445 824 1 SM PDF
445 824 1 SM PDF
ISSN 2087-7412
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 159-168
PY
ABSTRAK
159
PY
Dalam
industri
pengolahan
pangan, salah satu pemanfaatan enzim
protease, yaitu pada produksi keju
cottage. Keju cottage dihasilkan dari
fermentasi susu tanpa pematangan
dadih. Keju cottage dapat langsung
dikonsumsi setelah dadih (curd)
diambil. Biasanya, keju jenis ini
digunakan masyarakat sebagai bahan
campuran dalam pembuatan kue, dan
juga dapat dimakan sebagai isi roti.
Pada produksi keju, terdapat
suatu proses koagulasi susu yang dapat
terjadi dengan meningkatkan keasaman
susu melalui fermentasi menggunakan
kultur bakteri asam laktat dengan
penambahan enzim rennet pada susu
(Buckle, 2007). Enzim protease dari
abomasum anak sapi (rennet) yang
biasanya digunakan sebagai koagulan
tersedia dalam jumlah terbatas dan
memiliki harga yang cukup mahal,
sehingga membutuhkan alternatif
penggumpal lain.
Papain adalah suatu protease
sulfihidril dari getah pepaya yang
memiliki
kemampuan
proteolitik
dalam mengkoagulasi kasein susu pada
produksi keju. Aktivitas proteolitik
papain ditandai dengan proses
pemecahan substrat menjadi produk
oleh gugus histidin dan sistein pada
PENDAHULUAN
160
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 159-168
PY
161
PY
Keterangan:
[tirosin] = konsentrasi tirosin(g/mL)
v
= volume total sampel (mL)
q
= waktu inkubasi (menit)
p
= volume enzim (mL)
fp
= faktor pengenceran
162
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 159-168
40
60
0.060
0.000
20 40 60 80 100
PY
O
20
0.200
0.245
0.326
2.000
0.000
0.400
4.076
3.425
2.850
4.000
6.000
0.549
0.443
0.600
80 100
163
10.000
8.7429.201
7.500
6.239
5.000
2.500
1.134
0.000
0
PY
20 40 60 80 100
Peningkatan
kadar
protein
tersebut dapat dikarenakan adanya
protein non enzim yang ikut terekstrak
oleh amonium sulfat, sehingga ketika
dilihat kembali pada aktivitasnya
terjadi penurunan pada penambahan
amonium sulfat dengan tingkat
kejenuhan yang tinggi. Enzim hasil
salting-out meski sudah bebas dari
kontaminan non protein, tetapi masih
tercampur dengan protein non enzim.
Berikut ini nilai aktivitas spesifik
enzim yang merupakan unit aktivitas
protease dalam setiap milligram
protein yang terkandung dalam enzim,
yang sekaligus dapat mengindikasikan
tingkat kemurnian suatu enzim.
Hasil menunjukkan derajat kemurnian enzim tertinggi berdasarkan
aktivitas spesifiknya dibandingkan
yang lainnya yaitu pada enzim dengan
penambahan amonium sulfat kejenuhan 60% b/v.
164
dengan penambahan
pengendapan.
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 159-168
enzim
tanpa
Massa
(gram)
80
40,5848
74
44,9600
62
41,1078
63
47,7688
65
48,7626
Keju+
BAL+
Ekstrak
kasar
Keju+
BAL+
Papain
Hasil
Protein (%)
21,4435
22,7083
23,0885
Lemak (%)
1,6659
1,5967
1,5712
Air (%)
Kalsium
(mg/kg)
67,0572
68,6032
69,5797
950,894
978,362
984,553
Komposisi
Gizi
Keterangan:
K=Keju kontrol (0 ppm) / tanpa penambahan enzim
papain
E=Sampel dengan penambahan ekstrak kasar tanpa
pengendapan amonium sulfat 60% sebanyak
215 ppm
A=Sampel dengan penambahan enzim hasil
pengendapan amonium sulfat 60% sebanyak
150 ppm
B=Sampel dengan penambahan enzim hasil
pengendapan amonium sulfat 60% sebanyak
250 ppm
C=Sampel dengan penambahan enzim hasil
pengendapan amonium sulfat 60% sebanyak
350 ppm
Waktu
Koagulasi
(jam)
Sampel
PY
Berdasarkan Tabel 1
dapat
diketahui pula bahwa semakin tinggi
konsentrasi enzim papain yang
ditambahkan menyebabkan massa
dadih semakin banyak.
Lamanya
waktu
koagulasi
maupun jumlah dadih yang diperoleh
dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
seperti banyaknya jumlah kasein dalam
susu, jenis dan konsentrasi enzim, serta
konsentrasi starter bakteri yang
digunakan. Kecepatan pembentukan
asam laktat oleh starter bakteri akan
membantu proses koagulasi susu
secara cepat oleh enzim, karena waktu
koagulasi akan menurun dengan
semakin tingginya keasaman susu
(Daulay, 1991).
165
metode
Kompleksometri.
Hasil
menunjukkan bahwa keju dengan
penambahan enzim papain hasil
pengendapan menghasilkan kadar
mineral kalsium tertinggi yaitu sebesar
984,553 mg/kg sampel. Hal tersebut
sangat baik karena menandakan
sedikitnya kalsium yang terlarut dalam
whey.
PY
KESIMPULAN
Penambahan amonium sulfat
persen kejenuhan 60% b/v memiliki
kemurnian
tertinggi
berdasarkan
aktivitas spesifik papain dari buah
pepaya (Carica papaya L.) sebesar
9,201 U/mg, dengan nilai aktivitas
enzim 4,076 U/mL dan kadar protein
0,443 mg/mL. Kondisi optimum untuk
pembuatan keju cottage diperoleh pada
konsentrasi enzim papain hasil
pengendapan dengan amonium sulfat
kejenuhan 60% b/v sebesar 250 ppm,
dengan massa keju yang dihasilkan
47,77 gram dan waktu koagulasi 63
jam pada suhu 30oC. Kandungan gizi
keju yang dihasilkan pada kondisi
optimum yaitu kadar protein 23,09%;
lemak 1,57%; air 69,58%; dan mineral
kalsium 984,55 mg/kg (per 100 gram
keju).
SARAN
1. Dilakukan karakterisasi lanjutan
pemurnian enzim melalui filtrasi
gel, kromatografi penukar ion, SDSPAGE
dan
lainnya
untuk
mengetahui secara pasti tingkat
kemurnian papain yang diproduksi.
2. Dilakukan variasi perbandingan
susu skim dengan aquades yang
optimum untuk mempercepat waktu
koagulasi pada penambahan papain
hasil ekstraksi dari buah papaya
(Carica papaya L.) melalui
pengendapan amonium sulfat persen
166
Volume 4. No. 2
Oktober 2013, hal 159-168
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., Edwards, R.A., et.al.
(2007).
Ilmu
Pangan.
Diterjemahkan
oleh
Hari
Purnomo dan Adiono. Jakarta:
UI Press.
Buletin
Tekno
Pangan
dan
Agroindustri. (2012). Enzim
Papain dari Pepaya, Tortilla,
Bawang
Goreng
Kemasan,
Produk Awetan Tempe, Produk
Awetan Tahu. Volum 1, Nomor
11. Jurusan Teknologi Pangan
dan Gizi IPB.
Daulay,
D.
(1991).
Monograf
Fermentasi Keju. Pusat Antar
Universitas (PAU) Pangan dan
Gizi. Bogor: IPB.
Geantaresa, E. (2009). Pemanfaatan
Ekstrak Kasar Papain sebagai
Koagulan pada Pembuatan Keju
Cottage menggunakan Bakteri
Streptococcus
thermophillus,
Leuconostoc mesentroides, dan
Lactococcus lactis. Skripsi.
Program Studi Kimia Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Bandung: tidak diterbitkan.
Hariati, I. (2006). Pembuatan Keju
Secara
Fermentasi
Menggunakan Bakteri Streptococcus
thermophillus,
Lactococcus
lactis,
dan
Leuconostoc
mesenteroides. Tesis Magister
pada Jurusan Bioteknologi ITB:
tidak diterbitkan.
PY
kejenuhan
60%
b/v
dengan
konsentrasi papain sebesar 250
ppm.
3. Dilakukan analisis kandungan gizi
susu skim yang digunakan, analisis
mikrobiologi, uji organoleptik, dan
penentuan ketahanan produk/masa
kadaluarsa terhadap keju cottage
yang dihasilkan.
167
PY
168