LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
Golongan B Kelompok 2
1. Atsaniah N. Kamilah (131510501217)
2. Dicky Putranda
(121510501051)
3. Rizky Amalia
(131510501004)
4. Irman Lukmana
(131510501210)
5. Desy Chardila
(131510501052)
sebagai
sumber
keragaman
sifat.plasma
nutfah
yang
telah
baik, serta kita dapat mengetahui teknik pemuliaan yang sesuai. Plasma nutfah di
Indonesia cukup besar dan jenisnya beraneka ragam. Luasnya wilayah penyebaran
spesies menyebabkan keanekaragaman plasma nutfah cukup tinggi, dalam bidang
pertanian, plasma nutfah banyak dikaji dan dikoleksi dalam rangka meningkatkan
produk pertanian dan penyediaan pangan karena plasma nutfah merupakan
sumber gen yang berguna bagi perbaikan tanaman seperti gen untuk ketahanan
terhadap penyakit, serangga, gulma dan gen untuk ketahanan terhadap cekaman
lingkungan abiotik.
Koleksi plasma nutfah diperlukan untuk memudahkan pengujian dengan
teknologi tertentu. Sehingga, penyimpanan benih dan pelestarian tanaman tidak
hanya untuk persediaan penanaman musim berikutnya, namun bersifat jangka
panjang. Koleksi plasma nutfah membantu melestarikan plasma nutfah asli
Indonesia. Identifikasi plasma nutfah merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi atau mengetahui sifat-sifat khas yang dimiliki
oleh suatu sumber plasma nutfah. Selain itu identifikasi plasma nutfah juga dapat
berfungsi untuk mengetahui tipe perkembangbiakan yang dapat menentukan
teknik pemuliaan tanaman yang akan digunakan. Identifikasi plasma nutfah
merupakan salah satu langkah awal yang penting dalam proses pemuliaan
tanaman karena sangat digutuhkan untuk mengetahui sifat yang dimiliki oleh
plasma nutfah dan tipe perkembangbiakan dari plasma nutfah. Informasi tersebut
yang akan digunakan untuk memilih teknik pemuliaan tanaman yang tepat
sehingga diperoleh varietas atau klon unggul baru yang memiliki sifat-sifat yang
baik dan unggul.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara-cara pelestarian dan pengembangan plasma nutfah
2. Mengenal berbagai tanaman langka
3. Mengidentifikasi karakter morfologi tanaman terpilih
Salah satu sumber plasma nutfah adalah berasal dari tanaman introduksi.
Nazirwan dkk (2014) menyatakan bahwa salah satu fungsi dari tanaman
introduksi adalah umuntuk medapatkan kultivar baru. Tanaman introduksi yang
telah melalui proses adaptasi dan seleksi dapat digunakan sebagai plasma nutfah
dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Mulato et al. (2010), menambahkan bahwa
penggunaan plasma nutfah baru dalam pemuliaan tanaman dapat dilakukan
dengan menggunakan tanaman introduksi. Keuntungan dari introduksi tanaman
adalah dapat memberikan variasi genetik yang diperlukan untuk keberlanjutan dan
mendukung adaptasi kultivar terhadap lingkungan tumbuhnya seperti adanya
cekaman. Sehingga plasma nutfah merupakan sumber gen alami yang dapat
digunakan untuk memperluas sumber genetic dalam pemuliaan tanaman.
Selain tanaman introduksi sumber keragaman plasma nutfah juga dapat
diperoleh dari tanaman spesies liar dan varietas lokal. Menurut Lin et al. (2012),
spesies liar merupakan tanaman yang memiliki ketahanan terhadap cekaman
biotic maupun abiotik. Sehingga spesies liar merupakan salah satu sumber daya
genetik yang penting dalam pemuliaan tanaman. Begitu pula dengan varietas lokal
yang dibudidayakan oleh petani, umumnya memiliki gen yang sangat berguna.
Varietas lokal memiliki banyak gen tahan cekaman baik cekaman lingkungan
maupun tahan terhadap serangan opt.
Telah diketahui bahwa keragaman sumber plasma nutfah sangat penting
dalam kegiatan pemuliaan tanaman. Akan tetapi kondisi lingkungan yang
mengalami kerusakan terus menerus dapat menggerus keragaman plasmanutfah
yang ada. Sehingga dibutuhkan adanya tidakan pelestarian plasma nutfah. Usaha
pelestarian plasma nutfah ini dapat dilakukan secara in situ maupun ex situ. Secara
umum, konservasi ex situ dilakukan untuk melengkapi konservasi in situ.
Konservasi ex situ merupakan tindakan konservasi yang dilakukan diluar habitat
asal plasma nutfah. Konservasi ex situ dapat digunakan sebagai penanggulangan
apabila plasma nutfah mengalami kepunahan pada habitat asalnya (Borokini,
2013).
Salah satu kendala dari pelestarian plasma nutfah adalah teknik
penyimpanan plasama nutfah itu sendiri. Umumnya plasma nutfah disimpan
dalam bentuk benih. Hal ini dikarenakan penyimpanan dalam bentuk benih dirasa
paling efisien untuk konservasi plasma nutfah dalam jumlah besar. Selain itu
penyimpanan plasma nutfah dalam bentuk benih juga dapat memudahkan proses
distribusi (Suhendra dkk., 2014). Metode penyimpanan plasma nutfah dapat
dilakukan secara in vitro, yaitu dengan mereduksi laju pertumbuhan melalui
manipulai. Penyimpanan plasma nutfah secara in vitro dilakukan pada suhu
rendah dan pengurangan pencahayaan. Terdapat dua metode pembekuan yang
dilakuakn yaitu pembekuan lambat dan pembekuan langsung. Prose pembekuan
ini disebut kryopreservasi yang menggunakan nitrogen cair (Hardiningsih dkk.,
2012).
Bunga
Mahkota
bunga
berwarna
putih
Batang
bunganya hemaprodit
Berbentuk bulat silindris,
tegak,
Akar
4.2 Pembahasan
Pemuliaan tanaman merupakan suatu kegiatan perakitan varietas baru
yang memiliki sifat-sifat unggul. Upadhyaya et al. (2010), menyatakan bahwa
pemuliaan tanaman menuntut adanya keragamanan sumber plasma nutfah.
Sumber keragaman plasma nutfah ni merupakan bahan utama dalam kegiatan
pemuliaan tanaman. Palasma nutfah merupakan sumber keragaman genetik yang
dapat digunakan sebagai sarana konservasi variatas tanaman agar tidak punah.
Keragaman plasma nutfah sangat penting dalam proses pemuliaan tanaman,
karena dari plasma nutfah ini lah varietas baru dapat dirakit. Keragaman plasma
nutfah sangat penting dalam kegiatan pemuliaan tanaman karena plasma nutfah
merupakan sustansi yang menjadi suber pembawa sifat pada keturunan yang
tersimpan dalam setiap individu. Alasma nutfah ini dapat dimanfaatkan dalam
perakitan varietas tanaman baru yang memiliki sifat-sifat unggul dalam kegaiatan
pemuliaan tanaman (Hanum, 2009). Gen yang terdapat dalam suatu plasma nutfah
merupakan sumber gen yang sangat penting dalam perakitan varuetas baru.
Plasma nutfah sebagai sumber genetik untuk pelaksanaan kegiatan pemuliaan
tanaman dapat diperoleh dari tanaman introduksi, spesies liar, hasil persilangan,
varietas lokal dan varietas budidaya.
Salah satu penentu keberhasilan dari perakitan varietas baru pada
kegiatan pemuliaan tanaman adalah ketersediaan sumber gen dari plasma nutfah
yang dimiliki oleh pemulia. Sehingga semakin rendah keragaman genetik palsama
nutfah maka keragaman sifat unggul yang dapat digunakan dalam kegiatan
pemuliaan tanaman juga akan semakin rendah. Kondisi ini dapat mengakibatkan
keterbatasan pada varietas baru tanaman yang akan dirakit terutama pada
keragaman sifat unggulnya. Saat ini telah cukup banyak palsama nurtfah yang
telah punah maupun jumlahnya semakin berkurang. Kondisi ini diakibatkan oleh
beberpa hal anatara lain eksploitasi hutang yang tidak memperhatikan kelestarian
lingkungan, penggunaan tanaman untuk perluan industry secara berlebihan,
peledakan penduduk yang mengakibatkan berkurangnya jumlah lahan pertanian,
penggunaan teknologi moder sehingga mengakibatkan terdsaknya bahan alam dan
maraknya introduksi bibit unggul yang mengikis plasma nutfah di alam. Masalahmasalah tersebut dapat mengakibatkan kelangkaan dan kepunahan plasma nutfah
sehingga perlu adanya upaya kelestarian plasma nutfah.
Usaha pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan dengan melakukan
berbagai pendekatan pada lingkungan keberadaan plasma nutfah. Pendekatan
tersebut meliputi pendekanan teknis, pendekatan sosial dan pendekatan ekonomi.
Pendekatan teknis merupakan pendekatan yang dilakukan dengan dengan
Kondisi tanah
Tanah yang paling cocok bagi pertumbuhan tanaman rosela adalah tanah
subur dan gembur yaitu tanah-tanah yang memiliki sturuktur dalam, tekstur ringan
dan drainase baik. Tanamn rosela tahan pada kondisi tanah yang masam dan agak
alkali namun tidak mampu tumbuh dengan baik saat ditanam pada tanah salin.
Tanaman rosela tidak tahan dengan kondisi tanah tergenang air. Ph optimum untuk
pertumbuhan tanaman rosela berkisar antara 5,5-7 dengan curah huan rata-ratat
180 mm/bulan.
2.
Suhu
Pertumbuhan tanaman rosella akan optimal pada ketinggian 600 meter
dpl. Pertumbuhan tanaman rosella akan terganggu dan semakin tidak optimal saat
ditanam pada ketinggian lebih dari 600 meter dpl, semakin tinggi lokasi
penanaman dengan permukaan laut maka pertumbuhan tanaman rosella akan
Air
Curah hujan dapat mempengaruhi ketersediaan air pada tanaman.
Waktu tanam
Waktu tanam bagi tanaman rosela yang tepat untuk keperluan produksi
bunga adalah antara bulan April hingga Mei Waktu tanam juga dapat
mempengaruhi kandungan kimia pada kelopak rosella. Tanaman rosella yang
ditanam pada bulan Mei akan menghasilkan antosianin, protein dan karbohidrat
total lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditanam pada bulan April atau Juni.
Rosella merupakan tanaman yang secara morfologi terdiri atas daun,
bunga, akar dan batang. Rosella adalah tanaman semusim yang tumbuh tegak
bercabang dengan batang bulat dan berkayu. Tinggi tanaman rosella dapat
mencapai 3-5 meter dengan masa pembungaan hampir sepanjang tahun. Daun
tanaman rosella merupakan daun tunggal yang berbentuk bulat telur, pertulangan
menjari dan letaknya berseling dan pinggiran daun bergerigi. Daun merupakan
bagian tanaman yang mampu berfotosintesis, hasil damping dari proses
2.
3.
Selain itu pelestarian plasma nutfah juga perlu dilakukan pendekatan pada
lingkungan beradanya plasma nutfah tersebut. Pendekatan pelestarian plasma
nutfah ini meliputi pendekatan teknis, pendekatan sosial dan pendekatan
ekonomi.
4.
5.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik namun penjelasan tentang
bagaimana pencandraan dilakukan kurang maksimal, sehingga terdapat beberapa
data awal yang salah yang dilakukan masih kurang banyak dan kurang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Borokini, T. I. 2013. The State of Ex-Situ Conservation in Nigeria. Conservation
Science, 4(2): 197-212.
Hanum, C. 2009. Ekologi Tanaman. Medan: USU press.