Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH ARSITEKTUR TERHADAP

LINGKUNGAN
MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Ibu Sri Nurasiawati, M.Pd.

disusun oleh:
Riri Afdela Nurul
Michella Elizabeth R

1305863
1306216

M. Dzaky Ramzy

1306161

Yohanes Marbun

1305926

Galih Permana

1306000

PROGRAN STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah
berjudul Pengaruh Arsitektur Terhadap Lingkungan. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia.
-

Ucapan syukur
Judul dan materi yang dibahas (jangan menulis akan dibahas)
Ucapan terimakasih (orang tua tidak perlu)
Harapan
Bandung, tanggal Bulan Tahun
Penyusun

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka menghadapi zaman modern, Arsitektur memegang
peranan sangat penting dalam pembangunan di dunia. Karena dengan
Arsitektur,

lingkungan

bisa

tertata

dan

dapat

mengindahkan

bangunan. Tetapi, masih banyak pula Arsitek yang melakukan


pembangunan

tanpa

memperhatikan

lingkungan

sekitar.

Seperti

pembangunan di sekitar sungai, hutan, dan tempat ruang terbuka


hijau. Dengan dilakukan pembangunan tersebut, otomatis terjadi
kerusakan pada lingkungan karena pembangunan di sekitar sungai,
hutan, dan tempat ruang terbuka hijau ini pasti akan memperkecil
lahan mereka. Seperti pembangunan di daerah sungai, maka sungai
tersebut luasnya akan semakin kecil dan menyempit. Begitupun juga
dengan hutan, semakin banyaknya pembangunan di sekitar hutan
maka semakin banyak pula pohon pohon di hutan yang akan di
tebang.
Dengan semakin kecil dan menyempitnya luas sungai serta
banyaknya pohon yang di tebang, maka fungsi dari hutan dan sungai
pun akan semakin berkurang. Contohnya dengan menyempitnya luas
sungai, maka airpun akan semakin meluap. Apalagi sekarang banyak
manusia

yang

tidak

mencintai

lingkungan

dengan

banyaknya

membuang sampah ke sungai. Jika terjadi hujan besar maka air


sungaipun akan meluap ke daratan sehinnga terjadi banjir karena
luasnya yang semakin menyempit dan

banyaknya sampah yang

menghambat aliran air sungai.


Sama halnya dengan hutan, semakin banyaknya pembangunan di
sekitar hutan maka semakin banyaknya pohon pohon yang akan di
tebang. Dengan berkurangnya jumlah pohon, maka semakin besar
pula kemungkinan terjadi longsor karena jika terjadi hujan besar,
sedikitnya pohon yang akan menahan dan menyerapnya air hujan.
Berkenaan

dengan

urgensi

pembangunan

yang

tidak

memperhatikan lingkungan, maka perlu disusun sebuah makalah


untuk

mewujudkan

pembangunan

yang

memperhatikan

fungsi

lingkungan sehingga tidak terjadi bencana dan membuat lingkungan


menjadi asri. Oleh sebab itu, penulis menulis sebuah makalah yang
bertajuk Pengaruh Arsitektur Terhadap Lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh arsitektur terhadap lingkungan?
2. Bagaimana penanggulangan kerusakan lingkungan akibat
kekeliruan desain arsitektur?
3. Bagaimana proses pengumpulan data dan pengolahan data pada
proses programing pradesain?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Pengaruh arsitektur terhadap lingkungan
2. Penanggulangan kerusakan lingkungan akibat kekeliruan desain
arsitektur
3. proses pengumpulan data dan pengolahan data pada proses
programing pradesain

4. Manfaat Penulisan Makalah


Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini
berguna

bagi

pengembangan

ilmu

arsitektur.

Secara

praktis

makalah ini di harapkan bermanfaat bagi :


1. Dosen KI
2. Mahasiswa jurusan teknik arsiterktur sebagai dasar dalam mata
kuliah studio perancangan arsitektur dan metode perancangan
arsitektur, dimana dalam metode perancangan dapat digunakan
sebagai dasar untuk menyusun programing pradesain dan dapat
diterapkan dalam mata kuliah studio perancangan arsitektur

D. Prosedur Makalah.
Makalah ini disusun dengan pendekatan kualitatif. Metode yang
digunakan menyusun makalah ini adalah metode deskriptif. Datadata yang terdapat dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, yang berarti data-data yang
diambil didapatkan dari kegiatan membaca berbagai literatur yang
relevan dengan tema makalah

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Arsitektur dan Lingkungan
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.
Dalam artian yang lebih luas, Arsitektur mencakup merancang
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, Arsitektur lansekap,
hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk.
Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.
Ada juga pengertian lain, Arsitektur adalah lingkungan yang
diciptakan manusia untuk dirinya dari alam, untuk menciptakan
kondisi yang memungkinkan sikapnya pada kehidupan, untuk
menghasilkan suasana yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan
status.
Menurut Vitruvius dalam Ibrahim
(http://adnaneternality.blogspot.com/2012/10/arsitekturlingkungan-dan-aspek-aspek.html) bahwa Bangunan yang
baik haruslah memilik Keindahan / Estetika (Venustas),
Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas).
Arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan
koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu
unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern,
Arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan
psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi

itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika


maupun psikologis.
Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya
adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik,
sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "Arsitektur
adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi
dengan proses belajar dibantu dengan penilaian terhadap karya
tersebut sebagai karya seni". Ia pun menambahkan bahwa seorang
arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb. Filsafat
adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan Arsitektur.
Rasionalisme,

empirisisme ,fenomenologi

strukturalisme, post-

strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari


filsafat yang mempengaruhi Arsitektur.
Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah sebuah
ruang

tak

terbatas

tempat

berkoloninya

berbagai

sumber

lingkungan itu sendiri. Tempat di mana kita tinggal. Segala hal yang
kita rasakan dan kita lihat atau kita dengar di sekeliling kita. Dirinya
mempunyai hubungan psikis dengan manusia dan huniannya.
Bila Arsitektur adalah ilmu yang mempelajari tentang refleksi
hunian manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Maka penting
sifatnya bila Arsitektur untuk tidak selalu mengabaikan porsi
estetika lingkungan dalam setiap hunian yang dibangunnya.

Belakangan ini, banyak sekali rumah/bangunan yang dibangun


tanpa memikirkan lagi dampak bagi lingkungan disekitarnya. Maka mulai
dari sekarang, sudah saatnya hal seperti itu diminamilisir, atau bahkan
dihentikan. Banyak cara untuk membangun hunian tanpa merusak
lingkungan. Contohnya seperti proyek Rumah Ramah Lingkungan. Atau
pembuatan taman-taman di dalam sesaknya bangunan di perkotaan, dsb.
Apalagi dengan hadirnya konsep Green Architecture (Arsitektur Hijau)
semakin memperjelas posisi Arsitektur dalam ranahnya menyeimbangkan
antara sains dan lingkungan.

Ditengah dampak pemanasan global yang semakin mengganas,


sudah waktunya Arsitek memandang profesinya sebagai pengurus bumi
(Steward of The Earth) dan bukan hanya sekedar perancang yang
mementingkan keindahan visual Arsitektur. Sepertinya hal ini tidak terlalu
berlebihan.
Bukankah
tujuan
desain
adalah
pemecahan
masalah ? Arsitektur adalah pencipta peradaban !

B. PEMBAHASAN
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap mendesain suatu bangunan diperlukan berbagai analisis
yang akurat. Dalam ilmu arsitektur dipelajari hubungan antara desain,
kebutuhan dan lingkungan.
Sebagai contoh masalah yang dalam desain bangunan adalah
penggunaan lahan yang tidak tepat guna seperti mendirikan bangunan
diatas lahan serapan air sehingga menimbulkan kesulitan penampungan
air hujan dan dapat mengakibatkan banjir dan masalah-masalah lain yang
terjadi akibat bangunan-bangunan yang tidak memperhatikan lingkungan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa masalah tersebut
dapat menjadi sebuah pertanyaan bagaimana pembangunan yang tepat
guna dan dapat melestarikan lingkungan? Hasil kajian terhadap masalah
ini juga akan mendatangkan pengetahuan baru tentang proses desain
pada pembangunan.
Sebagai seorang arsitek kita harus jeli dan teliti dalam membangun
proyek jangan sampai proyek yang kita bangun berdampak buruk bagi
lingkungan sekitarnya. Kita harus memperhatikan keadaan lingkungan sekitar
dan menganalisa site terlebih dahulu agar bangunan yang akan dibangun tidak
salah penempatan, sehingga tidak merusak tata ruang kota. Karena arsitek tidak
hanya merancang bangunan tapi juga merencanakan tata ruang kota. Sebab
tidak sedikit arsitek yang melakukan kesalahan dalam merancang suatu
bangunan, walaupun merupakan kesalahan kecil tapi berdampak fatal bagi
lingkungan dan manusia. Itu karena sebagian besar arsitek hanya mementingkan
egonya masing-masing tidak memperdulikan lingkungan di sekitarnya.

Contoh kasus, kejadian bencana tanah longsor yang paling terkenal 2009
lalu adalah tragedi Situ Gintung, tanah longsor akibat jebolnya tanggul Situ
Gintung yang memakan korban jiwa hingga puluhan orang.

Pembuatan tanggul ini sudah pasti terdapat campur tangan sang arsitek, lalu
peristiwa amblesnya jalan RE Martadinata sejauh 7 meter.

Semua ini merupakan pekerjaan arsitek dan arsiteklah yang dimintai


pertanggung jawabannya oleh masyarakat. Oleh karena itu sebagai arsitek kita
harus benar - benar teliti dan hati-hati dalam menganalisa site dan harus
memiliki solusi dalam setiap masalah yang ada pada saat proses perancangan,
untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang kemungkinan akan terjadi.
Disamping itu profesi arsitek harus diperbaiki, jangan selalu
disalahkan dalam setiap masalah pembangunan. Jadi kita harus teliti dan hatihati dalam menganalisa/merancang suatu bangunan, meyakini klien dengan ilmu
kita, agar bangunan yang kita bangun nanti tidak seenaknya klien yang mungkin
bisa merugikan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu Arsitek sangat berperan
penting dalam pembangunan dan memiliki tanggung jawab dan juga resiko yang

besar. Dan bangunan yang dibangun sangatlah


lingkungan sekitar, bisa buruk dan bisa baik.

berpengaruh

terhadap

Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan


dampak lingkungan binaan sekitar

pengaruh positif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan

1. Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan


antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar
lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya.
Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu
menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal
balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis
dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak dampak negatif
yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi
dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu,
munculnya trend green design.
2. Memberikan dampak pada estetika bangunan
3. Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau
kota.
4. Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila
bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka
dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat
pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan
bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.
contoh :
Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman
pada atap sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global
warming.

Sebagai taman hijau kota.

Pembuatan the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs
untuk membantu mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan
mengganti pagar sebagai batas ramah antara taman dan sekitarnya.

Pengaruh buruk dari pekerjaan arsitek yang tidak memperdulikan


lingkunagan

Ambrolnya sisi utara jalan raya RE Martadinata sepanjang 103


meter.

Ambrolnya jalan RE martadinata tersebut merupakan contoh dari ketidak


pedulian arsitek terhadap lingkungan sekitarnya, daerah yang seharusnya
menjadi tempat hijau (tempat penanaman pohon bakau) dijadikan jalan raya.
yang mengjutkan lagi seharusnya di pinggir-pinggir jalanan ditanami pohin
bakau agar tidak terjadi abrasi terhadap tanah tapi ini tidak ada, bagai mana
tidak ambrol apabila begitu?

Banjirnya Kota Jakarta

Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan


di jakarta yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari

lingkungan yang seharunya merupakan daerah hijau di jadikan menjadi gedunggedung dan pemakaian plester penuh pada stiap permukaan tanah di kota
jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air.

Jebolnya tanggul Situ Gintung

Jebolnya tanggul Situ Gintung karena selain banyaknya curah hujan yang terjadi,
peneliti memperkirakan itu juga karena maraknya pembangunan tempat wisata
ataupun bangunan komersial lainnya disekitar tanggul Situ Gintung yang
seharusnya menjadi tanah resapan bagi tanggul tersebut.

Jembatan Tanah Abang Robo

Jembatan Tanah Abang Roboh membuat beberapa pengunjung yang berbelanja


tetimbun reruntuhan. Bangunan yang roboh di sekitar Metro Tanah Abang
merupakan calon toilet di pusat grosir Metro Tanah Abang, bukan merupakan
jembatan penghubung Blok A-Blok B. Bangunan itu roboh karena konstruksi
belum sempurna.Bangunan yang runtuh adalah bagian yang akan dijadikan toilet
di lantai tiga gedung tersebut.(Kaskus,megapolitankompas)

2. Penanggulangan.
Setelah
Memaparkan
bagaimana
pengaruh
arsitektur
terhadap
lingkungan, pada bab ini penulis akan memaparkan bagaimana mencegah halhal negatif yang dapat terjadi jika suatu desain bangunan tidak memperhatikan
lingkungan sekitarnya. Selain itu akan juga dibahas bagaimana menanggulangi
lingkungan yang buruk akibat dari perancangan arsitektur.
Seperti yang kita lihat sebelumnya banyak sekali dampak negatif yang
terjadi jika seorang arsitek tidak mempertimbangkan lingkungan sekitar dalam
merancang suatu proyek. Diperlukan sebuah usaha untuk memperbaiki,
mencegah dan merawat lingkungan. Belakangan ini telah ditemukan metode
perancangan tersebut yang biasa disebut dengan Green Architecture.
a. GREEN ARCHITECTURE
Green Architecure merupakan pendekatan perencanaan arsitektur yang
berusaha seminimal mungkin membahayakan kesehatan manusia dan juga
lingkungan sekitar. Konsep green architecture memungkinkan perancang
untuk merancang sebuah bangunan yang hemat energy sehingga merupakan
perencanaan yang ramah lingkungan. Selain itu Green Architecture juga
menawarkan pendekatan yang membuat bangunan memiliki dana perawatan
yang minimum, nyaman untuk ditinggali dan juga serta lebih sehat bagi
penghuninya. Pendekatan ini berkonstribusi banyak untuk solusi dalam
pemanasan global.
Penerapan Green Architecture.
1.Konsep High performance dan Earth Friendly.
a. Bangunan Green Architecture harus memiliki penempatan jendela yang
sesuai, hal ini berfungsi
untuk meminimalisirkan penggunaaan lampu pada
siang hari.
b. Meminimalkan penggunaan Air Conditioner (AC) dalam sebuah bangunan
sehingga meminimalkan penggunaan listrik serta merupakan langkah dalam
pencegahan pemanasan global.
c. Bahan Bangunan (material) yang digunakan dalam membangun cenderung
yang tidak glossy atau tidak memantulkan cahaya sehingga mengurangi
pemantulan panas sinar matahari dari material tersebut.
d. Terdapat kolam air yang berfungsi sebagai pemantul sinar lampu dan juga
sebagai pereduksi panas matahari sehingga bangunan lebih sejuk dan
lembab.
2. Konsep Sustainable.

Pembanunan di konsepkan sebagai bangunan yang memperhatkan


lingkungan sekitar dengan konsep alamiah natural namun berteknologi tinggi.
Bangunan ini dirancang untuk bertahan dalam jangka waktu panjang dengan
cara tidak merusak lingkungan sehingga bangunan tetap layak untuk ditinggali.

3. Konsep Future Healthly.


a. Memiliki tanaman tanama yang rindang yang mengelilingi bangunan
sehingga membuat iklim udara sejuk dan sehat bagi kehidupan.
b. Dinding bangunan dilapisi dengan aluminium yang berfungsi sebagai UV
protector.
c. Menghindari penggunaan lift dan lebih banyak menggunakan tangga dalam
mendesain, ini berfungsi untuk meminimalisir penggunaan listrik pada
bangunan.
4. Konsep Climate Supportly.
Dengan konsep penghijauan, sangat cocok untuk iklim yang masih
tergolong tropis (khatulistiwa). Pada saat penghujan, dapat sebagai resapan
air, dan pada saat kemarau, dapat sebagai penyejuk udara.
5. Konsep Esthetic Usefully.
Penggunaan green roof berfungsi untuk meningkatkan nilai estetis dan
juga membuat bangunan terlihat menyatu dengan alam, juga dapat digunakan
sebagai water catcher
sebagi proses pendingin ruangan alami karena sinar matahari tidak diserap
beton secara langsung. Ini juga menurunkan suhu panas di siang hari dan
sejuk di malam hari untuk lingkungan sekitarnya. Desainnya yang
melengkung digunakan agar penyerapan matahari oleh kulit bangunan dapat
di minimalisasikan.
4.2. PENERAPAN GREEN BUILDING
1) Efisiensi Energy
Salah satu cara dalam melestarikan lingkungan adalah dengan melalukan
penghematan energy. Dengan metode Green Building kita dapat dengan mudah
dalam menghemat energy. Metode Green Building membantu kita dalam
menghemat energy dengan desain-nya yg memperhatikan letak dan ukuran
jendela serta jumlah jendela yang mencukupi sehingga pencahayaan dalam

sebuah ruangan dapat tertata dengan baik, hal ini dapat meminimalisir
penggunaan lampu pada siang hari yang merupakan pemborosan energy
Selain itu, digunakan juga pemanas air tenaga surya dapat pula berperan
dalam penghematan energy yang dibandingkan dengan pemanas air tenaga
listrik yang mengharuskan menggunakan energy yang lebih banyak. Dapat juga
kita menggunakan pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, tenaga air
atau biomassa yang secara signifikan lebih hemat dibandingkan menggunakan
pembangkit listrik pada umumnya.

2) Efisiensi Air
Mengurangi konsumsi air dan melindungi kualitasnya juga merupakan
bentuk usaha dalam melestarikan lingkungan di desain bangunan kita. Kita
dapat membiasakan cara mengumpulkan, menggunakan , memurnikan dan
digunakan kembali sebagai dasar dalam merancang sirkulasi air.
Hal itu dapat dilakukan salah satunya dengan merancang pipa ganda yang
dapat mendaur ulang air di toilet siram, dan juga dapat memanfaatkan
konservasi air seperti ultra rendah toilet flush dan aliran rendah kepala pancuran,
dengan begitu limbah air dapat diminimalkan
3) Efisiensi Bahan / Material
Pada material kita dapat menggunakan bahan material yang alami, ramah
lingkungan atau juga material daur ulang. Material alami terdiri dari kayu,
bamboo, jerami dan dapat juga kita memakai bahan daur ulang seperti bata
daur ulang, logam daur ulang, dan barang barang lain yang dapat dipakai
kembali.
Dengan Menggunakan bahan dau ulang dapat berarti kita ikut berperan
dalam pengurangan limbah material, dengan limbah yang berkurang
dilingkungan dapat membuat lingkungan kita leih lestari.
manufaktur termasuk meminimalkan limbah, daur ulang memaksimalkan
(karena manufaktur adalah di satu lokasi), kebisingan unsur kualitas tinggi,
lebih baik manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4) Peningkatan Mutu Lingkungan
Kualitas Lingkungan diwujudkan dalam kategori untuk memberikan
kenyamanan, kesejahteraan, dan produktivitas penghuninya, kualitas udara
dalam ruangan, kualitas termal, dan pencahayaan kualitas.
Indoor Air Quality berusaha untuk mengurangi senyawa organik yang

mudah menguap, atau kotoran udara lainnya seperti kontaminan mikroba.


Bangunan bergantung pada sistem ventilasi yang dirancang dengan baik
(passively/naturally- atau mekanis bertenaga) untuk menyediakan ventilasi
yang memadai udara bersih dari luar rumah atau diresirkulasi, udara
disaring serta operasi terisolasi (dapur, pembersih kering, dll) dari hunian
lain. Selama proses desain dan konstruksi memilih bahan bangunan dan
produk selesai interior dengan emisi nol atau rendah akan meningkatkan
kualitas udara.
Sebagian besar bahan bangunan dan pembersihan / pemeliharaan produk
memancarkan gas, beberapa dari mereka beracun, termasuk formaldehida.
Gas-gas ini dapat memiliki dampak merugikan pada kesehatan penghuni,
kenyamanan, dan produktivitas.
Juga penting untuk kualitas udara dalam ruangan adalah kontrol akumulasi
kelembaban (kelembaban) yang mengarah ke pertumbuhan jamur dan
adanya bakteri dan virus serta tungau debu dan organisme lain dan
kekhawatiran mikrobiologi. Intrusi air melalui amplop bangunan atau
kondensasi air pada permukaan dingin pada interior bangunan dapat
meningkatkan dan mempertahankan pertumbuhan mikroba. Sebuah amplop
baik berisolasi dan tertutup rapat akan mengurangi masalah kelembaban,
tetapi ventilasi yang memadai juga diperlukan untuk menghilangkan uap air
dari dalam ruangan sumber termasuk proses metabolisme manusia,
memasak, mandi, membersihkan, dan kegiatan lainnya.
Kontrol suhu aliran udara atas sistem AC ditambah dengan selubung
bangunan yang dirancang dengan baik juga akan membantu dalam
meningkatkan kualitas termal bangunan. Menciptakan lingkungan
bercahaya kinerja tinggi melalui integrasi hati-hati dan sumber cahaya siang
hari listrik akan memperbaiki kualitas pencahayaan dan kinerja energi dari

struktur.
Produk-produk kayu solid, khususnya lantai, seringkali ditentukan dalam
lingkungan di mana penghuni diketahui memiliki alergi terhadap debu atau
partikel lainnya. Kayu itu sendiri dianggap hypo-allergenic dan permukaan
halus mencegah penumpukan partikel lembut seperti karpet. Untuk itu
direkomendasikan kayu, vinil, ubin lantai linoleum atau batu tulis bukan
karpet. Penggunaan produk kayu juga dapat meningkatkan kualitas udara
dengan menyerap atau melepaskan uap air di udara untuk kelembaban
moderat.
Interaksi antara semua komponen indoor dan penghuni bersama-sama
membentuk proses-proses yang menentukan kualitas udara dalam ruangan.
5) Operasi Dan Optimasi Pemeliharaan
Keberkelanjutan bangunan dapat dioperasikan secara bertanggung jawab
dan dipelihara dengan baik. Jika tahap operasi dan pemeliharaan merupakan
bagian dari perencanaan proyek dan proses pembangunan akan membantu
mempertahankan kriteria hijau yang dirancang pada awal proyek. Setiap
aspek dari bangunan hijau adalah diintegrasikan ke dalam fase Operating
dan Maintenance. Meskipun tujuan pengurangan limbah dapat diterapkan
selama fase desain, konstruksi dan pembongkaran tetapi siklus hidup
bangunan itu adalah dalam fase O & M dengan cara seperti daur ulang dan
peningkatan kualitas udara berlangsung.
6) Pengurangan Sampah
Arsitektur hijau juga berusaha untuk mengurangi pemborosan energi, air
dan bahan yang digunakan selama konstruksi. Selama fase konstruksi, satu
tujuan harus untuk mengurangi jumlah bahan pergi ke tempat pembuangan
sampah. Bangunan yang dirancang dengan baik juga membantu mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan oleh penghuni juga, dengan menyediakan di

tempat sampah solusi seperti kompos untuk mengurangi masalah akan ke


tempat pembuangan sampah.
Untuk mengurangi jumlah kayu yang masuk ke TPA, saat bangunan
mencapai akhir masa pakainya, mereka biasanya dibongkar dan diangkut ke
tempat pembuangan sampah. Dekonstruksi adalah metode apa yang
umumnya dianggap "sampah" dan reklamasi menjadi bahan bangunan yang
berguna. Memperpanjang masa manfaat struktur juga mengurangi limbah -.
Bahan bangunan seperti kayu yang ringan dan mudah untuk bekerja dengan
membuat renovasi mudah.
Untuk mengurangi dampak pada sumur atau pabrik pengolahan air, ada
beberapa pilihan. "Greywater", air limbah dari sumber seperti pencuci piring
atau mesin cuci, dapat digunakan untuk irigasi bawah permukaan, atau jika
dirawat, untuk non-minum tujuan, misalnya, untuk menyiram toilet dan
mencuci mobil. Kolektor air hujan digunakan untuk tujuan serupa.
Sentralisasi sistem pengolahan air limbah dapat mahal dan menggunakan
banyak energi. Sebuah alternatif untuk proses ini adalah mengkonversi
limbah dan air limbah menjadi pupuk, yang menghindari biaya ini dan
menunjukkan manfaat lainnya. Dengan mengumpulkan limbah manusia di
sumbernya dan berjalan ke pabrik biogas semi-terpusat dengan limbah
biologis lainnya, pupuk cair dapat diproduksi. Praktik seperti ini
menyediakan tanah dengan nutrisi organik dan menciptakan penyerap
karbon yang menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer, offsetting emisi
gas rumah kaca. Memproduksi pupuk buatan juga lebih mahal dalam energi
daripada proses ini. [34]
7) Optimasi Biaya dan Manfaat
Masalah yang paling dikritik tentang membangun bangunan ramah
lingkungan adalah harga, peralatan baru, dan teknologi modern cenderung

biaya lebih banyak uang. Penghematan uang berasal dari penggunaan yang
lebih efisien utilitas yang menghasilkan tagihan energi menurun.
Studi telah menunjukkan selama masa hidup rentabilitas investasi green
building, mencapai sewa secara signifikan lebih tinggi, harga jual dan
tingkat hunian serta tingkat kapitalisasi yang lebih rendah berpotensi
mencerminkan risiko investasi yang lebih rendah
8) Peraturan Dan Operasi
Sebagai akibat dari meningkatnya minat dalam konsep green building dan
praktek, sejumlah organisasi telah mengembangkan standar, kode dan
sistem rating yang memungkinkan regulator pemerintah, membangun
profesional dan konsumen menerima green building dengan keyakinan.
Dalam beberapa kasus, kode ini ditulis sehingga pemerintah daerah dapat
mengadopsi mereka sebagai peraturan untuk mengurangi dampak
lingkungan lokal bangunan.
Perlu Kode dan Peraturan tentang Standar Bangunan Hijau / Green Building
yang membantu menentukan tingkat konsumen struktur dari kinerja
lingkungan, membangun fitur opsional yang mendukung desain hijau dalam
kategori seperti lokasi dan pemeliharaan bangunan, konservasi air, energi,
dan bahan bangunan, dan kenyamanan penghuni dan kesehatan, serta
menetapkan persyaratan minimum untuk elemen bangunan hijau seperti
bahan atau pemanasan dan pendinginan.

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya penulis dapat mengemukakan simpulan
yaitu pada saat prapembangunan yaitu perecanaan desain harus
diadakan analisis lingkungan diantaranya uji daya dukung tanah,

pencapaian, arah angin, lintasan matahari, kelembaban, suhu dan lain


lain. Sebagai contoh analisis pada daya dukung tanah diperlukan untuk
penentuan bentuk dan material pada pondasi bangunan.
Pondasi sendiri adalah bagian bangunan yang berada dibawah tanah yang
berfungsi untuk menahan beban bangunan, bentuk pondasi pun berbedabeda disesuaikan dengan bangunan yang akan dibangun diatasnya dan
kondisi tanah yang ada dilokasi tersebut. Jika tidak dilakukan analisis
mengenai daya dukung tanah maka pembuatan podasi menjadi sesuai
dengan daya dukung tanah. Hal ini lah yang biasanya mengakibatkan
longsor dan runtuhnya bangunan.
Dalam kasus yang lain pembangunan dilakukan diatas tanah serapan air
yang sehingga air yang tidak terserap dan menggenang lalu
mengakibatkan banjir hal-hal seperti ini tentu dapat dihindari dengan
dilakukannya analisis terlebih dahulu pada saat proses perencanaaannya.

Saran
Sesuai dengan simpulan diatas penulis merumuskan saran kepada
perencana supaya tidak mementingkan keuntungan semata tepati juga
harus memperhatikan lingkungan sekitar sehingga bangunan yang di buat
maksimal sehingga tidak merusak atau membahayakan lingkungan dan
pengguna. Pemilik dan pengguna bangunan agar merawat lingkungan
dengan tidak membuang limbah dan juga merawat bangunan agar
bangunan kuat dan tidak membahayakan lingkungan akibat kerusakan
bangunan yang tidak diperbaiki.

DAFTAR PUSTAKA
izzah, A. (2012,Apr). Arsitekur dan lingkungan. [Online] tersedia:
http://arsitekturdan lingkungan.blogspot.com[Diakses Apr 2014].
Ibrahim, M. A. (2012,Okt).Arsitektur lingkungandan aspek-aspek . [Online]
tersedia: http://adnaneternality.blogspot.com[Diakses Apr 2014].
Ramadhan, A. (2010,Nov).Pengaruh arsitek terhadap lingkungan. [Online]
tersedia: http://anugrah-archblog09.blogspot.com[Diakses Apr 2014].
Kurniawan, R. (2013,Des). Kegagalan arsitekturterhadap lingkungan. [Online]
tersedia: http://rizkydotkom.blogspot.com[Diakses Apr 2014].

Anda mungkin juga menyukai