Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu. Makalah ini
disusun agar pembaca dapat lebih memahami tentang kewirausahaan dan juga agar
pembaca mendapatkan motivasi untuk berwirausaha dengan membaca perjalanan
wirausaha dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan manfaat
kepada pembaca. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum sempurna. Oleh
karena

itu,

kami

mengharapkan

kritik

dan

saran

yang

membangun

untuk

menyempurnakan makalah ini.

BAB I
PENDAHULUAN
Masalah pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah yang multidimensional,
bukan hanya berupa persoalan ekonomi semata, tetapi juga sosial, budaya, dan politik.
Pada bidang ekonomi, masalah pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah
besar yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini, dan beberapa tahun kedepan.
Selain angkatan kerja yang terus bertambah, krisis moneter juga melanda berbagai dunia.
Hal ini berdampak keras pada perekonomian bangsa Indonesia dan juga menambah
jumlah pengangguran di Indonesia karena banyak perusahaan yang bangkrut.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi pengangguran yaitu dengan
berwirausaha. Dengan kita berwirausaha kita bisa belajar mandiri dan bisa memaknai arti
penting kehidupan, dan secara tidak langsung kita sudah membantu banyak orang. Bisnis
adalah sebuah pembelajaran, dimana dibutuhkan analisa yang sangat dalam tentang
prospek dan kelayakan dalam usaha itu. Oleh karena itu, bisnis itu harus dimulai sejak
dini sehingga kita memiliki banyak waktu untuk dapat berpikir dan mengolah otak demi
kesuksesan usaha tersebut.
Oleh karena itu, kami mencoba melakukan wawancara kepada salah satu wirausaha
dalam rangka mencari inspirasi bagi mahasiswa. Tujuan tersebut juga termasauk tujuan
diadakannya mata kuliah wirausaha di kampus.

ii

BAB II
ISI

1. Latar Belakang dan Sejarah Wirausaha


Bapak Abdul Munif atau yang sering dipanggil Om Munip adalah seorang wirausaha
yang memiliki usaha bengkel Las/ tempa besi yang cukup sukses di tempat tinggalnya
yaitu Desa Kalipucang Wetan Rt 04 Rw 02. Di desanya Bapak 3 anak ini terkenal kaya
dan sukses akan usaha yang digelutinya.
Wirausaha sukses ini ternyata adalah hanya seorang lulusan Sekolah Dasar/ SD di
desa Ngelo, Demak tempat tinggal masa kecilnya sebelum ia menikah dan tinggal di
Kalipucang. Om Munip juga berasal dari keluarga yang pas-pasan atau bahkan bisa
dikatakan tidak mampu dengan 5 bersaudara. Dari kecil beliau sudah hidup mandiri
dengan tidak bergantung pada orang tuanya karena kondisi bapak beliau yang sakitsakitan, bahkan sejak kecil beliau sudah cukup mampu membiayai kebutuhannya sendiri
serta adik-adiknya.
Dari wawancara yang saya lakukan pada hari Jumat tanggal 1 Mei 2015, saya
mencoba menggali informasi tentang sejarah usaha yang digeluti beliau sekarang ini.
Jadi, alasan dari Om Munip hanya lulus SD saja adalah karena beliau memang tidak ingin
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Beliau lebih memilih untuk bekerja dari kecil
untuk membiayai kebutuhannya serta adik-adiknya. Beliau tidak ingin membebani kedua
orang tuanya terutama bapaknya karena kondisi bapaknya yang sedang sakit dan sudah
terkena penyakit sejak lama.
Sejak kecil Om Munip sudah bekerja yaitu sebagai penggiling padi di sawah dan
menjual beras itu keliling desa. Beliau berjualan beras keliling hanya dengan mengayuh
sepeda ontel yaitu sepeda ontha yang dimiliki bapaknya. Dengan sepeda beliau bisa
berjualan hingga ke desa-desa sebelah. Beliau tidak mempedulikan betapa capeknya
mengayuh sepeda itu. Yang terpenting tekad dan niatnya untuk meringankan beban orang
tuanya. Walaupun hanya lulusan SD, Om Munip juga ingin seperti orang-orang yang lain
untuk hidup yang lebih baik. Beliau tidak hanya bekerja sebagai penggiling padi, tetapi

beliau juga nekat untuk pergi ke luar kota untuk bekerja setelah berusia 15 tahun. Beliau

memiliki motivasi tinggi untuk hidup lebih baik. Beliau ternyata pergi ke Jakarta
untuk bekerja sebagai penjual burung dan seorang ojek. Dalam menjual burung, beliau
hanya menjaga kios seorang penjual burung di Jakarta. Tiap pagi beliau harus
membersihkan semua kotoran burung, memberi pakan, serta mendagangkan burungburung itu hingga laku. Dengan kegigihan serta keuletannya dalam bekerja, sang pemilik
kios pun salut dan memberi kepercayaan sepenuhnya kepada Om Munip, karena dengan
kerajinan om Munip penjualan burung bisa laku berkali-kali lipat dari sebelumnya. Dan
akhirnya beliau diberikan satu kios untuk berjualan sendiri dari pemilik kios burung di
Jakarta itu.
2. Awal Pendirian Usaha Bengkel Las/ Besi Tempa
Om Munip adalah wirausaha yang memiliki jiwa bisnis sejak kecil. Sejak lulus SD
sudah berjualan beras, menggiling padi, hingga memutuskakn pergi ke luar kota untuk
bekerja. Perjuangan untuk hidup lebih baik tidak hanya berhenti disitu saja. Setelah
mendapat uang atau upah yang cukup besar dari hasil kerjanya, beliau memutuskan untuk
kembali ke desanya berjualan beras lagi. Dan uangnya tadi di tabung untuk membeli
sepeda motor agar jika berjualan beras bisa lebih mudah. Dari yang hanya memakai
sepeda onthel, beliau sudah beralih dengan meggunakakn sepeda motor yang beliau beli
dari hasilnya bekerja di Jakarta. Setelah menggunakan motor, beliau bahkan bisa beralih
menggunaka truk untuk mengedarkan dagangannya ke daerah yang lebih luas. Usaha
dagang beliau akhirnya bisa lebih maju dari sebelumnya. Dan akhirnya beliau pun
memutuskan untuk menikah. Setelah menikah, beliau masih berdagang keliling
menyetorkan berasnya ke penjual di desa. Pada saat itu beliau berdagang menggunakan
motor, sesampainya di jalan hujan lebat turun. Akhirnya beliau meneduh di sebuah toko
yang di depannya terdapat bengkel las. Selama berteduh, fikiran om Munip lari kemanamana, berkhayal dan berkeinginan untuk lebih maju. Dengan kemauan dan tekat beliau
memutuskan untuk ikut bekerja sebagai karyawan di bengkel las tadi. Selama bekerja di
bengkel las, beliau diberi arahan dan pengajaran tentang apa yang harus beliau lakukan.
Dan di tempat itu om Munip diposisikan sebagai karyawan yang langsung terjun ke
lapangan yaitu dengan mencari pelanggan yang membutuhkan jasa untuk membuat pintu
atau gerbang rumah. Beliau bekerja sebagai karyawan di bengkel las Agus selama 4

tahun dimulai dari tahun 2006. Selama 4 tahun itu, beliau dipercaya lebih oleh pemilik

bengkel untuk memegang kendali pada order usahanya. Selain itu, pemilik bengkel
las itu memberi saran kepada om Munip untuk mencoba mendirikan usaha sendiri dengan
bakat dan keuletan yang dimiliki om Munip tersebut. Dan semenjak diberi pengarahan
seperti itu dan dengan modal keterampilan yang dimiliki, om Munip pun semakin yakin
dan ingin mendirikan usaha sendiri.
Om Munip mencoba mendirikan usaha bengkel las atau besi tempa pada tahun 2010
dengan modal yang beliau dapatkan dari pekerjaan sebelumnya. Sedikit demi sedikit
uang yang beliau dapatkan di tabung untuk mendirikan usaha bengkel lasnya. Selain dari
tabungannya, beliau juga mengajukan hutang ke sebuah bank di daerahnya. Setelah uang
terkumpul dan cukup untuk mendirikan usaha, beliaupun mendirikan usaha bengkel las
yang bernama Karya Abadi yang terletak di desa Pecangaan. Bengkel ini melayani
pemesanan tralis pintu gerbang, atap garasi yang terbuat dari besi, juga melayani bengkel
las.
3. Jatuh Bangun Usaha
Dalam menjalankan usahanya dari kecil sampai sekarang ini, tentunya beliau tidak
terlepas dari masa kritis yang pasti juga dialami oleh wirausaha-wirausahawan yang
lainnya. Dari kecil beliau sudah merasakan betapa susahnya mencari uang sendiri. Masa
kritis beliau sebelum menjadi wirausahawan sukses yaitu saat dimana ia harus ke Jakarta
untuk mendapatkan uang yang lebih. Selain itu juga saat beliau baru saja membangun
bengkelnya yang harus hutang ke sebuah bank dan tiap bulannya pendapatannya harus
terkurangi untuk membayar cicilan hutang. Di bulan-bulan pertama memang beliau
belum mempunyai pelanggan yang banyak seperti sekarang ini.
Pada saat pertama membuka usaha bengkel las, beliau hanya memiliki 2 orang
karyawan. Karyawan tersebut didapatkan dari informasi teman yang ada di Semarang.
Selama ini memang om Munip banyak sekali menjalin hubungan dengan orang karena
memang dari kecil sudah keliling bekerja dan pastinya hubungan dengan orang juga
banyak. Jadi, saat pertama beliau mencari karyawan tidak terlalu sulit. Setelah usahanya
lancar, beliau menambah jumlah karyawannya menjadi 9 orang sampai saat ini.
Dalam mendapatkan order atau pelanggan, om Mumip juga tidak merasakan hal yang

terlalu sulit karena sebelumnya beliau pernah bekerja di bengkel las dan beliau langsung

terjun ke lapangan dengan mencari order. Selama menjadi karyawan di bengkel las
dahulu, beliau mendapatkan banyak pengalaman dan relasi dengan banyak orang. Setiap
paginya beliau langsung pergi mencari order dengan mendatangi rumah-rumah atau
bangunan yang sekiranya membutuhkan jasa bengkel las atau membuat pintu gerbang,
jendela dan lainnya. Dari pengalaman tersebut, om Munip terbiasa mendapatkan order.
Dan dalam usahanya tersebut, sekarang beliau tidak harus langsung turun ke lapangan
karena sudah banyak yang mengenal dan tahu akan usahanya. Jadi, pelanggan datang
dengan sendiriya. Selama 5 tahun terakhir ini, beliau belum pernah merasakan jatuh
bangun usahanya lagi selama 5 tahun ini alhamdulillah beliau bisa membayar hutanghutang nya di bank sebelumnya.
Ketidak pernahan jatuh bangunnya beliau selama lima tahun ini disebabkan karena
beliau berusaha semaksimal mungkin melayani konsumen dengan baik, dengan
memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumennya. Selain itu, juga selalu menjaga
kualitas

barang

pekerjannya

dengan

harga

yang

terjangkau

sesuai

dengan

penggarapannya. Dengan demikian, beliau mendapatkan kepercayaan lebih dari orangorang terutama konsumennya. Konsumen akan lebih puas dengan barang hasil pekerjaan
dari bengkel ini, dan akan memberitahu ke orang lain tentang kualitas barang dan hasil
bengkel tersebut Hal ini akan berdampak pada bertambahnya peminat atau konsumen om
Munip.
4. Keinginan Pengembangan Usaha
Setiap pengusaha atau wirausaha tentunya ingin jika usaha yang dijalankannya itu
terus maju dan berkembang pesat. Begitupun keinginan om Munip akan kejayaan atau
perkembangan usahanya. Beliau selalu menginginkan usahanya akan terus berkembang
dan mampu mengikuti pasaran model.
Agar keinginan beliau tercapai tentunya beliau harus melakukan tindakan-tindakan
yang berefek pada pengembangan usahanya. Beberapa tindakan yang dilakukan adalah :
1. Dengan meningkatkan kualitas barang pekerjaan bengkelnya
2. Selalu menuruti apa yang diinginkan konsumennya

3. Menyediakan model gerbang atau pintu yang sesuai dengan perkembangan zaman

4. Melayani konsumen dengan lebih baik, dan ramah tamah


5. Memberi harga yang terjangkau sesuai dengan kualitas barangnya
Om Munip ingin usahanya bisa lebih maju dari sekarang, beliau ingin memperluas
jaringan usahanya, serta ingin mendirikan cabang bengkel las lagi di daerah Jepara kota
agar dekat dengan peradaban masyarakat kota.
Keinginan beliau tersebut diimbangi dengan usahanya untuk lebih giat menabung di
bank agar bisa mewujudkan keinginannya tersebut.
Selama 5 tahun berprofesi sebagai pemilik bengkel las Karya Abadi, beliau telah
mampu membangun sebuah rumah berlantai 2, membeli 2 buah mobil, dan 3 buah sepeda
motor. Bahkan tahun ini pun beliau akan berangkat haji bersama istrinya. Semuanya itu
didapatkan om Munip karena usaha kerasnya dari kecil, pengalaman dari kecil lah yang
mampu menghantarkan beliau sampai seperti saat ini
6. Semboyan Hidup
Semboyan hidup om Munip selama ini yaitu Kesuksesanku adalah bahagia orang
tuaku. Itu yang dikatakan beliau saat saya melakukan wawancara. Beliau bersemboyan
seperti itu karena dari kecil beliau sudah membanting tulang demi meringankan beban
orangtuanya serta kelak saat beliau sukses pun itu demi orang tuanya. Beliau akan merasa
bangga bila bisa menjadi seseorang yang sukses serta membahagiakan orang tuanya. Dan
akhirnya sebelum orang tuanya meninggal dunia, beliau sudah bisa memperlihatkan
kehidupan yang layak sekarang ini kepada orangtuanya.

7. Gambar-Gambar di Bengkel Las Karya Abadi Pecangaan

Gb.a. Gambar salah satu barang pekerjaan di bengkel

Gb.b. Gambar salah satu karyawan yang sedang menge-las besi untuk dijadikan sebagai
gerbang rumah

KESIMPULAN

Dimana ada kemauan, usaha, kerja keras dan berfikir maju maka segala kesulitan
akan menjadi kemudahan. Terbukti dengan kisah dari om Munip yang dulunya susah
payah membuka usaha, sampai meminjam uang untuk modal usahanya, kini beliau
mampu membuktikan bahwa beliau mampu menjadi wirausaha yang sukses.
Hidup sulit dan sangat sederhana tidak mematahkan semangatnya untuk berusaha,
sampai menjadi sukses. Dari seorang penjual beras hingga menjadi pengusaha sukses
beliau raih dengan kerja keras. Berusaha memuaskan konsumennya dan tak henti pula
beliau berkreasi untuk mengembangkan usahanya untuk lebih maju
Semboyan hidupnya yaitu Kesuksesanku adalah bahagia orang tuaku .

iii

Anda mungkin juga menyukai