ULKUS DEKUBITUS
Disusun oleh
Cindy Amalia (030.11.060)
Pembimbing
dr. Dewi Anggreni, Sp.KK
dr. Iwan Trihapsoro, Sp.KK, Sp.KP, FINSDV, FAADV
dr. A. A. Sri Budhyani
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR. ESNAWAN ANTARIKSA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
PERIODE 1AGUSTUS 2016 3 SEPTEMBER 2016
ULKUS DEKUBITUS
I. PENDAHULUAN
Secara fisiologis, setiap harinya, tiap individu bisa kehilangan sekitar satu
gram sel kulit oleh karena aktivitas sehari-hari yang menyangkut gesekan pada
kulit dan aktivitas higiene yang dilakukan melibatkan kulit, misalnya mandi.
Tekanan-tekanan yang bekerja pada kulit tersebut masih dalam batas normal
dan secara berkala sehingga hilangnya kulit masih dalam batas fisiologis.
Namun, apabila tekanan yang bekerja lebih dari normal dan tekanan tersebut
terus menerus bekerja pada suatu daerah, kerusakan kulit akan terjadi.1
Kerusakan kulit yang diakibatkan oleh gangguan vaskularisasi dan iritasi
kulit yang menutupi tulang yang menonjol, di mana kulit tersebut akan mendapat
tekanan yang tinggi secara terus-menerus disebut sebagai ulkus dekubitus.2
Dekubitus berasal dari bahasa latin decumbere, yang berarti berbaring. Ulkus
dekubitus ialah ulkus yang terjadi akibat nekrosis jaringan lokal yang cenderung
terjadi ketika jaringan lunak tertekan di antara tonjolan tulang dengan permukaan
eksternal dalam jangka waktu lama, sehingga terjadi gangguan mikrosirkulasi
jaringan lokal dan mengakibatkan iskemik dan hipoksia jaringan. 3 Sebenarnya,
ulkus dekubitus tidak hanya merupakan luka tekan akibat berbaring akibat
imobilisasi, tetapi juga bisa terjadipada seseorang yang menggunakan kursi roda
atau protesa. Ada banyak nama lain dari ulkus dekubitus, yaitu bed ridden, bed
rest injury, pressure ulceration, air-fluidized bed, dan lain-lain.4
Ulkus dekubitus dapat terbentuk pada keadaan-keadaan kesulitan atau
tidak bisa merubah posisi tubuhnya terhadap suatu tekanan yang bekerja.
Misalnya pasien dengan kelainan neurologi, pasien tua, pasien dengna penyakit
akut, dan pasien yang selalu duduk di kursi roda. Walaupun demikian, tidak
semua pasien dengan keadaan-keadaan seperti itu bisa mengalami ulkus
dekubitus. Orang-orang dengan sensitivitas, mobilitas, dan mental yang baik
karena baik disadari atau tidak, penekanan terhadap suatu bagian tubuh yang
terlalu lama akan menstimulasi orang tersebut untuk berpindah posisi sehingga
bisa mencegah terjadinya kerusakan yang irreversibel.5
Masalah ulkus dekubitus akan menjadi suatu masalah yang serius bagi
negara berkembang atau negara maju oleh karena akan semakin meningkatkan
biaya perawatan, memperlambat program rehabilitasi, dan memperberat
keadaan penyakit primer, dan mengancam kehidupan pasien. Maka dari itu
sangat penting untuk diketahui pencegahan, diagnosis dini, dan penanganan
ulkus dekubitus.
II. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi ulkus dekubitus di rumah sakit sekitar 17-25% kasus dan dua
dari tiga pasien yang berusia 70 tahun akan mengalami ulkus dekubitus. Di
antara pasien dengan kelainan neurologi, angka kejadian ulkus dekubitus bisa
mencapai 5-8% setiap tahun.4 Ulkus dekubitus bisa menjadi penyebab kematian
sekitar 7-8% kasus paraplegia. Pasien yang dirawat di rumah sakit dengan
penyakit akut memiliki angka insiden ulkus dekubitus sekitar 2-11%.5 Hal yang
patut menjadi perhatian adalah angka kekambuhan yang sangat tinggi sekitar
90% walaupun telah mendapatkan terapi medik dan bedah yang baik.6
III. ETIOPATOFISIOLOGI
Faktor utama yang berkontribusi terhadap terjadinya ulkus dekubitus ialah
tekanan antar permukaan, gaya geser, gesekan, kelembapan dan nutrisi.
Tekanan atau gaya per satuan luas dianggap sebagai faktor yang paling penting
dalam pembentukan ulkus dekubitus. 3 Pada keadaan normal tekanan jaringan
adalah antara 12 hingga 32 mm Hg. Jika tekanan lebih tinggi dari batas tersebut
akan menganggu sirkulasi jaringan dan oksigenasi tubuh. Ketika seorang pasien
terlentang dan imobilisasi pada tempat tidur rumah sakit contohnya pada
penderita paraplegi, tekanan setinggi 150 mm Hg akan dihasilkan, akibat
daripada tonjolan tulang dibawah kulit. Selain itu, posisi duduk juga dapat
menghasilkan tekanan yang tinggi pada permukaan tubuh. Jika tekanan
dikurangi dengan teratur, pemulihan jaringan bisa terjadi, sedangkan tekanan
yang konstan pada permukaan tubuh dapat menyebabkan kematian jaringan. 7
Luka dekubitus merupakan dampak dari tekanan yang terlalu lama pada
area permukaan tulang yang menonjol dan mengakibakan berkurangnya
sirkulasi darah pada area yang tertekan dan lama kelamaan jaringan setempat
3
terjadi
gangguan
mikrosirkulasi
pembuluh
darah
akan
berkembang hingga sampai ke jaringan otot dan tulang. menurut NPUAP (2007)
luka dekubitus dibagi menjadi:7,8
A. Stadium 1
Ulserasi terbatas pada epidermis dan dermis dengan eritema pada kulit.
Penderita dengan sensibilitas baik akan mengeluh nyeri. Stadium ini
umumnya reversibel dan dapat sembuh dalam 5 - 10 hari.
Gambar 2.
Sumber : National Pressure Ulcer Advisory Panel(NPUAP)
B. Stadium 2
Ulserasi mengenai epidermis, dermis dan meluas sampai ke jaringan
adiposa.Terlihat eritema dan indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam 10 15 hari.
Gambar 3.
Sumber : National Pressure Ulcer Advisory Panel(NPUAP)
C. Stadium 3
Ulserasi meluas sampai ke lapisan lemak subkutis, dan otot sudah mulai
terganggu dengan adanya edema, inflamasi, infeksi dan hilangnya struktur
fibril. Tepi ulkus tidak teratur dan terlihat hiper atau hipopigmentasi dengan
fibrosis. Kadang-kadang terdapat anemia dan infeksi sistemik. Biasanya
sembuh dalam 3-8 minggu.
Gambar 5.
Sumber : National Pressure Ulcer Advisory Panel(NPUAP)
A. Tipe normal
Mempunyai
beda
temperatur
sampai
dibawah
lebih
kurang
2,5 oC
V. DIAGNOSIS
Diagnosis ulkus dekubitus ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang di
dapatkan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Namun begitu, anemia,
leukositosis,
penurunan
hipoproteinemia,
kadar
zat
besi
hipoalbuminemia,
serum
bisa
peningkatan
terjadi.
Sangat
ESR,
penting
atau
untuk
menyingkirkan penyakit lain yang dapat menyebabkan ulkus pada kulit, termasuk
calciphylaxis, vaskulitis, dan penyakit jaringan ikat. 7
8,9
A. Ulkus Diabetes
Ulkus diabetes adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir
disertai kematian jaringan yang luas dan invasif kuman saprofit. Ulkus
diabetikum adalah salah satu komplikasi kronik DM berupa luka terbuka pada
permukaan kulit yang dapat disertai adanya kematian jaringan setempat. 10
Pada pasien dengan ulkus diabetikum akibat mikroangiopatik disebut juga
gangren panas karena walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan
terasa hangat oleh peradangan, dan biasanya teraba pulsasi arteri di bagian
9
distal.
Biasanya
makroangiopati
terdapat
ulkus
menyebabkan
diabetik
sumbatan
pada
telapak
pembuluh
kaki.
darah
Proses
Proses
akan
10
penting
pada
keadaan
luka
yang
tidak
mengalami
perbaikan
dengan pengobatan yang intensif atau pada ulkus dekubitus kronik untuk melihat
apakah terjadi proses yang mengarah pada keganasan. Selain itu, biopsi
bertujuan untuk mengetahui stadium pada ulkus dekubitus. Biopsi tulang perlu
dilakukan bila terjadi osteomyelitis.
B. Radiologis
Pemeriksaan
radiologi
untuk
melihat
adanya
kerusakan
tulang
akibat
VIII. PENATALAKSANAAN
Terapi harus dibedakan secara individual untuk setiap pasien dan
membutuhkan lebih dari sekedar manajemen luka sederhana. 11
11
12
13
untuk
memfagositosis
debris
dan
jarngan
nekrotik.
luka
dan
menstimulasi
tumbuhnya
jaringan
granulasi.
Telah
14
15
Alginate dressing terdiri dari garam kalsium, asam alginic dan asam
mannuronic dan guluronic. Cara kerjanya yaitu ketika alginate dressing
kontak dengan cairan sodium yang berasal dari drainage luka, akan terjadi
pertukaran ion kalsium dan sodium yang akan membentuk sodium
alginate gel, gel ini akan mempertahan kelembapan dan mendukung
lingkungan luka yang terapeutik. Indikasi penggunaan alginate dressing
adalah pada luka dengan eksudasi sangat banyak seperti luka yang
menggaung, ulkus dekubitus, ulkus vaskuler, luka insisi, luka dehicence,
tunnels, saluran sinus, luka donor skin graf, luka tendon yang terlihat dan
luka infeksi.
4. Composite dressing
Composite dresing merupakan balutan lapisan tunggal atau ganda yang
bias digunakan sebagai balutan primer atau skunder yang tersusun dari
kombinasi material yang berfungsi sebagai barier bakteri, lapisan
penyerap,
foam, hydrocoloid
atau
hydrogel. Indikasi
penggunaan
16
IX. KOMPLIKASI
Pada beberapa kasus, dapat terjadi komplikasi akibat ulkus decubitus, yaitu:
16
17
X.PROGNOSIS
Terjadinya proses penyembuhan ulkus dekubitus tergantung pada factorfaktor primer maupun sekunder serta penatalaksanaan ulkus itu sendiri. Perlu
diingat juga
DAFTAR PUSTAKA
18
Decubitus
Ulcer.
Availaible
from
URL:www.
Foot
Ulcer
Pathogenesis
and
Denberg,
19
20