Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia
Email: abdulhakimfadhillah@gmail.com
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia
Email: fitri.nugraheni@gmail.com
Abstrak : Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan rumah dan tempat tinggal,
perkembangan bisnis properti khususnya bidang perumahan juga semakin meningkat. Hal ini
disebabkan oleh tingginya kebutuhan rumah di Indonesia sementara jumlah pembangunan rumah
pertahunnya belum mampu untuk mengatasi kebutuhan rumah tersebut (backlog). Proyek
perumahan merupakan proyek konstruksi yang memerlukan manajerial yang baik agar
pelakasanaannya berjalan sesuai rencana. Umumnya setiap proyek mempunyai deadline atau batas
waktu akhir proyek tersebut dapat diselesaikan. Namun banyak faktor yang dapat menghambat
selesainya durasi proyek sehingga proyek menjadi tidak on schedule, diantara faktornya ialah
cuaca, peralatan, bahan dan tenaga kerja. Bila proyek terlambat, maka perlu dilakukan percepatan.
Salah satu metode percepatan yang dilakukan adalah dengan sistem shift. Tugas Akhir ini
bertujuan untuk melakukan percepatan terhadap durasi proyek dengan menggunakan jam kerja
sistem shift dan dampaknya terhadap biaya proyek.
Diharapkan dengan jam kerja sistem shift ini durasi proyek dapat dipercepat, dengan biaya
seminimal mungkin. Percepatan yang dilakukan hanya pada kegiatan-kegiatan kritis yang didapat
dari hasil network diagram pada microsoft project.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa durasi awal proyek yang semula 171 hari mampu
dipercepat (crashing) menjadi 105 hari, atau lebih cepat 38,6% dari durasi awal. Percepatan ini
menyebabkan biaya langsung proyek meningkat, yang semula Rp346.661.948,93 menjadi
Rp349.820.635,73 naik sebesar 0,91%. Namun karena durasi proyek setelah crashing lebih
singkat dari durasi normal, biaya tidak langsung menjadi turun yang semula Rp51.999.292,34
menjadi Rp31.929.390,03 turun sebesar 38,59%, sehingga biaya total proyek setelah crashing
menjadi Rp381.750.025,76 yang semula Rp398,661,241.27 turun sebesar 4,2%.
Kata kunci: Backlog, Percepatan (Crashing), Shift, Biaya
I. PENDAHULULAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebutuhan rumah di Indonesia masih
cukup tinggi, berdasarkan data yang
dirilis Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) pada tanggal
26 Maret 2015, kebutuhan rumah di
Indonesia mencapai 13,5 juta rumah,
sementara
angka
pertumbuhan
kebutuhan rumah per tahun di Indonesia
diperkirakan mencapai 800.000 rumah.
Untuk memenuhi kebutuhan rumah
tersebut, maka perlu dibangun rumah
dengan jumlah yang besar dan
Umumnya
pada
proyek
pembangunan
gedung
lamanya
durasi pembangunan sekitar 6
sampai 12 bulan, namun pada proyek
perumahan ini, periode kontraknya
selama 10 bulan, sementara periode
konstruksi sekitar 7 bulan, sehingga
perlu penelitian lebih lanjut,
mengenai
durasi
pembangunan
proyek tersebut apakah layak sebuah
rumah type 90 dibangun selama 7
bulan, upaya crashing ini dilakukan
Optimalisasi
pelaksanaan
proyek dengan metode pert dan
cpm (Studi Kasus Twin Tower
Building Pasca Sarjana Undip)
Penelitian ini dilakukan oleh Dannyanti
(2010) dengan kesimpulan sebagai
berikut:
Percepatan dilakukan dengan beberapa
alternative diantaranya dengan cara
penambahan tenaga kerja, kerja lembur,
dan subkontrak. Penambahan tenaga
kerja dan jam kerja lembur bisa
mempercepat durasi proyek namun
biaya total proyek mengalami kenaikan,
untuk penambahan tenaga kerja
mengalami kenaikan biaya sebesar
0,08% dari total biaya proyek normal,
sedangkan dengan jam kerja lembur
kenaikan biaya mencapai 0,15% dari
total biaya proyek normal. Sementara itu
percepatan
dengan
alternative
subkontrak percepatan proyek tetap bisa
dilakukan dengan percepatan selama 25
hari, sama dengan percepatan pada
penambahan tenaga kerja dan jam kerja
lembur, namun tidak ada kenaikan
biaya, biaya total percepatan sama
dengan rencana anggaran biaya yaitu
sebesar Rp21.086.217.63,82.
2.1.3
Perumahan
Griya
Maliyan,
Magelang)
Penelitian ini dilakukan oleh Sari (2013)
dengan keismpulan sebagai berikut:
1. Proyek pembangunan rumah tipe 36
yang awalnya dikerjakan dengan
waktu 105 hari ternyata hanya dapat
dipercepat 2,587% menjadi 102 hari
untuk penambahan 1 jam lembur
dan dipercepat 5,714% menjadi 99
hari untuk penambahan 2 jam, 3
jam, dan 4 jam lembur. Dengan kata
lain percepatan hanya dilakukan
maksimal 5,714% dari durasi
normal dan menimbulkan jalur kritis
baru.
2. Penambahan jam kerja selama 1
jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam
berturut
turut
menyebabkan
penambahan biaya sebesar 0,468%
atau Rp348.182,00 , 1,657% atau
Rp1.232.524,00,
2,902%
atau
Rp2.158.671,00, dan 4,681% atau
Rp3.482.424,00.
2.2 PERBEDAAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian ketiga penelitian
diatas dapat disimpulkan perbedaan
penelitan yang akan diteliti dengan
penelitian sebelumnya adalah terletak
pada subjek dan objek penelitian,
penelitian yang akan diteliti ini akan
menganalisis dampak percepatan durasi
proyek dengan cara jam kerja sistem
shift (bergantian), sementara objek
penelitiannya yaitu
pada proyek
pembangunan perumahan Green Hills di
Yogyakarta.
III.
LANDASAN TEORI
didapatkan
ukuran,
bentuk,
spesifikasi material yang akan
digunakan, nantinya akan digunakan
untuk
mempermudah
dalam
menghitung volume pekerjaan.
2. Menghitung Volume
Menghitung volume
pekerjaan
berdasarkan gambar kerja yang telah
diberikan.
3. Membuat Harga Satuan Pekerjaan
(HSP)
Untuk menghitung Harga Satuan
Pekerjaan yang perlu dipersiapkan
ialah :
a. Indeks
(koefisien)
pekerjaan
b. Harga
satuan
material/bahan
analisa
sesuai
Untuk
indeks
atau
koefisen
pekerjaan
dapat
menggunakan
koefisien resmi yang dikeluarkan
pemerintah, dapat melihatnya pada
SNI 2013 yang sudah ada untuk
masing-masing item pekerjaan.
Dalam
analisa
harga
satuan
pekerjaan ini juga ditambahkan
biaya overhead dan profit yang
besarnya 15% dari jumlah biaya
bahan
ditambah
tenaga
dan
peralatan
Biaya dipersingkatbiayanormal
waktu normalwaktu dipersingkat
.. (3.1)
3.6 HUBUNGAN ANTARA BIAYA
DAN WAKTU
Biaya total proyek merupakan hasil dari
penjumlahan biaya langsung dan tak
langsung yang digunakan selama
kegiatan proyek berlangsung. Besarnya
biaya proyek yang keluar sangat
tergantung
pada
waktu
(durasi)
penyelesain proyek. Pada umumnya
semakin
lama
kegiatan
proyek
berlangsung maka semakin banyak pula
biaya yang harus dikeluarkan. Meskipun
tidak dapat diperhitungkan dengan
dengan rumus tertentu, tapi pada
umumnya semakin lama proyek berjalan
langkah
penyusunan network diagram ialah:
a. Menentukan / menguraikan
setiap item pekerjaan
b. Menentukan
kegiatan
yang
saling berkaitan, kegiatan yang
mendahului
kegiatan
yang
lainnya (predecessors)
c. Menyusun durasi tiap tiap item
pekerjaan berdasarkan data
penjadwalan
masing-masing
kegiatan
d. Menentukan lintasan kritis
3. Menghitung biaya normal masing
masing kegiatan
4. Menerapkan Skenario Crashing
Perhitungan crash cost dan crash
duration menggunakan alternative
percepatan yang telah dipilih yaitu
jam kerja sistem shift . Dari
alternative tersebut maka akan
didapat waktu dan biaya setelah
adanya
percepatan
selanjutnya
dibandingkan dengan biaya dan
waktu normal.
V. ANALISIS, HASIL DAN
PEMBAHASAN
5.1
PERHITUNGAN
BIAYA
NORMAL (NORMAL COST)
Normal cost merupakan biaya total dari
masing-masing aktivitas pekerjaan, yang
terdiri dari normal cost bahan dan
normal cost upah. Normal cost dapat
diambil dari RAB yang digunakan.
Perhitungan normal cost dalam Tugas
Akhir ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
normal cost untuk bahan dan normal
cost untuk upah.
1. Contoh pada pekerjaan pengukuran
dan pemasangan bowplank
a. Perhitungan normal cost bahan
Contoh pada pekerjaan analisa
1m pekerjaan pengukuran dan
pemasangan bowplank:
Biaya bahan
Biaya bahan dan upah
Rp48.693,33
Rp63.593,33
= 0,77
biaya
Rp63.593,33
Rp73.132,33
langsung
x 100% = 87%
a) Volume pekerjaan
= 38,50
m didapat dari data proyek,
b) Biaya upah
= Rp14.900,00
Didapat
dari
harga
upah
dikalikan koefisien pada SNI
2013
c) Biaya bahan dan upah=
Rp63.593,33
Didapat dari penjumlahan biaya
bahan dan upah
d) Nilai HSP
= Rp73.132,33
Didapat dari biaya bahan dan
upah ditambah overhead dan
profit
Koefisien upah =
Biaya Upah
Biaya bahan dan upah
Rp14.900,00
Rp63.593,33
= 0,23
= Rp1.836.257,43
Total normal cost upah pekerjaan
pengukuran dan pemasangan bowplank
= Koef. Upah x Normal cost x Volume
pekerjaan
= 0,25x Rp63.593,33 x 38,50 =
Rp612.085,81
Perhitungan yang sama berlaku untuk
pekerjaan pasangan 1m3 pondasi 1sp:8ps
dan 1m3 beton bertulang 1pc:2ps:3kr.
Untuk melihat perhitungan biaya normal
bahan dan upah semua pekerjaan dapat
dilihat pada lampiran 3.
Rp346.661.948,93
yaitu
sebesar
Rp51.999.292,34 atau sekitar 13% dari
nilai RAB.
5.3
DURASI PERCEPATAN
Biaya upah untuk shift pagi dan malam
dianggap sama, karena pada penelitian
ini shift malam bukan dianggap lembur,
melainkan tenaga kerja baru yang
dipekerjakan pada malam hari, sehingga
untuk upahnya sama dengan yang
bekerja pada pagi hari.
sekitar 25%
perlengkapan.
dari
biaya
alat
dan
Biaya
Bahan
(75% x
direct
cost)
= 75% x Rp346.661.948,93
= Rp259.996.461,70
Biaya Upah (25% x direct cost) = 25%
x Rp346.661.948,93 = Rp86.665.487,23
Durasi Proyek normal = 171 hari kerja
Biaya overhead perhari
=
Rp51.991.291,34
/
171
=
Rp304.089,43 perhari
Biaya proyek pada kondisi normal
= Biaya langsung + Biaya tidak langsung
Biaya langsung meliputi :
Biaya Bahan = Rp259.996.461,70
Biaya upah = Rp86.665.487,23
Biaya tidak langsung :
Overhead= 171 x Rp304.089,43
Total biaya proyek pada kondisi normal
=
Rp398.661.241,37
Biaya proyek pada kondisi percepatan
Durasi proyek setelah percepatan
= 171 hari 66 hari = 105 hari
Biaya langsung meliputi :
1. Biaya bahan = Rp259.996.461,70
2. Biaya upah = Rp86.665.487,23
3. Biaya tambahan karena shift
= Rp3.158.686,80
Total biaya langsung percepatan
= Rp349.820.635,73
Biaya tidak langsung meliputi :
1. Overhead dan profit (105 x
Rp304.089,43)= Rp31.929.390,03
Total biaya proyek setelah crashing=
Rp349.820.635,73+ Rp31.929.390,03
= Rp381.750.025,76
Berikut dibawah ini tabel rakapitulasi
perbandingan durasi dan biaya antara
proyek
yang
durasi
terhadap
biaya
VI.
6.1 SIMPULAN
Setelah dilakukanan pengolahan data,
analisis data, dan pembahasan dari hasil
penilitian Tugas Akhir ini, telah
diperoleh beberapa kesimpulan dan
untuk menjawab tujuan penelitian,
adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1. Total waktu proyek yang dibutuhkan
setelah dilakukan crashing ialah
selama 105 hari kerja dengan biaya
total
proyek
sebesar
Rp381.750.025,76 atau turun sebesar
4.2% dari biaya proyek awal atau
kondisi normal yaitu sebesar
Rp398,661,241.37.
2. Dampak yang ditimbulkan akibat
perubahan waktu terhadap biaya ini
ialah naiknya jumlah biaya langsung
(direct cost) yang semula berjumlah
Rp346.661.948,93
menjadi
Rp349.820.635,73 , naik sebesar
Rp3,158,686.80 atau sebesar 0.91%,
sementara itu karena durasi proyek
setelah dilakukan crashing menjadi
singkat menyebabkan turunnya biaya
tidak langsung (indirecct cost) yang
semula Rp51.999.292,34 menjadi
Rp31.929.390,03 ada selisih sebesar
Rp20.069.902,31 atau turun sebesar
38.59%.
Bertambahnya
biaya
langsung dan turunnya biaya tidak
langsung ini menyebabkan biaya
total proyek juga berubah, yang
semula Rp398,661,241.37 menjadi
Rp381.750.025,76 turun sebesar
4.2% setelah dilakukan crashing
(percepatan).
6.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan dan kesimpulan diatas, penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Agar suatu proyek dapat berjalan
sesuai rencana dan on schedule
sebaiknya
dilakukan
tracking
terhadap tiap tiap pekerjaannya,
terutama pada pekerjaan yang berada
pada lintasan kritis.
http://www.landasanteori.com/2015/09/p
engertian-shift-work-definisipengaruh.html , diakses pada 16 juni
2016
http://www.pengertianahli.com, Diakses
pada 25 November 2015
Husen,Abrar., 2010, Manajemen Proyek
Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta.
Nugraheni, Fitri.,2009, Manajemen
Proyek, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Rakhman, Rifky H., 2014, Pengaruh
Penambahan Jam Lembur Kerja
Terhadap Biaya dan Waktu Percepatan
Proyek dengan Time Cost Trade Off pada
Pembangunan Proyek Bangunan Baru
Clothing Shop, Tugas Akhir, Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.
Ratna, Nyoman K.,2010,Metodologi
Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sari, Galih E., 2013, Analisis Percepatan
Jadwal Pembangunan Proyek Rumah
Manajemen