Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penelitian ini didasarkan pada kondisi, terutama generasi penerus bangsa,
yaitu anak-anak remaja yang dilahirkan dan dijadikan sebagai pelaku-pelaku
kehidupan zaman sekarang. Kita saksikan di hampir semua tempat dan kalangan
masyarakat, perangkat mutakhir telepon genggam digunakan, menjadi
kebutuhan tak terabaikan. Telepon genggam menjadi media komunikasi yang
canggih dan menjadi arena perpindahan informasi yang tiada batas.
Sementara itu, pengawalan di dunia maya internet sangat longgar dan
hampir tidak ada aturan yang mengikatnya. World Wide Web (www) sekarang
telah berkembang menjadi beberapa miliar halaman. Perkembangan besar ini
tidak direncanakan, jadi belum pernah ada seorangpun yang benar-benar
berwenang atas world wide web. Sampai sekarangpun belum ada. Beberapa
bagian web diorganisasikan sebagai contoh, alokasi nama ranah (domain/alamat
web). Tetapi tak seorangpun yang mengecek apa yang dimasukkan ke dalam
web tersebut dan tidak ada aturan yang diterima secara internasional.
Jika demikian halnya, maka dunia yang tiada batasan tetap memenangi
pergeseran pola hidup ini, yang ternyata tidak hanya memberi kebaikan dan
manfaat yang besar bagi umat manusia, tetapi juga menyuguhkan sajian-sajian
negatif bagi generasi remaja dan para pemuda penerus agama dan bangsa, lebih
khusus menyangkut akhlaknya sehari-hari. Kita tahu bahwa akhlaq remaja
adalah gambaran akhlak pemudanya, sedangkan kita semua fahami bahwa
akhlak pemudanya adalah penentu yang mencerminkan bagaimana kondisi suatu
agama dan bangsa di masa depan.
Begitu pentingnya perihal akhlak ini, sampai dalam agama Islam, akhlak
ditempatkan pada kedudukan tinggi. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok
agama Islam, sehingga Rasulullah saw pernah mendefinisikan agama itu dengan
akhlak yang baik (Husn al-khuluq)

2. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan perangkat telepon genggam zaman sekarang ini
dan di masa depan?
2. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi telepon genggam terhadap
perilaku dan akhlak remaja?
3. Bagaimana akibatnya jika para remaja dilarang menggunakan telepon
genggam?

3. Tujuan
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk mendeskripsikan perkembangan teknologi telepon genggam di zaman
sekarang ini.
b) Untuk mendeskripsikan pengaruh perkembangan teknologi telepon genggam
bagi pengguna kalangan remaja khususnya.
c) Untuk menjelaskan kemungkinan upaya dan jalan untuk tetap membangun
akhlak para remaja yang sudah dipengaruhi model negatif di Internet, dan
upaya untuk mencegah para remaja dari terjebak dalam budaya menyeleweng
dalam menggunakan telepon genggam.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori Menurut Tokoh Dan Pengertian
Kemajuan teknologi saat ini sangat berkembang pesat dan membantu
manusia untuk berinteraksi satu sama lain tanpa dibatasi oleh jarak dan waktu.
Kemudahan yang diberikan oleh teknologi tersebut mencakup banyak hal serta
merambah berbagai aspek kehidupan, mulai dari bisnis hingga pendidikan.
Telepon genggam merupakan salah satu dari perkembangan teknologi tersebut.
Telepon genggam (telgam) atau telepon seluler (ponsel) adalah perangkat
keras bersifat organisatoris, dan meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa
individu

atau

khalayak

mengumpulkan,

memproses,

dan

saling

mempertukarkan informasi dengan individu atau khalayak lain (J.B.Wahyudi,


Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta, PT.Gramedia
Pustaka Utama, 1992, h.17).
Telepon genggam pertama kali digunakan di negeri Paman Sam, Amerika,
pada tahun 1947. Dan alat canggih ini pun beredar dengan cepat di seluruh
dunia. Teknologi telepon genggam ini mulai berkembang dari generasi ke-0
sampai generasi ke-4.
Dengan kecanggihan teknologi saat ini, fungsi telepon genggam tidak
hanya sebagai alat komunikasi biasa, tetapi manusia juga dapat mengakses
internet, smes, berfoto dan juga saling mengirim data. Dampak yang
ditimbulkan dari telepon genggam mungkin tidak kita sadari sama sekali.
Selain memudahkan dalam berkomunikasi sebagai dampak positif yang
manusia dapatkan, terdapat pula dampak negatif yang manusia dapatkan
sebagai akibat menggunakan telepon genggam.
2.1.1. Pengaruh Telepon Genggam Terhadap Remaja
Menurut para ahli psikologi masa remaja merupakan masa yang paling
rentan dalam perkembangan kejiwaan anak. Pada usia remaja ini, anak telah
meninggalkan usia kanak-kanak dimana mereka tidak dapat disebut lagi
sebagai anak kecil, tapi juga belum bisa di terima dalam kelompok orang
dewasa. Pada masa ini anak telah mulai mencari-cari siapa dirinya sebenarnya

(looking for identity/Identity formation), berusaha untuk menemukan


kelompok atau teman-teman yang mau mengakui kemampuan dan menghargai
dirinya dan telah mulai memiliki minat terhadap lawan jenis (minat seksual).
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, dan bisa saja dalam proses
pencarian jati diri itu remaja tersebut melalui jalan yang benar atau jalan yang
salah. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka
remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas, dan itu
akan berdampak tidak baik terhadap perkembangan kepribadiannya dimasa
yang akan datang. Itulah kenapa, masa remaja adalah masa yang paling rawan
terhadap pengaruh yang datang dari luar. Baik pengaruh positif ataupun
pengaruh negatif, disinilah peran sebagai orang tua di butuhkan untuk dapat
membimbing dan mengarahkan anak remaja agar tidak kehilangan kontrol
dirinya (self control). Berbicara masalah pengaruh telepon genggam di
kalangan para remaja, maka telepon genggam memiliki dua pengaruh, yaitu :
a. Pengaruh Positif
Dikatakan memiliki pengaruh positif, karena dengan telepon genggam yang
dimiliki oleh kaum remaja yang berpergian jauh seperti Malasyia, Singapura,
Saudi Arabia dan lain sebagainya, maka dapat berkomunikasi dengan cepat
dari jarak jauh dengan orang tua, keluarga atau teman-temannya. Bagi pelajar
yang kuliah atau yang lainnya lebih cepat mendapatkan informasi atau mencari
tugas sekolah/ referensi yang dibutuhkan khususnya yang punya web. Jadi
pelajar atau mahasiswa dapat mengakses internet dengan menggunakan
telepon genggamm. Dapat dengan mudah mendapatkan foto yang dibutuhkan
bagi telepon genggam yang punya kamera/ video. Dapat mengecek uang yang
dimiliki di Bank. Dengan telepon genggam juga dapat mendengarkan lagu/
radio yang dibutuhkan. Dan dengan adanya telepon genggam dapat
mempeerluas jaringan persahabatan karena remaja dapat saling bertukar
informasi dengan teman sebayanya.
b. Pengaruh Negatif
Selain memiliki pengaruh positif, dengan telepon genggam yang dimiliki oleh
kaum remaja juga berpengaruh negatif. Kaum remaja yang notabene selalu

tertarik untuk mencoba hal-hal baru, sedang dari segi psikologis, kondisi
kejiwaan mereka merupakan usia yang paling rawan terhadap pengaruhpengaruh yang datang dari luar. Hal tersebut menjadi boomerang ketika
ternyata telepon genggam tersebut disalah gunakan oleh anak untuk hal-hal
yang negatif seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan juga di
gunakan sebagai alat yang memperlancar komunikasi dengan lawan jenis untuk
hal-hal yang kurang bermanfaat seperti pacaran, sehingga dengan adanya
telepon genggam tersebut berdampak negatif pada anak seperti terjadinya
pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi belajar bahkan
juga bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang berharga milik orang
tuanya tanpa izin hanya untuk membeli pulsa. Adanya telepon genggam juga
dapat mengganggu perkembangan anak. Dengan canggihnya fitur-fitur yang
tersedia di ponsel (telepon seluler) seperti : kamera, permainan (games) akan
mengganggu siswa dalam menerima pelajaran di sekolah. Tidak jarang mereka
disibukkan dengan menerima panggilan, sms, miscall dari teman mereka
bahkan dari keluarga mereka sendiri. Lebih parah lagi ada yang menggunakan
ponsel untuk mencontek (curang) dalam ulangan/ujian. Bermain ponsel saat
guru menjelaskan pelajaran dan sebagainya. Kalau hal tersebut dibiarkan, maka
generasi yang kita harapkan akan menjadi budak teknologi. Selain berbagai
kontroversi di seputar dampak negatif penggunaannya,. penggunaan ponsel
juga berakibat buruk terhadap kesehatan, ada baiknya siswa lebih berhati-hati
dan bijaksana dalam menggunakan atau memilih ponsel, khususnya bagi
pelajar anak-anak. Jika memang tidak terlalu diperlukan, sebaiknya anak-anak
jangan dulu diberi kesempatan menggunakan ponsel secara permanen. Ponsel
juga rawan terhadap tindak kejahatan. Pelajar merupakan salah satu target
utama dari pada penjahat. Apalagi ponsel merupakan perangkat yang mudah
dijual, sehingga, anak-anak yang menenteng ponsel "high end" bisa-bisa
dikuntit maling yang mengincar ponselnya. Ponsel juga dapat membentuk sifat
hedonisme pada anak. Ketika keluar gadget terbaru yang lebih canggih, mereka
pun merengek-rengek meminta kepada orang tua, padahal mereka sebenarnya
belum memahami benar manfaat setiap fitur-fitur baru secara menyeluruh.

2.1.2. Membangun Akhlak Remaja Serta Upaya Pencegahan Dampak


Negatif Telepon Genggam Terhadap Remaja

Akhlak, secara estimologi (lughatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk


jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq
(Pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan) (Yunahar Ilyas,
Kuliah

Akhlaq,

Yogyakarta:Lembaga

Pengkajian

dan

Pengamalan

Islam(LPPI), 2001, h.1).


Kita dapat menyaksikan bahwa percepatan tumbuhnya telepon genggam
telah mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, bahkan telah mengikis nilai-nilai
spiritual, sehingga membuat masyarakat kehilangan identitas, serta terasing dari
diri, lingkungan, dan nilai-nlai moral yang dianutnya. Di sini, pendidikan
dihadapkan pada masalah yang sangat mendasar. Di satu sisi, dituntut
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar menjadi
wahana untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa.
Di sisi lain, kondisi masyarakat yang sedang sakit dan media yang sering
menayangkan berbagai suasana kurang sehat, tidak menunjang terhadap
pembentukan kualitas SDM yang diharapkan; bahkan akhir-akhir ini banyak
tayangan media yang merupakan pembodohan massa, banyak program televisi
dan CD yang tidak sesuai dengan usia peserta didik padahal diperuntukkan bagi
mereka, tidak sedikit tayangan yang bertentangan dengan ajaran agama, dan
banyak pula program-program yang menyesatkan. Ini adalah tantangan
tantangan berat terutama bagi perkembangan dunia pendidikan.
Gambaran di atas sangat jelas sekali bahwa kondisi sekarang ini pendidikan
sedang dihadapkan pada permasalahan besar, yang tidak boleh dipandang sambil
lalu saja. Akan tetapi perlunya suatu penanganan, penelitian, perumusan dan
pemutusan jalan keluar bagi pendidikan anak dan siswa sekolah, khususnya
tantangan dalam hal akhlak.

Pendidikan moral atau pembekalan akhlaqul karimah menjadi satu-satunya


tumpuan harapan masa depan remaja. Yang dimaksudkan pendidikan moral di
sini adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai,
tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak-anak sejak masa
kecil hingga dewasa. Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah
suatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk membentuk jiwa dan watak anak didik
itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk hidup yang
memiliki otak dan potensi yang perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup
sesuai ideologi, dan falsafah.
Lebih-lebih, secara umum usia remaja merupakan usia pubertas yang sangat
labil, cenderung emosional, dan kurang menerima pendapat orang lain.
Granville Stanley Hall menyebut masa ini sebagai perasaan yang sangat peka;
remaja mengalami badai dan topan dalam kehidupan perasaan dan emosinya.
Keadaan semacam ini diistilahkannya sebagai storm and stress. Tidak aneh
lagi bagi orang yang mengerti kalau melihat sikap dan sifat remaja yang sesekali
bergairah sangat dalam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kegembiraan yang
meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa yakin diri berganti rasa ragu diri
yang berlebihan.
Upaya pencegahan dampak negatif telepon genggam pada remaja dapat
dilakukan dengan kesadaran dari remaja itu sendiri, pengawasan orang tua serta
pola pergaulan yang sehat. Remaja ada baiknya tidak membawa ponsel ke
sekolah, karena hal itu dapat mengganggu konsentrasi remaja tersebut pada
pelaksanaan proses belajar di sekolah. Remaja juga harus pintar untuk membagi
waktu antara belajar dan bermain ponsel. Untuk mencegah dampak negatif
ponsel terhadap kesehatan, remaja ada baiknya untuk tidak mendengarkan musik
dari ponsel saat akan menjelang tidur, agar radiasi dari ponsel tidak berimbas
pada saraf otak. Serta menggunakan tema yang gelap untuk melindungi
kesehatan mata.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Telepon seluler (ponsel) merupakan salah satu alat elektronik yang berkembang
pesat saat ini. Dengan perkembangannya yang sangat pesat maka telepon genggam
bukan lagi menjadi barang mewah yang hanya dimiliki oleh orang elit saja, akan
tetapi sudah mejadi suatu kebutuhan yang dimiliki oleh orang biasa dari anak-anak,
remaja sampai orang dewasa. Dengan berkembang pesatnya telepon seluler (ponsel)
seperti sekarang ini, ternyata pada kaum remaja memiliki pengaruh positif dan
negative. Diantara pengaru positifnya adalah dapat berkomunikasi dengan cepat,
megakses internet bagi yang punya web, dapat buat foto dan sebaginya. Sedangkan
pengaruh negatifnya adalah seperti menyimpan foto-foto ataupun video porno dan
juga di gunakan sebagai alat yang memperlancar komunikasi dengan lawan jenis
untuk hal-hal yang kurang bermanfaat seperti pacaran sehingga terjadinya
pergaulan bebas, seks di luar nikah dan menurunnya prestasi belajar bahkan juga
bisa terjadi anak mengambil uang ataupun barang berharga milik orang tuanya
tanpa izin hanya untuk membeli pulsa.
Pendidikan moral atau pembekalan akhlaqul karimah menjadi satu-satunya
tumpuan harapan masa depan remaja. Yang dimaksudkan pendidikan moral di sini
adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat
yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak-anak sejak masa kecil
hingga dewasa. Upaya pencegahan dampak negatif telepon genggam pada remaja
juga dapat dilakukan dengan kesadaran dari remaja itu sendiri, pengawasan orang
tua dan pendidik di ruang lingkup sekolah serta pola pergaulan yang sehat. Dalam
hal ini, orang tua maupun pendidik mempunyai tugas khusus untuk mengawasi
remaja / anak didik dalam menggunakan telepon genggam.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyudi, J.B. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak (hlm. 17). Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ilyas, Yunahar. 2001. Kuliah Akhlaq (hlm. 1). Yogyakarta:Lembaga Pengkajian
dan Pengamalan Islam (LPPI).

Sumber Dari Internet :


http://story-of-jihad.blogspot.in/2011/10/perkembangan-handphone-dari-zamandulu.html
http://melgq.wordpress.com/damai-senir-high-school/

Anda mungkin juga menyukai