.1, menunjukkan kelas berat jenis kayu
dan besaran kuat kayu.

2.7.4.

Kelas Awet

Berdasarkan
pemakaian,
kondisinya
dan
perlakuannya,
kayu dibedakan atas kelas awet I (yang paling awet) V (yang
paling
tidak
awet). Kondisi
kayu
dimaksud
adalah
lingkungan/tempat kayu digunakan sebagai batang struktur.
Sedangkan perlakuan meliputi pelapisan/tindakan lain agar kayu
terhindar/terlindungi dari kadar air dan ancaman serangga.

18

BAB III
PENUTUP
3.1.

KESIMPULAN

1. Penggunaan dan pemilihan kayu dapat dilihat berdasarkan sifat-sifat jenis


kayu, sifat keawetan, sifat kekuatan kayu, dan sifat-sifat lainnya
2. Keuntungan dari kayu yaitu dalam pengerjaan nya mudah, bahanny masih
mudah didapatkan, kekuatan yang cukup tinggi dan ringan serta daya
hantar linstrik tidak begitu bagus dan kayu memiliki tekstur dan
mempunyai nilai dekoratif tersendiri.
Sedangkan kekurangan dari kayu yaitu sifatnya kurang homogenmudah
dipengaruhi oleh iklim, lendutan dapat terjadi pada kelembapan tinggi,
mudah terserang serangga, bubuk, dan mudah terbakar
3. Sifat kayu terbagi menjadi dua bagian yaitu sifat fisik kayu dan sifat
mekanik kayu
4. Penebangan dengan teknik yang benar sehingga tidak merusak kayu
dengan penggergajian yang dilakukan dengan benar sesuai dengan serat
kayu dan pengawetan kayu mbertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan
ketahanan kayu
5. Cacat pada kayu dapat terlihat dari bentuk dan struktur kayu secara visual
dimana cacat mata kayu, hati kayu rapuh, cacat akibat jamur penyerang
kayu, cacat akibat serangga perusak kayu, lubang gerek dan lain-lain.
6. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Angka kekuatan kayu
dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per
satuan luas. Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat
dan kekuatan kayu tegak lurus () serat yang masing - masing memilki
besaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan
kayu, tegangan absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan
konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka
keamanan sebesar 5 - 10. Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu
Indonesia (PKKI - NI - 5) tahun 1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan
ke dalam kelas kuat I (yang paling kuat), II, III, IV (paling lemah).

3.2.

SARAN
19

Penulis berharap makalah ini bias dipergunakan bagi para


pembaca,dan semoga para
Pembaca merasa puas dan bias memahami apa yang penulis buat di
atas.penulis sadari banyak
Kekurangan dari makalah ini dan bila terdapat kesalahan dari materi diatas
semoga bias member kritik dan saran yang membuat makalah ini
sempurna.

20

Anda mungkin juga menyukai