Oleh :
Merlyn Gischa Sofyana
NIM. S11026
Menyediakan ambulance
di pintu masuk
darurat :
- Monitor jantung
- Terapi O2
- IV D5
Dokter mengevaluasi
pasien gawat darurat
- Riwayat
- Pemeriksaan fisik
- Interpretasi EKG
Belum pasti
Pasien IMA ?
Ya
Konsultasi
Tidak
Belum pasti
Untuk terapi
fibrinolitik
I
untuk pembedahan
CABG
Konsultasi
Konsultasi lebih
jauh
men
gikut
i
instr
uksi
Bebas
25
Penyebab IMA:
1. Faktor
Terjadi
yang
STEMI
dapat
dimodifikasi.
NSTEMI
Hipertensi sistemik
UAP
Kurang olahraga
Penyakit diabetes
ditangani :
- Merokok
2. Faktor yang tidak
dapat
Disfungsi otot
Jika segera
ditangani :
Aritmia
Perluasan infark
perkemba
ngan
serangan
Ruptur miokard
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
RAS
Trombus mural
Aneurima
ventrikel kiri
Menghenti
kan
jantung
dimodifikasi.
Usia
Penatalaksana
an di IGD
algoritma IMA
jantung
Menuruka
n beban
kerja
jantung
25
26
Makna
Pengkajian
Evaluasi
IMA
Implementasi
Diagnosa keperawatan
Intervensi
26
Judul
Desain
penelitian
Penelitian
kepatuhan Deskriptif
pasien infark miokard
infark
dalam
melakukan pengobatan
secara teratur
Mamat
supriyono, di Faktor-faktor
resiko Observasional
RSUP Kariadi Semarang yang
berpengaruh
dan
RS
Telogorejo terhadap
kejadian
Semarang
penyakit
jantung
coroner
pada
kelompok
usia < 45
tahun
Judul
Desain
penelitian
farissa, Komplikasi
pada Deskriptif
Kariadi pasien
AMI
STElevasi
yang
mendapat
maupun
tidak mendapat terapi
reperfusi
Virgianti Nur
Faridah, Hubungan
2009,
RSUD
Dr. pengetahuan
perawat
Soetomo Surabaya
dan peran
perawat
sebagai
pelaksana
dalam
penanganan
pasien gawat darurat
dengan
gangguan
sistem kardiovaskuler
Mahmud, 2009,
di RSU Peran perawat dalam
Pamangat
Kalimantan informed
consent pre
Barat
operasi di ruang bedah
RSU
Pamangat
Kalimantan Barat
Cheng Han Lee. Taiwan
Trends
in
the
Incidence
and
Cross sectional
Kualitatif
pendekatan
fenomenologi
Hasil
penelitian menun
dalam melaksanakan pe
consultant dalam peng
sepenuhnya sesuai denga
Data klaim
Judul
Management of Acute
Myocardial Infarction
From 1999 to 2008:
Get
With
the
Guidelines
Performance Measures
in Taiwan
Desain
penelitian
Program peningkatan m
dipromosikan untuk men
hasil di Taiwan .
BAB III
METODE PENELITIAN
30
31
Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di IGD RSU Dr. Moewardi Surakarta, yang
merupakan rumah sakit tipe A yang menjadi rujukan bagi Rumah Sakit lain
di Surakarta dalam penanganan kasus gawat darurat. Ruangan yang
digunakan dalam proses wawancara adalah ruang istirahat perawat di IGD
di RSU Dr. Moewardi Surakarta.
3.2.2
Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama periode Februari-Maret 2015.
32
33
yang
mempermudah
peneliti
membuat
transkip
34
a.
Fase
pra
interaksi
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menyelesaikan ujian
proposal dan diperbolehkan melakukan pengambilan data dilapangan.
Peneliti mengurus surat ijin penelitian untuk pengambilan data yang
dikeluarkan oleh Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta kepada Direktur RSU. Dr.Moewardi Surakarta.
Pengurusan surat ijin studi pendahuluan kebagian diklat dilakukan pada
tanggal 24 November 2014 dan surat studi pendahuluan terbit pada
tanggal 29 Desember 2014. Ijin yang diberikan oleh direktur Rumah
Sakit selanjutnya dipergunakan peneliti sebagai pengambilan data
kepada perawat dengan berkoordinasi mengenai kriteria inklusi
partisipan kepada kepala ruang IGD RSU Dr.Moewardi Surakarta.
Partisipan yang memenuhi kriteria inklusi kemudian diberikan
penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang
mungkin terjadi pada proses pengumpulan data.
35
b. Fase pelaksanaan
1. Wawancara mendalam
Sumber data yang sangat penting dalam penelitian
kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai
narasumber atau informan. Informasi dari sumber data ini
dikumpulkan dengan teknik wawancara, dalam penelitian
kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk yang disebut
wawancara mendalam (in-depth interviewing)yaitu wawancara
yang dilakukan untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka di mana informan yang diwawancara diminta pendapat
dan ide-idenya, peneliti mencatat apa yang dikemukakan oleh
informan (Sugiyono, 2013). Wawancara akan dihentikan oleh
peneliti ketika semua jawaban dari partisipan jenuh (Sutopo,
2006).
2. Dokumen
Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
dengan mempelajari catatan-catatan mengenai suatu data.
Dokumen tertulis merupakan sumber data yang memiliki posisi
penting dalam penelitian kualitatif (Sutopo, 2006). Sumber data
dan dokumen pada penelitian ini diperoleh dari buku dan jurnal
yang membahas peran perawat dan penyakit akut miokard infark.
36
c. Fase terminasi
Tahap terakhir dalam pengumpulan data dilakukan terminasi
dengan melakukan validasi terhadap data yang ditemukan kepada
partisipan.Peneliti memperlihatkan hasil transkip wawancara dan
interpretasi peneliti kepada partisipan. Semua partisipan mengatakan
bahwa apa yang ditulis peneliti telah sesuai dengan apa yang dimaksud
partisipan. Setelah semua data divalidasi dan sesuai dengan apa yang
dimaksud oleh partisipan, maka dilakukan terminasi dengan pemberian
reward (penghargaan) sebagai ucapan terima kasih karena telah
bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan menyampaikan bahwa
proses penelitian telah selesai.
37
38
39
4. Confirmability (konfirmabilitas)
Peneliti harus berusaha sedapat mungkin memperkecil faktor
subyektifitas. Penelitian akan dikatakan obyektif bila dibenarkan atau di
confirm oleh peneliti lain. Maka obyektifitas diidentikkan dengan istilah
confirmability.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai peran perawat
dalam menangani pasien dengan gangguan IMA di IGD RS Dr. Moewardi
Surakarta. Batasan dalam bab ini akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu batasan
tentang karakteristik partisipan dan hasil dari analisis tematik. Pada penelitian ini
telah ditemukan tema-tema yang memberikan sebuah gambaran mengenai peran
perawat dalam menangani pasien dengan gangguan IMA.
4.1 Deskripsi tempat penelitian
RSU Dr. moewardi merupakan salah satu Rumah Sakit Negri tipe A
terbesar yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di
daerah Surakarta. RS Dr. moewardi terletak di jalan Kolonel Sutarto No 132
Surakarta. Angka kejadian yang terjadi pada tahun 2013-2014 di RSU Dr.
Moewardi Surakarta sebanyak 825 pasien.Berdasarkan data survey di IGD
RSU Dr. Moewardi Surakarta memiliki 4 stase pelayanan pasien yang
terdiridari Ruang Periksa yaitu Penanganan pasien mulai dari triase,
pemeriksan,observasi dan tindakan, kamar operasi minor( OK Minor),
kamar operasimayor, HCU dan ruang obsgyn. Sumber daya manusia di IGD
terdiri dari Dokter Spesialis (on site) 2 yaitu Satuan Medik Fungsional anak
dan obgyn, dokter umum sebanyak 13 orang, non medis sebanyak 28 orang
dan perawat sebanyak 33 orang. Perawat dengan S1 keperawatan berjumlah
41
42
4.3.1
Partisipan 1 (P1)
Tn.A berusia 35 tahun, pendidikan terakhir D3 Keperawatan.
Tn.A bekerja menjadi Pegawai Negeri Sipil selama 10 tahun di RSU
Dr. Moewardi Surakarta dan telah mengikuti pelatihan PPGD,
GADAR, BLS. Wawancara kepada partisipan 1 ini dilakukan pada
tanggal 16 April 2015 pada pukul 13.35 13.40 WIB.
4.3.2 Partisipan 2 (P2)
Ny.I berusia 26 tahun, pendidikan terakhir D3 Keperawatan.
43
44
45
46
47
4.5.2
48
49
Data subyektif
Dasar perumusan
diagnosa
Data obyektif
50
Ungkapan
partisipan
tersebut
menyatakan
bahwa
51
4.5.3
52
partisipan
tersebut
menunjukkan
bahwa
Kolaborasi obat
Kolaborasi intervensi
Kolaborasi diit
Gambar 4.5 Skema tema kolaborasi intervensi
53
4.5.4
bagaimana
perawat
melakukan
tiga
kategori
yaitu
managementbreathing,
Management
breathing
yang
54
Management breathing
Tindakan live saving
Management
circulation
Gambar 4.6 Skematema tindakan live saving
55
Implementasi kolaborasi
4.5.5
56
Evaluasi obyektif
Tipe evaluasi
Evaluasi subyektif
57
4.5.6
Tujuan
khusus
5:
Mengidentifikasi
makna
asuhan
58
Simpatik
Respon emosional
Kepuasan diri
59
Ibadah
Motivasi kinerja
60
61
4.6 Skematik
Motivasi kinerja
Respon emosional
Pengkajian IMA:
1. Primery survey
2. Secondary survey
Evaluasi IMA
1. Tipe evaluasi
Diagnosa IMA:
1. Dasar perumusan
diagnosa
2. Jenis diagnosa
Pasien IMA
Implementasi IMA
Intervensi IMA
1. Tindakan live saving
2. Implementasi
Prinsip penanganan
pasien
62
BAB V
PEMBAHASAN
survey
adalah
kegiatan
yang
komprehensif
dan
63
64
kematian
dengan
sangat
cepat
karena
memerlukan
65
juga dilakukan untuk evaluasi kelainan atau injury tapi diusahakan pasien
terjaga kehangatannya agar tidak terjadi hipotermi
buku
lain
mengatalkan
secondary
survey
merupakan
66
67
68
69
ST elevasi
atau
partisipan
juga
70
71
72
penelitian
menunjukkan
bahwa
tindakan
live
saving
live
saving
melibatkan
system
pelayanan
yang
73
2010)
mengemukakan
bahwa
tindakan
live
74
75
dan efektif pada spektrum sindroma koroner akut, Clopidogrel, dosis awal
300-600 mg, dilanjutkan dosis pemeliharaan 1 x 75 m.
Dalam
hasil
penelitian,
partisipan
mengungkapkan
bahwa
implementasi kolaborasi yang dilakukan adalah tindakan pemberian obatobatan pada pasien IMA. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa implementasi kolaborasi merupakan pemberian obat-obatan morfin,
oksigen, nitrat, aspirin, clopidogril.
76
77
78
79
80
dirasa
perawat
berlebihan
sehingga
mengakibatkan
perawat
mempengaruhi
kinerja
dan
perilaku
perawat
itu
sendiri
(Mangkunegaran, 2002).
Pada prinsipnya menyelamatkan pasien IMA haruslah cepat dan
tepat. Cepat dan tepat yang dimaksud adalah cepat melakukan tindakan dan
tepat dalam pengobatan.Jika penolong tidak cepat dan tepat dalam
menangani pasien tersebut akan terjadi kematian mendadak.
BAB VI
PENUTUP
81
82
6.2 Saran
1. Bagi Institusi Keperawatan / Rumah Sakit
Bagi institusi keperawatan khususnya perawat diperlukan penanganan
pengkajian askep yang komprehensif dalam melaksanakan perannya
dalam menangani pasien dengan gangguan IMA. Perawat juga harus
mampu berkolaborasi dengan tim medis lainnya dalam keberhasilan
tindakan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi ilmu baru dan diterapkan
pada proses pembelajaran. Agar para mahasiswa saat praktik dapat
mengutamakan peran-peran yang dilakukan saat mengkaji askep IMA
sesuai dengan yang diajarkan.
3. Bagi peneliti lain
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan
saran kepada peneliti lain dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan
dan mengembangkan penelitian ini agar meneliti tentang pengkajian
nyeri pada pasien dengan gangguan IMA
4. Bagi peneliti
a. Belajar mengasah kemampuan meneliti dan peduli terhadap profesi
perawat.
b. Mendorong
penulis
untuk
memulai
dan
terus
mampu
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, yati. (2014). Metodologi penelitian kualitatif dalam riset
keperawatan. Jakarta.
Ardiansyah, Muhamad. (2012). Medikal Bedah.Yogyakarta. Diva Pres.
Bhisma Murti. (2006). Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif di bidang Kesehatan. Gajah Mada University Press.
Depkes RI (2006). Penyakit jantung : AMI. Diakses tanggal 27 November
2014. http://www.depkes.go.id
Davey.(2005). At a Glance Medicine.Jakarta : Erlangga.
Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2010
[Internet]. 2010 [updated Juli 2010; cited 2012 Januari 27]. Available
from: http://dinkes-kotasemarang.go.id/
Eliot
Myocardial