PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai
struktur yang serupa, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat langsung pada cincin
aromatik. Hidrokarbon berlaku sebagai dasar pengelompokan senyawa organik.
Suatu senyawa non hidrokarbon yang mana mengandung rantai karbon atau cincin
atom-atom karbon yang sama. Adanya atom-atom atau gugus-gugus atom
menentukan sebagian besar sifat fisika dan kimia molekul itu. Atom ataupun
gugus atom yang paling menentukan sifat suatu zat dirujuk sebagai gugus
fungsional.
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari letak
gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai; alkohol primer dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom karbon primer; alkohol sekunder dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom sekunder; alkohol tersier dimana gugus hidroksida
terikat oleh atom karbon tersier. Sedangkan, fenol mempunyai rumus struktur
yang serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin
aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril) maka rumus umum fenol dituliskan
sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol karena anion yang dihasilkan dan
distabilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh
cincin aromatik.
BAB II
LANDASAN TEORI
rumus kimianya C6H5OH. Dalam keadaan murni fenol mempunyai titik leleh 43
, titik didih 132 , serta kelarutan dalam air pada suhu 25
8.2
g/100 mL. Reaksi yang terjadi antara senyawa fenol dalam pelarut air dengan
pereaksi 4-aminoantipirin oleh adanya garam kalium ferisianida terjadi pada pH =
104. Nitrofenol memiliki rumus molekul C6H5NO3 dengan berat molekul 139
g/mol dan memiliki titik didih sebesar 279 . p-nitrofenol merupakan derivat
dari senyawa fenol. p-nitrofenol adalah kristal tidak bewarna sampai kekuningan
yang tidak berbau, sukar larut dalam air, mudah larut dalam alkohol. Rumus kimia
dari senyawa ini adalah C6H5NO3, termasuk turunan senyawa aromatik yang
mempunyai 2 gugus fungsi, yaitu: gugus hidroksi dan gugus nitro (Syafrina et
al .,2013).
Buah salak mengandung 16,07% pati dan 32,96% glukosa, sehingga buah
salak berpotensi untuk dikonversikan menjadi bioetanol dengan cara fermentasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari rangkaian kinetika reaksi fermentasi
alkohol yaitu kinetika reaksi hidrolisa pati menjadi glukosa dan fermentasi
glukosa menjadi alkohol dari buah salak dengan menggunakan Saccharomyces
cereviseae. Untuk reaksi hidrolisa pati terdapat dua pengendali kecepatan reaksi
yaitu reaksi kimia dan difusi film. Dari hasil penelitian untuk reaksi hidrolisa
diperoleh konstanta kecepatan reaksi sebesar 1,41 x 10-11 dan konstanta koefisien
difusi film sebesar 0,47 x 10-11 sehingga kecepatan reaksi hidrolisa yang terjadi
dikendalikan oleh difusi film. Konstanta kecepatan reaksi fermentasi diperoleh
sebesar 169,88. Selama proses fermentasi berlangsung konsentrasi pati dan
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 11 November 2013 bertempat
di Laboratorium Riset Terpadu, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Halu Oleo Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai
berikut :
Tabung Reaksi
Pipet Tetes
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan alkohol dan fenol adalah sebagai
berikut :
Aquades
Metanol
n- Heksana
C. Prosedur Kerja
Akuades
n- Heksana
-Dipipet
-Dimasukkan dalam tabung reaksi
-Ditambahkan setetes metanol
-Dikocok
-Diperhatikan kelarutannya
-Dicatat
Tabung I (Akuades) : Larut
Tabung II (n- Heksana) : Tidak Larut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Kelarutan dalam Air dan n-Heksana
Alkohol
Metanol
Larut
Tidak larut
B. Pembahasan
Alkohol adalah suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan dari letak
gugus hidroksil pada atom C yang dikenal sebagai alkohol primer dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom karbon primer, alkohol sekunder dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom sekunder, alkohol tersier dimana gugus hidroksida
terikat oleh atom karbon tersier.
Fenol mempunyai rumus struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus
fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik, dan dengan Ar-(sebagai aril)
maka rumus umum fenol dituliskan sebagai Ar-OH. Fenol lebih asam dari alkohol
karena anion yang dihasilkan dan distabilkan oleh resonansi, dengan muatan
negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik.
Adanya gugus hidroksil (-OH) yang melekat pada masing-masing gugus
molekul menyebabkan adanya persamaan antara alkohol dan fenol. Pada alkohol
gugus hidroksilnya melekat pada atom C dari suatu alkana sehingga alkohol dapat
dikatakan juga sebagai turunan alkana. Sedangkan fenol gugus hidroksilnya
terikat pada sebuah cincin aromatik. Adanya persaman gugus sehingga ada
beberapa sifat dari alkohol yang mempunyai kemiripan dengan fenol seperti
keasaman berupa asam lemah, walaupun alkohol lebih lemah dibandingkan fenol.
Pada percobaan alkohol dan fenol untuk menguji sifat fisik dan kimia dari
alkohol dan fenol. Namun, pada percobaan ini kami tidak melakukan perlakuan
pada fenol disebabkan karena keterbatasan pada bahan. Percobaan yang dilakukan
dengan kelarutan alkohol (metanol) dalam air dan n-heksana. Berdasarkan hasil
pengamatan, metanol dapat larut dalam air dikarenakan metanol merupakan jenis
alkohol primer yang mudah larut dalam air yang bersifat polar dan memiliki rantai
rendah dan mempunyai sifat menyerupai air sehingga gugus hidroksil mengambil
bagian yang lebih besar dari molekulnya dan membuat metanol mudah larut
dalam air. Kecenderungan sifat alkohol, makin sedikit gugus atom C yang dimiliki
maka sifatnya akan semakin polar. Sebaliknya, semakin panjang ikatannya,
semakin bersifat tidak polar. Sedangkan, kelarutan alkohol dalam n-heksana tidak
larut hal ini dikarenakan n-heksana merupakan senyawa alkana dimana alkana
merupakan senyawa non polar sehingga tidak memungkinkan untuk alkohol yang
merupakan senyawa polar dapat larut dalam senyawa non polar.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Sifat kimia alkohol dapat bereaksi dengan logam membentuk hidrogen bebas
dan alkoksida. Sebaliknya fenol bereaksi dengan logam membentuk
fenoksida. Serta sifat fisik, alkohol dapat mudah larut dalam air dan alkohol
10-1000 kali lebih dari air. Sedangkan fenol tidak mudah larut dalam air dan
10 kali lebih lemah dari air.
2. Alkohol primer adalah suatu alkohol dimana gugus OH terikat pada atom
karbon primer. Alkohol sekunder adalah suatu alkohol dimana gugus OH
terikat pada atom karbon sekunder. Alkohol tersier adalah suatu alkohol
dimana gugus OH terikat pada atom karbon tersier.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Febrina Lia G., Lina Rahmasari G., 2013. Kinetika Fermentasi Alkohol
dari Buah Salak. Jurnal Teknik Kimia. Vol.2 No.2
Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S., 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik.
Bina Aksara, Jakarta.
Petrucci, R.H., 1987, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid I, Erlangga,
Jakarta.
Syafrina Putri Lubis., Djufri Mustafa dan Admin Alif., 2013. Optimasi Transpor
P-nitrofenol Melalui Teknik Membran Cair Fasa Ruah. Universitas
Andalas. Vol.2 No.2
Dewilda, Yommi., Reri Afrianita dan Fano fadhillah Iman., 2012. Degradasi
Senyawa Fenol Oleh Mikroorganisme Laut. Universitas Andalas.
Mudah menguap
Alkohol rantai rendah bersifat polar sedangkan rantai panjang bersifat non
polar.
Sifat-sifat fenol :
Senyawa tidak berwarna tetapi mudah teroksidasi menjadi senyawa
berwarna
Bersifat asam lemah dengan 10 kali lebih lemah dari air
Mudah larut dalam pelarut organik
Bereaksi dengan logam membentuk fenoksida yang merupakan basa kuat
Rantainya tertutup
Berbau harum karena merupakan senyawa aromatik
b. Persamaan Alkohol dan Fenol :
Memiliki gugus hidroksil
Senyawa tidak berwarna
Bersifat asam lemah
Alkohol rantai panjang dan fenol sama-sama larut dalam pelarut organik
Perbedaan Alkohol dan Fenol :
Alkohol memiliki rantai terbuka sedangkan fenol merupakan rantai
tertutup
Pada alkohol rantai rendah mudah larut dalam air sedangkan fenol sukar
larut dalam air
Titik didih fenol relatif lebih tinggi dibanding alkohol (misalnya etanol
dan metanol)
Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alkohol primer, sekunder dan
c.