Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BIOGAS
Untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Lingkungan Hidup

Disusun oleh :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Abdul Latif
Apid Somantri
Dani Herdiyana
Linta Nurhasanah
Nina Maryana
Nuni Nurjanah
Susilawati
Kelas : XI-TKJ-1

PEMERINTAH KOTA BANJAR


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 4 BANJAR


Jalan Pangandaran Desa Sukamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar 46316
Email : smkn4banjar@yahoo.co.id
Telepon : (0265) 2732306
Websites : http://smkn4banjar.sch.id
2015

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi
Robbi, atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan
penyusunan karya tulis ini yang berjudul Biogas dengan baik. Tak
lupa pula shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya, sahabatnya,
dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Aamiin.
Selama penyusunan karya tulis ini tentunya hambatan selalu
mengiringi, namun, masukan, saran, bimbingan, dorongan, dan
bantuan dari berbagai pihak membuat semua hambatan dalam
penyusunan hasil karya ini dapat teratasi.
Hasil karya ini dibuat dengan tujuan sebagai informasi serta
menambah wawasan khususnya mengenai teknologi ramah
lingkungan yang sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini. Karena,
bumi ini semakin tua semakin pula sakit akibat aktivitas manusia yang
semakin tidak ramah dengan alam. Akibatnya banyak sekali
komponen alam yang terganggu maupun rusak akibat dari aktivitas
manusia. Itulah sedikit gambaran dari hasil karya yang telah kami
selesaikan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, taka ada karya
yang sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk kemajuan hasil karya ini di masa mendatang.
Penulis memanjatkan doa semoga Allah SWT, memberikan
balasan yang setimpal atas segala amal, budi baik semuanya. Akhir
kata, kami selaku penyusun berharap agar semua yang tersaji dalam
karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kit semua. Aamiin.
Banjar, 18 Februari 2015

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Cover ....

Kata Pengantar .........................

ii

Daftar Isi .... ..

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .

1.2 Rumusan Masalah .... 2


1.3 Tujuan ..

1.4 Manfaat ....

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas . 3
2.2 Proses Pencernaan Anaerob . 6
2.3 Teknologi Digester ... 10
2.4 Cara Pembuatan Biogas 12
2.5 Manfaat Biogas . 18
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Biogas ... 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 21
3.2 Saran .. 22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya
kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh
limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran
hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan
pengolahan limbah tersebut kurang serius. Berbagai teknik pengolahan
limbah, baik cair maupun padat untuk menyisihkan bahan polutannya
yang telah dicoba dan dikembangankan selama ini belum memberikan
hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan
suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah dan berkelanjutan.
Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah dengan cara BIOPROSES, yaitu mengolah limbah organik baik cair maupun organik
secara biologis menjadi biogas dan produk alternatif lainnya seperti
sumber etanol dan methanol. Dengan metode ini, pengolahan limbah
tidak hanya bersifat penanganan namun juga memiliki nilai
guna/manfaat.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer
digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar
dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus
mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila
terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan
energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih
sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam
manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang
lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan
karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil
dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi
ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di atmosfer bila
dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Saat ini, banyak negara maju yang meningkatkan penggunaan
biogas yang dihasilkan baik dari limbah cair maupun limbah padat atau

yang dihasilkan dari sistem pengolahan biologi mekanis pada tempat


pengolahan limbah.
Teknologi pengolahan limbah baik cair maupun padat
merupakan kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun
macam teknologi pengolahan limbah cair dan limbah padat, baik
domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan
dipelihara masyarakat setempat. Jadi teknologi yang dipilih harus
sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan biogas?
2. Apa sajakah kandungan dari biogas?
3. Bagaimanakah cara untuk mengolah limbah tahu, eceng gondok
dan kotoran?
4. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan biogas?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian biogas.
2. Mengetahui kandungan biogas.
3. Mengetahui proses pembuatan biogas limbah tahu, eceng gondok
dan kotoran.
4.` Mengetahui kelebihan dan kekurangan biogas.

1.4 Manfaat
1. Untuk lingkungan, dengan pembuatan biogas, maka lingkungan
tidak menjadi rusak.
2. Untuk masyarakat, dapat meringankan beban karena biogas
merupakan alternatif bahan bakar yang lebih murah.
3. Untuk siswa, dapat digunakan sebagai pembelajaran tentang
pembuatan teknologi ramah lingkungan dan juga dapat melatih
jiwa kewirausahaan.
4. Untuk pemerintah, dengan adanya biogas, maka dapat mengurangi
berbagai macam permasalahan yang dihadapi terhadap kerusakan
lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biogas
Biogas adalah gas mudah terbakar (flammable) yang dihasilkan
oleh proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri
anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada
umumnya semua jenis bahan organik bisa diproses untuk
menghasilkan biogas, namun demikian hanya bahan organik (padat,
cair) homogen seperti kotoran dan urine (air kencing) hewan ternak
cocok untuk sistem biogas sederhana. Di daerah yang banyak industri
pemrosesan makaan antara lain tahu, tempe, ikan, pindang atau brem
bisa menyatukan saluran limbahnya ke dalam sistem biogas, sehingga
limbah industri tersebut tidak mencemari lingkungan di sekitarnya.
Hal ini memungkinkan karena limbah industri tersebut diatas berasal
dari bahan organik yang homogen.
Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu
pengganti yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau
gas alam. Gas ini dihasilkan dalam proses yang disebut pencernaan
anaerob, merupakan gas campuran metan (CH4), karbondioksida
(CO2), dan sejumlah kecil nitrogen, amonia, sulfur dioksida, hidrogen
sulfida, dan hidrogen. Secara alami, gas ini terbentuk pada limbah
pembuangan air, tumpukan sampah, dasar danau atau rawa. Mamalia
termasuk manusia menghasilkan biogas dalam sistem pencernaannya,
bakteri dalam sistem pencernaan menghasilkan biogas untuk proses
mencerna selulosa. Biomassa yang mengandung kadar air yang tinggi
seperti kotoran hewan dan limbah pengolahan pangan cocok
digunakan untuk bahan baku pembuatan biogas.
Limbah peternakan merupakan salah satu sumber bahan yang
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas, sementara
perkembangan atau pertumbuhan industri peternakan menimbulkan
masalah bagi lingkungan karena menumpuknya limbah peternakan.
Polutan yang dihasilkan dari dekomposisi kotoran ternak yaitu BOD

(Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemichal Oxygen Demand),


bakteri patogen, polusi air, debu, dan polusi bau. Di banyak negara
berkembang kotoran ternak, limbah pertanian, dan kayu bakar
digunakan sebagai bahan bakar. Hal inilah yang menjadi perhatian
karena emisi metan dan karbondioksida yang menyebabkan efek rumah
kaca dan mempengaruhi perubahan iklim global.
Jika dilihat dari segi pengolahan limbah, proses anaerob juga
memberikan beberapa keuntungan yaitu menurunkan nilai COD dan
BOD, total solid, volatile solid, nitrogen nitrat, dan nitrogen organik.
Bakteri caliform dan patogen lainnya, telur insek, parasit, bau juga
dihilangkan atau menurun. Di daerah pedesaan yang tidak terjangkau
listrik, penggunaan biogas memungkinkan untuk belajar dan
melakukan kegiatan komunitas di malam hari. Kesetaraan biogas
dengan sumber energi lain dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain
Bahan Bakar Jumlah
Elpiji
0,46 kg
Minyak Tanah 0,62 liter
Minyak Solar 0,52 liter
Bensin
0,80 liter
Gas Kota
1,50 m3
Kayu Bakar
3,50 kg
Sumber : Departemen Petanian (2009)

Komponen terbesar biogas adalah Methana (CH4, 54-80%-vol)


dan karbondioksida (CO2, 20-45%-vol) serta sejumlah kecil H2, N2,
dan H2S. Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses
anaerobik yang terjadi. Pada literature lain komposisi biogas secara
umum ditampilkan dalam tabel berikut :
Komponen
Presentase
Metana (CH4)
55 - 75%
Karbondioksida (CO2)
25 - 45%
Nitrogen (N2)
0 - 0,3%
Hidrogen (H2)
1 - 5%
Hidrogen Sulfide (H2S)
0 - 3%
Oksigen (O2)
0,1 0,5%
Tabel 1.2 Komposisi biogas secara umum

Biogas berasal dari fermentasi bahan-bahan organik diantaranya :


a. Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, dan lain-lain;
b. Limbah dan hasil produksi : minyak, gas, penggiling padi, limbah
sagu;
c. Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan
dan sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan
tapioka, limbah cair industri tahu;
d. Limbah Perairan : tumbuh-tumbuhan air, eceng gondok;
e. Limbah Peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing,
kotoran unggas.
No. Bahan Organik Jumlah (Kg) Biogas (lt)
1

Kotoran Sapi

40

Kotoran Kerbau

30

Kotoran Babi

60

Kotoran Ayam

70

Tabel 1.3 Produksi Biogas Dari Berbagai Bahan Organik

No.

Jenis Ternak

Jml. Tinja Per


Kandungan Air
Bahan
hari/Kg
(%)
Kering
1
Sapi
28
80
20
2
Sapi Perah
28
80
20
3
Kerbau
35
83
17
4
Kambing
1.13
74
26
5
Domba
1.13
74
26
6
Babi
3.41
67
33
7 Ayam/kampung/ras
0.18
72
28
8
Itik
0.34
62
38
9
Manusia
0.15
77
23
Tabel 1.4 Perbandingan Jumlah Kotoran /Tinja Yang Dihasilkan Ternak Dan
Manusia

2.2 Proses Pencernaan Anaerob


Proses pencernaan anaerob, yang merupakan dasar dari reaktor
biogas yaitu proses pemecahan bahan organik oleh aktivitas bakteri
metanogenik dan bakteri asidogenik pada kondisi tanpa udara. Bakteri
ini secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan
organik, seperti kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah
tangga. Proses anaerob dapat berlangsung di bawah kondisi lingkungan
yang luas meskipun proses yang optimal hanya terjadi pada kondisi
yang terbatas.
Parameter

Nilai

Temperatur
Mesofilik

35o C

Termofilik

54o C

pH

7-8

Alkalinitas

2500 mg/L Minimum

Waktu retensi

10-30 hari

Laju terjenuhkan

0.15-0.35 kg.VS/m3/hari

Hasil biogas

4.5-11 m3/kg.VS

Kandungan metana

60-70 %

Tabel 1.5 Kondisi pengoperasian pada proses pencernaan anaerob

Pembentukan biogas meliputi tiga tahap proses yaitu :


a. Hidrolisis, pada tahap ini terjadi penguraian bahan-bahan
organik mudah larut dan pencernaan bahan organik kompleks
menjadi sederhana;
b. Pengasaman, pada tahap pengasaman komponen monomer yang
terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan
bakteri asam. Produk akhir dari perombakan gula-gula sederhana
ini yaitu asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol, dan
sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen dan amonia.
c. Metanogenik, pada tahap ini terjadi proses pembentukan gas
metan. Bakteri pereduksi sulfat juga terdapat dalam proses ini,
yaitu untuk mereduksi sulfat dan komponen sulfur lainnya
menjadi hidrogen sulfida.

Untuk lebih jelasnya proses pembentukan biogas dapat dilihat


pada diagram alir di bawah ini :
Selulosa
1. Hidrolisis

(C6H10O5)n + nH2O
Selulosa

n(C6H12O6)
Glukosa

Glukosa
(C6H12O6)n + nH2O
CH3CHOHCOOH
Glukosa
Asam Laktat
CH3CH2CH2COOH + CO2 + H2
Asam Butirat
CH3CH2OH + CO2
Etanol
Asam Lemak dan Alkohol

2. Pengasaman

3. Metanogenik

4H2 + CO2
2H2O + CH4
CH3CH2OH + CO2
CH3COOH + CH4
CH3COOH + CO2
CO2 + CH4
CH3CH2CH2COOH + 2H2 + CO2
CH3COOH + CH4

Metan
Metana + CO2
Gambar 1.1 Diagram alur proses fermentasi anaerobik

Bakteri yang berperan dalam proses pencernaan anaerobik yaitu


bakteri hidrolitik yang memecah bahan organik menjadi gula dan asam
amino, bakteri fementatif yang mengubah gula dan asam amino
menjadi asam organik, bakteri asidogenik merubah asam organik
menjadi hidrogen, karbondioksida dan asam asetat, dan bakteri
metanogenik yang menghasilkan gas metan dari asam asetat, hidrogen,
dan karbondioksida. Bakteri metanogenik akan menghasilkan biogas
yang bagus (kandungan gas metan tinggi) pada suhu 25o-30o C. Di
dalam digester biogas terdapat dua jenis bakteri yang sangat berperan
yaitu bakteri asidogenik dan bakteri metanogenik. Kedua bakteri ini
harus dipertahankan jumlahnya seimbang. Bakteri-bakteri inilah yang
merubah bahan organik menjadi gas metan dan gas lainnya dalam siklus
hidupnya.

Kandungan gas metan dalam biogas yang dihasilkan tergantung


pada jenis bahan baku yang dipakai. Sebagai contoh komposisi biogas
dapat dilihat pada Table 1.6
Kotoran

Campuran Kotoran Sapi dan Sampah

Sapi

Pertanian

Metana (CH4)

65.7

55-70

Karbondioksida (CO2)

27.0

27-45

Nitrogen (N2)

2.3

0.5-3.0

0.0

0.1

Oksigen (O2)

0.1

6.0

Propan (C3H8)

0.7

Hidrogen Sulfida

Tidak

(H2S)

Terukur

Nilai Kalor (kkal/m3)

6513

Jenis Gas

Karbonmonoksida
(CO)

Sedikit sekali
4800-6700

Tabel 1.6 Kompisisi gas (%) dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak dan
sisa pertanian.

Kegagalan proses pencernaan anaerobik dalam digester biogas


bisa dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri metanogenik
terhadap bakteri asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat
asam (pH kurang dari 7) yang selanjutnya menghambat kelangsungan
hidup bakteri metanogenik. Kondisi keasaman yang optimal pada
pencernaan anaerobik yaitu sekitar pH 6,8 sampai 8, laju pencernaan
akan menurun pada kondisi pH yang lebih tinggi atau rendah.
Bakteri yang terlibat dalam proses anaerobik membutuhkan
beberapa elemen sesuai dengan kebutuhan organisme hidup seperti
sumber makanan dan kondisi lingkungan yang optimum. Bakteri
anaerob mengkonsumsi karbon sekitar 30 kali lebih cepat dibanding
nitrogen. Hubungan antara jumlah karbon dan nitrogen dinyatakan
dengan rasio karbon/nitrogen (C/N), rasio optimum untuk digester
anaerobik berkisar 20 - 30. Jika C/N terlalu tinggi, nitrogen akan
dikonsumsi dengan cepat oleh bakteri metanogen untuk memenuhi

kebutuhan pertumbuhannya dan hanya sedikit yang bereaksi dengan


karbon akibatnya gas yang dihasilnya menjadi rendah. Sebaliknya jika
C/N rendah, nitrogen akan dibebaskan dan berakumulasi dalam bentuk
amonia (NH 4) yang dapat meningkatkan pH. Jika pH lebih tinggi dari
8,5 akan menunjukkan pengaruh negatif pada populasi bakteri
metanogen. Kotoran ternak sapi mempunyai rasio C/N sekitar 24.
Hijauan seperti jerami atau serbuk gergaji mengandung persentase
karbon yang jauh lebih tinggi, dan bahan dapat dicampur untuk
mendapatkan rasio C/N yang diinginkan. Rasio C/N beberapa bahan
yang umum digunakan sebagai bahan baku biogas disajikan pada tabel
1.7
Bahan

Rasio C/N

Kotoran bebek

Kotoran manusia

Kotoran ayam

10

Kotoran kambing

12

Kotoran babi

18

Kotoran domba

19

Kotoran sapi/kerbau

24

Tabel 1.7 Rasio karbon dan nitrogen (C/N) dari beberapa bahan baku

Slurry kotoran sapi mengadung 1,8 - 2,4% nitrogen, 1,0 - 1,2%


fosfor (P205), 0,6 - 0,8% potassium (K 20), dan 50 - 75% bahan
organik. Kandungan solid yang paling baik untuk proses anaerobik
yaitu sekitar 8%. Untuk limbah kotoran sapi segar dibutuhkan
pengenceran 1 : 1 dengan air.
Jenis Kotoran Produksi Gas per Kg (m3)
0.023-0.040
Sapi/Kerbau
0.040-0.059
Babi
0.065-0.116
Unggas
0.020-0.028
Manusia
Tabel 1.8 Potensi produksi gas dari berbagai jenis kotoran hewan

2.3 Teknologi Digester


Saat ini berbagai bahan dan jenis peralatan biogas telah banyak
dikembangkan sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik
wilayah, jenis, jumlah dan pengelolaan kotoran ternak. Secara umum
terdapat dua teknologi yang digunakan untuk memperoleh biogas.
Pertama, proses yang sangat umum yaitu fermentasi kotoran ternak
menggunakan digester yang didesain khusus dalam kondisi anaerob.
Kedua, teknologi yang baru dikembangkan yaitu dengan menangkap
langsung gas metan dari lokasi tumpukan sampah tanpa harus membuat
digester khusus. Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan
biogas ditampilkan pada gambar berikut.

Gambar 1.2 Peralatan dan proses pengolahan dan pemanfaatan biogas

Beberapa keuntungan kenapa digester anaerobik lebih banyak


digunakan antara lain :
1. Keuntungan pengolahan limbah
a. Digester anaerobik merupakan proses pengolahan limbah yang
alami
b. Membutuhkan lahan yang lebih kecil dibandingkan dengan
proses kompos aerobik ataupun penumpukan sampah
c. Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang
d. Memperkecil rembesan polutan
2. Keuntungan energi
a. Proses produksi energi bersih
b. Memperoleh bahan bakar berkualitas tinggi dan dapat
diperbaharui
c. Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan

10

3. Keuntungan lingkungan .
a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondioksida secara
signifikan
b. Menghilangkan bau
c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang kaya nutrisi
d. Memaksimalkan proses daur ulang
e. Menghilangkan bakteri coliform sampai 99% sehingga
memperkecil kontaminasi sumber air
4. Keuntungan ekonomi
Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari
siklus ulang proses
Bagian utama dari proses produksi biogas yaitu tangki tertutup
yang disebut digester. Desain digester bermacam-macam sesuai dengan
jenis bahan baku yang digunakan, temperatur yang dipakai dan bahan
konstruksi. Digester dapat terbuat dari cor beton, baja, bata atau plastik
dan bentuknya dapat berupa seperti silo, bak, kolam dan dapat
diletakkan di bawah tanah. Sedangkan untuk ukurannya bervariasi dari
4-35 m3. Biogas dengan ukuran terkecil dapat dioperasikan dengan
kotoran ternak 3 ekor sapi, 7 ekor babi atau 500 ekor unggas.

Gambar 1.3 Beberapa macam digester

Biogas yang dihasilkan dapat ditampung dalam penampung


plastik atau digunakan langsung pada kompor untuk memasak,
menggerakan generator listrik, patromas biogas, penghangat
ruang/kotak penetasan telur dll.

11

2.4 Cara Pembuatan Biogas


a. Kotoran ternak
1. Cara Pembuatan
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain
menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi
pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan
pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah
mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar
minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui.
Berikut adalah langkah-langkahnya :
1. Mencampur kotoran ternak dengan air sampai terbentuk lumpur
dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk
lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan.
Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka
agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester
terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur
kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak
1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH)
sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah
digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8
karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10
sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai
menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas
akan menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk
menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai
hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang
selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi.
Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran ternak secara
kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.

12

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan


pemanfaatan biogas kotoran ternak
Untuk memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas,
diperlukan beberapa syarat yang terkait dengan aspek teknis,
infrastruktur, manajemen dan sumber daya manusia. Bila faktor
tersebut dapat dipenuhi, maka pemanfaatan kotoran ternak menjadi
biogas sebagai penyediaan energi dipedesaan dapat berjalan dengan
optimal.
Terdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi optimasi
pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas yaitu : (Dede Sulaeman,
2009)
a. Ketersediaan ternak
Jenis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat
menjadi potensi bagi pengembangan biogas. Hal ini karena biogas
dijalankan dengan memanfaatkan kotoran ternak.Kotoran ternak
yang dapat diproses menjadi biogas berasal dari ternak ruminansia
dan non ruminansia seperti sapi potong, sapi perah dan babi; serta
unggas.
Jenis ternak mempengaruhi jumlah kotoran yang
dihasilkannya. Untuk menjalankan biogas skala individual atau
rumah tangga diperlukan kotoran ternak dari 3 ekor sapi, atau 7 ekor
babi, atau 500 ekor ayam.
b. Kepemilikan Ternak
Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar
pemilihan jenis dan kapasitas biogas yang dapat digunakan. Saat ini
biogas kapasitas rumah tangga terkecil dapat dijalankan dengan
kotoran ternak yang berasal dari 3 ekor sapi atau 7 ekor babi atau 500
ekor ayam. Bila ternak yang dimiliki lebih dari jumlah tersebut, maka
dapat dipilihkan biogas dengan kapasitas yang lebih besar (berbahan
fiber atau semen) atau beberapa biogas skala rumah tangga.
c. Pola Pemeliharaan Ternak
Ketersediaan kotoran ternak perlu dijaga agar biogas dapat
berfungsi optimal. Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila
ternak dipelihara dengan cara dikandangkan dibandingkan dengan
cara digembalakan.

13

d. Ketersediaan Lahan
Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar
kandang yang luasannya bergantung pada jenis dan kapasitas biogas.
Lahan yang dibutuhkan untuk membangun biogas skala terkecil
(skala rumah tangga) adalah 14 m2 (7m x 2m). Sedangkan skala
komunal terkecil membutuhkan lahan sebesar 40m2 (8m x 5m).
e. Tenaga Kerja
Untuk mengoperasikan biogas diperlukan tenaga kerja yang
berasal dari peternak/pengelola itu sendiri. Hal ini penting mengingat
biogas dapat berfungsi optimal bila pengisian kotoran ke dalam
reaktor dilakukan dengan baik serta dilakukan perawatan
peralatannya.
Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya atau tidak
optimalnya biogas disebabkan karena: pertama, tidak adanya tenaga
kerja yang menangani unit tersebut; kedua, peternak/pengelola tidak
memiliki waktu untuk melakukan pengisian kotoran karena memiliki
pekerjaan lain selain memelihara ternak.
f. Manajemen Limbah/Kotoran
Manajemen limbah/kotoran terkait dengan penentuan
komposisi padat cair kotoran ternak yang sesuai untuk menghasilkan
biogas, frekuensi pemasukan kotoran, dan pengangkutan atau
pengaliran kotoran ternak ke dalam raktor. Bahan baku (raw
material) reaktor biogas adalah kotoran ternak yang komposisi padat
cairnya sesuai yaitu 1 berbanding 3. Pada peternakan sapi perah
komposisi padat cair kotoran ternak biasanya telah sesuai, namun
pada peternakan sapi potong perlu penambahan air agar
komposisinya menjadi sesuai.
Frekuensi pemasukan kotoran dilakukan secara berkala
setiap hari atau setiap 2 hari sekali tergantung dari jumlah kotoran
yang tersedia dan sarana penunjang yang dimiliki. Pemasukan
kotoran ini dapat dilakukan secara manual dengan cara diangkut atau
melalui saluran.
g. Kebutuhan Energi
Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an-aerobik
akan menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai energi.
Dengan demikian, kebutuhan peternak akan energi dari sumber
biogas harus menjadi salah satu faktor yang utama. Hal ini
mengingat, bila energi lain berupa listrik, minyak tanah atau kayu

14

bakar mudah, murah dan tersedia dengan cukup di lingkungan


peternak, maka energi yang bersumber dari biogas tidak menarik
untuk dimanfaatkan. Bila energi dari sumber lain tersedia, peternak
dapat diarahkan untuk mengolah kotoran ternaknya menjadi kompos
atau kompos cacing (kascing).
h. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah)
Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat
dimanfaatkan untuk memasak, menyalakan petromak, menjalankan
generator listrik, mesin penghangat telur/ungas dll. Selain itu air
panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk proses sanitasi sapi
perah.
Pemanfaatan energi ini dapat optimal bila jarak antara
kandang ternak, reaktor biogas dan rumah peternak tidak telampau
jauh dan masih memungkinkan dijangkau instalasi penyaluran
biogas. Karena secara umum pemanfaatan energi biogas dilakukan
di rumah peternak baik untuk memasak dan keperluan lainnya.
i. Pengelolaan Hasil Samping Biogas
Pengelolaan hasil samping biogas ditujukan untuk
memanfaatkannya menjadi pupuk cair atau pupuk padat (kompos).
Pengeolahannya relatif sederhana yaitu untuk pupuk cair dilakukan
fermentasi dengan penambahan bioaktivator agar unsur haranya
dapat lebih baik, sedangkan untuk membuat pupuk kompos hasil
samping biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan cara
diendapkan, disaring atau dijemur. Pupuk yang dihasilkan tersebut
dapat digunakan sendiri atau dijual kepada kelompok tani setempat
dan menjadi sumber tambahan pandapatan bagi peternak.
j. Sarana Pendukung
Sarana pendukung dalam pemanfaatan biogas terdiri dari
saluran air/drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat
mempermudah operasional dan perawatan instalasi biogas. Saluran
air dapat digunakan untuk mengalirkan kotoran ternak dari kandang
ke reaktor biogas sehingga kotoran tidak perlu diangkut secara
manual. Air digunakan untuk membersihkan kandang ternak dan
juga digunakan untuk membuat komposisi padat cair kotoran ternak
yang sesuai. Sedangkan peralatan kerja digunakan untuk
mempermudah/meringankan pekerjaan/perawatan instalasi biogas.

15

Selain sepuluh faktor di atas, kemauan peternak/pelaku untuk,


menjalankan instalasi biogas dan merawatnya serta memanfaatkan
energi biogas menjadi modal utama dalam pemanfaatan kotoran ternak
menjadi biogas. Tanpa adanya kemauan peternak untuk secara aktif
mengoptimalkan biogas, maka faktor-faktor lain tidak akan cukum
membantu dalam optimalisasi pemanfaatan biogas.
b. Limbah tahu
Biasanya biogas dibuat dari limbah peternakan yaitu kotoran
hewan ternak maupun sisa makanan ternak, namun pada prinsipnya
biogas dapat juga dibuat dari limbah cair. Biogas sebenarnya adalah
gas metana (CH4). Gas metana bersifat tidak berbau, tidak berwarna
dan sangat mudah terbakar. Pada umumnya di alam tidak berbentuk
sebagai gas murni namun campuran gas lain yaitu metana sebesar
65%, karbondioksida 30%, hidrogen disulfida sebanyak 1% dan gasgas lain dalam jumlah yang sangat kecil. Biogas sebanyak 1000 ft3
(28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan 6,4 galon
(1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau
4,6 gallon minyak diesel.
Proses pembuatan biogas dari limbah industri Tahu :
a. Siapkan bahan berupa limbah cair dari industri pembuatan tahu
sebanyak 200 liter, dan masukan dalam bak penampungan, tunggu
hingga dingin
b. Masukan bahantersebut ke dalam bak yang menghubungkan dengan
lubang digetser hingga penuh.
c. Diamkan selama 30-40 hari agar terbentuk gas yang diinginkan.
d. Diamkan selama 30-40 hari, gas akan terbentuk, untuk mendeteksi
adanya gas, bukan karena yang menghubungkan gas dengan kompor,
lalu nyalakan. Jika menyala berarti sudahterbentuk biogas sehingga
sudah dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan
e. Supaya produk gas dapat digunakan setiap hari tambahkan 10kg
limbah setiap hari.

16

c. Eceng Gondok
Eceng gondok, tanaman yang selama ini dikenal sebagai tanaman
yang merugikan dan merusak habitat air, ternyata memberi manfaat
bagi masyarakat. Bagi warga tersebut, eceng gondok sangat tepat
menjadi alternatif potensi biogas. Gulma yang hidup mengapung di air
dan tidak mempunyai batang, selain daun dan akar yang menempel
pada dasar sungai, kolam dan perairan dangkal mampu tumbuh
dengan sangat cepat, terutama pada perairan yang mengandung
banyak nutrien seperti nitrogen, fosfat dan potasium, sehingga sangat
berpotensi menjadi bahan baku biogas.
Biogas ini lebih hemat ketimbang elpiji karena pembuatannya tak
memerlukan biaya. Api yang dihasilkan dari biogas eceng gondok
sama besarnya dengan elpiji dan bisa digunakan untuk keperluan
memasak.
Proses Pembuatan :
a. Larutkan potongan eceng gondok dalam air (1:1)
b. Tambah feses sapi untuk mempercepat fermentasi
c. Digester dari penampung air volume 1 kubik untuk menampung larutan
enceng gondok agar menjadi Gas
d. Gas dari Digester ditampung di Penampung Gas Plastik
e. Gas dari Penampung Gas Plastik disalurkan melalui Regulator untuk
mengontrol tekanan gas
f. Biogas Enceng Gondok siap dipakai.

17

2.5 Manfaat Biogas


Dalam perkembangannya Biogas di Indonesia mulai banyak
dikembangkan oleh penduduk desa mereka memanfaatkan seperti
limbah pertanian dan peternakan yang mereka miliki menjadi
bahan bakar gas. Pada umumnya,biogasdimanfaatkan pada skala
rumah tangga, namun tidak menutup kemungkinan untuk
dimanfaatkan pada skala yang lebih besar (komunitas). Beberapa
keuntungan bagi rumah tangga dan komunitas antara lain:
1. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak tanah, kayu,
dsb) oleh rumah tangga atau komunitas;
2. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai hasil
sampingan;
3. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang baik dan
mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan (aliran
air/sungai);
4. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap dan
jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan bakar
minyak/kayu bakar;
5. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi investasi
yang menguntungkan dalam jangka panjang.
Manfaat Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak Antara Lain :
1. Gas yang dihasilkan dapat mengganti fuel seperti LPG atau
natural gas. Pupuk sapi yang dihasilkan dari satu sapi dalam
satu tahun dapat dikonversi menjadi gas metana yang setara
dengan lebih dari 200 liter gasoline;
2. Gas yang dihasilka dapat digunakan untuk sumber energi
menyalakan lampu, dimana 1 m3 biogas dapat digunakan untuk
menyalakn lampu 60 Watt selama 7 jam. Hal ini berarti bahwa
1 m3 biogas menghasilkan energi = 60 W x 7 jam = 420 Wh =
0,42 kWh;
3. Limbah digetser biogas, baik yang padat maupun cair dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

18

Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan


Indonesia memiliki prospek yang baik dalam penggunaan biogas:
Indonesia memiliki banyak peternakan, menurut statistik
data website departemen pertanian Indonesia, setiap
provinsi memiliki ternak rata-rata ternak sekitar 500 ribu
yang jika dijumlahkan Indonesia memiliki sekitar 13 uta
sapi dan sapi potong, serta 28 juta kambing, domba dan
kerbau. Namun pengelolahan kotoran ternak belum
dimanfaatkan secara optimal bahkan menimbulkan masalah;
Biogas mampu mendukung energi bagi industri rumah
tangga dan indusrti kecil menengah;
Meninjau TPA di Indoesia yang masih banyak mengalami
masalah sampah organik yang bercampur dengan sampah
anorganik. Sampah organik bisa digunakan sebagai bahana
dasar biogas;
Harga minyak yang mahal sehingga memungkinkan biogas
menjadi sumber energi alternatif;
Kenaikan biaya sumber energi seperti tarif listrik, harga
LPG, premium, minyak tanah, dan minyak bakar lainnya;
Prospek diutamakan pada tempat-tempat banyak yang
masih dalam masa pembangunan (kompleks perumahan
baru, gedung perkantoran baru dan pedesaan) dan tempat
peternakan;
Penggunaan biogas relatif tidak menimbulkan polusi.

19

2.6 Kelebihan dan kekurangan Biogas


Selain beranfaat sebagai pengganti bahan bakar, ada sejumlah
kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan,
antara lain :
a. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan
kayu bakar;
b. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak
mengeluarkan asap.
c. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah
kotoran kandang langsung dapat diolah;
d. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat
dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan;
e. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca
melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan
bahan bakar minyak;
f. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran;
g. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak
tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas;
h. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai
hasil sampingan;
i. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang
baik dan mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan
(aliran air/sungai);
j. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap
dan jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan
bakar minyak/kayu bakar;
k. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi
investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.
Adapun kekurangannya adalah :
a. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk
instalasi biogas;
b. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai
terutama dalam proses produksi;
c. Belum dikenal masyarakat;
d. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.

20

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik
atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya :
kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah
biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam
kondisi anaerobik. Biogas dapat diandalkan sebagai bahan bakar
hayati/terbarukan karena juga ramah terhadap lingkungan.
Kelebihan yang dapat diperoleh dari biogas terhadap lingkungan,
antara lain:
l. Masyarakat tak perlu menebang pohon untuk dijadikan
kayu bakar;
m. Proses memasak jadi lebih bersih, dan sehat karena tidak
mengeluarkan asap.
n. Kandang hewan menjadi semakin bersih karena limbah
kotoran kandang langsung dapat diolah;
o. Sisa limbah yang dikeluarkan dari biodigester dapat
dijadikan pupuk sehingga tidak mencemari lingkungan;
p. Dapat berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca
melalui pengurangan pemakaian bahan bakar kayu dan
bahan bakar minyak;
q. Realatif lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran;
r. Mengurangi penggunaan bahan bakar lain (minyak
tanah, kayu, dsb) oleh rumah tangga atau komunitas;
s. Menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi sebagai
hasil sampingan;
t. Menjadi metode pengolahan sampah (raw waste) yang
baik dan mengurangi pembuangan sampah ke lingkungan
(aliran air/sungai);
u. Meningkatkan kualitas udara karena mengurangi asap
dan jumlah karbodioksida akibat pembakaran bahan
bakar minyak/kayu bakar;

21

v. Secara ekonomi, murah dalam instalasi serta menjadi


investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Adapun kekurangannya adalah :


e. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk
instalasi biogas;
f. Tenaga kerja tidak memiliki kemampuan memadai
terutama dalam proses produksi;
g. Belum dikenal masyarakat;
h. Tidak dapat dikemas dalam bentuk cair dalam tabung.

3.2 Saran
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan
ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas
rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat
global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap
lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari
permasalahan energi tersebut. Untuk itu Indonesia yang memiliki
potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan untuk segera
mengaplikasi bahan bakar nabati. Biogas merupakan gas yang
dihasilkan dari proses anaerobik digestion dan memiliki prosepek
sebagai energi pengganti bahan bakar fosil yang keberadaaanya makin
langka.

22

DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/wahyunibaharuddin7/makalahbiogas?related=1
http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Biogas
http://www.dikti.org/?q=node/99
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2005-11-30-ReaktorBiogas-Skala-Kecil%20or%20Menengah-(Bagian-Pertama).shtml
http://www.chem-is-try.org/?sect=fokus&ext=31
http://www.pendidikansalatiga.net/index.php?option=com_content&ta
sk=view&id=110&Itemid=27
http://biancabian.wordpress.com/2011/01/07/biogas/
http://energinonfosil.wordpress.com/2011/02/25/bereksperimensederhana-membuat-biogas/
http://www.widyatan.net/index.php?option=com_content&view=articl
e&id=94:pengolahan-limbah-ternak&catid=55:pengelolaanlimbah&Itemid=125
http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content
&view=article&id=297:teknologi-pembuatan-biogas-yang-ramahlingkungan&catid=64:bptp-bali
http://ekologimanusia.blogspot.com/2011/12/makalah-biogas.html

LAMPIRAN

Gambar 1: Skema Proses Pembuatan Biogas

Gambar 2: Tangki Pengolahan Biogas

Anda mungkin juga menyukai