Anda di halaman 1dari 29

SifatGambutIndonesiadiKaitannyadenganKimia

EmisiKarbon
SupiandiSabiham
DepartemenIlmuTanahdanSumberdayaLahan,FakultasInstitutPertanianBogorPertanian,IndonesiaTel
.:+622518425571Fax.+622518629358Email:sbiham@yahoo.com
Abstrak:Pembahasandifokuskanpadabeberapasifatgambut,sepertikomposisibahangambut,kadarairkritis
dalamkaitannyadenganpengeringanireversibel,konsentrasiCOOH,dankimiaemisiCsebagaihasilnyadari
reduksidanoksidasiprosesbahangambut.Percobaandibagimenjadidualangkah:(i)eksperimenlaboratorium
dan(ii)percobaanlapangan.Untukpercobaanlaboratorium,sampelgambutfibrik,Hemicdanderajatdekomposisi
saprikdiambildariJambi,SumateradanKalimantanTengah.Dilapangan,percobaandifokuskandiKalimantan
Tengah.Berdasarkanhasilpenelitian,komposisibahangambutagakmirip,yangkebanyakankayakayu
mengandungkandunganligninyangbervariasi6580%untukgambutJambi,dan7893%untukgambut
KalimantanTengah.Kandunganselulosasebagianbesarkurangdari10%,sedangkanhemiselulosadanprotein
tidakterdeteksi.Asamorganikutama,sebagaiakibatdariligninbiodegradasidansumberCrelease,yang
kelompokaromatikterutamaterdiridariasamfenolikderivatif.Konsentrasiasamorganiksepertimulaidariyang
tertinggisampaiyangterendahadalahsebagaiberikut:ferulicacid synapicasam>pcoumaricacid>asam
phidroksibenzoat>asamvanilic>asamsyringic.Pengeringandanprosespembasahanpadabahangambut
dipengaruhistabilitasPenambahanpelepasanlogamCOion2
dan(Fe3+)CH4
sebagaidariasamorganik,yanggambutfibriklebihtinggidaripadayangditunjukkanolehhilangnyaCmelaluiCO
2
danCH
4
rilis.ameliorankegambutpadayangdari
Hemicdangambutsaprik.Untukmengatasimasalahtersebut,dosistertentudigunakan.Dalampercobaan
lapangan,penggunaantanahmineraldanterakdasarpadatingkat5%maksimumFe3+sorptionmenurunkan
totalCemisidarilahangambutsekitar2831%.Katakunci:gambutIndonesia,komposisibahangambut,asam
fenolikderivatif,Crelease

1..Pendahuluan
Barubaru ini, pemanfaatan lahan gambut di Indonesia untuk pertanian telah menerima banyak
perhatian meskipun gambut sebagian besar berisi: (i) miskin sangat miskin nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman dan (ii) bahan organik yang agak mirip dalam komposisi, menjadi sangat
kaya kayu, yaitu kurang lebih membusuk batang dan cabang yang berasal dari mantan selimut
vegetasi [Sabiham, 1988]. Beberapa peneliti telahmenunjukkanbahwakomposisigambutadalah
terkait dengan struktur hutan dan karakteristik vegetasi penutup. Penggunaan hutan gambut
untuk kegiatan pertanian telah menyebabkan penurunan luas di karbon organik (C) dan
karenanya kualitas gambut. Penurunan terjadi karena, dalam kegiatan tersebut, hilangnya
organikCtidakdiimbangiolehkeuntungandariCmelaluipengendapanbiomassa.
Sifat fisik penting dari gambut adalah porositas tinggi [Sabiham, 2000] dan konten yang
sangat tinggi air. Oleh karena itu, gambut secara alami dalam kondisi anaerob. Karena bahan
gambut memiliki properti pengeringan ireversibel, bagaimanapun, fungsi gambut sebagai

pengendali hidrologi akan mudah terganggu. Pada kondisi pengeringan ireversibel, terutama
setelah sistem drainase di lahan gambut dibangun, bagian dari bahangambuttidakakanmampu
menyerap air. Bahkan, bahan gambut adalah gudang utama Corganik. Hilangnya C melalui
reduksidanoksidasigambutdalambentukCH
4

danCO
2masingmasingsebagianbesardipancarkankemelaporkanbahwatingkattertinggiCH
4

emisiselamasuasanabudidaya.YagidanMinami[1990]
Periode(44,8gCH
4

m2)adalahdi
sawahterdiridarigambut.Drainaserilisgambutoksigen(O
2)

ke
permukaan,
yang
mempromosikan dekomposisi. Ini berarti bahwa sejak deposito gambut adalah tumpukan karbon
(C), mereka menjadi bahan potensi Crelease yang bisa dipancarkan ke atmosfer. Saat ini
ratarata emisi tahunan dari gambut Indonesia antara tahun 2000 dan 2006 diperkirakan 903
MtCO
2

[BAPPENAS, 2009].
Kondisiinimenunjukkanbahwagambutsangatrapuhdanmudahhancur.Tingkatkerusakanakan
lebih cepat jika gambut miskin dalam alkali dan / atau logam kationdandibawahlapisangambut
ada formasi tanah tua atau pasir (kuarsa) lapisan. Dalam kondisi anaerobik, dekomposisi bahan
organikdigambutdapatbenarbenarterjadimeskipunpadatingkatyangsangatlambat.
Proc.ofInt.W orkshopEvaluasidanManajemenBerkelanjutanPengasinganKarbonTanahdiNegaraAsia.
Bogor,Indonesia2829September2010

206
1.1.SifatMasalahPenelitian
Studi pada kimia CemisidiIndonesiatelahdiberisedikitperhatiandibandingkandengankegiatan
pemanfaatan gambut. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa reklamasi lahan gambutdinegara
ini selalu menjadi masalah beberapa kontroversi. Sejak tahun 1960 Pemerintah Indonesia telah
mulai pembangunan pertanian di lahan gambut melalui program transmigrasi, dan dari tahun
1980an perusahaan swasta mulai membuka lahan untuk perkebunan. Namun, sebagai akibat
dari drainase awal, stabilitas gambut menurun dan permukaan tanahnya mereda karena
kehadiran tinggi Crilis dari gambut ke atmosfer [WWF, 2008]. Ini berarti bahwa pengembangan
gambut untuk kegiatan pertanian telah terhambat oleh pemahaman yang sangat sedikit dari
orangorangtentangprosesdegradasigambut.
Menyadari masalah tersebut khususnya pemahaman tentang sifat gambut Indonesiadalam
kaitannya dengan kimia Cemisi tampaknya telah menjadilebihpenting.Komposisikimiagambut,
kadar air kritis, muatan permukaan dan karakteristik adsorpsi kation adalah faktor kunci yang
sangat mempengaruhi kimiaCemisi.Isirendahdariairdankationdigambutjugapenyebabyang
sangatpotensialCkerugian.

1.2.MethodologyPekerja
Situs yang dipilih dipilih untuk penelitian ini adalah bagian timur Jambi, Sumatera dan pusat dan
bagian selatan Kalimantan Tengah. Percobaan, baik di laboratorium dan situs eksperimental,
dilakukan selama periode 1999 sampai 2004. deposito gambut di sini sebagian besar terletak di
pedalaman dari dataran pantai [Polak,1975].Olehkarenaitu,sampelgambutdiambildaridaerah
perwakilan dengan lingkungan yang berbeda: laut, payaudanlingkunganairtawar,yangditandai
dengan kondisi salinitas air di lingkungan masingmasing. Lahan gambut dipengaruhi oleh
genangan air yang memiliki kadar garam air dari 1,0 menjadi lebih dari 2,0 mmhos cm1
dikategorikan ke dalamlingkunganlaut,dantanahdipengaruhiolehyangmemilikisalinitasairdari
0,5 sampai 10 mmhos cm1 dikategorikan ke dalam lingkungan payau. Tanah diklasifikasikan ke
dalam lingkungan air tawar jika hal ini dipengaruhi oleh genangan air yang memiliki salinitas air
kurangdari0,5mmhoscm1.
Penelitian ini dibagi menjadi dua langkah. Pertama (percobaan laboratorium) kegiatan
difokuskan pada sifat yang melekat dari gambut, yaitu: (i) komposisi kimia gambut dalam
kaitannya dengan asam organik sebagai sumber Crelease, yang pengukuran asam organik
difokuskan pada asam fenolik derivatif adalah dilakukan dengan metode pemisahan partisi
menggunakankolomfaseterbalikC
18

(BondapakTM 2.9x300 mm) dan detektor UV dengan D2lampu di gelombang 280 nm


HPLC (High Performance Liquid Chromatography) digunakan untuk menentukan asam fenolik
derivatif, (ii) kadar air kritis dalam kaitannya dengan proses pengeringan ireversibel ditentukan
dengan menggunakan metode Bisdom et al. [1993], (iii) karakteristik adsorpsi Fe3 + di gambut,
dimanametodeFoxdanKamprath[1971]dimodifikasiolehWidjajaAdhietal.[1990]danSyerset
al. [1973] yang digunakan untuk memilih kation yang memiliki reaktivitas tinggi dengan asam

organik,dan(iv)pengukuranCO
2

danCH
4

rilis
melalui proses reduksi dan oksidasi. The (percobaan lapangan) kegiatan kedua difokuskan pada
interaksi asam organik dan bahan mineral yang mengandung tinggi Fe3 + dan pengaruhnya
terhadapproduksipadidanCemisi.

2.HasildanPembahasan
2.1.KomposisikimiadariGambut
Tabel 1 menunjukkan beberapa karakteristik fisik dan kimia tanah gambut di Jambi dan
TengahKalimantan. Tingkat saprik, Hemic dan fibrik dekomposisi ditentukan dengan
menggunakan data volume serat dan indeks pirofosfat [Lynn et al., 1974]. Ada beberapa hasil
yang menarik untuk dibahas. Berdasarkan kadar abu, yang gambut di Jambi dan Kalimantan
Tengah, yang memiliki hilangnya pengapian sebagian besar lebih dari 95%, bisa dikategorikan
sebagai gambut miskin. Rasio C / N dari gambut di kedua daerah masih sangat tinggi(lebihdari
50%). Komposisi gambut didominasi oleh lignin dari65%menjadi80%untukgambutJambi,78%
sampai93%untukgambutKalimantanTengah.Kandunganselulosadalamsemuagambut
Proc.ofInt.W orkshopEvaluasidanManajemenBerkelanjutanPengasinganKarbonTanahdiNegaraAsia.
Bogor,Indonesia2829September2010

207
sampel adalah sebagian besar kurang dari 10%, sedangkan hemiselulosa dan protein tidak
terdeteksi. Lignin, seperti komposisi gambut yang dominan, dikategorikan sebagai sistem
termoplastik, polimer yang sangat aromatik, yang berasal dari monomer guaiacyl propana [Tan,
1998]. Tanaman lignin di sebagian besar gambut Indonesia terdiri dari tiga jenis monomerdasar,
yaitu: (i) lignin dari rumput dan kelapasawit,dimanajenismonomerdasarberasaldari4hidroksi
fenil propana, (ii) lignin dari kayu lunak berasal dari 3 metoksi4hidroksi fenil propana, dan (iii)
lignin dari kayu yangberasaldari35dimetoksi4hidroksifenilpropanasepertidapatdilihatpada
Gambar. 1. Orlov [1995] menunjukkan proses lignin disintegrasi yang menghasilkan beberapa
asam fenolik derivatif. Sehubungan dengan pertumbuhan tanaman, dari 18 asamfenolikderivatif
seperti yang dinyatakan oleh Stevenson [1994],hanyalimakeenamadalahasamderivatiffenolik
yang paling penting yang ditemukan dalam gambut Jambi dan Kalimantan Tengah [Sabiham,
1997 Mario dan Sabiham, 2002]: ferulic, synapic, pcoumaric, vanilic, syringic, dan asam
phidroksibenzoat(Gbr.2)gambut.
Tabel1.KarakteristikfisikdankimiadarigambutdiJambidanTengahKalimantan
Gambutsifat
KelautanPayaugambutgambutairtawarSricHmicFricSricHmicFricSricHmicFric

JambiOrganikC(%)54,956,955,856,557,454,856,055,8kontenAsh(%)5.262,085,623,533,73
3,752,681,09totalN(%)1,061,040,820,940,780,860,760,71C/Nrasio51,854,768,160,173,663,7
73,778,6Lignin(%)71,665,673,474,080,077,875,479,2Selulosa(%)5,99,66,845,43,45,22,64,8
KalimantanTengahOrganikC(%)54,355,753,555,557,057,157,757,757,8kadarabu(%)4.628.71
6.144.532.021.830.630.620.58totalN(%)0.910.600.710.710.760.650.770.600.61C/Nrasio
59,792,875,478,275,087,874,996,294,8Lignin(%)78,886,782,887,591,590,593,092,092,2
Cellulose(%)10,94,64,95,33,91,72,34,83,1Catatan:1.DiJambi,lautfibricgambuttidakdapat
ditemukankarenabudidayaintensifolehmasyarakatsetempat
2..Sric=gambutsaprikHmic=gambutHemicFric=gambutfibrik.3.Hemiselulosadanproteinisi
dalamgambutJambidanKalimantanTengahtidakterdeteksi.

Tabel 2 menunjukkan konsentrasi asamfenolikderivatifyangpalingpentingyangditemukan


di wilayah yang diteliti. Berdasarkan konsentrasi asam, asam ferulat dan synapic adalah yang
tertinggi, dan terendah adalah asam siringic. Seperti rangkaian konsentrasi asam dapat terdaftar
sebagai berikut: asam synapic> pcoumaric acid> asam phidroksibenzoat> asam vanilic> asam
syringic ferulic acid . Asam ini dikategorikan sebagai sumber utama Crelease karena tingginya
kandungan karboksil (COOH) dan metoksi (OCH3) kelompok. COOH bisa dipecahbenar
menjadiCO
2

danH
2

Omelalui
prosesoksidasireduksi.CO
2

jugabisadilepaskanketikakelompokmetoksi(OCH
3)

diu
bah menjadi gugus OH pada saat pembentukan fenolOH melalui proses demetilasi,hidroksilasi
danoksidasi.Gaspentinglainnya,metana(CH
4),

diproduksi oleh bakteri anaerob


yang ketat (metanogen) [van der Gon dan Neue, 1995]. Tingkat di mana dekomposisi anaerobik
gambuthasilsertarasiomengakibatkandariCO
2

keCH
4

sangatbergantungpadapHtanah.Jalur
utamadalamkondisianaerobmenghasilkanCH
4

melaluipenguranganCO
2

denganH
2

ataumolekul
organik(H
2

A)sebagaidonorHjikapHtanahsangatrendah[NeuedanScharpenseel,1985],sebagai
berikut:
CO
2

+4H
2

ACH
4

+2H
2

O+4A
MeskipunatmosferCH
4

konsentrasijauhlebihrendahdariatmosferkonsentrasigasrumah

kacayangpalingpenting,CO
2,

naikatmosferCHkonsentrasi
4

secarasignifikandapat
mempengaruhisuhuglobal.PentingnyaCH
4

sebagaigasrumahkaca,misalnya,karena
peningkatankonsentrasirelatifbesartahunansekitar0,8%[IPCC,1992].
Proc.ofInt.W orkshopEvaluasidanManajemenBerkelanjutanPengasinganKarbonTanahdiNegaraAsia.
Bogor,Indonesia2829September2010

208
Gambar.2.asamfenolikderivatifyangpalingpentingdalamgambutJambidanTengah:
Kalimantan(4)asamferulat(5)asamSynapic(6)pcoumaricacid(7)asamVanilic(8)asamSyringicdan(9)
asampHydroxybenzoic.

Tabel2.Konsentrasiasamyangpalingpentingturunanfenolik(mM)dalamgambut
JambidanKalimantanTengah
Gambutsifat
gambutKelautangambutPayaugambutairsegarSricHmicFricSricHmicFricSricHmicFric

JambipHydroxybenzoicasam0,330,320,280,430,200,530,350,24Vanilicasam0,320,240,270,39
0,120,450,380,22Syringicasam0,310,240,400,290,150.370.300.13pcoumaricacid0,330,530,53
0,350,180,700,450,32ferulatasam1.100,831,210,290,101,100,800,52
KalimantanTengahKompositsampelsampelCompositesampelpHydroxybenzoicasam0,650,800,91
Vanilicasam0,660,780,84Syringicasam0,580.710.84pcoumaricacid1,331,541,83ferulatasam1,42
1,652,24Synapicasam1,351,762,32Catatan:1.DiJambi,lautfibricgambuttidakdapatditemukan,dan
asamsynapictidakdianalisis
2.Sric=gambutsaprikHmic=gambutHemicFric=gambutfibrik.3.DiKalimantanTengah,sampel
gambuttidakdipisahkanantarasaprik,humatdangambutfibrik.

UntukmenentukanjumlahkelompokCOOHdigambut,Caasetatprosedur[Tan,1998]
digunakan.MetodeCaasetatmemanfaatkanreaksidimanaasamasetat(CH
3

COOH)dibentukdan
dirilissesuaidenganreaksisebagaiberikut:
2RCOOH+Ca(CH
3

COO)
2

(RCOO)
2

Ca+2CH
3

COOH.
kontenCOOHditentukandengantitrasidariCH
3

Proc.ofInt.W orkshopEvaluasidanManajemenBerkelanjutanPengasinganKarbonTanahdiNegaraAsia.
Bogor,Indonesia2829September2010

solusiCOOHdengan1NNaOH,diikuti

denganperhitunganmenggunakanrumus:
kelompokCOOH(meg1darigambut)=[(VsVb)xN]/beratsampelgambut,

209
mana:Vs=volumeCH
3

COOHsolusiVb=volumekosongdanN=normalitasNaOH.

HasilanalisisisiCOOHdapatdilihatpadaTabel3.
Tabel3.KandungankelompokfungsionalCOOH(meg1gambut)digambutJambidan
KalimantanTengah
gelarpenguraian
Proc.ofint.W orkshopEvaluasidanManajemenBerkelanjutanPengasinganKarbonTanahdiNegaraAsia.
Bogor,Indonesia2829September2010
GambutJambiGambutKalimantanTengahKelautanPayauF.air*KelautanPayauF.air*
fibrik gambut 0,51 0,48 0,35 0,51 0,39 0,39 Hemic gambut 0,34 0,36 0,33 0,50 0,30 0,34 gambut saprik
0,330,400,290.500.300.30
Catatan:*)F.air=airsegar

2.2..KritisKontenAirdanireversibelPengeringan
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi kelompok COOH di gambut adalah kadar air
kritis. Nilai kadar air kritis dihitung dengan membuat hubungan antara kadar air pada tingkat
tertentudanproporsipengeringanireversibel.
Pengeringan ireversibel ditentukan dengan metode "drop air saat penetrasi". Sebuah
model yang digunakan untuk hubungan seperti itu Y = aebX. Untuk menganalisis proporsi
pengeringan ireversibel, sampel gambut dikeringkan pada 50 oC dalam oven listrik dengan
interval waktu 15, 30, 45, 55, 65, 75, 90, 105, 135 dan 150 menit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dalam semua kondisi lingkungan, yaitu laut, payaudanlingkunganairtawar,gambutfibrik
dengan nilainilai yang tinggi kadar air kritis (Tabel 4) membutuhkan waktu yang lebih singkat
untukmencapaikondisipengeringanireversibeldibandingkandenganHemicdangambutsaprik.
Tabel4.ireversibelpengeringan(ID)periodedannilaikadarairkritis(CWC)digambut
JambidanKalimantanTengah
sifatgambut
gambutJambigambutCentralKalimantanKelautanPayauF.airlautPayauF.air
fibrikgambut
periodeID(menit)909090909090CWC(%)**336,8450,9316,5423,7308,9413,5290,6388,9273,0365,5
346,6464,0Hemicgambut
periodeID(menit)120120105120105105CWC(%)**165,5221,6245,0327,9318,3426,5202,7271,4
178,0238,3191,7256,6gambutsaprik
IDperiode(menit)135105120135135120CWC(%)**186,8250,0280,6375,7238,2318,9192,0257,0
224,4300,4232,0310,6

Catatan:*)F.water=airtawar

**)Dibawahtingkatairkontenpenting,bahangambuttidakbisamenyerapairmenurut.

Bahkan, gambut fibrik yang dikategorikan ke dalam subordo fibrist tanah Taksonomi [Soil
Survey Staff, 1999] terutama terdiri dari sisasisa tanaman yang tidak hancur belum. Sebagian
asal botani bahan gambut dapat segera diakui, dan sebagian besar terdiri dari kayu sebagian
membusuk dengan sejumlah kecil tanaman tetap cuti dan rumput. Sebagai akibatnya, organik
koloid di gambut fibrik sangat kecil, sehingga gambuttidakbisamenyeraplebihbanyakair.Disisi
lain, tanaman sempurna terurai tetap, seperti gambut saprik, diproduksi asam organik lebih
sebagai organik koloid yang erat bisa mengikat molekul air, sehingga air tidak mudahkehilangan
dari permukaan koloid nya. Hemic gambut terdiri dari sisasisa tanaman yang memiliki derajat
dekomposisidiantarafibricdangambutsaprik.

210
Berdasarkan Tabel 4 dapat disebutkan bahwa semakin tinggi kadar air kritis gambut,
semakin cepat bahan gambut akan kering menuju pengeringan ireversibel. Sebaliknya, gambut
dengan kadar air kritis rendah menjadi sangat lambat kering. Tingginya kandungan kelompok
COOH(Tabel3)mungkinmenjadisalahsatualasanmengapafaktafaktadiatasterjadi.Tschapek
et al. [1996] melaporkan bahwa kelompok fungsional COOH adalah polaritas dan hidrofilik,
sehinggamerekadapatmembantudalamprosesmenyerapair.
2.3.KarakteristikadsorpsiFe3+
BerdasarkanpH
ZPC

dan pH aktual (Tabel 5), dapat disebutkan bahwa permukaan koloid organik dari
gambut sebagian besar diindikasikan sebagai muatan negatif. Dalam gambut Indonesia yang
sebagian besar dalam kondisi asam, biaya umumnya dikendalikan oleh fenolikOH dan COOH
kelompok. Namun, Tan [1998] mencatat bahwa 54% dari kapasitas pertukaran asam organik
disebabkan COOH kelompok dan mereka mulai memisahkan H + nya pada pH35,5.Kondisiini
sangat penting bagi koloid organik dalam proses menarik kation, yang menyebabkanreaksiyang
kompleks (chelation). Fakta ini digunakan untuk memecahkan masalah dalam kaitannya dengan
disintegrasibahanorganikmelaluiCrelease.
Tabel5.pH
ZPC

danpHsebenarnyadarigambutJambidanKalimantanTengah
gelarpenguraian
Proc.ofInt.W orkshopEvaluasidanManajemenBerkelanjutanPengasinganKarbonTanahdiNegaraAsia.
Bogor,Indonesia2829September2010
PeatsJambiPeatsdariKalimantanTengahKelautanPayausegarairlautPayauSegarpHair
Z
*pH
A
pH
Z
pH
A
pH
Z
pH
A
pH

Z
pH
A
pH
Z
pH
A
pH
Z
pH
A
fibrik 4,56 4,67 3,16 3,51 3,31 3,40 4,48 4,75Hemic 4,13 2,48 3,24 3,47 3,28 3,35 4,28 4,33saprik 5,015,123,36
3,563,333,544,534,82

Catatan:*)pH
Z

=pH
ZPC

(pHdititiknolbiaya)adalahpHtanahdimanamuatanpermukaanorganikkoloidlistriknetral.

penggunaan kation yang dipilih dari Fe3 + sebagai amelioran untukmeningkatkanstabilitas


gambut didasarkanpadapenelitiansebelumnya[Sabiham,1997]dimanametodekurvaLangmuir
menurut Fox dan Kamprath [1971, dimodifikasi oleh WidjajaAdhi et al., 1990] dan Syers et al.
[1973] diadopsi untuk memilih tujuh kation Fe3 +, Fe2 +,Cu2+,Ca2+,Zn2+,Mn2+danAl3+.
Berdasarkan penelitian ini, efektivitas reaksi + Fe3 dengan organik koloid untuk membentuk
kompleks tertinggi. Seperti rangkaian kation tercantum dalam urutan menurun interaksi
preferensialdalampembentukankompleksadalahsebagaiberikut:
Fe3+Fe2+>Al3+>Cu2+>Ca2+>Zn2+>Mn2+6.
adsorpsi maksimum Fe3 + pada pH yang berbeda meningkat, seperti yang disajikan pada
Tabel , dengan pH tanah meningkat. Karena pH gambut dikategorikan sebagai pH biaya
tergantung, peningkatan pH telah menyebabkan munculnya tuduhan negatif akibat kehadiran
kelompokfungsional(COOH)disosiasi,menyebabkanpeningkatankation(Fe3+)adsorpsi.
Tabel6.RatarataTheFe3+sorption(mgg1)pHtanahberbedadarigambutdiJambi
danTengah
Kalimantan
LokasiEnvironmental
Unitjiwa
tanahpH0,25pH
ZPC

pH
ZPC

pH
aktual

0,5pH
ZPC

1,0pH

ZPCJambiKelautan16,446.622,208.523,533.926,554.929,735.3Payau12,351.717,630.2
19,520.920.931.324.049.2airsegar10,000.715,613.415,933.416,751.317,952.7
CentralKalimantan
Kelautan 12,287.0 19,706.9 20,143.7 23,659.7 24,650.5 Payau 8,660.0 12,081.0 16,349.0
17,029.818,594.8airsegar9,017.510,943.411,204.911,567.9211

8,706.32,4.PengukuranCrilis
Telahdikenalselamasatuabadbahwakegiatanpertaniandigambutmenyebabkanpenurunan
permukaangambutdanCrugisebagaiCO
2

danCH
4

emisi. Kerugian terutama telah dianggap sebagai masalah


pertanian, terutama ketika gambut yang melapisi tanah mineral yang tidakcocokuntukbudidaya.
Barubaru ini, efek dari budidaya gambut untuk pertanian di Indonesia, terutama untuk
perkebunan, telah menyebabkan peningkatan Crilis,dantelahmenjadiperhatianutama.Namun,
langsungCO
2

pengukuran
di
gambut Indonesia umumnya terbatas pada beberapa lokasi dan hanya dilakukan selama waktu
yangsangatsingkat.Beberapasolusiuntukmasalahtersebutjugaditemukan.
CO
2

penghabisandarigambutdibudidayakanIndonesiadiperkirakanolehBBSDLP
(AgriculturalLandInstituteSumberdaya)[2009]mencapaihingga73tonCO
2edaribudidayatanamantahunan,dan55tonProc.ofInt.
WorkshopEvaluasidanManajemenBerkelanjutanPengasinganKarbonTanahdiNegaraAsia.Bogor,
Indonesia2829September2010

ha1tahun1dariperkebunanCO
2

eha1tahun1daridaerah,27tonCO
2

eha1tahun1apitahunan.PenilaiandariemisigasrumahkacagambutIndonesiadarioksidasi
gambutmenurutIPCCTier2standarmenggunakanpenggunaanlahandandatatutupanlahan
20002006menunjukkanemisibersihtahunanratarata220MtCO
2

thn1
[BAPPENAS, 2009]. Meskipun Cemisi dari gambut berpotensi besar, ketidakpastian estimasiini
jugacukupbesar.
TulisaninimenunjukkanpengukuranCrilisdarigambutdibudidayakanmulaidaripercobaan
laboratorium dan diikuti oleh percobaan lapangan, dan hasilnya memberikan saran bagaimana
untukmemecahkanmasalahCreleasepraktis.UntukmengukurCO
2

danCH
4

rilis dihasilkan dari proses


dekomposisi, metode Chapman et al. [1996] digunakan. Proses inkubasi sampel gambut
dilakukan dalam botol kaca dari 165 ml dalam waktu tiga minggu. Sampel dimasukkan ke dalam
kaca tebal hingga 2,2 cm. Instrumen yang digunakan untuk percobaan ini adalah Gas
Chromatography Shimadzu 14B dan Chromatopac Shimadzu CR6A. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses dekomposisi gambut memiliki efek yang besar fibrik gambut
diproduksi pada tertinggi Crelease. Cflux Tabel dibandingkan 7menunjukkanCreleasedengan
Hemicdanbentuksaprikgambut.CO
2
danmenggunakanCHdari4
Fe3+fluks.sebagaiamelioranmampumengurangiCO
2

danCH
4

darisemuaderajatgambutdekomposisi(Tabel8).
Tabel7.CO
2

fluks(mgg1h1)darigambutJambidanKalimantanTengah
BentukCFux
danCH
4

PeatsJambiPeatsKalimantanTengahfibrikHemicsaprikratafibrikHemicsaprikrata

CO
2

53,849,445,049,465,158,853,559,1CH
4

29,514,911,822,722,519,416,119,3
lajuBerdasarkandaripadaisimaksimum5%dariserapanCO
2

dari,CH
Fe3+4

danFesolusiyangdiadopsisetelahmemberikanFe3+sebagaiamelioran(Tabel8),sebagai
pengobatandasaruntukpercobaanlapangan.MeskipunpenggunaanFe3+padatingkat7,5%

jerapanmaksimummenuruntajamCO
2

danCH
4produksidarisekitar42,147,7%dan30,634,8%,masingmasing,tapiFesolusilebihtinggidari
yangmengakibatkanjauhberbeda.denganmenggunakanThepenurunanFe3+pada
disebabkantingkat5%olehserapanpembentukanmaksimumstabildankompleksCO2
danCHmengikat
4

antaraproduksiFe3+adalahdantidak
asamorganiksepertidapatditunjukkanolehilustrasireaksisebagaiberikut(Gbr.3):
asamVanilicreaksiComplex/chelation

(kompleksStabilmengikat)Gambar.3.ContohinteraksiantaraasamvanilicdanFe2+dalam
kondisipenerbangantanahpH

212
Denganformasisepertiitu,gambutakanlebihtahanterhadapprosesdekomposisi,sehingga
mengurangiproduksiCO
2

danCH

4.
Tabel8.PengaruhpenerapanFe3+padaCO
2

produksi(mgg1h1)danFelarut(ppm)dalam
sampelkompositgambutdariJambidanKalimantanTengah
TingkatFe3+*(%max.serapan)
Proc.ofInt.W orkshopEvaluasidanManajemenBerkelanjutanPengasinganKarbonTanahdiNegaraAsia.
Bogor,Indonesia2829September2010

danCH
4

PeatsJambiPeatsKalimantanTengahCO
2

CH
4

FesolusiCO
2

CH
4

Fesolusi

2,536,217,816,337,016,716,25,014,826,328,013,427,6
Catatan:*)MengingatdalambentukFeCl
3

.6H
2

2,5.InteraksiasamorganikdanbahanmineralyangmengandungtinggiFe3+,dan
pengaruhnyaterhadap
produksipadidanCemisi
Ini telah lama pendapat saya bahwa produksi tanaman pertanian yang ditanam pada tanah

gambut selalu lebih rendah daripada yang ditanam di tanah mineral. Rendahnya produktivitas
gambut terutama disebabkan oleh kendala tingginya kandungan asam organik, terutama asam
fenolik derivatif yang phytotoxic untuk tanaman. Gambut juga sangat mudah untuk mendapatkan
hancur karena hilangnya tinggi Corganik padareklamasi.Rieleyetal.[1997]menyatakanbahwa
gambutdiAsiaTenggarayangsebelumnyahutandanpenggunaanhanyamarjinaluntuktanaman
tumbuh, namun dengan konversi ke pertanian bersamasama dengan penebangan
nonberkelanjutan,adalahancamanutamadanmeningkat.
Namun barubaru, banyak ilmuwan telah melakukan penelitian di lahan gambut
dibudidayakan untuk memecahkan kendala. Dalam tulisan ini, saya berpendapat bahwa metode
untuk mengurangi asam fenolik derivatif dengan mengubah lingkungan dari anaerobik menjadi
kondisi aerobik harus dipertimbangkan. Penambahan tanah mineraldiperkayadenganslagdasar
yang mengandung tingkat tinggi Fe3 + diharapkan dapat mengurangi efek berbahaya dari asam
tersebut, yang berarti bahwa produktivitas dan stabilitas gambut dapat ditingkatkan. Percobaan
dilakukan di tiga lokasi lahan gambut Kalimantan Tengah: lahan gambut laut yang terletak di
Samuda, lahan gambut payau di Sampit, dan lahan gambut air tawar di Berengbengkel.
KombinasitanahmineralyangmengandungFe3+darisekitar22,06%dariFe
2

O
3

danterak
dasardarimaksimumsekitar42,6%dariadsorpsiFe
2O
3

Fe3+.padaberbagaiTingkatdiberikankombinasiuntukgambutsebagaiamelioranamelioran
sepertiituberdasarkan5%dari
MBS
0

=tanpa
pengobatanMBS
1

=100%mineraltanah(ms),MBS
2

=50%ms+50%slag(bs)MBS
3

=100%bs.Hasil
penelitianmenunjukkanbahwakonsentrasiasamyangdiamatiderivatiffenolik,yaitu:ferulic,
synapic,pcoumaric,vanilic,asamsyringicdanphyroxybenzoicdigambutmenurundengan
penambahantanahmineralatauterakdasar,ataukombinasikeduanyabahan(Tabel9).Semakin

tinggitanahmineraldigambut,lebihinteraksiakanbenarbenarmunculantarabahanorganikdan
mineralyangmengandungtinggiFe3+.Sabiham[1997]menyatakanbahwaproporsiFe3+di
gambutterutamadidistribusikandalambentukchelationdanikatanyangkuatyangbervariasi
55,178,6%daritotaldiekstraksiFe3+.
Penambahanamelioranjugameningkatkanproduksiberas,sepertidapatterlihatpadaTabel
10. Berdasarkan hasil pengamatan, namun, padi tidak tampaknya dapat tumbuh dengan baik
pada gambut air tawar tanpa amelioran, pertumbuhan tanaman benarbenar terhambat,
sehingga setelah 4249 hari dari tanam padi meninggal. Tadano et al. [1992] melaporkan bahwa
asam fenolik derivatif, seperti ferulic, synapic, coumaric p, dan asam phidroksibenzoat yang
phytotoxic untuk beras, terutama selama tahap pertama dari pertumbuhan tanaman. Dia juga
menyebutkan bahwa asam ferulat di gambut lebih beracun dibandingkan dengan asam fenolik
derivatif lainnya. Tsutsuki et al. [1994] menyatakan bahwa konsentrasiasamfenolatpadakisaran
0,63,0mMbisamenghambatpertumbuhanakarpadihingga50%.
Berdasarkan Tabel 10, produksi padi di lahan gambut lautlebihtinggidibandingkandengan
beras di payau dan gambut air tawar. Gambut laut dikategorikan sebagai gambut eutrofik
[Andriesse, 1988], kaya nutrisi karena sangat dekat dengan lingkungan laut, sehingga gambut
bisa mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik. Di sisi gambut air tawar lainnya
dikategorikansebagaigambutoligotrophic,dimanasumbernutrisiadalah

213
sebagian besar berasal dari air hujan, tampaknya tidak mudah untuk membawa ke dalam
kegiatan pertanian. Oleh karena itu, dapat disarankan bahwa gambut air tawar alami tidak
dikonversikedalampenggunaanpertanian,karenasangatasamdantidaksubur.
Tabel9.RatarataasamdiamatiderivatiffenolikdalamgambutKalimantanTengah
dirawatolehbeberapakombinasidaritanahmineraldanterakdasaryangmengandung
kandungantinggiFe3+
NoPengobatan
asamfenolatDerivatif(mM)ferulatSynapicpcoumaricVanilicSyringicpHB*
1.gambutlaut
MBS
0

**1,431,351,330,660,580,65MBS
0,760,910,910,430,350,49

1MBS
0,920,971,060,510,430,51

2MBS
0,991,021,100,530,440,522.

3MBSgambutPayau
1,651,761,540,780,710,80

0MBS
1

0,931,190,950,550,480,58MBS
1,211,301,200,630,590,65

2MBS
1,221,401,170,650,600,673.

3gambutairsegar
MBS
2,252,321,830,840,840,90

0MBS
1,511,491,460,640,610,66

1MBS
1,701,731,560,680,70

20.72MBS
3

1.811.821.590.690.730.72
Notes:*)pHB=phydroxybenzoic
**)MBS=combinationofmineralsoilandbasicslagasameliorant:MBS
0

=withoutameliorantMBS
1

=100%mineralsoil(ms)MBS
2

=50%+50%basicclag(bs)MBS3=100%bs.

Table10.TheeffectofameliorantsontheweightofricegrainofIR64(tha1)
Treatment
PeatsofCentralKalimantanMarinepeatBrackishpeatFreshwaterpeat
MBS
0

*4.092.120.00**MBS
1

4.182.270.00MBS
2

5.174.781.15MBS
3

5.625.081.56
Notes:*)MBS=combinationofmineralsoilandbasicslagasameliorant:MBS
0

=withoutameliorantMBS
1

=100%mineralsoil(ms)MBS
2

=50%+50%basicclag(bs)MBS3=100%bs.**)Riceplant
diedat4249daysaftertransplanting.

Table10showsthatalthoughthetreatmentofMBS
3

(100%basicslagorbs)producedthehighest
levelofyield,theproductionresultingfromthetreatmentofMBS
2

atthesameenvironmentisnotso

muchdifferent.Basedonthepracticalaspect,itcanbesuggestedthatthetreatmentofMBS
2

(50%ms+
50%bs)ismoreusefulforimprovingthepeatproductivity.
In fact, undisturbed naturally forested peatlands eitherhaveabalancedCbudgetorshowa
net accumulation of C through the natural process of peat formation. Therefore, peat in natural
condition can be categorized as a stable peat, meaning that the accumulation of Cishigherthan
its loss through decomposition process. The Csequestration rate from natural peatlands in
Indonesia has been estimated to be up to 0.8 t C ha1 yr1 [Page et al., 2004]. In cultivated
peatlands, however, most agricultural crops grown there have always required drainage of peat,
even though the drainage releases oxygen into the surface which promotes decomposition. As a
consequence,thepeatstabilityisdisturbed,andCreleasefromthepeatincreases.
Proc.ofInt.W orkshoponEvaluationandSustainableManagementofSoilCarbonSequestrationinAsian
Countries.Bogor,IndonesiaSept.2829,2010

214
TomeasurethefluxofCO
2

andCH
4

in the field, a chamber for trapping the gases made from


the fiberglass with the size of 1 mx 0.5 mx 0.5 m, was used. Syringes were used to take the
samples of gases from the chamber. The samples were then put on the vacuum bottles. In this
research, Gas Chromatography Shimadzu 14B and Chromatopac Shimadzu CR6A were used
todeterminetheCO
2
andCH
4

emissions.Theemissionswerecalculatedbyusingthefollowingequation[Boeretal.1996]:

=(([CO
2

/CH
4

]tx
U

x16.123(44.01)x273.2x(60/22.41))/(t
U

+273.2)mgm2h1
where:[CO
2

/CH
4

]t=changeoftheconcentrationsofCO
2

andCH
4

inchamberaftertheperiodoftminute(s)
U

=theheightofchambert
U

=theaverageofairtemperatureinchamberValueof16.123=theweightofCH
4

molecule44.01=theweightofCO
2

Valueof273.2=
temperatureinKelvin22.41=volumeofgasmoleculeandValueof60means60minutes(1
hour).
Basedontheresearchresults,theaverageoftotalClossesthroughCH
4

andCO
2

emission from
the peats in Central Kalimantan where IR64 is continuously planted in submerged condition is
estimated be about 2.09 t Cha1yr1infreshwaterpeat,1.99tCha1yr1inbrackishpeat,and
1.97 tCha1yr1inmarinepeat.However,byusingtheameliorantsof(50%msand50%bs)the
total Closs decreased to about 1.49 t C ha1 yr1 (28%) in fresh water peat, 1.38 t C ha1 yr1
(30%) in brackish peat, and 1.34 t C ha1 yr1 (31%) in marine peat. In fact, these calculation
results of CemissionsarestilllowerthanthosereportedbyMaltby[1997],ieupto542tCha1
yr1.

3.Conclusion
The Indonesian peats, represented by the peats of Jambi and Central Kalimantan, are mostly
easy to get destroyed, meaning that the stability of such peats is very low. The low stability is
characterizedbytheCreleaseintheformofCH
4

andCO
2

emissions as aresultofthedecompositionprocess.To
maintain the stability of peats, water content should always be kept higher than the critical water
content. Peats treated by ameliorants containing high Fe3+ in submerged condition arerelatively
resistant to decomposition. By using the ameliorantsattherates(50%ms+50%bs)asthebasis
of 5% maximum sorption Fe3+, derivative phenolic acids as the dominant organic acids in peats
and as the sources of Cemission would decrease and peat productivity would increase. Cation
metal of Fe3+ has potential as CationBridgetoenhancethepolymerizationofderivativephenolic
acids by linking the individual phenolic molecules together to yield a chainlike structure, and it
results in the increase of peat material stability. The decrease of Cemission is 0.60tCha1yr1
(28%) in freshwaterpeat,0.61tCha1yr1(30%)inbrackishpeat,and0.63tCha1yr1(31%)

inmarinepeat.

4.Acknowledgments
With the many problems I facedfromthetimeIthoughtofimplementingthisresearch,Iwouldnot
have been able to achieve anyresultswithouthelpfrommanypeople.ForthisreasonIwouldlike
to sincerely thank Drs. Salampak, Muljady D. Mario, Siti Zahrah and Edwin S. Saragih, and Mr.
Azri, Mr. Sulistyono and Mr. Nicolas for their assistance with field and laboratory works. This
research was supported by the Team Research Grant Program, (URGE Project) Batch IV,
DirectorateGeneralofHgherEducation,MinistryofNationalEducation,Indonesia.

5.References
Andriesse,JP1988.Natureandmanagementoftropicalpeatsoils.FAOSoilBull.59,Rome
165p.BAPPENAS,IndonesianNationalDevelopmentPlanningAgency.2009.Reducingcarbon
emissionsfromIndonesia'speatlands.Interimreportofamultidisciplinarystudy.BAPPENAS,the
RepublicofIndonesia.
Proc.ofInt.W orkshoponEvaluationandSustainableManagementofSoilCarbonSequestrationinAsian
Countries.Bogor,IndonesiaSept.2829,2010

215
BBSDLP,AgriculturalLandResourceInstitute.2009.Policybrief:Kajianpemanfaatanlahan
gambutuntukpengembanganperkebunan(Studiesontheuseofpeatlandsforplantation
development).AgriculturalResearchandDevelopmentAgency,MinistryofAgriculture.Bisdom,
EBA,LWDekker,andJFTh.Schoute.1993.Waterrepellencyofsievefractionfrom
sandysoilsandrelationshipwithorganicmaterialandsoilstructure.Geoderma56:5970.Boer,
R.,I.Nasution,I.Las,andA.Bey.1996.Emisimetandarilahangambutsejutahektar,
KalimantanTengah(Methaneemissionfromtheonemillionhectarepeatlands,Central
Kalimantan).J.Agromet12(1&2)1996/1997.Chapman,SJ,K.Kanda,H.Tsuruta,andK.
Minami.1996.Influenceoftemperatureandoxygenavailabilityonthefluxofmethaneandcarbon
dioxidafromwetlands:Acomparisonofpeatandpaddysoils.TanahSci.TanamanNutr.
42(2):269277.Fox,RL,andEJKamprath.1971.AdsorptionandleachingofPinacidorganicsoil
andhigh
organicmattersand.TanahSci.Soc.Amer.Proc.35:154156.IPCC(IntergovernmentalPanel
ofClimateChanges).1992.Climatechange.TheIPCCScientific
Assessment.CambridgeUniv.PressLynn,WC,WEMcKinzie,andRBGrossman.1974.Field
laboratorytestsforcharacterizationofHistosols.pp.1120.In,Aandahl,SW,etal.(eds.),
Histosols:theircharacteristics,classificationanduse.TanahSci.Soc.Amer.SpecialPubl.No.6.
Madison,Wisconsin.Maltby,E.1997.Developingguidelinesforintegratedmanagementand
sustainableutilizationoftropicallowlandsandpeatlands.In,Riley,JO,andSEPage(eds.)
BiodiversityandSustainabilityofTropicalPeatlands.SmithSettle,UK.Mario,MD,andS.
Sabiham.2002.PenggunaantanahmineralyangdiperkayaolehbahanberkadarFetinggi
sebagaiameliorandalammeningkatkanproduksidanstabilitasgambut(Useofmineralsoilas
ameliorantenrichedbyamaterialwithhighcontentofFeforincreasingtheproductivityand
stabilityofpeats).J.Agroteksos.2(1):3545.Neue,HU,andHWScharpenseel.1985.Gaseous
productsofdecompositionoforganicmatterin
submergedsoils.InIRRI,organicmatterandriceOrlov,DS1995.Humicsubstancesofsoils
andgeneraltheoryofhumification.AABalkemaPubl.
USA.Page.,SE,RAJWu,D.Weiss,JORieley,W.Shotyk,andSHLimin.2004.Arecordof
LatePleistoceneandHolocenecarbonaccumulationandclimatechangefromanequatorialpeat
bog(Kalimantan,Indonesia):Implicationsforpast,presentandfuturecarbondynamicsPolak,B.
1975.CharacterandoccurrenceofpeatdepositsintheMalaysiantropic.Pp.7181.In,
ProceedingsonModernQuaternaryResearchinIndonesia.ModernQuaternaryResearchin
SoutheastAsia.Rieley,JO,SEPage,andPAShepherd.1997.TropicalbogforestsofSouthEast
Asia.pp:3541.In,Parkyn,L.,REStoneman,andHAPIngram(eds.)Conservingpeatlands.
CABInternational.UK.Sabiham,S.1997.Penggunaankationterpilihuntukmengontrolasam
fenolattoksikdalamgambut(Theuseoftheselectedcationforcontrollingtoxicphenolicacidsin
peat).J.Il.Pert.7(1):17.Sabiham,S.1988.StudiesonpeatinthecoastalplainsofSumatraand
Borneo:I.Physiographyand
geomorphologyofthecoastalplains.SoutheastAsianStudies26(3):308335.Sabiham,S.

2000.KadarairkritisgambutKalimantanTengahdalamkaitannyadengankejadiankering
tidakbalik(CriticalwatercontentofCentralKalimantan'speatsinrelationtoirreversibledrying).J.
TanahTrop.11:2130.SoilSurveyStaff.1999.Soiltaxonomy:Abasicsystemofsoilclassification
formakingand
interpretingsoilsurveys.USDA,SoilConservationServices,WashingtonDCStevenson,FJ
1994.Humuschemistry.Genesis,composition,reaction,AWilleyIntersciencePubl.
2ndEdition.NY.Syers,JK,MGBrowman,GWSmilie,andRBCorey.1973.Phosphate
sorptionbysoils
evaluatedbyLangmuiradsorptionequation.TanahSci.Soc.Amer.Proc.37:358363.Tadano,
T.,K.Yonebayashi,andN.Saito.1992.Effectofphenolicacidsonthegrowthandoccuranceof
sterilityincropplant.In,Kyuma,K.,P.Vijamsorn,andA.Zakaria(eds.)Coastallowland
ecosystemsinSoutherrnThailandandMalaysia.ShowadoPrintingCo.Sakyoku,Kyoto.
Proc.ofInt.W orkshoponEvaluationandSustainableManagementofSoilCarbonSequestrationinAsian
Countries.Bogor,IndonesiaSept.2829,2010

216
Tan,KH1998.Principlesofsoilchemistry.3rded.,RevisedandExpanded.MarcelDekker,Inc.
NY.521p.Tschapek,M.,GPArdizi,andSGdeBusseti.1996.Wettabilityofhumicacidandits
salts.Z.
Pflanzenernahr135:1631.vanderGon,HACD,andHUNeue.1995.Influenceoforganic
matterincorporationonthe
methaneemissionfromawetlandricefield.GlobalyangBiogeochem.Cycles9:1122.
WidjajaAdhi,IPG,JASilva,andRLFox.1990.AssessmentofexternalPrequirementofmize
onPaleudultsandEutrostox.PemberitaanPenelitianTanahdanPupuk9:1420WWF.2008.
Deforestation,forestdegradation,biodiversitylossandCO2emissionsinRiau,
Sumatra,Indonesia.WWFIndonesiaTechnicalReport.www.wwf.or.idYagi,K.,andK.
Minami.1990.Effectoforganicmatterapplicationonmethaneemissionfromsome
Japanesepaddyfield.TanahSci.TanamanNutr.36(4):599610.
Proc.ofInt.W orkshoponEvaluationandSustainableManagementofSoilCarbonSequestrationinAsian
Countries.Bogor,IndonesiaSept.2829,2010

Anda mungkin juga menyukai