Bab Iii
Bab Iii
PEMECAHAN MASALAH
Alat
3.
4.
5.
6.
Pengujian Density
7.
8.
Pengujian Viskositas
Pengujian Daya Basah
2.
Tabung reaksi
Erlenmeyer
Tabung Reaksi
Tabung reaksi
Labu ukur 100 ml
Pipet volume 10 ml
Gelas Erlenmeyer 300 ml
Refluks
Batu didih
Erlenmeyer 500 ml
Gelas piala 250 ml
Kertas saring
Corong
Refluks
Piknometer
Thermometer
Neraca
Oven
Eksikator
Pipet ukur 10 ml
Piala gelas
Gelas ukur 100 ml
3.1.2 Pereaksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pengujian Density
Pengujian Viskositas
Pengujian Daya Basah
Zat Kation
Zat Anion
Tanin I (pH 7), II (pH
5,4), dan III
Iodium jenuh
Larutan ZAP nomor 8
Larutan ZAP nomor 8
Air Sadah 20o DH
Air Sadah 30o DH
Air Sadah 40o DH
Larutan ZAP nomor 8
H2SO4 10%
H2SO4 Pekat
NaOH Padat
Indikator MO
HCl Pekat
HCl 1 N
Larutan ZAP
Larutan ZAP
kemudian dipanaskan akan memberi warna merah ungu dan dengan HCl encer
dipanaskan akan memberi warna coklat dan bau ikan.
4. Sebanyak 1 ml contoh uji ditambah HCl pekat, panaskan beberapa menit kemudian
tuangkan dalam 10 ml air dingin, lalu amati perubahan yang terjadi.
- Kalau keruh kemungkinan golongan 4 dan 5 (C)
(C) Untuk golongan 4 dan 5
Untuk golongan 4 memberikan endapan dengan larutan CuSO4 5%
- Kalau tidak terjadi kekeruhan kemungkinan golongan 6, 7, 9 (D)
(D) Untuk golongan 6, 7 dan 9
Untuk golongan 6, larutan contoh ditambah dengan larutan BaCl2 10% terjadi
endapan putih, dipanaskan dan dipijarkan memberikan abu.
Untuk golongan 7, menunjukkan adanya nitrogen dengan cara Lassaigne atau uji
amoniak.
Untuk golongan 9, larutan contoh ditambahkan BaCl2 10%. Endapan putih akan
menunjukkan reaksi sulfat, dipanaskan, dipijarkan tidak memberikan abu.
Kondensat etilena oksida, golongan 9. Larutan contoh ditambahkan dengan fenol
memberikan endapan putih keju.
3.2.3 Pengujian Daya Tahan Sadah
1. Membuat larutan dengan konsentrasi 1% di dalam air sadah.
2. Untuk air 20oDH, 2 ml air sadah 100oDH ditambah dengan 1 ml contoh uji diencerkan
menjadi 10 ml dalam tabung rekasi.
3. Untuk air 30oDH, 3 ml air sadah 100oDH ditambah dengan 1 ml contoh uji diencerkan
menjadi 10 ml dalam tabung rekasi.
4. Untuk air 40oDH, 4 ml air sadah 100oDH ditambah dengan 1 ml contoh uji diencerkan
menjadi 10 ml dalam tabung rekasi.
5. Masing-masing larutan dikocok-kocok dan diamati, pengujian dilakukan pada suhu
kamar.
Penilaian
-
Apabila terjadi kekeruhan dan pengendapan air sadah 20o, 30o dan 40o DH berarti ZAP
tidak tahan sadah.
Apabila terjadi kekeruhan pada air sadah 30oDH dan pengendapan pada air sadah
40oDH dan tidak ada perubahan pada air sadah 20oDH, berarti ZAP cukup tahan sadah.
Apabila sama sekali tidak ada perubahan pada ketiga air sadah tersebut berarti ZAP
tahan sadah.
1. 100 ml larutan ZAP 1 % (10 ml ZAP 10% diencerkan menjadi 100 ml) dimasukkan
kedalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan batu didih dan 1 ml asam sulfat 10%.
2. Larutan didihkan selama 5 menit dengan refluks, amati adanya perubahan, apakah
terjadi kekeruhan, pemisahan minyak atau terjadi daya busa (Pengamatan I).
3. Bila tidak terjadi perubahan, tambahkan 0,5 ml asam sulfat pekat didihkan dengan
refluks amati apakah ada perubahan dengan perlakuan dengan konsentrasi asam sulfat
1% ini (Pengamatan II).
4. Bila tidak terjadi perubahan konsentrasi asam sulfat dalam larutan dinaikkan menjadi
3% dengan menambahkan 1 ml asam sulfat pekat dan kemudian direfluks selama 15
menit. Amati apakah ada perubahan pada kondisi ini (Pengamatan III).
5. Bila tidak terjadi perubahan, ditambahkan 6,5 ml asam sulfat pekat agar konsentrasi
asam dalam larutan menjadi 10% kemudian refluks selama 15 menit. Amati apakah
ada perubahan (Pengamatan IV).
6. Bila tidak terjadi perubahan, percobaan dihentikan. Bila pada pengamatan IV terjadi
pengendapan atau pemisahan minyak, larutan diencerkan dalam air dengan volume
yang sama dan dikocok-kocok dengan teratur, kemudian diamati apakah masih timbul
busa (Pengamatan V).
7. Bila tidak terjadi perubahan, percobaan dihentikan.
Evaluasi
-
Bila pada pengamatan I terjadi penguraian atau pemisahan minyak, ZAP dinyatakan
sangat tidak tahan asam.
Bila pada pengamatan II terjadi perubahan, ZAP dinyatakan tak tahan asam.
Bila pada pengamatan III terjadi perubahan ZAP dinyatakan agak tidak tahan asam.
Bila pada pengamatan IV terjadi perubahan ZAP dinyatakan agak tahan asam.
Bila pada pengamatan V ZAP masih berbusa, ZAP dinyatakan tahan terhadap asam.
Bila pada pengamatan IV tidak terjadi perubahan. ZAP dinyatakan sangat tahan
terhadap asam.
6. Kocok dengan hati-hati larutan tersebut kemudian didihkan selama 5 menit dan
didinginkan sampai suhu kamar, amati adanya perubahan (Pengamatan IV).
Evaluasi
-
Bila pada pengamatan I terjadi penggaraman atau pemisahan minyak, ZAP dinyatakan
tidak tahan alkali.
Bila pada pengamatan II terjadi penggaraman yang larut sempurna dalam asam
(Pengamatan III) ZAP dinyatakan tahan alkali.
Bila pada pengamatan IV tidak terjadi penggaraman, ZAP dinyatakan sangat tahan
alkali.
dC x tC x s
ds x ts
Keterangan:
dC = Density Contoh
tC = Waktu alir contoh
ds = density air
ts
= Waktu alir air
= lihat tabel
(-)
(+)
(-)
(+)
e (-)
f (+)
g (-)
h (-)
ba
V
52,691228,2789
27
=0,9041
= 27 ml
= 28,2789 gram
= 52,6912 gram
=50 ml
= 0,1%
=10 %
= 0,9041
= 34,12
= 0,597
= 32,16
= 0,4564
3.3.8
dC . tC . s
ds . ts
= 0,7332
Pengujian Daya Basah
0,3 gr/l ~ 0,15 gram = 0,1643
0,8 gr/l ~ 0,3 gram = 0,3137
0,9 gr/l ~ 0,45 gram = 0,4433
1,2 gr/l ~ 0,6 gram = 0,6040
1,5 gr/l ~ 0,75 gram = 0,7558
1,8 gr/l ~ 0,9 gram = 0,9021
2,1 gr/l ~ 1,05 gram = 1,0766
Belum tenggelam
Belum tenggelam
Belum tenggelam
Belum tenggelam
Tenggelam (3,32)
Tenggelam (2,55)
Tenggelam (1,25)