Anda di halaman 1dari 4

Bentuk Penyimpanan Energi secara Nyata dan dalam Kehidupan

Sehari-hari.
1. Pengertian Penyimpanan Energi: Penyimpanan energi adalah suatu
metode atau alat untuk menyimpan beberapa bentuk energi yang bisa
diambil pada suatu waktu tertentu untuk berbagai kepentingan. Alat yang
digunakan untuk menyimpan energi kadang-kadang disebut dengan
akumulator. Semua bentuk energi yang termasuk ke dalam energi potensial
(misal: energi kimia, energi listrik, dan sebagainya) atau energi termal dapat
disimpan. Jam putar mekanis menyimpan energi potensial dalam tegangan
mekanis. Baterai menyimpan energi kimia yang dapat diubah secara
langsung menjadi energi listrik dengan menghubungkan kedua kutubnya
dengan peralatan listrik. Bendungan hidroelektrik menyimpan energi dengan
reservoir air sebagai energi potensial gravitasi. Makanan juga merupakan
media penyimpanan energi, yaitu energi kimia, bahkan es dapat dikatakan
sebagai sarana penyimpanan energi termal dan akan dipergunakan ketika
kebutuhan akan temperatur dingin dibutuhkan. (Saputra, -)
2. Bentuk Penyimpanan mekanis
Energi dapat disimpan dengan cara memompa air hingga ketinggian
tertentu dan dilepaskan menjadi energi listrik ketika dibutuhkan.
Udara bertekanan merupakan metode penyimpanan energi murah dengan
menggunakan energi listrik yang murah ketika sedang tidak terjadi beban
puncak. Udara bertekanan dapat disimpan di dalam reservoir bawah tanah.
Udara bertekanan tersebut lalu dilepaskan ketika beban puncak untuk
mensuplai energi listrik dan dapat dipanaskan dengan menggunakan panas
yang dibuang oleh mesin-mesin atau pembangkit listrik untuk meningkatkan
tekanannya. (Wikipedia, 2013)
3. Bentuk Penyimpanan Listrik
Penyimpanan energi listrik dapat dilakukan dengan dua cara, salah satunya
yaitu: Penyimpanan dengan menggunakan baterai. Baterai adalah alat listrikkimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkannya dalam bentuk listrik
Baterai terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
1. Batang karbon sebagai anoda (kutub positif baterai)

2. Seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)


3. Pasta sebagai elektrolit (penghantar) (Ridho, 2011)
4.

Bentuk Penyimpanan Kimia


Pada hidrogen, Hidrogen dapat digunakan pada mesin pembakaran

internal konvensional atau pada fuel cell yang mengubah energi kimia secara
langsung menjadi energi listrik tanpa pembakaran. Proses produksi hidrogen
membutuhkan proses pengubahan gas alam oleh uap, atau dengan cara yang
mungkin lebih ekologis, elektrolisis air menjadi hidrogen dan oksigen. Cara
yang lama menghasilkan karbon dioksida dalam prosesnya sebagai hasil
sampingan.
Kehilangan energi terjadi pada siklus penyimpanan hidrogen dari
produksinya untuk pemakaian langsung pada kendaraan, pengembunan atau
kompresi, dan konversi kembali menjadi listrik, serta siklus penyimpanan
hidrogen untuk pemakaian fuel cell stasioner seperti kombinasi mikro panas
dan energi dengan biohidrogen, pengembunan atau kompresi, dan konversi
menjadi listrik. (Wikipedia, 2013)
5. Contoh bentuk penyimpanan energi dalam tubuh manusia
Karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen yang terutama terdapat
di hati, dan sel-sel otot. Jumlah glikogen juga relatif sedikit, kelebihannya lagi
akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Kelebihan lemak tidak disimpan
dalam bentuk glikogen tetapi dalam bentuk lemak juga. Protein biasanya
dirombak ulang dan digunakan sebagai senyawa penyusun tubuh.
Mekanisme produksi, distribusi, dan penyimpanan dilakukan melalui
mekanisme hormonal. Hormon adalah senyawa tertentu, biasanya dari jenis
protein, yang dihasilkan oleh sekelompok sel tertentu, dan kemudian senyawa
ini dapat mempengaruhi metabolisme kelompok sel tertentu tersebut atau
kelompok sel lain walaupun berada pada bagian tubuh yang berbeda. Jenis
hormon yang dihasilkan oleh tubuh banyak sekali jenisnya, namun yang
berkaitan secara langsung dengan produksi, distribusi, dan penyimpanan
bahan bakar tubuh adalah insulin, glukagon, epinefrin, dan cortisol. (Kurniawan,
2013)

6. Contoh lainnya bentuk penyimpanan energi dalam kehidupan seharihari


Aplikasi yang masih ada saat ini dalam hal penyimpanan energi adalah
pengendalian saluran air untuk menggerakkan mesin penggiling untuk
pemrosesan hasil panen atau menggerakkan mesin. Sistem kompleks reservoir
dan bendungan dibangun untuk menyimpan air sebagai sumber energi
potensial. Di beberapa area di dunia, dengan menggunakan keuntungan
geografis dapat menyimpan sejumlah besar reservoir air ketika tidak
dibutuhkan, dan dilepaskan menjadi energi listrik ketika terjadi beban puncak
listrik.
Penyelesaian masalah dalam penyimpanan energi untuk tujuan kelistrikan
dimulai dengan ditemukannya baterai pada pertama kalinya. Alat penyimpan
energi elektrokimia ini digunakan secara terbatas karena kapasitasnya yang
kecil dan biaya dalam pembuatannya yang mahal dibandingkan dengan energi
listrik yang dihasilkan oleh pemangkit listrik pada sejumlah energi yang sama.
Penyelesaian lainnya dari masalah yang sama adalah dengan ditemukannya
kapasitor.
Bahan bakar kimia telah menjadi bentuk yang umum dari penyimpanan
energi, baik dalam pembangkit listrik maupun transportasi, meski sebagian
sulit untuk diproduksi kembali dari pembentuknya. Bahan bakar kimia yang
umum digunakan adalah batu bara, bensin, solar, gas alam, LPG, propana,
butana, etanol, biodiesel, dan hidrogen. Bahan bakar ini dengan segera dapat
diubah menjadi energi mekanis dan listrik dengan mesin kalor (turbin dengan
boiler atau mesin pembakaran dalam). Generator listrik jenis ini digunakan
hampir di setiap pembangkit listrik di seluruh dunia. (News, 2013)

Anda mungkin juga menyukai