Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang
racun. Dan racun dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat menyebabkan
efek yang berbahaya bagi makhluk hidup; racun merupakan zat yang bekerja
di dalam tubuh secara kimiawi dan fisiologis yang dalam dosis toksik akan
menyebabkan gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian. Sifat bahan
kimia dari racun apabila masuk ke jaringan tubuh manusia akan mampu
merusak sel darah merah dan sistem saraf. Mengikuti postulat Paracelsus,
suatu zat dikatakan beracun atau tidak bergantung pada seberapa banyak
bahan atau zat tersebut. Sehingga di dalam toksikologi industri yang penting
adalah menyatakan seberapa banyaknya sebagai taksiran beracun tidaknya
suatu zat tertentu. Toksikologi juga mencakup studi mengenai efek-efek
berbahaya yang disebabkan oleh fenomena fisik. Sedangkan toksikologi
lingkungan merupakan bagian dari ilmu toksikologi yang membahas
mengenai efek-efek toksikan (racun) lingkungan terhadap kesehatan (makhluk
hidup) dan lingkungan. Studi toksikologi lingkungan terkait dengan
pertanyaan bagaimana toksikan lingkungan, melalui interaksinya dengan
manusia, hewan, dan tanaman, memengaruhi kesehatan dan keselamatan
organisme hidup tersebut. Dapat dikatakan, toksikologi lingkungan adalah
suatu cabang ilmu yang mempelajari sifat, penyebaran dan perilaku zat racun

(polutan) di dalam lingkungan, serta efeknya terhadap flora, fauna dan


manusia ( Darmono, 2006 )
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki
konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di
mineral dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin, perhiasan,
peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk logam mulia seperti emas
( Rachman, 2008 )
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara mengetahui kandungan argentum pada sampel air ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui cara mengidentifikasi kandungan argentum pada
sampel air.
D. Manfaat
Dapat mengetahui cara pemeriksaan argentum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Perak ( Ag )
Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki
konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di
mineral dan dalam bentuk bebas. Logam ini digunakan dalam koin,
perhiasan, peralatan meja, dan fotografi. Perak termasuk logam mulia seperti
emas. Perak atau Argentum (Ag) adalah metal berwarna putih. Perak
ditentukan bebas di alam, tetapi cadangan yang mudah ditambang hampir
habis seluruhnya. Perak termasuk logam mulia karena tidak mengalami
proses korosif, namun perak bisa mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi

pada perak mengakibatkan lapisan kehitaman dan timbulnya karat pada


logam tersebut, beda hal-nya dengan proses korosi ( Dewi, 2012 )
B. Sifat Kimia dan Fisika
1. Sifat Kimia
Bila larutan ditambah HCl atau NaCl akan terbentuk endapan putih.
2. Sifat Fisik
a. Nomor atom

: 47

b. Berat jenis

: 19,5

c. Bobot atom

: 107,880

d. Kekerasan

: 2,5-2,7

e. Titik lebur

: 960oC

f. Titik didih

: 1950oC

g. Susunan isotop : 107 (52%), 190 (48,1%)


h. Panas jenis

: 0,0544

i. Warna

: Putih mengkilap

Dengan demikian perak mempunyai sifat lunak, liat, dapat ditempa,


sebagai pengantar listrik dan panas yang baik, sifat kimianya tidak aktif. Pada
suhu biasa bereaksi dengan belerang membentuk sulfida ( Cindra, 2012 )
C. Fungsi Ag
Pada masa yang lalu kebanyakan fungsi penting Ag adalah pada
pembuatan alat-alat makan dan barang-barang perhiasan. Fungsi ini sekarang

berkurang dibanding dengan penggunaan Ag (konduktor listrik terbaik) dalam


bidang obatan, katalis dan bibit awan (Cloud seeding Agl), dalam bidang
fotografi, dalam bidang kesehatan ( Petrucci, 1989 )
D. Jenis-jenis Perak
a. Perak Bromida
Berbentuk kristal atau serbuk, berat jenis 6,473. Perak Bromida
mempunyai titik didih 300oC. Perak Bromida sangat peka terhadap cahaya,
oleh karena itu harus disimpan dalam botol cokelat, dan apabila terkena
cahaya

maka

akan

berubah

menjadi

hitam.

Perak Bromida berwarna kuning dan berfungsi dalam pemotretan.


b. Perak Jerman/Perak Nikel/Perak Baru
Perak berwarna putih (putih perak), merupakan aliase dari tembaga, seng
dan nikel yang diciptakan oleh E>A>Getner. Perak jenis ini banyak
digunakan untuk membuat perlengkapan makanan, misalnya garpu, pisau
dan periuk. Perak tersebut juga mempunyai tekanan arus listrik oleh
karena itu sering dipakai juga dalam alat-alat listrik.
c. Perak Nitrat
Perak nitrat merupakan garam penting karena mempunyai sifat tembus
cahaya, berbentuk brumbies, mudah larut dalam air, alkohol dan lain
sebagainya. Perak nitrat mudah terurai pada suhu 450oC dan dapat dibuat
dengan melarutkan perak ke dalam asam nitrat encer dan panas, kemudian

diuapkan dan dikristalkan sehingga berbentuk kristal berwarna dan sering


dipakai dalam pemotretan serta pembuatan tinta tahan cuci.
d. Perak Sianida
Perak sianida merupakan serbuk putih, tidak berbau dan tanpa rasa,
mempunyai berat jenis 3,95 serta terurai karena pemanasan. Bila terkena
cahaya menjadi hitam dan mengandung cokelat karena perak tersebut peka
terhadap

cahaya

dan

sering

digunakan

dalam

pengobatan

( Rachman, 2008 )
E. Interpretasi Hasil
1. Negatif
Sampel tidak mengandung Argentum (Ag+) jika direaksikan dengan Cl
tidak membentuk endapan putih (AgCl) dan jika direaksikan dengan
K2CrO4 tidak membentuk endapan merah bata.

2. Positif
Sampel mengandung Argentum (Ag+) jika direaksikan dengan Cl akan
membentuk endapan putih (AgCl) dan jika direaksikan dengan K2CrO4
akan membentuk endapan merah bata ( Arif, 2008 )
F. Skema Pemeriksaan

Sampel
-

Siapkan alat dan bahan yang akan di pergunakan


Pipet sampel sebanyak 2 ml ke dalam tabung
Tabung 1 tambahkan 2-3 tetes NaCl
Amati perubahan yang terjadi
Tabung 2 tambahkan 2-3 tetes K2CrO4
Amati perubahan yang terjadi
Hasil

Gambar II.1 Skema Pemeriksaan

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Pra Analitik
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi dan pipet.

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air sebagai sampel,
NaCl dan K2CrO4.
B. Analitik
1. Cara Kerja
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Mempersiapkan alat dan bahan.


Memipet sampel sebanyak 2 ml kedalam tabung pertama.
Menambahkan NaCl sebanyak 2-3 tetes kedalam tabung.
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
Menambahkan K2CrO4 sebanyak 2-3 tetes kedalam tabung kedua.
Mengamati perubahan yang terjadi.
Mencatat hasil.

C. Pasca Analitik
1.

Negatif
Sampel tidak mengandung Argentum (Ag+) jika di reaksikan dengan
Cl tidak membentuk endapan putih dan jika di reaksikan dengan K2CrO4
tidak membentuk endapan merah bata.

2.

Positif
Sampel di tambahkan NaCl akan membentuk endapan putih susu dan
jika di reaksikan dengan K2CrO4 akan menjadi merah bata.
7

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No
1.

Pemeriksaan
Argentum (Ag+)

Hasil
(+) berubahmenjadimerahbata
(-) tidakberubahwarna
Tabel. IV. I Hasil pengamatan

B. Penbahasan

Perak adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Ag dan nomor atom 47. Lambangnya berasal dari bahasa Latin
Argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, mengkilap, perak memiliki
konduktivitas listrik dan panas tertinggi di seluruh logam dan terdapat di
mineral dan dalam bentuk bebas. Perak atau Argentum (Ag) adalah metal
berwarna putih. Perak ditentukan bebas di alam, tetapi cadangan yang mudah
ditambang hampir habis seluruhnya. Perak termasuk logam mulia karena
tidak mengalami proses korosif, namun perak bisa mengalami proses
oksidasi. Proses oksidasi pada perak mengakibatkan lapisan kehitaman dan
timbulnya karat pada logam tersebut, beda hal-nya dengan proses korosi.
Pada masa yang lalu kebanyakan fungsi penting Ag adalah pada pembuatan
alat-alat makan dan barang-barang perhiasan.
Dalam praktikum ini prosedur pertama yang dilakukan adalah
mempersiapkan alat dan bahan. Bahan yang digunakan adalah air sebagai
sampel. Air tersebut akan dianalisa, apakah air tersebut mengandung perak
atau tidak. Disediakanlah dua tabung reaksi yang berisi sampel air. Lalu pipet
sampel air tadi kedalam tabung reaksi. Lalu menambahkan 2-3 tetes NaCl.
9
Dalam perlakuan ini terjadi perubahan yaitu terdapat endapan putih susu.
Kemudian

pada

tabung

selanjutnya

berisi

sampel

air.

Kemudian

menambahkan K2CrO4 sebanyank 2-3 tetes. Pada perlakuan ini perubahan


yang terjadi menjadi merah bata, hal ini membuktikan bahwa sampel air
tersebut mengandung kadar argentum.

10

11

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perak atau Argentum (Ag) adalah metal berwarna putih. Perak ditentukan
bebas di alam, tetapi cadangan yang mudah ditambang hampir habis
seluruhnya. Perak termasuk logam mulia karena tidak mengalami proses
korosif, namun perak bisa mengalami proses oksidasi. Proses oksidasi pada
perak mengakibatkan lapisan kehitaman dan timbulnya karat pada logam
tersebut, beda hal-nya dengan proses korosi. Pada masa yang lalu kebanyakan
fungsi penting Ag adalah pada pembuatan alat-alat makan dan barang-barang
perhiasan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan perubahan warna
terjadi setelah perlakuan sampel air ditambahkan dengan K2CrO4. Hal ini
menandakan sampel air tersebut mengandung argentum.
B. Saran
Perlu menjadi perhatian dan ketelitian dalam mengidentifikasi argentum
pada sampel air, mengingat sampel air merupakan salah satu kebutuhan yang
sangat penting.

12

DAFTAR PUSTAKA
11
Darmono. (2006). Lingkunga Hidup dan Pencemaran. Universitas Indonesia. UIPress.
Dewi, Cindra. Mekanisme Toksisitas Logam Berat.http://www.scribd.com/cindra_
dewi/d/57745594-Mekanisme-Toksisitas-Logam-Berat. 30 Maret 2012
.
Petrucci, H. (1989). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Rachman, Arif. 2008. Mekanisme Toksisitas Logam Berat. http://mavia- lontong.b
logspot.com/2008_06_01_archive.html. 30 Maret 2012.

13

LAMPIRAN
(Gambar)
12

Hasil Pemeriksaa Argentum

Reagen

14

13

Anda mungkin juga menyukai