Anda di halaman 1dari 8

Mulanya, Universitas Jember berasal dari ide dr. R.

Achmad bersama
dengan R.Th. Soengedi dan R. M. Soerachman yang bercita-cita untuk
mendirikan perguruan tinggi di Jember. Tanggal 1 April 1957, ketiganya
membentuk panitia untuk mewujudkan cita-cita tersebut yang diberi
nama Panitia Triumviraat dengan susunan dr. R. Achmad sebagai ketua,
R. Th. Soengedi sebagai penulis, dan R. M. Soerachman sebagai
bendahara. Selanjutnya, pada tanggal 5 Oktober 1957 Panitia Triumviraat
membentuk yayasan dengan nama Yayasan Universitas Tawang Alun.
Yayasan Tawang Alun ini kemudian disingkat menjadi UNITA. Ketiga tokoh
tersebut dalam perjalanannya mendapatkan dukungan dari Bupati Jember
pada saat itu, yaitu R.Soedjarwo. Berdasarkan surat Keputusan Menteri
PTIP No.151 tahun 1964, telah berhasil didirikan Universitas Negeri di
Jember yang bernama Universitas Negeri Djember yang kemudian
disingkat menjadi UNED. Universitas Negeri Djember awalnya memiliki 5
fakultas, yang terdiri dari Fakultas Hukum di Jember dan cabangnya di
Banyuwangi, Fakultas Sosial dan Politik di Jember, Fakultas Pertanian di
Jember, Fakultas Ekonomi di Banyuwangi, dan Fakultas Sastra di
Banyuwangi. Rektor pertama Universitas Negeri Djember dijabat oleh dr.
R. Achmad.
Kepemimpinan dr.R.Achmad dilanjutkan oleh Letkol Soedi
Harjohoedojo pada masa periode 1967-1969, Letkol Soetardjo, S.H pada
masa periode 1969-1978, dan Kolonel Drs.H.R.Warsito pada masa periode
1978-1986. Semenjak tahun 1986, Rektor Universitas Negeri Jember
dijabat oleh bagian akademiknya sendiri, yaitu Prof.Dr.Simanhadi
Widyaprakosa (1986-1995), Prof.Dr.Kabul Santoso, M.S (1995-2003),
Dr.Ir.T.Sutikno, M.Sc (2003-2011), dan Drs.Moh.Hasan, M.Sc. Ph.D (2012
hingga sekarang). Perjalanan Universitas Negeri Jember tidak semulus
yang terlihat seperti saat ini, dengan bangunan yang megah dan jumlah
mahasiswa yang banyak. Dulunya, kuliah harus berpindah-pindah tempat
karena belum memiliki gedung sendiri dan masih kurangnya dukungan
dari Pemerintah daerah serta keraguan penduduk Madura saat itu
mengenai berdirinya Universitas di wilayah Besuki. Namun, hambatan
tersebut tidak dihiraukan, hingga Universitas Negeri Jember menjadi
lembaga besar seperti saat ini. Universitas Negeri Jember berasal dari
pemikiran dr.R.Achmad, R.Th.Soengedi dan R.M.Soerachman untuk
mendirikan perguruan tinggi di Kabupaten Jember, maka pada tanggal 1
April 1957 mendirikan Yayasan Tawang Alun (UNITA). Yayasan ini disahkan
dalam Akte Notaris No 13/8 Maret 1958. Menurut catatan sejarah, nama
Tawang Alun diambil dari nama raja terakhir Hindu Blambangan periode
1670-1691. Tiga serangkai tokoh pendiri Yayasan Tawang Alun ini, tidak
semuanya berprofesi sebagai tenaga pendidik, tetapi mereka sangat
peduli dengan kemajuan dunia pendidikan. dr.R.Achmad merupakan
seorang dokter partikelir, R.Th.Soengedi berprofesi sebagai pendidik, dan
M.Soerachman merupakan seorang pamong praja.
Tanggal 4 Nopember 1957, Yayasan Tawang Alun telah berhasil
mendirikan Universitas swasta dengan nama Universitas Tawang Alun,
dengan 1 Fakultas yaitu Fakultas Hukum. Saat itu, perkuliahan

dilaksanakan di GNI Jember (Gedung Nasional Indonesia) dan SMP Katolik


Putra. Perkuliahan awal diikuti oleh 33 orang mahasiswa dengan tenaga
pengajar dari pegawai pemerintahan dan tokoh pendidik lainnya. Tanggal
26 Januari 1959, R.Soedjarwo diangkat menjadi ketua Yayasan Tawang
Alun untuk menggantikan R.Th.Soengedi. Selain memperoleh dukungan
dana dari Pemkab Jember dan perusahaan perkebunan nusantara yang
ada di Jember, UNITA juga mendapatkan sumbangan dari pengusaha
swasta PTP 27. Tahun 1961, pihak PTP 27 menyumbang sebidang tanah
seluas 7511m2 beserta bangunan seluas 2267m2 yang digunakan sebagai
ruang kuliah dan laboratorium. Awal pendirian UNITA selain mendapatkan
dukungan, juga terdapat hambatan. Pengelola GNI keberatan jika
gedungnya digunakan untuk ruang kuliah, dan pada tahun 1959 residen
Madura mengirim surat kepada pihak UNITA yang berisi tentang keraguan
berdirinya universitas di wilayah Besuki, namun hambatan dan kendala
tersebut tidak menjadi masalah. Tanggal 15 September 1961, UNITA
menambah 2 Fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) dan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan pada tanggal 10
November
1961,
didirikan
Fakultas
Pertanian
dan
Fakultas
Kedokteran.Tahun 2010, Universitas Jember yang telah didirikan di Jalan
Kalimantan No. 37 Kampus Tegalboto, terdapat 3 sosok patung berdiri
tegap tepatnya di ujung doubleway atau di depan kantor pusat.

Sekarang, Universitas Negeri Jember yang disingkat dengan UNEJ


memiliki 15 fakultas, diantaranya yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Sastra, Fakultas
Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik,
Fakultas Hukum, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Fakultas
Farmasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Program Studi Sistem
Informasi, dan Fakultas Program Studi Ilmu Keperawatan.

Universitas Jember berasal dari gagasan dr R Acmad bersama-sama dengan R Th


Soengedi dan R M Soerachman yang bercita-cita mendirikan perguruan tinggi di
Jember , ketiganya membentuk panitia yang diberi nama Panitia Triumviraat dengan
komposisi Ketua dr. R. Achmad; Penulis R. Th. Soengedi, dan Bendahara R. M. Soerachman.
pada tanggal 5 oktober mereka membentuk yayasan yang bernama Tawang Alun.. tiga tokoh
tersebut mendapat dukungan penuh oleh Bupati Jember R Soejarwo untuk mendirikan
Universitas Swasta yang di beri nama yaitu Universitas Tawang Alun yang kemudian
disingkat menjadi UNITA.. pada tahun 1957 akhirnya Universitas Negeri Djember terbentuk
menjadi Uiversitas Negeri, pada awalnya tahun 1964 Universitas Negeri Djember hanya
memiliki 5 fakultas saja , kepemimpinan dr. R. Achmad dilanjutkan oleh Letkol Soedi
Harjohoedojo (1967-1969), Letkol Soetardjo, SH (1969-1978) dan Kolonel Drs. H.R. Warsito
(1978-1986). Baru semenjak tahun 1986, rektor Universitas Jember dijabat oleh sivitas
akademika-nya sendiri, yakni oleh Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakosa (1986-1995), Prof. Dr.
Kabul Santoso, M.S. (1995-2003), Dr. Ir. T. Sutikto, M.Sc. (2003-2012), dan Moch. Hasan,
M. Sc., Ph.D (2012 sampai kini).
http://viviruth18.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-universitas-jember.html
https://febrianiwardani.wordpress.com/2013/04/14/sejarah-singkat-terbentuknya-universitasjember/

Penasaran dengan Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang terinspirasi dari


kaledoiskope Unej yang menceritakan tentang evolusi UniversitasJember mulai
dari kelahirannya yang diberi nama Unita (universitas Tawang Alun), kemudian
remaja menjai Universitas Negeri Jember, hingga dewasa dikenal Universitas
Jember.

Ada satu hal yang menarik ketika baru


pertama kali Universitas Tawang Alun membuka
pendaftaran mahasiswa baru tahun ajaran
1957/1958 Kegiatan pendaftaran penerimaan
calon mahasiswa sudah terlaksana dan sudah
mendapatkan beberapa calon mahasiswa, namun
belum
juga
terlaksana
suasana
kegiatan
perkuliahan dengan alasan Universitas Tawang
Alun secara resmi keberadaannya masih belum
diakui, para calon mahasiswa sudah tidak sabar
ingin mengecup manisnya bangku perkuliahan
harus rela menunggu kepastian merubah status
mereka menjadi mahasiswa.
Pada hari minggu tanggal 3 November 1957
para calon mahasiswa yang dipimpin oleh Alwi
Gelar Raja Mangkuto mendesak agar pihak
yayasan
segera
meresmikan
berdirinya
Universitas tersebut, dengan demikian maka
kegiatan perkuliahan bisa segera dimulai. Apa
yang para calon mahasiswa lakukan ternyata
berbuah manis keesokan harinya tepat hari senin
tanggal 4 November 1957 dilaksanakan kuliah
pertama di Ruang Taman Bacaan Rakyat Gedung
Nasional Indonesia atas pinjaman dari M.
Soemardi
Mangondarmodjo
yang
diikuti
sebanyak 18 mahasiswa.

GNI tampak dari depan


Itulah sekilas sejarah GNI yang dijadikan tempat kuliah pertama, sungguh
terkejut ketika melihat saat ini spanduk besar partai politik terpampang. Dengan
murah senyumnya foto besar itu tersenyum kepada setiap orang yang lewat di
depannya. Dibawah foto orang tersenyum itu ada tulisan GNI Futsal, saya sendiri
jadi tambah pusing setahu saya kalo emang itu lapang futsal di depannya minimal
ada gambar bola minimal tapi kok malah gambarnya orang senyum. Apa mungkin
sekarang yang dinamakan bermain futsalan adalah bermain senyum-senyuman
sudah bukan bermain bola lagi?

GNI dari samping sebelah kanan


Akhirnya daripada pusing dengan tulisan yang ada halaman depan saya
melanjutkan perjalanan mengelilingi gedung tersebut, kemudian laju sepeda ini
terhenti melihat sebuah kedai sederhana dengan Tulisan ES KELAPA yang berada
tepat di sebelah kiri gedung. Bagaikan melihat oase di gurun pasir tanpa piker
panjang aku tarik badan ini menuju kedai tersebut.
Cak Lie nama pemiliknya hal itu aku ketahui karena melihat banner besar
bertuliskan Cak Lie. Aku pesan satu gelas es kelapa minum di TKP (Tempat

Kejadian Pembelian) alias makan di tempat. Mungkin karena aku soerang diri dan
terlihat seperti orang tak tau arah jalan pulang (tersesat). Dia pun melontarakan
beberapa pertanyaan kepadaku sehingga mengakibatkan perbincangan yang cukup
panjang kali lebar. Dengan sengaja pula aku menyisipkan pertanyaan mengenai GNI
untuk mengetahui gedung tersebut dalam perbincangan kami karena secara
pengauannya dia merupakan penduduk asli daerah tersebut.
Informasi yang saya dapatkan bahwa sebelumnya gedung ini merupakan
gedung bioskop yang sangat ramai sebelumnya hingga pada akhirnya bioskop ini
gulung tikar, kemudian memunculkan nama Gi Xing si penyewa gedung tersebut
saat ini. Ini adalah kesimpulan informasi yang saya dapatkan dari beliau. Namun
sayang sekali ketika saya memberi informasi bahwa dulu ketika Unej belum memiliki
gedung perkuliahan maka gedung ini yang digunakan beliau tidak tahu karena
memang Cak Lie belum lahir. Kemudian saya diajak masuk ke dalam gedung
tersebut, gedung ini terdapat dua bidang yang berbeda belakang olah raga depan
politik. Pada bagian belakang sisa-sisa kalau ini bekas gedung bioskop ternyata
masih terlihat diantaranya adalah langit-langit yang berada di atas lapangan yang
masih banyak soundsystem terpasang, sedangkan bagian depan temboktemboknya sudah ber-cat partai. Setelah masuk ke dalam saya langsung berpamitan
dan tancap gas untuk kembali ke sekretariat SWAPENKA.
Catatan penting dari mencari informasi saat pada waktu itu adalah, ternyata
gedung yang memiliki sejarah perkuliahan pertama Universitas Kebanggaan Jember
sekarang menjadi gedung lapangan futsal dan sekretariat partai politik. Gedung
tersebut digunakan perkuliahan cukup lama yaitu mulai tanggal 4 November 1957
hingga 23 Mei 1959. Gedung tersebut ditinggalkan dari kegiatan perkuliahan
dikarenakan ruangan tersebut ingin digunakan kembali sebagai Ruang Taman
Bacaan Rakyat kemudian perkuliahan dipindahkan ke gedung SMP Katolik Santo
Petrus.
http://candrabagha.blogspot.co.id/2013/06/unej-sejarah-universitas-jembergedung.html

Universitas Jember merupakan hasil gagasan dari ketiga tokoh yakni dr. R. Achmad, R. Th.
Soengedi, dan R. M. Soerachman. Ketiga tokoh tersebut kemudia membentuk kepanitiaan
yang bernama Panitia Triumviraat. Panitia Triumviraat ini kemudian membentuk yayasan
dengan nama Yayasan Universitas Tawang Alun pada tanggal 5 Oktober 1957. Dari yayasan
ini lah berdiri suatu Universitas Swasta yang bernama Universitas Tawang Alun. Universitas
Tawang Alun hanya memiliki satu Fakultas yaitu Fakultas Hukum. Kemudian didirikan
Fakultas Administrasi Negara dan Perusahaan (ANP) tahun 1960 yang kemudian pada tahun
1961 berubah nama menjadi Fakultas Sosial dan Politik (Sospol). Masih dalam tahun 1961,
Universitas Tawang Alun menambah fakultas baru, yaitu : Fakultas Pertanian, Fakultas Ilmu
Pendidikan, dan Fakultas Kedokteran.

Universitas Tawang Alun berubah status menjadi negeri bersamaan dengan Universitas
Brawijaya Malang berdasarkan Keputusan Menteri PTIP Nomor 1 Tahun 1963, tanggal 5
Januari 1963. Meskipun Universitas Tawang Alun telah berubah status menjadi negeri, akan
tetapi statusnya masih sebagai cabang dari Universitas Brawijaya. Pada saat itu sudah
memiliki beberapa Fakultas, yaitu : Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas
Pertanian, Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas Kedokteran.
Status Fakultas Hukum dan Fakultas Pertanian masing-masing sebagai cabang dari Fakultas
Hukum dan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang sedangkan Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Kedokteran berdiri sendiri di
Jember.
Akhirnya, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1982,
tanggal

September

1982,

Universitas

UniversitasJember dengan akronim UNEJ.

Negeri

Djember

ditetapkan

bernama

http://unej-kampusku.blogspot.co.id/2013/06/sekilas-sejarah-universitas-jember.html

Anda mungkin juga menyukai