BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta
keadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman
modern ini mahluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai
macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya
manusia selalu mendapatkan maslah dan perbedaan pendapat mengenai
sesuatu yang ditelitinya. Dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan
yang menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai
sekarang. karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan
itu sendiri. adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam makalah biologi
umum ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu yang
lainnya.
Selain
itu
penulis
juga
ingin
memperdalam
tentang
tentunya
pembelajaran,
maka
ilmu
dari
pengetahuan
itu
melalui
itu
akan
makalah
ini
kita
peroleh
penulis
dari
mencoba
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
nukleat (DNAdanRNA).
3.Segregasi molekul-molekul tersebut menjadi droplet (tulisan) yang disebut
dengan protobion.
4.Protobion asal mula hereditas untuk menjalankan fungsi kehidupan.
Evolusi kimia ini didukung dengan postulat dari Oparin dan J.B.S. Haldane, bahwa
bumi primitif mendukung terjadinya reaksi kimia untuk mensintesis senyawa
organik yang berasal dari prekursor organik yang terdapat pada atmosfer dan
lautan purbakala. Atmosfer pereduksi (penambah elektron) semacam itu
meningkatkan penggabungan molekul sederhana untuk membentuk moleku
komplek.
Pada tahun 1953 Stanley Miller dan Harold Urey menguji hipotesis Oparin-Haldane
dengan percobaan di laboratorium. Keadaan percobaan dibuat sesuai dengan
keadaan bumi purbakala. Atmosfer dalam model Miller-Urey terdiri dari H2O, H2,
CH4 (metana) dan NH3 (amoniak), yang diyakini banyak terdapat di dunia
purbakala. Percobaan mereka menghasilkan berbagai jenis asam amino dan
senyawa organik lainnya.
Banyak laboratorium mengulangi percobaan Miller-Urey dengan menggunakan
berbagai jenis campuran sebagai susunan atmosfer. Banyak pula saintis yang
meragukan bahwa kondisi atmosfer purbakala berperan penting dalam reaksi kimia
purbakala.
Banyak diantara ahli biologi sekarang membayangkan suatu dunia RNA, suatu
periode awal dalam evolusi kehidupan ketika molekul RNA berfungsi sebagai gen
yang belum sempurna dan sebagai katalis organik. Beberapa saintis telah menguji
beberapa hipotesis mengenai RNA yang bereplikasi sendiri. Polimer pendek
ribonukleotida telah dihasilkan secara abiotik dalam percobaan di dalam
laboratorium.
Protobion tumbuh dan membelah membagikan salinannya kepada keturunan,
keturunannya akan beranekaragam karena adanya mutasi dalam penyalinan RNA.
Evolusi dalam pengertian Darwinian yang sesungguhnya keberhasilan reproduktif
yang berbeda pada individu yang berbeda, agaknya mengumpulkan banyak
perbaikan pada metabolisme primitif dan pewarisan. Salah satu tren mengarah ke
RNA sebagai materi hereditas. Pada mulanya, RNA dapat menyediakan cetakan
tempat perakitan nukleotida DNA. Akan tetapi DNA merupakan tempat
penyimpanan informasi genetik yang lebih stabil dari RNA, dan begitu DNA muncul,
molekul RNA menulis peranan barunya sebagai perantara dalam translasi
(perterjemahan) kodegenetik. Dunia RNA membuka jalan bagi dunia DNA.
Perdebatan mengenai asal mula kehidupan di bumi sangat banyak, dengan cara
apapun bahan kimia prebiotik berakumulasi membentuk polimer dan akhirnya
bereproduksi di bumi, lompatan dari satu kumpulan molekul menjadi sel-sel
prokariotik yang paling sederhana merupakan suatu peristiwa yang sangat besar
dan perubahan pastilah telah terjadi dalam banyak tahapan evolusi yang lebih kecil.
Kita mengetahui melalui bukti fosil bahwa prokariotik sudah mulai mengalami
pertumbuhan sekitar 3,5 miliar tahun silam dan semua garis keturunan muncul dari
prokariotik kuno tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Asal Usul kehidupan
1. Kehidupan berasal dari Zat-Zat Anorganik
Evolusi Kimia Dimulai dari Atmosfir Purba
Sejak berabad-abad yang lalu hingga sekarang asal usul kehidupan di
bumi menjadi bahan perdebatan , sehingga menimbulkan bebrapa
pertanyaan antara lain sebagai berikut ;
1.
2.
ada jawaban terakhir yang memuaskan dan dapat diterima semua pihak.
Namun bebrapa teori telah mencoba memberikan jawaban tentang asal-usul
kehidupan di planet bumi ini. Teori-Teori tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Teori Ciptaan
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet
diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai
sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka mengungkapkan teori
ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian
gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan , seperti halnya bumi dan
kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
b.
Teori Cosmozoa
Tidak semua orang puas dengan teori yang dikemukakan oleh para penganut paham
abiogenesis. Oleh karena itu, ada orang yang mulai menyelidiki asal-usul makhluk hidup
melalui berbagai percobaan. Walaupun bertahan beratus-ratus tahun, teori Abiogenesis
akhirnya goyah dengan adanya penelitian tokoh-tokoh yang tidak puas dengan paham
Abiogenesis. Tokoh-tokoh ini antara lain: Francesco Redi (Italia, 1626 - 1697), Lazzaro
Spallanzani (Italia, 1729 - 1799), dan Louis Pasteur (Perancis, 1822 - 1895).
e. Teori Biogenesis
a. Percobaan Francesco Redi (1626 - 1697)
Francesco Redi adalah seorang dokter Italia. Dia melakukan percobaan untuk menunjukkan
bahwa ulat tidak muncul dengan sendirinya pada daging yang membusuk, melainkan
berasal dari telur lalat. Pada percobaannya yang pertama tahun 1668, Redi menggunakan
dua kerat daging segar dan dua toples. Toples I diisi dengan sekerat daging dan ditutup
rapat-rapat. Sedangkan, toples II diisi dengan kerat daging dan dibiarkan terbuka.
Setelah beberapa hari, keadaan daging pada kedua toples tersebut diamati. Hasilnya, pada
toples II daging telah membusuk dan di dalam daging terdapat banyak larva. F. Redi
menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari
lalat yang masuk kemudian bertelur pada kerakan daging dan telur tersebut menetas
menjadi larva.
Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan pengikut teori abiogenesis.
Sanggahan tersebut adalah kehidupan pada toples I tidak dapat terjadi karena toples
tersebut tertutup sehingga tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya, tidak ada daya hidup
di dalamnya.
Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan
daging pada toples tertutup kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan udara,
tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil percobaan menunjukkan bahwa keratan daging
membusuk, pada daging ini ditemukan sedikit larva, dan pada kain kasa penutupnya
ditemukan lebih banyak larva. Redi berkesimpulan larva bukan berasal dari daging yang
membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa dan beberapa telur jatuh
pada daging.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799)
Percobaan Spallanzani pada prinsipnya sama dengan percobaan Redi, tetapi bahan yang
digunakan adalah air kaldu.
Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15 C dan dibiarkan terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat dengan sumbat gabus, lalu
dipanaskan dan pada daerah pertemuan gabus dengan mulut labu dapat diolesi lilin agar
lebih rapat. Kedua labu itu ditempatkan di tempat terbuka dan didinginkan. Setelah
beberapa hari kemudian, hasil percobaan menunjukkan bahwa:
Labu I : terjadi perubahan, air kaldu menjadi keruh dan berbau tidak enak, serta banyak
mengandung mikroba.
Labu II : tidak ada perubahan sama sekali, air tetap jernih dan tanpa mikroba. Tetapi, bila
dibiarkan terbuka lebih lama terdapat banyak mikroba.
Dengan mikroskop tampak bahwa pada kaldu yang berasal dari labu I dan labu II terdapat
mikroorganisme. Spallanzani menyimpulkan bahwa timbulnya kehidupan hanya mungkin
jika telah ada kehidupan sebelumnya.
Jadi, mikroorganisme tersebut telah ada dan tersebar di udara. Pendukung abiogenesis
menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Spallanzani, sebab udara diperlukan
untuk berlakunya generation spontanea. Sedangkan, paham biogenesis beranggapan bahwa
udara itu merupakan sumber kontaminasi.
c. Percobaan Louis Pasteur
Orang yang memperkuat teori Biogenesis dan menumbangkan teori Abiogenesis hingga tak
tersanggahkan lagi adalah Louis Pasteur (1822 - 1895) seorang ahli biokimia berkebangsaan
Perancis. Pasteur melakukan percobaan penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan
Spallanzani.
Pada percobaannya, Pasteur menggunakan air kaldu dan tabung berleher angsa.
Percobaannya adalah sebagai berikut:
1) Air kaldu dimasukkan ke labu berleher angsa. Labu ini digunakan dengan tujuan untuk
menjaga adanya hubungan antara labu dengan udara luar. Selanjutnya, labu dipanaskan
untuk mensterilkan air kaldu dari mikroorganisme.
2) Setelah dingin, labu ditempatkan pada tempat yang aman. Karena bentuk pipa seperti
angsa, udara dari luar dapat masuk ke dalam labu dan menempel di dasar lehernya.
Sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang steril. Jadi, dalam percobaan
ini masih ada daya hidup seperti yang dipersoalkan penganut paham Abiogenesis. Setelah
dibiarkan beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
3) Labu yang berisi air kaldu jernih, kemudian dipecahkan lehernya sehingga air kaldu
bersentuhan dengan udara luar secara langsung. Setelah beberapa hari dibiarkan, air kaldu
menjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.
Kesimpulan percobaan Pasteur adalah mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan
berasal dari cairan (benda tak hidup), melainkan dari mikroorganisme yang terdapat di
udara. Mikroorganisme yang ada di udara masuk ke dalam labu bersama-sama dengan
debu.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, tumbanglah Teori Abiogenesis dan muncul Teori
Biogenesis yang menyatakan bahwa:
a) Omne vivum ex ovo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari telur.
b) Omne ovum ex vivo, artinya setiap telur berasal dari makhluk hidup.
c) Omne vivum ex vivo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
f. Teori Biologi Modern ( Evolusi Biokimia )
Menurut teori ini , asal kehidupan yang pertama adalah reaksi-reaksi
yang jika
dan
zzaman,
teapi
keduanya
berprinsip
sama
sehingga
pendapat itu dikenal dengan teori Urey maupun Oparin . Melalui proses
evolusi bentuk kehidupan yang pertama itu berkembang menjadi berbagai
jenis makhluk hidup seperti sekarang ini. Untuk membuktikan kebenaran
teori yang dikemukakan oleh Harold Urey, seorang mahasiswa dari
universitas Chicago bernama Stanley Miller ( 1953 ) dengan kecermatan dan
rentang
waktu
yang
sangat
lama.
Secara
hipotetik
dan
metabolisme
menjadi
lebih
baik
dengan
ditandai
di
bawah
ini.
timbunan
gumpalan
(koaservat).
Timbunan
gumpalan
"" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya berasal
dari kehidupan". Suatu makhluk hidup hanya dapat muncul dari kehidupan
sebelumnya""
Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya
sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan.
Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus diyakini
dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba
dengan
sendirinya
secara
kebetulan"
dari
daging.
Saat
Darwin
perkataannya:
"Pernyataan
bahwa
benda
mati
dapat
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdsarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa masing-msing
para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan yang berbeda-beda
mengenai asal usul kehidupan sesuai dengan eksperimen-eksperimen yang
telah dilekaukannya.
Masing-masing pendapat tersebut didasrkan oleh percobaan yang telah
dibuktikan sendiri oleh para ahli tersebut. Dan berdasarkan percobaan yang
telah dilekukan tersebut masing-masing memiliki kelemahan-kelemahan