Anda di halaman 1dari 15

APLIKASI TEKANAN OSMOTIK DALAM

MESIN DIALISIS
Paper ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Dasar 1

Disusun oleh,
Akhmad Shidiq Darajat,

1406529443

Ahadi Yoga A.

1406529525

Muhamad Iqbal Januadi P.

1406576055

M. Faiz Nur Abshar

1406602500

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS INDONESIA

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan YME karena atas berkat rahmat-Nya, tim
penulis mampu menyelesaikan tugas paper ini guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia
Dasar 1. Tidak lupa tim penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu yang telah
memberikan ilmu.
Penulis memohon kepada bapak/ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca
apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam paper ini. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga paper ini menjadi lebih baik.

Depok, Desember 2014

Tim Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................................1
1.1 Latar belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Pembatasan masalah................................................................................................2
1.5 Metode penulisan....................................................................................................2
BAB II Pembahasan................................................................................................................3
2.1 Hemodialisis dan tekanan osmotik.........................................................................3
2.2 Fungsi hemodialisis.................................................................................................5
2.3 Cara kerja hemodialisis...........................................................................................6
BAB III Penutup......................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................................9
Daftar Pustaka..........................................................................................................................10
Artikel.......................................................................................................................................11

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistem peredaran darah yang ada dalam tubuh kita, darah mengalir melalui
pembuluh darah dari jantung ke seluruh tubuh dan melewati ginjal untuk disaring. Proses
penyaringan ini memisahkan zat-zat yang bersifat racun atau tidak dapat dihancurkan dan
digunakan oleh tubuh sehingga harus dibuang bersamaan dengan urin dan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh. Ginjal adalah organ yang berfungsi dalam proses penghasilan urin
melalui proses filtrasi, reasorbsi, dan augmentasi. Apabila fungsi ini terganggu maka zat-zat
racun yang tidak dapat dihancurkan dan digunakan oleh tubuh akan mengendap. Sedangkan
zat-zat yang bermanfaat seperti glukosa dapat terbuang sehingga urin terasa manis. Kasus ini
sering disebut dengan istilah diabetes melitus atau kencing manis. Ginjal yang tidak berfungsi
dengan normal sering disebut dengan istilah gagal ginjal. Kasus ini dapat terjadi akibat kerja
ginjal yang terlalu berat sehingga terganggu fungsinya. Selain itu, gagal ginjal juga dapat
diakibatkan oleh penyakit keturunan.
Berbagai upaya kuratif yang telah dilakukan dalam dunia kedokteran seperti cangkok
ginjal dapat membantu kerja ginjal yang sangat berat. Manusia normal memiliki dua ginjal
yang bekerja bersama. Ketika salah satunya rusak atau tidak berfungsi, cangkok ginjal dapat
dilakukan untuk menggantikan salah satu ginjal yang rusak tadi sehingga dapat bekerja dalam
proses penyaringan dan menghasilkan urin yang normal. Alternatif lain yang saat ini sedang
berkembangkan adalah hemodialisis.
Hemodialisis sendiri adalah salah satu bentuk aplikasi ilmu kimia dalam dunia
kedokteran dimana menggunakan prinsip kerja dari tekanan osmotik. Hemodialisis berfungsi
membuang produk-produk sisa metabolisme seperti potassium dan urea dari darah dengan
menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai ginjal, menggantikan
fungsi ginjal penderita yang sudah rusak karena penyakit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu hemodialisis dan tekanan osmotik?
2. Apa fungsi hemodialisis?
3. Bagaimana prinsip kerja mesin cuci darah (hemodialisis) kaitannya dengan prinsip
tekanan osmotik?
1

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah,
1. Mengetahui prinsip kerja mesin cuci darah (hemodialisis) kaitannya dengan prinsip
tekanan osmotik.
1.4 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi pembahasan masalah dalam
laporan ini. Pembatasan masalah tersebut yaitu mengenai cara kerja alat dialisis darah secara
mekanis dilihat dari prinsip tekanan osmotik dalam kajian ilmu kimia.
1.5 Metode Penulisan
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam makalah ini adalah kepustakaan.
Sumber data penulis berupa buku dan artikel yang dikutip dari media elektronik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hemodialisis dan Tekanan Osmotik


Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo
yang berarti darah dan dilisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu
dari terapi pengganti ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal,
baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya
pada gagal ginjal akut) atau dapat pula untuk seumur hidup (misalnya pada gagal ginjal
kronik).
Hemodialisis berawal dari beberapa penemuan yang berhasil maupun yang
menemukan kegagalan oleh beberapa tokoh antara lain, Abel dan Roundtree, Hass, dan
Necheles, serta Kjellstrand. Banyak tokoh yang memegang peranan penting dalam
memanfaatkan dialisis sebagai salah satu cara menangani kasus gagal ginjal, dimulai oleh
Thomas Graham dari Glasgow, orang pertama yang mengemukakan prinsip transportasi
larutan melalui membran semipermeabel pada tahu 1854. Lalu pemanfaatan prinsip ginjal
yang dikemukakan oleh Abel, Roundtree, dan Turner pada tahun 1913. Dialisis Peritoneal
ditemukan oleh Georg Ganter pada tahun 1923. Penggunaan hemodialisis pada manusia
pertama kali oleh Hass pada 28 Februari 1924 dan pengaplikasian prinsip ginjal pada alat
kesehatan ditemukan oleh Kolff pada tahun 1943-1945. Penelitian yang ia lakukan
menunjukkan bahwa hidup seorang pasien yang mengalami gagal ginjal dapat tertolong
dengan penggunaan hemodialisis.
Dr. Willem Kolff adalah orang pertama yang merancang mesin dialisis darah (dialiser)
pada tahun 1943. Hasil penemuannya ini pertama kali sukses pada seorang pasien wanita
berumur 67 tahun yang koma dan mulai sadar setelah 11 jam menjalani hemodialisis
menggunakan dialiser Kolff pada tahun 1945. Setelah beberapa waktu kesuksesannya, Kolff
bertujuan mengembangkan alat bantu hidup ini untuk mengatasi gagal ginjal akut. Pada akhir
Perang Dunia II, Kolff menyumbangkan 5 mesin dialisis untuk beberapa rumah sakit di
dunia, salah satunya Mt. Sinai Hospital di New York. Kolff memberikan satu set blueprints
untuk mesin hemodialisisnya kepada George Thorn di Peter Bent Brigham Hospital di
Boston. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan dialiser Kolff pada masa yang akan datang,
yaitu dialiser Kolff-Brigham dari bahan stainless steel.
3
Pada tahun 1950-an, mesin penemuan Willem Kolff digunakan untuk menangani
pasien gagal ginjal akut, tetapi ini tidak dapat menangani pasien penyakit ginjal stadium

akhir. Kemudian, para dokter percaya bahwa alat ini tidak mungkin untuk mendialisis pasien
secara sempuran karena dua alasan. Pertama, mereka berpendapat bahwa tidak ada alat
buatan manusia yang dapat menggantikan fungsi ginjal dalam waktu yang cukup lama.
Kedua, pasien yang telah sering mengalami dialisis menyebabkan kerusakan pada pembuluh
vena dan arteri, jadi setelah beberapa kali penanganan medis, akan sulit menemukan
pembuluh sebagai akses darah pasien.
Penemuan Kolff tidak memungkinkan untuk digunakan karena tidak mampu untuk
proses pemindahan fluida. Dr. Nils Alwal, pada tahun 1946 di University of Lund, mencoba
memodifikasi alat ginjal ini dalam sebuah tabung stainless steel agar ada tekanan yang
mempengaruhi. Cara ini bekerja efektif pada aplikasi hemodialisis. Alwall juga membantah
penemuan dari arteri vena pelangsir untuk dialisis. Ia pertama kali melaporkan ini pada tahun
1948, dimana dia menggunakan pelangsir vena itu untuk melangsir kelinci. Secara
berkelanjutan dia menggunakan tabung pengalir yang terbuat dari bahan kaca, sama
fungsinya dengan dialisator ciptaannya yang terbuat dari bahan kanister, untuk menangani
1500 pasien gagal ginjal antara tahun 1946 dan 1960, sebagai laporan pada Kongres
Nefrologi Internasional yang pertama di Evian pada September 1960. Kemudian Alwall
dengan Holger Crafoord, seorang pebisnis berkebangsaan Swedia, untuk membangun sebuah
perusahaan di bidang pembuatan mesin dialisis, Gambro.
Dr. Belding H. Scribner berkolaborasi dengan seorang dokter bedah, Dr. Wayne
Quinton, memodifokasi tabung pengalir dengan menggantinya dengan bahan Teflon. Hal lain
yang menjadi kunci pengembangan mereka yaitu dengan menghubungkan tabung yang satu
dengan yang lain. Gelas tersebut kemudian memindahkan media ke kepingan tabung silikon
yang ukurannya pendek. Ini akan membentuk basis yang kemudian dinamakan tabung
scribner. Mungkin bagian-bagian yang lain akan lebih umum dikatakan sebagai tabung
Quinton-Scribner. Setelah proses perawatan, akses sirkulasi akan disimpan dalam keadaan
terbuka dengan menghubungkan dua tabung bagian luar dengan menggunakan tabung teflon
berbentuk huruf U yang kemudian akan mengalirkan darah dari tabung arteri belakang
menuju vena.
Sementara itu osmosis adalah proses merembesnya atau mengalirnya pelarut ke
dalam larutan melalui selaput semipermiabel. Proses perembesan hanya terjadi dari larutan
yang mempunyai konsentrasi yang kecil ke dalam larutan berkonsentrasi besar. Selaput
4
semipermeabel merupakan selaput yang hanya dapat dilewati oleh partikel-partikel dengan
ukuran tertentu.

Tekanan osmotik atau osmosa adalah tekanan yang diperlukan, sehingga terjadi
penghentian aliran pelarut ke dalam larutan. Pada Gambar 1 besarnya tekanan setara dengan
perubahan dari h.

Gambar 1. Percobaan perembesan larutan melalui membran semipermeabel


Dalam hubungannya dengan konsentrasi larutan Van het Hoff menyimpulkan bahwa
tekanan osmotik larutan akan semakin besar apabila konsentrasi (molar) dari zat terlarut
semakin besar.
Menurut Van Het Hoff berlaku,

= tekanan osmosa (dalam atm)


C = konsentrasi zat terlarut mol/L
R = konstanta gas = 0,082 atm.L/mol.K
T = suhu dalam K

2.2 Fungsi Hemodialisis


Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme seperti potassium
dan urea dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai
5

ginjal menggantikan ginjal penderita yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan
menggunakan mesin itu selama 24 jam perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya
sampai batas waktu yang tidak tertentu.
2.3 Cara Kerja Hemodialisis
Prinsip dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses osmotis dan ultrafiltrasi
pada ginjal buatan, dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Pada hemodialisis, darah
dipompa keluar dari tubuh lalu masuk ke dalam mesin dialiser ( yang berfungsi sebagai ginjal
buatan ) untuk dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh cairan
khusus untuk dialisis (dialisat). Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan
dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam
darah masuk ke dalam dialisat dan disaring. Proses hemodialisis melibatkan difusi solut (zat
terlarut) melalui suatu membran semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa metabolisme) dari
kompartemen darah akan berpindah ke dalam kompartemen dialisat setiap saat bila molekul
zat terlarut dapat melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya. Setelah
dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh. (Nephrology Channel, 2001).
Mesin hemodialisis (HD) terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan larutan dialisat,
dan sistem monitor. Pompa darah berfungsi untuk mengalirkan darah dari tempat tusukan
vaskuler ke alat dializer. Dializer adalah tempat dimana proses HD berlangsung sehingga
terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler
merupakan tempat keluarnya darah dari tubuh penderita menuju dializer dan selanjutnya
kembali lagi ke tubuh penderita. Kecepatan dapat diatur biasanya diantara 300-400 ml/menit.
Lokasi pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan
dialisat. Larutan dialisat harus dipanaskan antara 340-390 C sebelum dialirkan kepada dializer.
Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu tubuh dapat menimbulkan
komplikasi. Sistem monitoring setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin efektivitas
proses dialisis dan keselamatan.
Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang ukurannya lebih besar
mengalami peningkatan dalam membran area, dan biasanya akan memindahkan lebih banyak
padatan daripada dialisator yang ukurannya lebih kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah
yang tinggi. Hal ini juga tergantung pada koefisien permeabilitas membran untuk tiap padatan
pada masing-masing pertanyaan sehingga efisiensi dialisator bekerja sebagai KoA yang pada
akhirnya menghasilkan koefisien permeabilitas dan area.
6

Kebanyakan jenis dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai 2,2
meter persegi dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang
dinyatakan dalam satuan ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan maksimum dari
dialisator dalm tekanan darah yang sangat tinggi dari grafik tingkat alirannya.
Secara singkat konsep kimia yang digunakan dalam hemodialisis adalah konsep
tekanan osmotik. Tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan
di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam darah disaring
melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. Proses hemodialisis melibatkan difusi solute
(zat terlarut) melalui suatu membrane semipermeable. Molekul zat terlarut (sisa metabolisme)
dari kompartemen darah akan berpindah kedalam kompartemen dialisat setiap saat bila
molekul zat terlarut dapat melewati membran semipermiabel demikian juga sebaliknya.
Setelah dibersihkan, darah dialirkan kembali ke dalam tubuh. Darah yang telah bersih dan
bebas dari racun dikembalikan lagi kedalam tubuh pasien. Proses ini berlangsung 4-5 jam. .
Prinsip hemodialisa adalah mengalirkan darah pasien ke ginjal pengganti (dializer) untuk
dibersihkan melalui proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi menggunakan bantuan sebuah
mesin hemodialisa.

Gambar 2. Cara kerja mesin dialisis

Secara matematis, ada beberapa teorema yang digunakan dalam prinsip kerja
hemodialisis yaitu,
7

1. Hukum Tekanan Osmotik


V = nRT

n
V

RT

= M RT
dengan,

= tekanan osmotik
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol zat terlarut
T = suhu absolut larutan (K)
R = tetapan gas ( 0.08205 L atm mol -1 K-1)
M = molar larutan

2. Hukum Kontinuitas
1 A1 1 = 2 A2 2
dengan,

= massa jenis fluida (kg/m)


A= luas permukaan penampang (m)
= kecepatan fluida (m/s)

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ilmu kimia bukan hanya sekedar ilmu teori. Pemanfaatan aplikasi dari ilmu ini pada
kenyataannya bisa membantu banyak orang, salah satunya melalui hemodialisis yang
memanfaatkan aplikasi tekanan osmotik. Hemodialisis sendiri adalah sebuah terapi medis
yang merupakan salah satu dari terapi pengganti ginjal, yang digunakan pada penderita
dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Mesin ini akan membersihkan
darah dengan cara dialisa, suatu proses dimana molekul-molekul kecil seperti urea dapat
melalui membran semipermeable dan masuk ke cairan lain, kemudian disaring. Membran
tidak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada dalam
darah. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hemodialisis merupakan
alat medis yang berteknologi canggih dengan menggunakan konsep ilmu kimia yaitu terapan
dari konsep tekanan osmotik sebagai bentuk aplikasinya.
3.2 Saran
Seiring dengan perkembangan dunia kedokteran khususnya aplikasi dalam kesehatan
masyarakat indonesia, hemodialisis sebagai alat pencuci darah sangat dibutuhkan dalam
upaya peningkatan mutu kesehatan masyarakat indonesia. Dengan demikian, penggunaan
hemodialisis harus lebih diterapkan dalam bidang kesehatan. Selain itu, pemerintah dalam hal
ini harus lebih meningkatkan fasilitas kesehatan dengan cara menambah fasilitas kesehatan di
rumah sakit umum dan puskesmas, mengingat puskesmas merupakan tempat pelayanan
kesehatan utama bagi masyarakat umum, terutama masyarakat yang tergolong tidak mampu.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur.1999. Binarupa Aksara:


Jakarta.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/sifat-koligatif-dankoloid/tekanan-osmotik/

www.mystupidtheory.com/2014/07/pengertian-dan-penerapan-sifat.html

https://hirayadesi.wordpress.com/2013/04/18/artikel-hemodialisis/

10

Cuci Darah
Dalam ilmu kedokteran, kata cuci darah diistilahkan dengan kata hemodialisis yang berasal
dari kata hemo yang artinya darah, dan dialisis artinya pemisahan zat-zat terlarut. Jadi
hemodialisis secara keseluruhan berarti proses pembersihan darah dari zat-zat tak berguna
yang terlarut didalamnya melalui proses penyaringan di luar tubuh.
Cuci darah ini hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, yakni seseorang yang
memiliki ginjal dengan kemampuan mengekskresikan sisa-sisa metabolisme dibawah 15%,
sehingga apabila tidak dilakukan hemodialisis maka limbah didalam darah akan menumpuk
sehingga akan menimbulkan gangguan pada fungsi tubuh bahkan dapat menyebabkan
kematian dan pelaksanaan hemodialisis ini hanya bisa untuk membersihkan darah dari limbah
tersebut tetapi tidak bisa memperbaiki kondisi ginjal menjadi lebih baik.
Pada proses hemodialisis, darah dikeluarkan dari tubuh pasien dan dialirkan kesebuah mesin
di luar tubuh, sehingga cara ini memerlukan jalan keluar masuk aliran darah. Untuk itu
dibuatkan jalur antara pembuluh arteri dan pembuluh vena yang disebut dengan fistula
arterivenosa melalui sebuah pembedahan. Kemudian dengan selang fistula itu darah dipompa
ke dalam mesin dialisis. Untuk mencegah pembekuan darah maka diberikan tambahan obat
heparin.
Didalam mesin dialiser terjadi proses pencucian darah seperti pencucian darah pada ginjal,
yakni terjadi peristiwa difusi dan ultrafitrasi. Difusi adalah proses berpindahnya suatu zat
dalam campuran, dari bagian pekat ke bagian lebih encer. Jika tubuh kekurangan zat-zat
seperti larutan garam dan glukosa maka zat-zat tersebut akan berdifusi dari dialisat(Zat-zat
yang disaring pada mesin dialiser) ke dalam darah. Sedangkan ultrafitrasi merupakan proses
berpindahnya air dan zat terlarut karena perbedaan tekanan hidrostaltik darah dan pada
dialisat. Kedua proses situ terjadi bersamaan saat dilakukannya hemodialisis.
Pada beberapa kasus, cuci darah ini bisa mengakibatkan infeksi. Proses hemodialisis ini
dilakukan dengan akses langsung kedalam tubuh, lebih spesifiknya lagi pada darah, sehingga
pada keadaan kurang steril, hemodialisis in akan menyebabkan infeksi di organ-organ tubuh.
Rata-rata tiap orang memerlukan waktu 9 hingga 12 jam dalam seminggu untuk menyaring
seluruh darah dalam tubuh. Tabi biasanya akan dibagi menjadi tiga kali pertemuan selama
seminggu, jadi 3 5 jam tiap penyaringan. Tapi hal ini tergantung juga pada tingkat
kerusakan ginjalnya.

11

Anda mungkin juga menyukai