LINGKUNGAN
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Ibu Sri Nurasiawati, M.Pd.
disusun oleh:
Riri Afdela Nurul
Michella Elizabeth R
1305863
1306216
M. Dzaky Ramzy
1306161
Yohanes Marbun
1305926
Galih Permana
1306000
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah
berjudul Pengaruh Arsitektur Terhadap Lingkungan. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia.
-
Ucapan syukur
Judul dan materi yang dibahas (jangan menulis akan dibahas)
Ucapan terimakasih (orang tua tidak perlu)
Harapan
Bandung, tanggal Bulan Tahun
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka menghadapi zaman modern, Arsitektur memegang
peranan sangat penting dalam pembangunan di dunia. Karena dengan
Arsitektur,
lingkungan
bisa
tertata
dan
dapat
mengindahkan
tanpa
memperhatikan
lingkungan
sekitar.
Seperti
yang
tidak
mencintai
lingkungan
dengan
banyaknya
dengan
urgensi
pembangunan
yang
tidak
mewujudkan
pembangunan
yang
memperhatikan
fungsi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh arsitektur terhadap lingkungan?
2. Bagaimana penanggulangan kerusakan lingkungan akibat
kekeliruan desain arsitektur?
3. Bagaimana proses pengumpulan data dan pengolahan data pada
proses programing pradesain?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Pengaruh arsitektur terhadap lingkungan
2. Penanggulangan kerusakan lingkungan akibat kekeliruan desain
arsitektur
3. proses pengumpulan data dan pengolahan data pada proses
programing pradesain
bagi
pengembangan
ilmu
arsitektur.
Secara
praktis
D. Prosedur Makalah.
Makalah ini disusun dengan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan menyusun makalah ini adalah metode deskriptif. Datadata yang terdapat dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, yang berarti data-data yang
diambil didapatkan dari kegiatan membaca berbagai literatur yang
relevan dengan tema makalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Arsitektur dan Lingkungan
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, Arsitektur mencakup merancang
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, Arsitektur lansekap,
hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.
Ada juga pengertian lain, Arsitektur adalah lingkungan yang
diciptakan manusia untuk dirinya dari alam, untuk menciptakan
kondisi yang memungkinkan sikapnya pada kehidupan, untuk
menghasilkan suasana yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan
status.
Menurut Vitruvius dalam Ibrahim
(http://adnaneternality.blogspot.com/2012/10/arsitekturlingkungan-dan-aspek-aspek.html) bahwa Bangunan yang
baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas),
Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas).
Arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan
koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu
unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern,
Arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan
psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi
empirisisme ,fenomenologi
strukturalisme, post-
tak
terbatas
tempat
berkoloninya
berbagai
sumber
lingkungan itu sendiri. Tempat di mana kita tinggal. Segala hal yang
kita rasakan dan kita lihat atau kita dengar di sekeliling kita. Dirinya
mempunyai hubungan psikis dengan manusia dan huniannya.
Bila Arsitektur adalah ilmu yang mempelajari tentang refleksi
hunian manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Maka penting
sifatnya bila Arsitektur untuk tidak selalu mengabaikan porsi
estetika lingkungan dalam setiap hunian yang dibangunnya.
B. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap mendesain suatu bangunan diperlukan berbagai analisis
yang akurat. Dalam ilmu arsitektur dipelajari hubungan antara desain,
kebutuhan dan lingkungan.
Sebagai contoh masalah yang dalam desain bangunan adalah
penggunaan lahan yang tidak tepat guna seperti mendirikan bangunan
diatas lahan serapan air sehingga menimbulkan kesulitan penampungan
air hujan dan dapat mengakibatkan banjir dan masalah-masalah lain yang
terjadi akibat bangunan-bangunan yang tidak memperhatikan lingkungan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa masalah tersebut
dapat menjadi sebuah pertanyaan bagaimana pembangunan yang tepat
guna dan dapat melestarikan lingkungan? Hasil kajian terhadap masalah
ini juga akan mendatangkan pengetahuan baru tentang proses desain
pada pembangunan.
Sebagai seorang arsitek kita harus jeli dan teliti dalam membangun
proyek jangan sampai proyek yang kita bangun berdampak buruk bagi
lingkungan sekitarnya. Kita harus memperhatikan keadaan lingkungan sekitar
dan menganalisa site terlebih dahulu agar bangunan yang akan dibangun tidak
salah penempatan, sehingga tidak merusak tata ruang kota. Karena arsitek tidak
hanya merancang bangunan tapi juga merencanakan tata ruang kota. Sebab
tidak sedikit arsitek yang melakukan kesalahan dalam merancang suatu
bangunan, walaupun merupakan kesalahan kecil tapi berdampak fatal bagi
lingkungan dan manusia. Itu karena sebagian besar arsitek hanya mementingkan
egonya masing-masing tidak memperdulikan lingkungan di sekitarnya.
Contoh kasus, kejadian bencana tanah longsor yang paling terkenal 2009
lalu adalah tragedi Situ Gintung, tanah longsor akibat jebolnya tanggul Situ
Gintung yang memakan korban jiwa hingga puluhan orang.
Pembuatan tanggul ini sudah pasti terdapat campur tangan sang arsitek, lalu
peristiwa amblesnya jalan RE Martadinata sejauh 7 meter.
berpengaruh
terhadap
Pembuatan the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs
untuk membantu mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan
mengganti pagar sebagai batas ramah antara taman dan sekitarnya.
lingkungan yang seharunya merupakan daerah hijau di jadikan menjadi gedunggedung dan pemakaian plester penuh pada stiap permukaan tanah di kota
jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air.
Jebolnya tanggul Situ Gintung karena selain banyaknya curah hujan yang terjadi,
peneliti memperkirakan itu juga karena maraknya pembangunan tempat wisata
ataupun bangunan komersial lainnya disekitar tanggul Situ Gintung yang
seharusnya menjadi tanah resapan bagi tanggul tersebut.
2. Penanggulangan.
Setelah
Memaparkan
bagaimana
pengaruh
arsitektur
terhadap
lingkungan, pada bab ini penulis akan memaparkan bagaimana mencegah halhal negatif yang dapat terjadi jika suatu desain bangunan tidak memperhatikan
lingkungan sekitarnya. Selain itu akan juga dibahas bagaimana menanggulangi
lingkungan yang buruk akibat dari perancangan arsitektur.
Seperti yang kita lihat sebelumnya banyak sekali dampak negatif yang
terjadi jika seorang arsitek tidak mempertimbangkan lingkungan sekitar dalam
merancang suatu proyek. Diperlukan sebuah usaha untuk memperbaiki,
mencegah dan merawat lingkungan. Belakangan ini telah ditemukan metode
perancangan tersebut yang biasa disebut dengan Green Architecture.
a. GREEN ARCHITECTURE
Green Architecure merupakan pendekatan perencanaan arsitektur yang
berusaha seminimal mungkin membahayakan kesehatan manusia dan juga
lingkungan sekitar. Konsep green architecture memungkinkan perancang
untuk merancang sebuah bangunan yang hemat energy sehingga merupakan
perencanaan yang ramah lingkungan. Selain itu Green Architecture juga
menawarkan pendekatan yang membuat bangunan memiliki dana perawatan
yang minimum, nyaman untuk ditinggali dan juga serta lebih sehat bagi
penghuninya. Pendekatan ini berkonstribusi banyak untuk solusi dalam
pemanasan global.
Penerapan Green Architecture.
1.Konsep High performance dan Earth Friendly.
a. Bangunan Green Architecture harus memiliki penempatan jendela yang
sesuai, hal ini berfungsi
untuk meminimalisirkan penggunaaan lampu pada
siang hari.
b. Meminimalkan penggunaan Air Conditioner (AC) dalam sebuah bangunan
sehingga meminimalkan penggunaan listrik serta merupakan langkah dalam
pencegahan pemanasan global.
c. Bahan Bangunan (material) yang digunakan dalam membangun cenderung
yang tidak glossy atau tidak memantulkan cahaya sehingga mengurangi
pemantulan panas sinar matahari dari material tersebut.
d. Terdapat kolam air yang berfungsi sebagai pemantul sinar lampu dan juga
sebagai pereduksi panas matahari sehingga bangunan lebih sejuk dan
lembab.
2. Konsep Sustainable.
sebuah ruangan dapat tertata dengan baik, hal ini dapat meminimalisir
penggunaan lampu pada siang hari yang merupakan pemborosan energy
Selain itu, digunakan juga pemanas air tenaga surya dapat pula berperan
dalam penghematan energy yang dibandingkan dengan pemanas air tenaga
listrik yang mengharuskan menggunakan energy yang lebih banyak. Dapat juga
kita menggunakan pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, tenaga air
atau biomassa yang secara signifikan lebih hemat dibandingkan menggunakan
pembangkit listrik pada umumnya.
2) Efisiensi Air
Mengurangi konsumsi air dan melindungi kualitasnya juga merupakan
bentuk usaha dalam melestarikan lingkungan di desain bangunan kita. Kita
dapat membiasakan cara mengumpulkan, menggunakan , memurnikan dan
digunakan kembali sebagai dasar dalam merancang sirkulasi air.
Hal itu dapat dilakukan salah satunya dengan merancang pipa ganda yang
dapat mendaur ulang air di toilet siram, dan juga dapat memanfaatkan
konservasi air seperti ultra rendah toilet flush dan aliran rendah kepala pancuran,
dengan begitu limbah air dapat diminimalkan
3) Efisiensi Bahan / Material
Pada material kita dapat menggunakan bahan material yang alami, ramah
lingkungan atau juga material daur ulang. Material alami terdiri dari kayu,
bamboo, jerami dan dapat juga kita memakai bahan daur ulang seperti bata
daur ulang, logam daur ulang, dan barang barang lain yang dapat dipakai
kembali.
Dengan Menggunakan bahan dau ulang dapat berarti kita ikut berperan
dalam pengurangan limbah material, dengan limbah yang berkurang
dilingkungan dapat membuat lingkungan kita leih lestari.
manufaktur termasuk meminimalkan limbah, daur ulang memaksimalkan
(karena manufaktur adalah di satu lokasi), kebisingan unsur kualitas tinggi,
lebih baik manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4) Peningkatan Mutu Lingkungan
Kualitas Lingkungan diwujudkan dalam kategori untuk memberikan
kenyamanan, kesejahteraan, dan produktivitas penghuninya, kualitas udara
dalam ruangan, kualitas termal, dan pencahayaan kualitas.
Indoor Air Quality berusaha untuk mengurangi senyawa organik yang
struktur.
Produk-produk kayu solid, khususnya lantai, seringkali ditentukan dalam
lingkungan di mana penghuni diketahui memiliki alergi terhadap debu atau
partikel lainnya. Kayu itu sendiri dianggap hypo-allergenic dan permukaan
halus mencegah penumpukan partikel lembut seperti karpet. Untuk itu
direkomendasikan kayu, vinil, ubin lantai linoleum atau batu tulis bukan
karpet. Penggunaan produk kayu juga dapat meningkatkan kualitas udara
dengan menyerap atau melepaskan uap air di udara untuk kelembaban
moderat.
Interaksi antara semua komponen indoor dan penghuni bersama-sama
membentuk proses-proses yang menentukan kualitas udara dalam ruangan.
5) Operasi Dan Optimasi Pemeliharaan
Keberkelanjutan bangunan dapat dioperasikan secara bertanggung jawab
dan dipelihara dengan baik. Jika tahap operasi dan pemeliharaan merupakan
bagian dari perencanaan proyek dan proses pembangunan akan membantu
mempertahankan kriteria hijau yang dirancang pada awal proyek. Setiap
aspek dari bangunan hijau adalah diintegrasikan ke dalam fase Operating
dan Maintenance. Meskipun tujuan pengurangan limbah dapat diterapkan
selama fase desain, konstruksi dan pembongkaran tetapi siklus hidup
bangunan itu adalah dalam fase O & M dengan cara seperti daur ulang dan
peningkatan kualitas udara berlangsung.
6) Pengurangan Sampah
Arsitektur hijau juga berusaha untuk mengurangi pemborosan energi, air
dan bahan yang digunakan selama konstruksi. Selama fase konstruksi, satu
tujuan harus untuk mengurangi jumlah bahan pergi ke tempat pembuangan
sampah. Bangunan yang dirancang dengan baik juga membantu mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan oleh penghuni juga, dengan menyediakan di
biaya lebih banyak uang. Penghematan uang berasal dari penggunaan yang
lebih efisien utilitas yang menghasilkan tagihan energi menurun.
Studi telah menunjukkan selama masa hidup rentabilitas investasi green
building, mencapai sewa secara signifikan lebih tinggi, harga jual dan
tingkat hunian serta tingkat kapitalisasi yang lebih rendah berpotensi
mencerminkan risiko investasi yang lebih rendah
8) Peraturan Dan Operasi
Sebagai akibat dari meningkatnya minat dalam konsep green building dan
praktek, sejumlah organisasi telah mengembangkan standar, kode dan
sistem rating yang memungkinkan regulator pemerintah, membangun
profesional dan konsumen menerima green building dengan keyakinan.
Dalam beberapa kasus, kode ini ditulis sehingga pemerintah daerah dapat
mengadopsi mereka sebagai peraturan untuk mengurangi dampak
lingkungan lokal bangunan.
Perlu Kode dan Peraturan tentang Standar Bangunan Hijau / Green Building
yang membantu menentukan tingkat konsumen struktur dari kinerja
lingkungan, membangun fitur opsional yang mendukung desain hijau dalam
kategori seperti lokasi dan pemeliharaan bangunan, konservasi air, energi,
dan bahan bangunan, dan kenyamanan penghuni dan kesehatan, serta
menetapkan persyaratan minimum untuk elemen bangunan hijau seperti
bahan atau pemanasan dan pendinginan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan
yaitu pada saat prapembangunan yaitu perecanaan desain harus
diadakan analisis lingkungan diantaranya uji daya dukung tanah,
Saran
Sesuai dengan simpulan diatas penulis merumuskan saran kepada
perencana supaya tidak mementingkan keuntungan semata tepati juga
harus memperhatikan lingkungan sekitar sehingga bangunan yang di buat
maksimal sehingga tidak merusak atau membahayakan lingkungan dan
pengguna. Pemilik dan pengguna bangunan agar merawat lingkungan
dengan tidak membuang limbah dan juga merawat bangunan agar
bangunan kuat dan tidak membahayakan lingkungan akibat kerusakan
bangunan yang tidak diperbaiki.
DAFTAR PUSTAKA
izzah, A. (2012,Apr). Arsitekur dan lingkungan. [Online] tersedia:
http://arsitekturdan lingkungan.blogspot.com[Diakses Apr 2014].
Ibrahim, M. A. (2012,Okt).Arsitektur lingkungandan aspek-aspek . [Online]
tersedia: http://adnaneternality.blogspot.com[Diakses Apr 2014].
Ramadhan, A. (2010,Nov).Pengaruh arsitek terhadap lingkungan. [Online]
tersedia: http://anugrah-archblog09.blogspot.com[Diakses Apr 2014].
Kurniawan, R. (2013,Des). Kegagalan arsitekturterhadap lingkungan. [Online]
tersedia: http://rizkydotkom.blogspot.com[Diakses Apr 2014].