Anda di halaman 1dari 18

Makalah Asal-usul Kehidupan Melalui Evolusi Biologi dan Kimia

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta
keadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman
modern ini mahluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai
macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya
manusia selalu mendapatkan maslah dan perbedaan pendapat mengenai
sesuatu yang ditelitinya. Dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan
yang menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai
sekarang. karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis ingin menjelaskan dan
menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan
itu sendiri. adapun hal lain yang ingin diperdalam dalam makalah biologi
umum ini adalah mengenai keterkaitan antara ilmu biologi dengan ilmu yang
lainnya.

Selain

itu

penulis

juga

ingin

memperdalam

tentang

ilmupengetahuan dimana telah diketahui bahwa ilmu pengetahuan adalah


suatu ilmu yang mampu dibuktikan kebenarannya melalui metode ilmiah
dalam hal ini adalah praktikum biologi umum itu sendiri.
`Dan

tentunya

pembelajaran,

maka

ilmu
dari

pengetahuan
itu

melalui

itu

akan

makalah

ini

kita

peroleh

penulis

dari

mencoba

menjelaskan dan menerangkan asal usul kehidupan melalui evolusi biokimia


untuk membuktikan beberapa yang diharapkan. dan tentunya dilengkapi
dengan berbagai pihak atau tokoh pembelajaran.

B.

Rumusan Masalah

1. Apakah kehidupan itu ?


2. Dari manakah asal kehidupan ?
3. Dimanakah unsur kehidupan itu pertama kali timbul ?

C.

Tujuan

1. Untuk memenuhi beberapa syarat-syarat dalam proses belajar mengajar di


perguruan tinggi.
2.

Sebagai langkah lanjutan dalam mempelajari bidang study umum


khususnya biologi umum.

3. Menyampaikan beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul kehidupan


dengan teori-teori yang sudah ada.
4.

Melatih kita untuk membuat laporan untuk beberapa pelajaran yang


selanjutnya.

D. Hipotesis tentang Asal Mula Kehidupan


Pertanyaan mengenai bagaimana kehidupan pertama dimulai di bumi masih
menjadi pendebatan dari dahulu sampai sekarang. Aristoteles 3,5 abad sebelum
masehi mengemukakan teori abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup
muncul secara spontan dari benda mati (generatio spontanea). Penemuan jasad
renik oleh Anthonie Van Leeuwenhoek abad ke 17 pada air rendaman jerami
dianggap oleh pendukungnya sebagai bukti pendukung teori abiogenesis. Teori ini
ditentang oleh Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur dengan teori
biogenesis, yang meyakini bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang
telah ada sebelumnya. Hasil penelitian yang mereka lakukan mengungkapkan
bahwa: setiap kehidupan berasal dari telur (omme visum ex ovo), setiap telur
berasal dari kehidupan sebelumnya (omne ovum ex vivo), dan setiap kehidupan
berasal dari kehidupan sebelumnya (omne vivum ex vivo).
Skenario hipotesis, organisme pertama merupakan produk suatu evolusi kimiawi
yang terdiri dari tahapan-tahapan berikut:
Sintesis abiotistas hidup dan akumulasi molekul organik kecil atau monomer seperti
asam amino dan nukleoida.
2.Penyatuan monomer-monomer menjadi polimer, termasuk protein dan asam

nukleat (DNAdanRNA).
3.Segregasi molekul-molekul tersebut menjadi droplet (tulisan) yang disebut
dengan protobion.
4.Protobion asal mula hereditas untuk menjalankan fungsi kehidupan.
Evolusi kimia ini didukung dengan postulat dari Oparin dan J.B.S. Haldane, bahwa
bumi primitif mendukung terjadinya reaksi kimia untuk mensintesis senyawa
organik yang berasal dari prekursor organik yang terdapat pada atmosfer dan
lautan purbakala. Atmosfer pereduksi (penambah elektron) semacam itu
meningkatkan penggabungan molekul sederhana untuk membentuk moleku
komplek.
Pada tahun 1953 Stanley Miller dan Harold Urey menguji hipotesis Oparin-Haldane
dengan percobaan di laboratorium. Keadaan percobaan dibuat sesuai dengan
keadaan bumi purbakala. Atmosfer dalam model Miller-Urey terdiri dari H2O, H2,
CH4 (metana) dan NH3 (amoniak), yang diyakini banyak terdapat di dunia
purbakala. Percobaan mereka menghasilkan berbagai jenis asam amino dan
senyawa organik lainnya.
Banyak laboratorium mengulangi percobaan Miller-Urey dengan menggunakan
berbagai jenis campuran sebagai susunan atmosfer. Banyak pula saintis yang
meragukan bahwa kondisi atmosfer purbakala berperan penting dalam reaksi kimia
purbakala.
Banyak diantara ahli biologi sekarang membayangkan suatu dunia RNA, suatu
periode awal dalam evolusi kehidupan ketika molekul RNA berfungsi sebagai gen
yang belum sempurna dan sebagai katalis organik. Beberapa saintis telah menguji
beberapa hipotesis mengenai RNA yang bereplikasi sendiri. Polimer pendek
ribonukleotida telah dihasilkan secara abiotik dalam percobaan di dalam
laboratorium.
Protobion tumbuh dan membelah membagikan salinannya kepada keturunan,
keturunannya akan beranekaragam karena adanya mutasi dalam penyalinan RNA.
Evolusi dalam pengertian Darwinian yang sesungguhnya keberhasilan reproduktif
yang berbeda pada individu yang berbeda, agaknya mengumpulkan banyak
perbaikan pada metabolisme primitif dan pewarisan. Salah satu tren mengarah ke
RNA sebagai materi hereditas. Pada mulanya, RNA dapat menyediakan cetakan
tempat perakitan nukleotida DNA. Akan tetapi DNA merupakan tempat
penyimpanan informasi genetik yang lebih stabil dari RNA, dan begitu DNA muncul,
molekul RNA menulis peranan barunya sebagai perantara dalam translasi
(perterjemahan) kodegenetik. Dunia RNA membuka jalan bagi dunia DNA.
Perdebatan mengenai asal mula kehidupan di bumi sangat banyak, dengan cara
apapun bahan kimia prebiotik berakumulasi membentuk polimer dan akhirnya
bereproduksi di bumi, lompatan dari satu kumpulan molekul menjadi sel-sel
prokariotik yang paling sederhana merupakan suatu peristiwa yang sangat besar
dan perubahan pastilah telah terjadi dalam banyak tahapan evolusi yang lebih kecil.
Kita mengetahui melalui bukti fosil bahwa prokariotik sudah mulai mengalami
pertumbuhan sekitar 3,5 miliar tahun silam dan semua garis keturunan muncul dari
prokariotik kuno tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN
Asal Usul kehidupan
1. Kehidupan berasal dari Zat-Zat Anorganik
Evolusi Kimia Dimulai dari Atmosfir Purba
Sejak berabad-abad yang lalu hingga sekarang asal usul kehidupan di
bumi menjadi bahan perdebatan , sehingga menimbulkan bebrapa
pertanyaan antara lain sebagai berikut ;
1.
2.

apakah kehidupan itu ?


dari manakah asal kehidupan ?
Jawaban yang diberika oleh para ahli bermacam-macam , tetapi belum

ada jawaban terakhir yang memuaskan dan dapat diterima semua pihak.
Namun bebrapa teori telah mencoba memberikan jawaban tentang asal-usul
kehidupan di planet bumi ini. Teori-Teori tersebut adalah sebagai berikut :
a.

Teori Ciptaan
Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet

diciptakan oleh Tuhan. Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai
sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah. Mereka mengungkapkan teori
ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian
gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan , seperti halnya bumi dan
kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.
b.

Teori Kedaan bumi yang Selalu Tetap


Menurut teori ini bumi tidak mempunyai asal mula. Begitu pula spesies

yang mendiami bumi juga tidak mempunyai asal mulanya.


c.

Teori Cosmozoa

Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan


berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan
bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang
jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic sederhana , misalnya
cyanogens , asam hidrocyanida.molekul-molekul organic tersebut tatkala
jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan.
Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan.
Kehidupan dapat timbul sekali atau bebrapa kali di berbagai bagian galaksi
dalam waktu yang berbeda.

d. Teori Abiogenesis (Generatio Spontanea)


Tokoh teori ini adalah Aristoteles (384 - 322 SM), seorang ahli filsafat dan ilmu
pengetahuan Yunani Kuno. Menurut teori yang dikemukakannya, makhluk hidup berasal
dari benda tak hidup. Sebenarnya, Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan
merupakan hasil perkawinan akan menetas menghasilkan ikan yang sama dengan
induknya, tetapi dia yakin bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur. Makhluk tersebut
terjadi secara spontan sehingga teori abiogenesis disebut juga generation spontanea.
Tokoh Abiogenesis yang lain adalah John Needham (1700) seorang berkebangsaan Inggris.
Dia melakukan percobaan dengan merebus sepotong daging dalam wadah selama beberapa
menit (tidak sampai steril). Air rebusan daging disimpan dan ditutup dengan tutup botol
dari gabus. Setelah beberapa hari, air kaldu menjadi keruh yang disebabkan oleh adanya
mikroba. Needham mengambil kesimpulan bahwa mikroba berasal dari air kaldu. Jadi,
menurut paham generation spontanea, semua kehidupan berasal dari benda tak hidup
secara spontan, seperti:
a) ikan dan katak berasal dari lumpur
b) cacing berasal dari tanah
c) belatung terbentuk dari daging yang membusuk
d) tikus berasal dari sekam dan kain kotor.
Pada abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop sederhana.
Dengan alat ini, ia dapat melihat benda-benda aneh yang sangat kecil dalam setetes air
rendaman jerami. Penemuan inilah yang merupakan awal runtuhnya paham Abiogenesis.

Tidak semua orang puas dengan teori yang dikemukakan oleh para penganut paham
abiogenesis. Oleh karena itu, ada orang yang mulai menyelidiki asal-usul makhluk hidup
melalui berbagai percobaan. Walaupun bertahan beratus-ratus tahun, teori Abiogenesis
akhirnya goyah dengan adanya penelitian tokoh-tokoh yang tidak puas dengan paham
Abiogenesis. Tokoh-tokoh ini antara lain: Francesco Redi (Italia, 1626 - 1697), Lazzaro
Spallanzani (Italia, 1729 - 1799), dan Louis Pasteur (Perancis, 1822 - 1895).

e. Teori Biogenesis
a. Percobaan Francesco Redi (1626 - 1697)

Francesco Redi adalah seorang dokter Italia. Dia melakukan percobaan untuk menunjukkan
bahwa ulat tidak muncul dengan sendirinya pada daging yang membusuk, melainkan
berasal dari telur lalat. Pada percobaannya yang pertama tahun 1668, Redi menggunakan
dua kerat daging segar dan dua toples. Toples I diisi dengan sekerat daging dan ditutup
rapat-rapat. Sedangkan, toples II diisi dengan kerat daging dan dibiarkan terbuka.
Setelah beberapa hari, keadaan daging pada kedua toples tersebut diamati. Hasilnya, pada
toples II daging telah membusuk dan di dalam daging terdapat banyak larva. F. Redi
menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari

lalat yang masuk kemudian bertelur pada kerakan daging dan telur tersebut menetas
menjadi larva.
Hasil percobaan ini mendapat sanggahan dari para ilmuwan pengikut teori abiogenesis.
Sanggahan tersebut adalah kehidupan pada toples I tidak dapat terjadi karena toples
tersebut tertutup sehingga tidak ada kontak dengan udara. Akibatnya, tidak ada daya hidup
di dalamnya.
Untuk menjawab sanggahan tersebut, Redi melakukan percobaan kedua, yaitu meletakkan
daging pada toples tertutup kain kasa sehingga masih terjadi hubungan dengan udara,
tetapi lalat tidak dapat masuk. Hasil percobaan menunjukkan bahwa keratan daging
membusuk, pada daging ini ditemukan sedikit larva, dan pada kain kasa penutupnya
ditemukan lebih banyak larva. Redi berkesimpulan larva bukan berasal dari daging yang
membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa dan beberapa telur jatuh
pada daging.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729 - 1799)
Percobaan Spallanzani pada prinsipnya sama dengan percobaan Redi, tetapi bahan yang
digunakan adalah air kaldu.
Labu I : diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 15 C dan dibiarkan terbuka.
Labu II : diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup rapat dengan sumbat gabus, lalu
dipanaskan dan pada daerah pertemuan gabus dengan mulut labu dapat diolesi lilin agar
lebih rapat. Kedua labu itu ditempatkan di tempat terbuka dan didinginkan. Setelah
beberapa hari kemudian, hasil percobaan menunjukkan bahwa:
Labu I : terjadi perubahan, air kaldu menjadi keruh dan berbau tidak enak, serta banyak
mengandung mikroba.
Labu II : tidak ada perubahan sama sekali, air tetap jernih dan tanpa mikroba. Tetapi, bila
dibiarkan terbuka lebih lama terdapat banyak mikroba.

Dengan mikroskop tampak bahwa pada kaldu yang berasal dari labu I dan labu II terdapat
mikroorganisme. Spallanzani menyimpulkan bahwa timbulnya kehidupan hanya mungkin
jika telah ada kehidupan sebelumnya.
Jadi, mikroorganisme tersebut telah ada dan tersebar di udara. Pendukung abiogenesis
menyatakan keberatan terhadap hasil eksperimen Spallanzani, sebab udara diperlukan
untuk berlakunya generation spontanea. Sedangkan, paham biogenesis beranggapan bahwa
udara itu merupakan sumber kontaminasi.
c. Percobaan Louis Pasteur
Orang yang memperkuat teori Biogenesis dan menumbangkan teori Abiogenesis hingga tak
tersanggahkan lagi adalah Louis Pasteur (1822 - 1895) seorang ahli biokimia berkebangsaan
Perancis. Pasteur melakukan percobaan penyempurnaan dari percobaan yang dilakukan
Spallanzani.
Pada percobaannya, Pasteur menggunakan air kaldu dan tabung berleher angsa.
Percobaannya adalah sebagai berikut:
1) Air kaldu dimasukkan ke labu berleher angsa. Labu ini digunakan dengan tujuan untuk
menjaga adanya hubungan antara labu dengan udara luar. Selanjutnya, labu dipanaskan
untuk mensterilkan air kaldu dari mikroorganisme.
2) Setelah dingin, labu ditempatkan pada tempat yang aman. Karena bentuk pipa seperti
angsa, udara dari luar dapat masuk ke dalam labu dan menempel di dasar lehernya.
Sehingga udara yang masuk ke dalam labu adalah udara yang steril. Jadi, dalam percobaan
ini masih ada daya hidup seperti yang dipersoalkan penganut paham Abiogenesis. Setelah
dibiarkan beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.

3) Labu yang berisi air kaldu jernih, kemudian dipecahkan lehernya sehingga air kaldu
bersentuhan dengan udara luar secara langsung. Setelah beberapa hari dibiarkan, air kaldu
menjadi busuk dan banyak mengandung mikroorganisme.

Kesimpulan percobaan Pasteur adalah mikroorganisme yang ada pada air kaldu bukan
berasal dari cairan (benda tak hidup), melainkan dari mikroorganisme yang terdapat di
udara. Mikroorganisme yang ada di udara masuk ke dalam labu bersama-sama dengan
debu.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, tumbanglah Teori Abiogenesis dan muncul Teori
Biogenesis yang menyatakan bahwa:
a) Omne vivum ex ovo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari telur.
b) Omne ovum ex vivo, artinya setiap telur berasal dari makhluk hidup.
c) Omne vivum ex vivo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
f. Teori Biologi Modern ( Evolusi Biokimia )
Menurut teori ini , asal kehidupan yang pertama adalah reaksi-reaksi

kimiawi yang menghasilkan asam amino pembentuk protein. Asam amino


merupakan dasar pemebntukan setiap sel.
Asam amino tersusun dari unsure C,H,O dan N sebagai unsure utama.
Di atmosfer banayak terdapat gas CH4 , Nh3 , H2O , dan H2

yang jika

terkena loncatan bunga api listrik dapat membentuk asam amino.


Teori terbentuknya asam amino do atmosfer dikemukakan oleh Harold Urey
dan Oparin. Teori Urey dibuktikan kebenarannya oleh Stanley Miller.
Kehidupan pertama terjadi di laut , kemudian organisme mengalami evolusi
dengan hidup di darat.
Perlu diketahui bahwa Evolusi merupakan perkembangan mahluk hidup
yang berlangsung secara perlahan-lahan dalam jangka waktu lama dari
bentuk yang sederhana kea rah bentuk yang kompleks.

Setelah eksperimen lois pateur dapat menumbangkan teori generation


spontanea, timbul masalah baru, yaitu dimanakah unsure kehidupan itu
pertama kali timbul.? Banyak pihak yang berpendapat bahwa kehidupan
muncul akibat dari reaksi-reaksi kimiawi yang diawali molekul berukuran
kecil.
Molekul-molekul kecil satu dengan yang lain, dengan bantuan energi
atau panas, menghasilkan molekul berukuran besar, atau dari senyawa
anorganik menjadi senyawa organic terutama protein sebagi bahan dasar
atau inti sel mahluk hidup. Kejadian ( secara teoritis ) tersebut merupakan
awal terbentuknya sel yang bersifat primitive. Kejadianya yang pertama kali
diperkirakan di laut sebgai tempat yang berenergi cukup tinggi sehingga
dapat digunakan untuk reaksi-reaksi kimia.
Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kehidupan pertama
terjadi di atmosfer, atas dasar terbentuknya asam amino ( protein ) sebgagai
dasar subsastansi kehidupan. Pada suatu saat terbentuknya bumi di
atmosfer kaya akan molekul CH4,NH3,H2, dan H2O yang semuanya berupa
gas. Gas-gastersebut sampai sekarang banyak terdapat di atmosfer dan
terssusun dari atom-atom C,H,O, dan N yang dijumpai pada asam amino,
sedangkan asam amino merupakan zat penyusun protein. Akibat loncatan
bunga listrik sewaktu terjadi halilintar dan radiasi sinar kosmik, molekulmolekul itu breaksi membentuk asam amino. Adanya asam amino sinar
memungkinkan terbentuknya kehidupan. Bentuk kehidupan ini diperkirakan
sama seperti virus.
Perkiraan diatas yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari
atmosfer, dikemukakan oleh Harold Urey ( 1893 ) ahli kimia amerika dan
Oparin ( 1929 ) ahli biokimia Rusia.walupun urey dan oparin berbeda
kebangsaan

dan

zzaman,

teapi

keduanya

berprinsip

sama

sehingga

pendapat itu dikenal dengan teori Urey maupun Oparin . Melalui proses
evolusi bentuk kehidupan yang pertama itu berkembang menjadi berbagai
jenis makhluk hidup seperti sekarang ini. Untuk membuktikan kebenaran
teori yang dikemukakan oleh Harold Urey, seorang mahasiswa dari
universitas Chicago bernama Stanley Miller ( 1953 ) dengan kecermatan dan

ketelitianya, berhasil membuat alat pembuktian berupa tabung kaca dengan


kelengkapan pengaturan untuk memasukan gas-gas CH4,NH3,H2,dan H2O.
Alat itu juga dilengkapi dengan elektroda-elektroda yang berhubungan
dengan sumber listrik. Sumber listrik berfungsi sebagi loncatan bunga api
listrik dan sekaligus pencampur gas-gas tadi. Ternyata dalam percobaan ini
apabila loncatan listrik bertegangan tinggi dialirkan segera terjadi reaksi
kimia dan terbentuk senyawa kimia berupa asam amino.
Evolusi Biologi dimlai di Cekungan-Cekungan di Pantai
Telah diterangkan di muka bahwa kehidupan pertama kali diperkirakan
terjadi di laut. Dengan demikian , organisme mengalami evolusi dari air
menuju darat. Semua mahluk hidup mempunyai unsure-unsur persamaan.
Sebagai contoh , sel mahluk hidup semuanya mempunyai protoplasma. Jika
setiap hewan diciptakan secara terpisah dan tidak mempunyai hubungan
kekerabatan , maka setiap hewan akan berbeda. Demikian juga pada
invertebrate , baik yang habitatnya di air maupum di darat mempunyai
persamaan dan terjadi evolusi dari air menuju darat. Sebagai contoh ,
perkembangan capung dari ordo Odonata yang meliputi Isoptera dan
Archiptera.
Perkembangan capung mengalami evolusi ; salah satunya adalah
pergantian habitat dari air menuju darat , yaitu penetasan larva trejadi di air
sedang imago atau bentuk dewasa hidup di darat. Perpindahan dari air
menuju darat diikuti perubahan fungsi anggota tubuh , seperti alat
pernafasan dan alat berenang. Contoh lain yang mengalami perkembanagn
yang sama adalah ordo Diptera dengan salah satu anggotanga adalah
nayamuk.
Di samping itu peralihan dari bahan tidak hidup menjadi sel hidup
memerlukan

rentang

waktu

yang

sangat

lama.

Secara

hipotetik

perkembanagn prokariotik terjadi pada atmosfer purba yang terbatas.


Organisme pertama yang mempu mengembangkan diri dalam perairan yang
kaya bahan organic adalah organisme peragi. Organisme ini memiliki fungsi
dasar metabolesme anaerobic.

Perairan yang kaya akan CO2 da SO4

menyebabkan efektifnya evolusi

organisme pada atmosfer electron-elekrton kea rah pembentukan ATP.


Peralihan dari atmosfer purba menjadi atmosfer yang mengandung
merupakan masa evolusi besar mahluk hidup. Setelah tersedia oksigen atau
O2

perkembanagn eukariotik mulai terjadi dan banyak menempati relung

ekologik. Perkembangan mikroorganisme , yang meliputi perkembangan


fisiologis

dan

metabolisme

menjadi

lebih

baik

dengan

ditandai

perkembangan kromosom maupun pemindahan gen yang cukup cepat.


Teori Evolusi Biokimia
Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara
bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di
dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawasenyawa organik kompleks.
Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di
dalam skala laboratorium. Ia merancang alat yang seperti terlihat dalam
gambar

di

bawah

ini.

Gambar: Skema alat percobaan Miller


Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam
alat. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai
sumber energi yang bertindak sebagai "halilintar" agar gas-gas dan uap air
bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul
reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan
gula sederhana seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di
dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat
terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah
belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa
kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.
Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan
timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi
pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan
"soppurba" tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan
membentuk

timbunan

gumpalan

(koaservat).

Timbunan

gumpalan

(koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan


jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar
yang dianggap sebagai "selaput sel primitif" yang memberi stabilitas pada
koaservat.
Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya
koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat
menghasilkan "organisme heterotrofik" yang dapat mereplikasikan dirinya
dan mengambil nutrisi dari "sop purba" yang kaya akan bahan-bahan

organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul


protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang
teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental.
Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat
menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu
muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi
diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga
kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.
ASAL USUL KEHIDUPAN
Evolusionis menyatakan bahwa makhluk hidup membentuk diri mereka
sendiri secara mandiri dari benda mati. Namun, ini adalah dongeng takhayul
abad pertengahan yang bertentangan dengan hukum dasar biologi.
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau
tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi
sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam
pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama
adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk
hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari
benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri
atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup
terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar.
Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling
mendasar biologi: Kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya,
yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.

SEL YANG MEMBELAH DIRI

"" Hukum paling mendasar dari kehidupan adalah "kehidupan hanya berasal
dari kehidupan". Suatu makhluk hidup hanya dapat muncul dari kehidupan
sebelumnya""
Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya
sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan.
Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus diyakini
dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba
dengan

sendirinya

secara

kebetulan"

dari

daging.

Saat

Darwin

mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan


sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga sangatlah umum.
LUMPUR YANG BERUBAH MENJADI MAKHLUK HIDUP"
Nama ilmiah dari gambar di samping ini adalah "Bathybius Haeckelii", yang
berarti "Lumpur Haeckel". Ernst Haeckel, seorang pendukung gigih teori
evolusi, mencoba mengamati lumpur yang berhasil dikeruk dengan cawan
dan menganggapnya sangat menyerupai sejumlah sel yang dilihatnya di
bawah mikroskop. Berdasarkan pengamatan ini, ia menyatakan bahwa
lumpur ini adalah materi tak hidup yang berubah menjadi organisme hidup.
Haeckel dan rekannya, Darwin, meyakini kehidupan memiliki struktur
sederhana sehingga dapat terbentuk dari benda mati. Akan tetapi, ilmu
pengetahuan abad ke-20 menunjukkan bahwa kehidupan tidak pernah dapat
muncul dari sesuatu yang tak hidup.
Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini.
Sebagaimana

perkataannya:

"Pernyataan

bahwa

benda

mati

dapat

memunculkan kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya".


Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup
pertama terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan
penelitian yang dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan
kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah

mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui proses yang disengaja


di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak mungkin.
SPONTANEOUS GENERATION: TAKHAYUL ABAD PERTENGAHAN
Di antara kepercayaan takhayul yang diyakini masyarakat abad pertengahan
adalah benda mati dapat memunculkan kehidupan dengan sendirinya secara
tiba-tiba. Saat itu diyakini, misalnya, katak dan ikan terbentuk dengan
sendirinya dari lumpur di dasar sungai. Di kemudian hari terungkap,
hipotesis yang dikenal sebagai "spontaneous generation (kemunculan tibatiba)" ini adalah kebohongan belaka. Akan tetapi, di kemudian hari dengan
skenario yang sedikit berbeda, kepercayaan ini dihidupkan kembali dengan
nama "teori evolusi".
Oleh karenanya, pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup pertama
muncul telah menempatkan teori evolusi dalam kesulitan sejak awal. Salah
satu tokoh utama pendukung teori evolusi tingkat molekuler, Prof. Jeffrey
Bada, membuat pengakuan berikut ini:
Saat ini, ketika kita meninggalkan abad keduapuluh, kita masih dihadapkan
pada masalah terbesar yang belum terpecahkan pada saat kita memasuki
abad keduapuluh: Bagaimana kehidupan muncul pertama kali di bumi?
MITOS "EVOLUSI KIMIAWI"
Evolusionis terkenal, Alexander Oparin, muncul dengan gagasan "evolusi
kimiawi" di awal abad ke-20. Gagasan ini menyatakan bahwa sel hidup
pertama muncul secara kebetulan melalui sejumlah reaksi kimia yang terjadi
pada kondisi bumi purba. Akan tetapi, tak satu evolusionis pun, termasuk
Oparin sendiri, yang mampu memberikan satu pun bukti yang mendukung
gagasan "evolusi kimia". Sebaliknya, setiap penemuan baru di abad ke-20
menunjukkan kehidup-an terlalu kompleks untuk dapat terbentuk secara
kebetulan. Evolusionis terkenal Leslie Orgel membuat pengakuan berikut ini:
"(Dengan mempelajaristruktur DNA, RNA, dan protein) seseorang mestinya

berkesimpulan: ternyata kehidupan tidak akan pernah dapat terbentuk


melalui reaksi-reaksi kimiawi."
Selain menggugurkan teori evolusi, hukum "kehidupan muncul dari
kehidupan sebelumnya" juga menunjukkan bahwa makhluk hidup pertama
muncul di bumi dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan ini berarti ia
diciptakan oleh Allah. Allah, Dia-lah satu-satunya Pencipta yang dapat
menghidupkan benda mati. Dalam Alquran disebutkan, "Dia mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup."
(QS. Ar-Ruum, 30:19)

BAB III
PENUTUP
Simpulan
Berdsarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa masing-msing
para ahli ilmu pengetahuan alam memiliki pandangan yang berbeda-beda
mengenai asal usul kehidupan sesuai dengan eksperimen-eksperimen yang
telah dilekaukannya.
Masing-masing pendapat tersebut didasrkan oleh percobaan yang telah
dibuktikan sendiri oleh para ahli tersebut. Dan berdasarkan percobaan yang
telah dilekukan tersebut masing-masing memiliki kelemahan-kelemahan

sehingga masing-masing teori yang dipaparkannya saling melengkapi satu


sama lain.

Anda mungkin juga menyukai