DEFIS Edisi 1 2012 270712 Kecil PDF
DEFIS Edisi 1 2012 270712 Kecil PDF
defis
Editorial
SEMANGAT PERUBAHAN, MENUJU KESEMPURNAAN
PELINDUNG Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan PENASEHAT Para Pejabat Eselon II di Lingkungan DJPK PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pemimpin Redaksi Ahmad Yani TIM REDAKSI Putut Hari Satyaka, Diah Sarkorini,
Ubaidi Socheh Hamidi, Anwar Syahdat, Sugiyarto, M. Nafi TIM EDITOR Erny Murniasih, Fachroedy Junianto, Esthi Budilestari, Masagus Zenaidi,
Wahyudi Sulestyanto, M. Sulthon Junaidi, Yadi Hadian, Endang Zainatun, Lily KUntratih, Deny Kurniawan, Ichwan Setyarno, Hesti Budi Utomo,
David Rudolf desigN grafis Lukman Adi, Agung Setio Budi, Adhi Kurniawan Sekretariat M. Lilik CIB, Kurnia, Shanti Sukmawati, Titik
Fatmawati, Ricka Yunita Prasetya, Vanny Koesrini, Alit Ayu Meinarsari, Helmy Rukmana, Bangun Purwono Adi ALAMAT Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan - Kementerian Keuangan|Gedung Radius Prawiro Lantai 10 Jalan Dr. Wahidin No. 1 Jakarta 10710 Telepon: 021-3509442
Redaksi menerima sumbangan tulisan atau artikel yang sesuai dengan misi penerbitan. Redaksi berhak mengubah isi tulisan tanpa mengubah maksud dan substansi.
Bagi tulisan atau artikel yang dimuat akan mendapatkan imbalan sepantasnya
Media
defis
Daftar Isi
Laporan Utama
11
14
16
19
24
Profil
36
Renungan
38
39
Artikel
Pemerataan Kemampuan Keuangan Antar
Daerah di Indonesia: Mau Bagaimana?
30
Features
33
SPPD :
Selisih Penderitaan Perjalanan Dinas?
Media
defis
Kontemplasi Diri
Miskin Syukur
Sekilas Berita
28
KKD
42
Album Foto
43
Kegiatan DJPK
Laporan Utama
Perubahan Undang-Undang
tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah:
Apakah urgensinya?
bernegara. Pendekatan pembangunan
yang cenderung top-down tidak lagi
menjadi strategi yang populer. Isu
tentang bottom up, pendekatan yang
partisipatif
dianggap
paling
sejalan
kebijakan
otonomi dibuat.
sistem
dari
pemerintahan
semula
di
Indonesia
sentralistis
menjadi
Tuntutan
beberapa
berkeinginan
untuk
daerah
yang
terpisah
dari
desentralistis.
pemerintah,
mendesak
Daerah
Undang-Undang
landasan
lebih lanjut.
Universitas Brawijaya.
pada
desentralisasi
yang
administrasi,
pengaturan
politik
ndang-Undang
dan
utama
Nomor
penyelenggaraan
desentralisasi di Indonesia.
Kedua UU ini merupakan perubahan atas
peraturan sebelumnya yaitu UU Nomor
22/1999 dan UU Nomor 25/1999 yang
cukup
selalu
jelas
memiliki
dimana
latar
situasi
pemerintah
dasarnya
dan
pusat
telah
dari
dan
untuk
mengadopsi
sisi
politik,
fiskal,
dimana
mengenai
desentralisasi
administrasi
Media
dijabarkan
defis
Laporan Utama
dalam
UU
UU
32/2004,
33/2004
sementara
mengatur
itu
mengenai
desentralisasi fiskal.
Pengaturan
ditandai
penguatan
demokrasi
pemilihan
umum
Selanjutnya,
diberikan
melalui
politik
di
dengan
proses
lokal
melalui
secara
langsung.
kepada
desentralisasi
pelaksanaan
daerah
administrasi
urusan-urusan
kewenangannya
kepada
daerah.
yang
demokratis,
efisien
desentralisasi
Indonesia
keuangan
adil,
proporsional,
transparan,
dalam
rangka
penyelenggaraan
dengan
potensi,
pengeluaran.
desentralisasi
adalah
Dengan
fiskal
dari
desain
ini
maka
esensi
sumber-sumber
daerah
masing daerah.
atau
yang
pendanaan
lebih
dikenal
dengan
desentalisasi fiskal.
otonomi
pengelolaan
fiskal
pengaturan
mengenai
sah;
sementara
pembiayaan
sektor
lainnya.
Hal
ini
penyelenggarran
dekonsentrasi
dari
hal
maka
suatu
Media
sistem
defis
pembagian
ketidakjelasan
38/2007,
dalam
tetapi
pembagian
waktu
panjang.
Yang
harus
akan
berdampak
pada
transfer
ke
daerah.
Direktur
mengatakan
Namun
demikian,
untuk
dapat
Nomor
Pemerintah
pengaturannya
pendanaan
desentralisasi,
mempertimbangkan
di
Walaupun
fiskal
sendiri.
dan
Jenderal
bahwa
Perimbangan
dalam
proses
memenuhi
prinsip-prinsip
Laporan Utama
dengan
dinamika
kebijakan
desentralisasi
dinamis
serta
perkembangan
fiskal
tentunya
yang
mengacu
lebih lanjut.
mengatur
Satu
bahwa
hal
yang
terpenting
Pemerintah
harus
adalah
konsisten
dengan
tujuan
untuk
memperbaiki
mengenai
desentralisasi
lagi
disadari
bahwa
instrumen
dan
bukan
lah
Umum (DAU).
yang
mendorong
masalah
reformulasi
stategi
optimistis.
mengalami
penurunan
DAU
oleh
pemerintah
perekonomian
daerah
maupun nasional.
DAU,
digunakan
Oleh
untuk
meminimalkan
risiko
karena
itulah,
yang
pelaksanaan
desentralisasi
tantangan-
terjadi
dalam
saat
ini
baik
diharapkan
akan
tantangan
lebih
lebih
baik
yang
merupakan
Media
defis
Laporan Utama
Wawancara Ekslusif
dengan
Direktur Jenderal
Perimbangan
Keuangan
Salah
satu
contoh
pelaksanaan
Marwanto Harjowiryono
telah
dalam
berjalan
mekanisme
baik
adalah
penyaluran
dana
Media
defis
berjalan
saat
ini
didasarkan
antara
dan
Pemerintahan
itu,
dalam
pengelolaan
Pemerintah
Pusat
Daerah.
Selain
konteks
pelaksanaan
keuangannya
mengacu
yang
belum
misalnya
berjalan
munculnya
dengan
berbagai
dengan
UU
Perimbangan
menjadi
diperbaiki.
kurang
mempunyai
daya
Laporan Utama
perekonomian daerah.
Untuk itu, kami telah mengidentifikasi
kelebihan
ada
dan
tersebut
berbagai
kelemahan
dan
yang
telah
menyusun
langkah-langkah
perbaikan.
yang
Revisi
UU
mendorong
33/2004
pentingnya
juga
harus
sehingga
koordinasi
Indonesia.
kontra,
namun
juga
mempersiapkan
tentunya kami
strategi
untuk
menjadi
Wakil
selaras,
dibawah
Presiden
Republik
secara
luas
draf
maupun
kontra.
Bagaimana
Bapak
sangat
revisi UU 32/2004?
akan
lumrah
terjadi
menjadikan
dan
upaya
justru
perbaikan
pernah
cukup
untuk
terus
telah
Revisi
dengan
terkait
berlangsung.
secara bijak.
Lembaga.
adalah
masalah
DAU,
dimana
dalam
kami
reformulasi
konsep
revisi,
berjalan
cukup
banyak
baik.
stakeholders
telah
internal
mengakibatkan
cukup
Negeri
Untuk
kami
gejolak
di
yang
malam
menyusun
Kementerian
mengawal
draf
Keuangan.
revisi
UU
hal
tersebut,
menyiapkan
beberapa
menyiasati
telah
yang
siang
Substansi
apa
yang
paling
lama
seperti
telah
saya
dalam
hal
perbaikan
DBH,
dana transfer
lainnya.
Terkait
perubahan-perubahan
yang
defis
Laporan Utama
revisi UU tersebut terutama mencakup
Apabila
mendorong
and punishment.
pengetatan
kriteria
pemekaran.
beberapa
sertifikasi
untuk
jabatan-
masuk
pembahasan
di
DPR
revisi
ini
telah
proses
merupakan
permasalahan
UU33/2004
baru?
tujuan
agar
belanja
daerah
dapat
dapat
digunakan
semaksimal
untuk
mungkin
belanja
yang
pengaturan
mengenai
ingin
pentingnya
menegaskan
disiplin
kembali
pengelolaan
juga
diatur
pasal-pasal
Dalam
revisi
UU
33/2004
pemenuhan
kebutuhan
pendanaan daerah.
Terakhir, Keenam
terkait surveillance
10
Media
defis
disahkan menjadi UU
Laporan Utama
ransformasi
yang
dilakukan
daerah
dalam
sebuah
koridor
pemberdayaan BUMD.
kebutuhan
masyarakat
dibandingkan
dilakukan
oleh
Pemerintah
Daerah
Sedangkan
dari
kewenangan
sisi
pendapatan,
pemberian
kepada
pada
otonom.
tidak
memberikan
hanya
sekedar
perimbangan
keuangan
saja.
meliputi
kewenangan
untuk
daerah
perpajakan
dimaksudkan
agar
dari
pembayaran
pajak/
retribusi tersebut.
mengelola
dalam
dan
revisi
UU
Nomor
33/2004.
pendapatan/perpajakan,
maka
pengendalian
daya
daya manusia,
daerah.
pengeluaran.
ternyata
dicerminkan
pendanaan
APBD,
dan
hal-hal
tersebut,
terdapat
sumber
itulah
mengalokasikan
Untuk
belum
dari
dapat
sepenuhnya
kualitas
belanja
defis
11
Laporan Utama
publik atau tidak, apabila 40 persen
daerah
kualitas
UU 33/2004.
belum
adanya
perangkat
Lalu,
untuk
sejauh
mencapai
mana
transformasi
POKOK MASALAH
Pemekaran Daerah
PENGATURAN KE DEPAN
(REVISI UU NO. 33 TAHUN 2004)
SDM
Pengendalian
Belanja APBD
Pengelolaan
Keuangan Daerah
12
Media
defis
Laporan Utama
KONDISI SEKARANG
(UU NO. 33 TAHUN 2004)
POKOK MASALAH
Reformulasi
Sumber Pendanaan
APBD
PENGATURAN KE DEPAN
(REVISI UU NO. 33 TAHUN 2004)
Pemberdayaan
BUMD
Media
defis
13
Laporan Utama
Bagaimana
Bapak
melihat
proses
Akhirnya
perlu
perlu disempurnakan?
memiliki
pertama,
dua
tujuan
bagaimana
bagaimana
waktu
panjang.
Yang
harus
ikut
Daerah.
Kedua,
belum
adanya
petunjuk
incremental.
defis
Prosedur dan
Media
14
dapat
apa?
dimana
masalahnya
menciptakan
sekali
menterjemahkan
Pertama,
Lalu,
daerah
kan
menganut
money
follow
Laporan Utama
function, menurut Bapak bagaimana
Idealnya
begini,
function-nya
harus
karena
kemampuan
negara
sekali.
expo.
politik,
Minimal
harusnya
yang
maka
dikhawatirkan
yang
pendidikan.
terjadi
di
Kemudian
negara-negara
UU
32/2004
Kemendagri
dengan
Makanya,
di
revisi
UU
32
antara
Kemendagri?
mengadministrasikan
kalau
clear.
pernyataan
UU
Ini
bukan
tidak,
32.
karena
ini
DPOD
tidak
ada
akan
Kementerian/Lembaga
di
ingin
membengkakkan
administrasi.
lembaga,
uangnya
habis
proses
politik
dan
administrasi.
kekuasaan
harapan
Bapak
Made
daerah
what?
atau
anggota
Bagaimana
cara
DPRD,
anda
so
untuk
Media
defis
15
Laporan Utama
Harmonisasi antara
Revisi UU 33/2004
Dengan UU lainnya
Harmonisasi dengan Revisi UU
32/2004
melalui
Pembantuan.
berlangsung.
Khusus
dengan
revisi
Dekonsentrasi
dan
simultan
beberapa
pertemuan
dan
adanya
Tugas
karena
keduanya
memiliki
Sistem
Perencanaan
koordinasi
antarpelaku
kesepakatan
Keuangan,
dengan
penganggaran,
sudah
membuat
dimana
terkait
lanjut
mengatakan
Dr.
bahwa,
Made
Suwandhi
Upstream
akan
Ambil
satu
misalnya,
jelas
pendidikan
pembagian
dan
perencanaan
melakukan,
dan
anggarannya
jelas,
(sekarang
Media
defis
menselaraskan
16
contoh,
apabila
pelaksanaan,
bagus.
Nah,
Kemdikbud)
ini
terkait
Kemdiknas
berperan
di
pembangunan
dokumen
nasional
perencanaan
tahunan
yang
Laporan Utama
RKP ini adalah satu-satunya dokumen
dan
kondisi
baru
Tantangan
adalah
yang
kemudian
bagaimana
dihadapi
mensinergikan
penduduk
kita
berdasarkan
berapa
bisa
mengetahui
proses
alokasi
dana
transfer
yang
UU
33
mendukung
kami
(Bappenas-red)
Kementerian
Keuangan
governance
berprinsip
yang
pada:
antara
lain
akuntabilitas,
perencanaan
dari
sehingga
terwujud
mulai
keserasian
dan
relatif
Made
harmonisasi
diungkapkan
Suwandhi,
oleh
permasalahan
lebih
cepat
dibandingkan
pemerintah
daerah,
harmonisasi
penyusunan
mudah
memang
untuk
yang
berlandaskan
pada
penduduk
daerah
Secara
prinsip,
dana
adalah
urusan
pemerintahan
dilimpahkan
dekonsentrasi
kepada
yang
Gubernur
bagaimana
membebani
harmonisasinya
dengan
personel (kepegawaian).
Sekarang kalau daerah ditanya, berapa
sih jumlah pegawai Anda butuhkan?
APBN
dan
APBD
Gubernur/
K/L.
Bupati/Walikota.
Pengaturan
Kedua
mengenai
kedua
Evaluasi
Pendanaan
Media
dan
Informasi
defis
17
Laporan Utama
Keuangan Daerah, DJPK, Kementerian
Keuangan
Dekon/TP
Peraturan
mengatakan
bahwa
diberikan
kepada
daerah
Pemerintah
tentang
kewenangan
daerah.
Kementerian
kewajiban
PU
untuk
membangun
Misalnya,
masih
memiliki
memelihara
jalan
dengan
atau
status
dana-dana
yang
disinyalir
dekon-dekonan
karena
Gorontalo
pelaksanaan
disesuaikan
mengomentari
Dekon/TP
dengan
permasalahan
kepada
compliance
bagaimana
Pemerintah
tingkat
itu
sendiri
UU.
Di dalam UU 33/2004 pasal 77 terkait
ketentuan
peralihan
telah
telah
Kementerian/Lembaga
yang
mengenai
Dekonsentrasi/TP,
UU
yang
walaupun
diusulkan
kegiatan
tersebut
sudah
apakah
33/2004
ke
dalam
depan
juga
revisi
perlu
mengkonversikan
Saya
harusnya
Selain perubahan
mindset, penguatan
peran Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat
juga harus dilaksanakan,
bahkan mulai dari
proses perencanaan
anggaran dana tersebut
daerahnya.
dana-dana
Dekon/
saya
rasa
perlu
untuk
Dekonsentrasi/Tugas
prinsipnya.
Rasanya
daerah
pekerjaan
Suwandhi.
untuk
peran
Pemerintah
setuju
dengan
untuk
melakukan
Tapi
untuk
Gubernur
Pusat
mengubah
sebagai
juga
wakil
harus
18
Media
defis
menjamin
dibutuhkan
agar
waktu
pengaturan
Laporan Utama
Implementasi Kebijakan
Desentralisasi Fiskal Saat ini di
Indonesia dan
Pengalaman Negara-negara Lain
Adanya usulan revisi UU 33/2004 tentunya tidak terlepas dari proses evaluasi dan pengamatan yang
dilakukan oleh Pemerintah dan didukung oleh stakeholders lainnya. Stakeholders yang cukup penting
dalam memberikan review dan masukan atas proses penyusunan revisi UU tersebut adalah Kementerian/
Lembaga lainnya, Pemerintah Daerah, kalangan akademisi dan lembaga Development Partners.
Dampak Desentralisasi Fiskal
hingga nasional.
Kedua,
pelayanan
publik
yang
semakin baik dan terus meningkat baik
dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Berdasarkan ketentuan, semestinya
peningkatan
pelayanan
publik
didorong oleh instrumen SPM (Standar
Pelayanan Minimal) dan NSPK (Norma,
Standar, Prosedur dan Kriteria) yang
dikeluarkan oleh masing-masing sektor
atau kementerian/ lembaga. Namun
demikian, saat ini, pelaksanaan SPM
dan NPSK masih belum optimal.
Ketiga,
dalam
era
otonomi
daerah selama ini, telah tercapai
kemajuan dalam bidang sosial dan
ekonomi, ditunjukkan oleh program
pemberdayaan masyarakat yang lebih
disesuaikan dengan karakteristik dan
potensi daerah, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara umum
yang terlihat dari berbagai indikator
seperti peningkatan angka partisipasi
kasar pendidikan, peningkatan indeks
pembangunan manusia (IPM) di daerah,
turunnya angka kemiskinan, dan lainlain.
Media
defis
19
Laporan Utama
termasuk oleh KPK agar pemanfaatan
anggaran pemerintah semakin efisien,
tepat sasaran dan dapat dipertanggung
jawabkan (akuntabel).
Menurut
Daan
Patinasarany,
Ekonom Senior dan Pimpinan Cluster
Decentralization and Regional Development
(DRD) The World Bank: Pelaksanaan
desentralisasi fiskal di Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari kebijakan
otonomi daerah. Karenanya pelaksanaan
desentralisasi fiskal tersebut selayaknya
dipandang sebagai sebuah upaya
sekaligus proses pembelajaran yang
senantiasa memerlukan evaluasi, agar
pelaksanaannya sejalan dan mengarah
pada upaya pencapaian tujuan otonomi
daerah yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan
umum, dan daya saing daerah.
Secara umum, saya melihat adanya
sejumlah dampak positif dengan adanya
kebijakan desentralisasi fiskal ini. Hal
ini bisa dilihat dari survei nasional
terhadap masyarakat atas pelayanan
publik (Governance and Decentralization
Survey atau GDS) tahun 2006 yang
menunjukkan adanya kepuasan atas
perbaikan pelayanan publik yang
terjadi selama desentralisasi dan juga
beberapa indikator sosial ekonomi di
sektor pendidikan, kesehatan, maupun
infrastruktur ujar Daan.
Selanjutnya
Daan
mencontohkan
Indikator di sektor pendidikan adalah
peningkatan Angka Partisipasi Murni
(APM) di tingkat SMP dan SMA. Indikator
tersebut naik dari 62 persen pada tahun
2000 menjadi 67 persen pada tahun
2009, serta dari 39 persen ke 45 persen
pada periode yang sama di tingkat SMA.
20
Media
defis
Laporan Utama
Kemudian, alasan ketiga adalah adanya
variasi kemampuan (termasuk kurangnya
insentif) bagi aktor-aktor di daerah
dalam
penyelenggaraan
pelayanan
publik.
Di
tengah
hingar
bingarnya
perdebatan mengenai sejauh mana
dampak pelaksanaan desentralisasi
fiskal dirasakan oleh daerah, lebih
terlihat pada proses demokratisasi
yang melibatkan masyarakat dapat
meningkatkan tingkat akuntabilitas
pemerintah daerah dalam melaksanakan
fungsinya.
proses
demokrasi
Media
defis
21
Laporan Utama
No.7/2008, yang kemudian dijelaskan
kembali dalam PMK No.156/PMK.07/
2008.
Drs. Yusrizal Ilyas mengatakan bahwa
Saat ini, dengan adanya dukungan PP
No. 23/2011 tentang penguatan peran
gubernur selaku wakil pemerintah pusat
di daerah, seharusnya keterlibatan
gubernur di daerah sebenarnya sudah
cukup baik. Namun, mungkin dalam
pelaksanaanya masih banyak terdapat
kekurangan,
sampai-sampai
ada
daerah yang mengatakan kurang tahu
tentang dana Dekonsentrasi/TP yang
ada di daerahnya. Untuk itu, kami terus
melakukan sosialisasi kepada daerah
sesuai dengan ketentuan yang ada.
Lebih lanjut beliau mengungkapkan
bahwa
pembagian
kewenangan
sudah ada di dalam UU 32/2004,
dan dijabarkan dalam PP 38/2007.
Tetapi, saat ini dana Dekonsentrasi/TP
memang masih banyak digunakan untuk
membiayai kewenangan yang sudah
menjadi kewenangan daerah.
Untuk itulah, pengaturan ke depan
dalam revisi UU 33/2004, lanjut beliau,
K/L dapat menjalankan fungsi dan
kewenangannya di daerah sehingga
tidak lagi menjalankan kewenangan
yang sudah menjadi urusan daerah.
22
Media
defis
Pendekatan clustering,
dapat didasarkan atas
adanya perbedaan
kebutuhan dari masingmasing kelompok daerah,
sehingga skema yang
berbeda dibutuhkan untuk
masing-masing kelompok
daerah tersebut
Ada beberapa cara untuk melakukan
pengelompokkan daerah, dimana kriteria
yang akan digunakan dapat disesuaikan
dengan tujuan-tujuan tertentu dari
kebijakan umum desentralisasi fiskal.
Dari exercise yang dilakukan oleh The
World Bank dengan menggunakan
beberapa indikator --seperti kepadatan
pendudukan, urbanisasi, sumber daya
fiskal, dan kapasitas-- pengelompokkan
Laporan Utama
transfer seharusnya bersifat stabil,
setidaknya untuk periode lima tahun
dan dapat direview kembali setelah
lima tahun tersebut. Hal ini untuk
menghindari perubahan yang sangat
cepat sehingga dapat menimbulkan
kebingungan bagi pemerintah daerah.
Peningkatan kualitas jalan sebagai proyek yang didanai dari Pemerintah Pusat
kriteria
pengalokasian
Media
defis
23
Laporan Utama
Revisi UU 33/2004?
(Suara Stakeholders)
Ketiga, melakukan penelaahan secara
mendalam apakah komponen DAU
termasuk pembiayaan Belanja Pegawai
(PNS) atau sebaiknya Belanja Pegawai
dipisahkan dari DAU dan dibiayai
langsung oleh Pemerintah Pusat serta
dijadikan dalam satu pengelolaan.
24
Media
defis
Menurut daerah, hal ini akan
tidak ada lagi PNS pusat dan PNS daerah.
Untuk ini Bappenas mengharapkan
revisi UU memperjelas kebijakan yang
ditetapkan sehingga tidak menimbulkan
argumentasi terus menerus di daerah
dengan alasan keterbatasan dana APBD
yang mereka miliki setiap tahunnya.
Keempat,
merumuskan
kembali
definisi, mekanisme, dan kriteria (umum,
khusus, & teknis) DAK. Selama ini
DAK dipandang merupakan dana yang
bersumber dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.
Diharapkan dalam perumusan DAK
dapat memperhatikan arah & kebijakan
yang tertuang dalam RPJMN serta RKP
setiap tahunnya, seperti dibutuhkannya
pemutakhiran data sektoral yang lebih
akurat agar alokasi dana lebih tepat
dan sesuai kondisi daerah, diperlukan
sistem
mekanisme
monev
yang
terpadu, dibutuhkan sistem insentif dan
disinsentif dan lain sebagainya.
Kelima, diharapkan revisi UU ini juga
mencantumkan hal-hal terkait dengan
Laporan Utama
perubahan UU 33/2004 akan lebih
banyak menampung aspirasi legislatif/
DPR dalam alokasi DAK. Sehingga akan
lebih memperkuat lagi masalah alokasi
anggaran yang melalui loby dan justru
terjadi ketimpangan alokasi ke daerah.
DAK
dapat
penguatan
digunakan
budgeting
sebagai
power
kepala
daerah-daerah
yang
lebih
langsung
dari
memperbesar
pada
belanja
belanja
tidak
juga
anggaran
pro
reward
atas
publik,
kebijakan
yang
dapat
publik.
adanya
pengaturan
mengenai
memberikan
kepada
belanja
Media
defis
25
Laporan Utama
pegawai, namun bagaimana caranya
mereka
tetap
prioritaskan
untuk
seharusnya
dihitung
konsisten
terutama
oleh
Pemerintah,
Kementerian/
Lembaga
26
Media
defis
sudah
cukup
tinggi,
dengan
pengangguran
tentunya
tidak
yang
terlalu
kecil,
memerlukan
yang
menjadi
kewenangannya,
Laporan Utama
output
taxes
and
property
taxes,
sin
deficiencies.
As
experience
Dr Anwar Shah
Pakar Desentralisasi Fiskal, Team
Leader Technical Assistance ADB
untuk Local Government Finance
and Governance Reform
I think the law
INPRES
for
the
institutional
elsewhere
arrangement,
demonstrates
that
Media
defis
27
Artikel
Mau Bagaimana?
Oleh:
Dr. Hefrizal Handra
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas,
Wakil Ketua Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang
Desentralisasi Fiskal 2011
Pengantar
Indonesia begitu luas dan terbagi kepada
daerah otonom yang sangat beragam
kapasitas fiskalnya. Ada daerah otonom
yang pendapatan sendirinya dapat mendanai
keseluruh tugas daerah, ada daerah otonom
yang mungkin hanya mampu membiayai
pelaksanaan tugas pemerintahan umum saja,
dan bahkan ada daerah yang tidak akan bisa
mendanai tugas apapun tanpa mekanisme
transfer dari Pemerintah. Beragamnya
kapasitas fiskal antar daerah memerlukan
mekanisme pemerataan kemampuan fiskal
antar daerah mengingat di Indonesia setiap
daerah otonom memiliki tugas/wewenang
yang relatif sama dan sangat luas setelah
desentralisasi.
Namun pemahaman yang muncul terkait
dengan istilah pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah di Indonesia sangat
beragam. Tidak sedikit yang memahami
bahwa pemerataan kemampuan keuangan
daerah berarti setiap daerah harus punya
kemampuan keuangan daerah yang sama,
sehingga daerah yang minus harus diberi
bantuan agar memiliki kemampuan yang
sama dengan daerah surplus. Di berbagai
forum nasional banyak bupati/walikota
daerah minus menuntut agar diberi bantuan
yang lebih besar untuk bisa membangun
ekonomi daerahnya seperti daerah surplus.
Sepertinya setiap bupati/walikota berlombalomba untuk menjadikan daerahnya tumbuh
sebagai daerah yang maju dengan bantuan
keuangan dari pusat. Bahkan disinyalir ada
kepala daerah yang berupaya keras untuk
mendapatkan dana-dana ad-hoc, dana
kementrian/lembaga sektoral dan tugas
pembantuan dengan berbagai cara, termasuk
lobi politik dan memberi upeti.
28
Media
defis
Apakah
memang
demikian
konsep
pemerataan? Bagaimana definisi pemerataan
keuangan antar daerah di Indonesia saat
ini? Apakah betul daerah yang minus dan
tidak berpotensi untuk dijadikan pusat
pertumbuhan regional dan nasional harus
diberi bantuan agar bisa tumbuh maju
seperti daerah surplus? Tulisan singkat
ini mencoba mengulas konsep pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah dan
implikasinya.
Pemerataan dan Efisiensi
Terdapat trade-off antara pemerataan dan
efisiensi. Pemerataan dengan mengupayakan
semua wilayah memiliki fasilitas pelayanan
publik dan infrastruktur yang sama tanpa
memperhatikan
utilisasi/kemanfaatannya
dapat menjadi tidak efisien dan tidak
efektif. Dengan kata lain, dana publik
yang dialokasikan secara besar-besaran di
wilayah minus dan tidak potensial untuk
tujuan pemerataan semata dapat berarti
pemborosan.
Sebaliknya, jika dana publik hanya
dikonsentrasikan
untuk
mendorong
pertumbuhan di wilayah potensial, dengan
mengorbankan pelayanan dasar di wilayah
minus, akan meningkatkan ketimpangan
antar daerah dan mendorong terjadi migrasi
ke daerah surplus. Migrasi penduduk secara
berlebihan ke daerah surplus tentunya juga
memunculkan berbagai problema baru di
daerah tersebut. Artinya pemerataan antar
daerah juga diperlukan untuk mengurangi
dampak negatif dari migrasi.
Hal ini kemudian mendorong kita untuk
merumuskan konsep pemerataan antar
daerah secara tepat tanpa mengorbankan
efisiensi alokasi sumber daya nasional.
Artikel
Pemerataan Kemampuan Keuangan
ayat 21 berikut:
seluruh
propinsi
dapat
menyediakan
membantu
daerah
yang
rendah
relatif
keuangan
secara
daerah).
minus
bukan
Daerah-daerah
diberi
untuk
perekonomian
bantuan
menjadi
seperti
maju
daerah
punya
instrumen
kemampuan
untuk
keuangan
on
Federalism
Federal
Financial
Relations,
Research
Centre,
Australian
Media
defis
29
Artikel
PENINGKATAN KUALITAS
KEBIJAKAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
Pengantar
Pengelolaan
keuangan
daerah
merupakan salah satu kunci penentu
keberhasilan
pembangunan
dan
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Pengelolaan keuangan daerah yang
baik akan menjamin tercapainya tujuan
pembangunan secara khusus, dan
tujuan berbangsa dan bernegara secara
umum.
Dalam
upaya
perwujudan
pengelolaan
keuangan
daerah
yang baik, terdapat pula tuntutan
yang
semakin
aksentuatif
untuk
mengakomodasi,
menginkorporasi,
bahkan mengedepankan nilai-nilai good
governance. Beberapa nilai yang relevan
dan urgen untuk diperjuangkan adalah
antara lain transparansi, akuntabilitas,
serta partisipasi masyarakat dalam
proses pengelolaan keuangan dimaksud,
di samping nilai-nilai efisiensi dan
efektivitas. Dalam konteks yang lebih
visioner, pengelolaan keuangan daerah
tidak saja harus didasarkan pada
prinsip-prinsip good governance, tetapi
harus diarahkan untuk mewujudkan
nilai-nilai dimaksud.
Banyaknya kasus yang mencuat ke
permukaan, seperti tidak adanya
perencanaan yang baik, penyalahgunaan
anggaran,
penyimpangan
dalam
pelaksanaan anggaran maupun belum
30
Media
defis
disampaikannya pertanggungjawaban
kepada DPRD (wakil
rakyat) selaku
stakeholders
utama
pemerintahan
mencerminkan
bahwa
persoalan
pengelolaan keuangan daerah masih
belum dapat menjalankan fungsinya
dengan baik sesuai keinginan yang
diharapkan.
Dalam perjalanannya, pelaksanaan
(implementasi) kebijakan pengelolaan
keuangan daerah banyak menghadapi
kendala
dan
masih
diragukan
efektivitasnya. Transparansi, akuntabilitas dan partisipasi sebagai tujuan
dari kebijakan pengelolaan keuangan
daerah belum tercapai. Sebagian besar
masyarakat belum merasakan dampak
positif dari kebijakan tersebut.
Karena semua aktivitas pemerintahan
dapat diukur dengan nilai uang
sebagaimana tercermin dalam APBD
dan
dokumen
pelaksanaannya,
maka
keberhasilan
pengelolaan
keuangan daerah yang terdiri dari
serangkaian kegiatan dimulai dari
perencanaan
dan
penganggaran,
pelaksanaan dan
penatausahaan,
dan
pertanggungjawaban,
maka
keberhasilan pemerintahan dapat juga
diukur dari sejauh mana pemerintah
daerah telah mengimplementasikan
kebijakan pengelolaan
keuangan
daerah yang telah diatur dalam PP
Nomor 58 Tahun 2005 dan peraturan
operasionalnya.
Implementasi Kebijakan
Pengelolaan Keuangan Daerah
Tujuan kebijakan pengelolaan keuangan
daerah untuk mewujudkan transparansi,
akuntabilitas, dan partisipasi belum
sepenuhnya dapat tercapai. Apa yang
diinginkan terjadi setelah PP Nomor
58 Tahun 2005 diimplementasikan
belum menunjukkan suatu keluaran
(output)
dan dampak (outcome)
yang nyata. Implementasi kebijakan
pengelolaan keuangan daerah
baru
dimaknai dalam tataran proses yang
melibatkan
personil,
organisasi,
serta sistem dan prosedur bagaimana
mengelola sumber-sumber daya yang
dimiliki tanpa mencapai efisiensi
dan efektifitas dalam pengelolaan
keuangan sehingga belum berdampak
pada transparansi, akuntabilitas, dan
partisipasi masyarakat. Pada saat
diberlakukannya kebijakan pengelolaan
keuangan daerah, sebagian besar pola
pikir para pelaksana di Pemerintah
daerah
masih terperangkap pada
paradigma lama yang menganggap
bahwa
APBD
merupakan
proses
ritual yang rutin tanpa perlu adanya
pembaruan dalam proses penyusunan
APBD. Dalam proses penyusunan
APBD belum sepenuhnya dilakukan
penjaringan aspirasi masyarakat sebagai
bentuk partisipasi masyarakat dalam
Artikel
penganggaran. Sebagian besar para
pelaksana masih menganggap bahwa
dalam menyusun APBD yang paling
penting adalah berapa besar dana
yang akan dibelanjakan tanpa melihat
apakah program dan kegiatannya
dapat tercapai atau tidak. Dengan kata
lain dalam proses penyusunan APBD
masih berorientasi pada input dan
tidak memikirkan sama sekali apa yang
menjadi output dan outcomenya.
Terdapat beberapa prasyarat untuk
melihat keberhasilan implementasi
sebuah kebijakan yang akan saling
berinteraksi satu sama lain yaitu
komunikasi, sumber daya, disposisi, dan
struktur birokrasi (George C Edwards
III). Komunikasi merupakan sarana
untuk menyebarluaskan informasi, baik
dari atas kebawah maupun dari bawah
keatas. Sumber-sumber (resources) dalam
implementasi kebijakan memegang
peranan penting, karena implementasi
kebijakan tidak akan efektif bilamana
sumber-sumber yang terdiri dari
staf
yang cukup, informasi yang
memadai, dukungan dari lingkungan,
dan adanya kewenangan yang dimiliki
oleh
implementator.
Disposisi
(sikap pelaksana) diperlukan
untuk
mendukung implementasi kebijakan.
Struktur birokrasi (bureaucratic structure)
diperlukan karena dalam implementasi
suatu kebijakan sering kali melibatkan
beberapa lembaga atau organisasi,
sehingga diperlukan adanya koordinasi
yang efektif di antara lembaga-lembaga/
organisasi-organisasi.
Optimalisasi Imlementasi
Kebijakan Publik
Dalam rangka optimalisasi implementasi
kebijakan pengelolaan keuangan daerah,
ada beberapa hal yang perlu menjadi
perhatian dari berbagai pihak terutama
dari pembuat kebijakan dan pelaksana
kebijakan. Jika ini dapat dilakukan
diharapkan dapat mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik.
Media
defis
31
Artikel
keuangan daerah.
struktur birokrasi.
Kurangnya
faktor
komunikasi,
rendahnya
kemampuan
sumber
daya manusia yang melaksanakan
kebijakan tersebut, adanya sikap
pelaksana (disposisi) yang kurang
jelas, serta masih belum sempurnanya
struktur organisasi dan birokrasi
yang terkait dengan implementasi
kebijakan keuangan daerah menjadi
sebab utama tidak optimal dan tidak
efektifnya impelementasi kebijakan itu.
Ketidakoptimalan implementasi ini tentu
berakibat pada tidak tercapainya tujuan
yang diharapkan dari implementasi
tersebut termasuk belum terwujudnya
good governance.
32
Media
defis
visioner
guna
mengaktualisasikan
kebijakan
pengelolaan
keuangan
daerah
melalui proses perencanaan
dan penganggaran, pelaksanaan dan
penatausahaan keuangan daerah, dan
pertanggungjawaban keuangan daerah.
Dalam
pelaksanaan
implementasi
kebijakan tersebut agar memperhatikan
model implementasi kebijakan yang
sesuai dengan kondisi daerah yang
menyangkut
komunikasi,
sumber
daya, disposisi, dan struktur birokrasi,
serta memperhatikan faktor lain yaitu
dengan melibatkan peran aktif anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) sebagai penunjang keberhasilan
implementasi kebijakan pengelolaan
daerah. Alhasil, kita berharap dengan
memperhatikan konsep implementasi
kebijakan publik tersebut di atas
akan dapat meningkatkan kualitas
pengelolaan keuangan daerah.
Referensi:
Devas, Nick, dkk. 1989. Keuangan
Pemerintah Daerah di Indonesia.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Dunn, William N. 2000. Analisis Kebijakan
Publik. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Dye, Thomas R. 2002. Understanding
Public Policy. New Jersey: Prentice Hall.
Edwards III, George C. 1980. Implementing
Public
Policy.
Washington
DC.
Congressional Quarterly Press.
Grindle, Merilee S, (ed.) 1980. Politics
and Policy Implementation in the
third World. Princeton, New Jersey:
Princeton University Press.
Mazmanian Daniel A. Dan Sabatier Paul
A. 1983. Implementation and Public
Policy. Foresman and Company. United
States of America.
Pollitt, Christopher and Geert Bauckaert.
1986. Public Management Reform,
A Comparative Analysis. Oxpord
University Press.
Features
SPPD :
SELISIH
PENDERITAAN
PERJALANAN
DINAS?
telah
sering
melakukan
sekaligus.
dikeluarkan
untuk
mendanai
biaya
Dalam
lumpsum
yang
dinas. Dengan
pejabat
yang
dinas
dapat
penggunaan keuangan
perilakunya
negara yaitu
sistem ini
melakukan
pegawai/
perjalanan
mengatur
mempergunakan
sendiri
uang.
efektif,
bertanggungjawab
dan kepatutan.
Sebagai
nusantara
dalam
perjalanan
dinas.
transparan,
dan
Bendahara
Umum
Negara,
SPPD
diplesetkan
sebagai
perjalanan
menerima
dinas
akan
Media
defis
33
Features
Tidak
pegawai/pejabat
sedikit
diubah
antara
biaya penginapan.
menjemput/mengantarkan
cost.
mengantarkan
Karena itu,
dalam
juga
sistem
lumpsum
merupakan
menjadi
kombinasi
metode
lumpsum
SPPD
Substansi
biaya
perjalanan
adanya
kelemahan
sistem
Keuangan
menteri
mengeluarkan
keuangan
Peraturan
Nomor
45/
Peraturan
34
Media
Menteri
defis
angkut jenazah.
Uang Harian yang diberikan berdasarkan
Dengan hanya
mengirimkan satu atau
dua orang saja untuk
membawa sekian lembar
SPPD ketempat yang
dituju maka dengan
mudah untuk meraup
rupiah. Bahkan kalau
sudah kenal biasanya
SPPD tersebut cukup
dikirim via pos. Yang
lebih parah lagi ada
juga oknum yang berani
memalsukan tandatangan
dan cap kantor yang
dituju.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan yang
baru tingkatan tersebut diubah menjadi
6 tingkatan sebagai berikut: Tingkat
A untuk Pejabat Negara (Ketua/Wakil
Ketua dan Anggota Lembaga Tinggi
Negara, Menteri dan setingkat Menteri),
Tingkat B untuk Pejabat Negara Lainnya
dan pejabat Eselon I, Tingkat C untuk
Pejabat Eselon II, Tingkat D untuk
Pejabat Eselon III/Golongan IV, Tingkat
E untuk pejabat Eselon IV/Golongan III,
Tingkat F untuk PNS Gololongan II dan I.
Keuangan
pemakaman
Peraturan
Menteri
Keuangan
ini
tergantung
daerah
tujuan
Uang
tersebut
bebas
mau
dengan
bukti-bukti.
ketempat
ketempat
lupmsum.
Mengapa?
Setiap
pegawai/
melakukan
perjalanan
pejabat
yang
dinas
untuk
diperoleh
dari
hotel
tempat
untuk
memenuhi
Features
sangat konsumtif sehingga uang harian
yang
dari
seharusnya ditinggalkan.
mereka
yang
melaksanakan
standar
biaya
perjalanan
pikir-pikir
untuk
melakukan
utama
biaya
diberlakukan
transportasi
disesuaikan
yang
dengan
perundang-undangan,
taat pada
kedudukan
tertib,
peraturan
acuan adalah
memperhatikan
memperhatikan
sebagaimana
tetapi
dinas
dan
perjalanan
mengganggu
sampai
tetap
jangan
dinas
Biaya transportasi
adalah biaya yang
dikeluarkan seseorang
yang melakukan
perjalanan dinas mulai
dari tempat kedudukan
menuju alat transportasi
utama (misalnya
Bandara) sampai ke
tempat tujuan. Untuk
biaya transportasi ini
diberikan dengan sistem
at cost
penghasilan
tambahan.
bertanggungjawab
rasa
dengan
keadilan
dan
bahwa
perjalanan
dinas
Peraturan
Menteri
dalam
mengelola
biaya
Negara
Ahmad Yani
Media
defis
35
Profil
Sesuatu
dibalik
Sesuatu
Revisi Undang-Undang nomor 33
tahun 2004
Media
defis
merupakan
konsekuensi
logis
desentralisasi
secara
tidak
keseluruhan,
desentralisasi
fiskal
namun
hanya
juga
fikal
ditinjau
dari
dana
dan
bagaimana
perimbangan
agar
dapat
namun
berbicara
mengenai
Profil
subsidi, dan juga pembayaran bunga.
Subdit
Penatausahaan
dan
ini
pelayanan.
Hubungan
fungsi
Hibah,
Pembiayaan
Pembiayaan
Moto Hidup
kepercayaan
yang
tanpa
arahan
program
terhadap
Term
Expenditure
meletakan
Daerah
Medium
adalah
Subdit
harus
menunggu
satu
ayat,
tepat
building
segan
yang
transfer
adalah
bekerjasama
untuk
terjun
tugas
walaupun
mendefinikan
penyelesaian
benar
dengan
center-
langsung
total
pemerintah
masing-masing
diluar
BUMN
untuk diperhatikan.
pusat
pemerintah
dan
seperti
yang
merupakan
sebagai
tokoh
yang
Hamka
mengajarkan
hakikat
hidup
memandang
sebabnya
orang
memiliki
heterogenitas
Hamka
oleh
tugas
dan
manusia
karena
hubungan
Media
defis
37
Renungan
Kontemplasi Diri
Miskin Syukur
naksir".
Kita, termasuk saya, tanpa disadari sudah menjadi orangorang miskin. Bukan karena kita tidak memiliki apa-apa, justru
yang sedikit, yang satu, yang kurang itu sudah disyukuri kah?
orang yang baru bisa mimpi punya rumah sendiri. Disaat yang
miskin.
saja pak, saya malu kalau diboncengin pakai motor butut itu".
38
Media
defis
Sekilas Berita
tantangan
dalam
pelaksanaan
hasil
yang
pelajaran
maksimal.
berharga
yang
yang
Keuangan
di
peningkatan
kapasitas
Menteri
Selanjutnya,
bertujuan
untuk
dan Australia.
upaya
oleh
dibuka
ini
Indonesia,
sekaligus
pula
atas
pelaksanaan
diharapkan
untuk
peer
pelaksanaan
dan
berguna
sebuah
menyajikan
pengalaman-pengalaman
acara
ini,
riset,
narasumber
asosiasi
pemerintah
dalam
ICFD
ini
adalah
dari
Amerika
dapat
Serikat,
Canada,
acara
dijadikan
learning
Pelaksanaan
experience
Sebagai
untuk
penutup
ini
sarana
atas
menyusun
acara
ini,
dalam
berkat
oleh
development
Bpk.
Direktur
Marwanto
Jenderal
Keuangan
terdapat
Harjowiryono,
Perimbangan
disampaikan
perkembangan
bahwa
signifikan
dukungan
beberapa
partners
DJPK
antara
Australian Aid,
desentralisasi
melalui GIZ.
dipungkiri
fiskal,
masih
namun
terdapat
tidak
kendala
Media
defis
39
Sekilas Berita
Selanjutnya
kepada
konsultan
pengembang
diharapkan
segera
menyesuaikan sistem aplikasi yang
digunakan Pemda dengan pembakuan
struktur elemen data sebagaimana
ketentuan SE Dirjen PK Nomor 03 Tahun
2011, sehingga IKD yang dikirimkan Pemda
dapat diproses oleh Sistem Komandan
tanpa mengubah SOP operator komputer
secara signifikan.
Diharapkan setelah acara Developer
Meeting ini, Pemda dan konsultan
pengembang terus berkomunikasi dengan
Tim Komandan SIKD, sehingga pada
awal Agustus 2011, ke-163 daerah yang
ikut acara Developer Meeting dapat
menyampaikan IKD melalui Komandan.
40
Media
defis
Sekilas Berita
desentralisasi fiskal di Indonesia, Ditjen
Perimbangan Keuangan sebagai organisasi
kunci pelaksanaan desentralisasi fiskal
perlu melakukan evaluasi efektifitas dan
efisiensi kelembagaannya. Hal tersebut
diperlukan dalam rangka menyesuaikan
dinamika stakeholders untuk memberikan
pelayanan terbaik.
Seminar yang dimoderatori oleh Kepala
Bagian Perencanaan dan Organisasi,
menginternalisasikan
nilai-nilai
Kementerian
Keuangan
meliputi
Integritas, Profesionalisme,
Sinergi, Pelayanan, dan
Kesempurnaan
pada
setiap individu pegawai
Kementerian
Keuangan.
Diharapkan
dapat
meningkatkan
Kinerja
dan Pelayanan di masingmasing level pegawai serta
dapat
membudayakan
nilai-nilai
tersebut
yang akhirnya menjadi
kebiasaaan yang baik di
lingkungan Kementerian Keuangan di
masa mendatang.
Values Kementerian Keuangan, bagi
Mario teguh adalah sebagai salah satu
dari sekian banyak pijakan kesuksesan
yang kini tengah di raihnya. Untuk
mencapai
level
yang
diinginkan
seseorang harus berani mengambil
kesempatan, berani menunjukkan diri
dengan segala kebaikannya. Ketika
seseorang merasa rendah diri,karenanya
dia tidak berani tampil, ia hanya berdiri
di belakang, mengucilkan diri bersama
dengan kemampuan yang di milikinya.
Semestinya sudah menjadi keharusan
dan memaksakan diri kita untuk berdiri
sejajar dengan orang yang berlevel tinggi,
menunjukkan
keberadaanya
adalah
sebuah sikap yang jelas. Dan melakukan
sesuatu yang mampu mengingatnya
adalah salah satu cara untuk dapat
anda berada sejajar dengan atasan.
Media
defis
41
KKD
AH
UANGAN DAER
KONSULTASI KE
Pertanyaan:
Apakah kriteria agar suatu daerah
mendapatkan Dana Insentif Daerah?
Jawab :
Dana Insentif Daerah merupakan reward
Pemerintah kepada Pemerintah Daerah
atas hasil/capaian kinerjanya dalam
melaksanakan tugas utamanya yaitu
melayani penduduk, mengelola wilayah,
dan menyelenggarakan pemerintahan
benar-benar
optimal.
Pemberian
Dana Insentif Daerah diharapkan juga
bermanfaat langsung bagi masyarakat
setempat.
Program pemberian Dana Insentif
Daerah (DID) sudah dimulai pada tahun
2010, dimana alokasinya meningkat
dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012
ini telah dialokasikan dana sebesar 1,4
Triliun untuk DID tersebut. Daerah yang
memperoleh DID juga meningkat dalam
kurun waktu tiga tahun ini yaitu dari 54
daerah pada tahun 2010 menjadi 60
daerah pada tahun 2011 dan 66 daerah
pada tahun 2012 ini. Secara umum
tujuan program dana insentif daerah
adalah (a)
mendorong
agar
daerah berupaya untuk mengelola
keuangannya dengan lebih baik yang
ditunjukkan dengan perolehan opini BPK
terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
(LKPD),
(b)
memotivasi
daerah agar berupaya untuk selalu
menetapkan APBD tepat waktu, dan (c)
mendorong agar daerah menggunakan
instrumen politik dan instrumen fiskal
untuk secara optimal mewujudkan
peningkatan pertumbuhan ekonomi
lokal dan peningkatan kesejahteraan
penduduknya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut
maka
Pemerintah
bersama
DPR
telah bersepakat bahwa DID akan
dialokasikan kepada daerah tertentu
42
Media
defis
Pertanyaan :
Pemerintah memberikan Hibah
Daerah dengan memperhatikan
Kapasitas Fiskal Daerah. Apa yang
dimaksud dengan Kapasitas Fiskal?
Jawab :
Kapasitas Fiskal adalah gambaran
kemampuan keuangan masing-masing
daerah yang dicerminkan melalui
penerimaan umum APBD (tidak termasuk
dana alokasi khusus, dana darurat, dana
pinjaman lama, dan penerimaan lain
yang penggunaannya dibatasi untuk
membiayai pengeluaran tertentu) untuk
membiayai tugas pemerintahan setelah
dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan
dengan jumlah penduduk miskin.
Pertanyaan :
Apa saja kriteria kegiatan yang bisa
dibiayai oleh hibah?
Jawab :
Kriteria kegiatan hibah yang bersumber
dari pendapatan dalam negeri
antara lain (i) Kegiatan yang menjadi
urusan
Pemerintah
Daerah
atau
untuk kegiatan peningkatan fungsi
pemerintahan, layanan dasar umum,
dan pemberdayaan aparatur Pemerintah
Daerah; (ii)Kegitaan tertentu yang
berkaitan dengan penyelenggaraan
kegiatan Pemerintah yang berskala
nasional/internasioanal oleh Pemerintah
Daerah; (iii) Kegiatan lainnya sebagai
akibat kebijakan Pemerintah yang
mengakibatkan penambahan beban
pada APBD; dan/atau (iv) Kegiatan
tertentu yang diatur secara khusus
dalam peraturan perundang-undangan.
Kriteria kegiatan hibah yang bersumber
dari pinjaman luar negeri antara
lain (i) Kegiatan yang merupakan
urusan Pemerintah Daerah dalm
rangka pencapaian sasaran program
dan prioritas pembangunan nasional
sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan/atau (ii) Kegiatan
yang diprioritaskan untuk Pemerintah
Daerah dengan Kapasitas Fiskal rendah
berdasarkan Peta Kapasitas Fiskal
Daerah yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan. ()
Album Foto
Pelantikan Pejabat Eselon IV di Lingkungan DJPK
44
Media
defis